Tinta Media: Masalah
Tampilkan postingan dengan label Masalah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Masalah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 19 Juli 2022

SUMBER UTAMA MASALAH ADALAH HATI DAN PIKIRAN KITA

Tinta Media - Banyak di antara kita yang tidak menyadari, bahwa sumber utama masalah dalam hidup kita ternyata bukan dari luar, tetapi dari dalam diri kita sendiri. Dari dalam hati dan pikiran kita

Pernahkah Anda merasakan ketakutan luar biasa, sehingga tidak bisa makan, tidur, dan terus gelisah? Padahal di luar sana tidak terjadi apa-apa. Apa yang kita takutkan dan membuat kita gelisah tidak bisa tidur, ternyata baik-baik saja

Jadi, apa sebenarnya yang menyebabkan kita gelisah, takut dan tidak bisa tidur itu? Hati dan pikiran kita

Itulah, mengapa Islam mengajarkan keimanan kepada yang gaib, kepada Allah, pengaturan Allah, ilmu Allah, Qadha dan Qadar Allah, yang harus kita yakini dengan benar, kuat dan jernih. Termasuk soal jodoh, rizki dan ajal

Karena keyakinan itulah yang membuat hati kita bersih, pikiran kita jernih dan tenang. Tidak ada ketakutan, kekhawatiran dan kegelisahan. Tidak mempunyai uang tenang. Mendapat musibah tenang. Begitu juga saat mendapat nikmat, tidak terbang apalagi sombong. Biasa saja.

Begitulah hati jika bersih, dan pikiran jika jernih. Semuanya itu karena kita mempunyai akidah Islam yang benar, jernih dan cemerlang

Maka, bersihkan hatimu. Berpikirlah dengan kekuatan Allah, bukan kekuatan makhluk. Saat itulah, Anda akan menemukan berbagai keajaiban dalam hidup

https://www.instagram.com/p/Cf7vQpXhaF5/?igshid=MDJmNzVkMjY=

KH Hafidz Abdurahman, M.A. 
Khadim Ma'had Syaraful Haramain 

Minggu, 24 April 2022

Sistem Demokrasi Terus Produksi Masalah, Wahyudi Al-Maroky: Harus Dipikirkan Sistem yang Bagus


Tinta Media - Berulangnya Masalah yang dihasilkan dari sistem demokrasi, dinilai Direktur Pamong Institute Wahyudi Al-Maroky harus memikirkan sistem yang bagus.


“Pemerintahannya ini kok korup, pelayanannya buruk, (terjadi) terus menerus. Pesta demokrasi malah pemimpinnya tidak cakap, tidak melayani bahkan banyak janji yang tidak dipenuhi. Berarti (sistem) ini memproduksi masalah. Sistem pemilihan harus dipikirkan ulang. Atau diganti sistem pemerintahannya, sistem pemilihannya, sistem kenegaraannya harus dipikirkan. Maka, disini tidak boleh menutup diri memikirkan bagaimana sistem yang bagus,” tuturnya dalam Mukmin Talk: Mahasiswa Turun Aksi, Tanda Demokrasi Mati? Rabu (20/4/2022) di kanal Youtube Mukmin TV.

Menurutnya, untuk melakukan perubahan tidak boleh berdasarkan masalah kasuistik tapi harus dari masalah sistemik. “Maksud sistemik begini, cari sumber masalahnya. Itulah yang harus dituntut,” tegasnya.

Aktivis dari Papua ini mencontohkan, jika menuntut ‘kenapa keadilan tidak terjadi?’ maka harus dicari sistem hukum yang tepat. Kemudian ia kembali mencontohkan, ‘kenapa ekonomi selalu terjadi kesenjangan si kaya dan si miskin? Perusahaan minyak goreng untung besar sementara rakyat harus antri susah-susah. Maka, menurutnya, penyelesaian yang ditawarkan mahasiswa harus sistemik.

“Kalau mau mengganti sistem ekonomi, harus diganti jangan pakai sistem ekonomi kapitalis yang liberal. Solusinya apa? Ada sistem ekonomi kapitalis, sistem ekonomi sosialis, ada sistem ekonomi Islam. Coba dipilih yang terbaik. Bagi seorang muslim, semestinya milih sistem ekonomi yang terbaik adalah  Islam. Kalau belum yakin, harus dipelajari lagi,” ungkapnya.

Begitu pula dengan sistem pemerintahan, menurutnya, juga harus dipikirkan. “Mau mencontoh sistem kerajaannya Fir’aun? Mau mencontoh sistem kerajaannya Sultan Brunei Darussalam? Atau mau mencontoh sistem para khalifah terdahulu? Atau mencontoh sistem pemerintahannya Amerika yang sekarang kaya raya tapi menghisap kekayaan negara-negara dunia ketiga? Ataukah mau mencontoh sistem pemerintahan Cina? Ini adalah pilihan-pilihan,” tegasnya.

Sebagai seorang muslim, menurutnya, harus memikirkan sistem pemerintahan manakah yang lebih pas. Ia menambahkan, tidak mungkin seorang muslim memilih sistem komunis dan hendaknya mencari contoh sistem pemerintahan yang paling ideal.

“Maka, kita pelajari sistem pemerintahan Nabi serta sistem pemerintahan para khalifah yang kemarin dibilang kalau mencontoh katanya haram. Tidak tahu dari mana mengeluarkan statement atau hukum seperti itu. Padahal, muslim harus membuka diri. Apalagi di negara demokrasi, seharusnya semua openmind. Sehingga kita bisa mendapatkan hasil yang lebih baik,” bebernya.

Ia mengatakan, kalau mahasiswa selama bertahun-tahun selalu melakukan aksi, menandakan ada masalah sistemik. BBM naik, aksi. Minyak goreng hilang, aksi lagi. Pajak naik, aksi lagi. Kesulitan biaya SPP, aksi lagi.

"Berarti masalah-masalah ini bukan kasuistik tapi sistemik. Kenapa? Karena berulang terus. Berarti sistemnya ada masalah,” pungkasnya.[] Ikhty
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab