Tinta Media: Masal
Tampilkan postingan dengan label Masal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Masal. Tampilkan semua postingan

Selasa, 29 November 2022

Nanang Setiawan: PHK masal Terjadi Akibat Sektor Real Tak Jalan


Tinta Media - Humas Aliansi Buruh Indonesia 
 Nanang Setiawan mengungkapkan bahwa PHK masal yang terjadi di dunia akibat sektor ekonomi real yang tidak jalan.

"PHK per september itu ada 10.765 kasus, 10.000 lebih kasus PHK yang terjadi di Indonesia saat ini menyusul dari gelombang PHK di dunia internasional; rencananya Facebook akan mem-phk 11.000 karyawannya, Amazon akan mem-phk 10.000 karyawannya, kemudian Twitter akan mem-phk 2000 karyawannya. Itu semua karena sektor usaha itu nggak jalan, ekonomi real tidak menjadi prioritas tapi yang menjadi prioritas adalah ekonomi non real," tuturnya dalam program Kabar Petang: PHK Masal, Buruh Jadi Tumbal? Selasa (23/11/2022) melalui kanal Youtube Khilafah News.

Ia mengatakan, meskipun Indonesia digadang-gadang tidak akan terdampak resesi 2023 karena ada dua komoditi yaitu batubara dan kelapa sawit yang masih bisa dijual ke luar negeri, tapi menurut Setiawan, ini juga mengalami tren penurunan. "Jadi kita harus waspada terhadap trend dari PHK ini," tuturnya.


Di satu sisi PHK hanya membayangi rakyat tapi di sisi lain, justru TKA masih bebas melenggang di Indonesia.

"Kalau dunia internasional itu bisa terimbas maka Cina sebagai pemasok Tenaga Kerja Asing terbesar saat ini bisa mengalami gelombang PHK juga, karena ekonomi China juga sedang tidak baik-baik saja. Kalau memang baik-baik saja, mengapa mereka mengirim tenaga kerjanya ke Indonesia, suruh kerja saja di tempatnya sendiri," tandasnya.

Menurut Nanang, kalau tidak ada kebijakan untuk menggenjot ekonomi real maka tidak akan sukses menghadapi resesi ekonomi 2023.

"Penguasa rezim sekarang mengetahui persoalan ini dan menyiapkan kebijakan untuk mengantisipasi terjadinya PHK yang lebih besar di masa mendatang, diantaranya dari kementerian-kementerian yang terkait sudah menyiapkan beberapa fase untuk menyelamatkan diri dari resesi 2023, yang pertama mengandalkan BLT untuk 40% rakyat Indonesia. Kemudian yang kedua adalah menggenjot sektor pariwisata," tuturnya.


Namun Nanang menilai BLT ini belum menyeluruh dan salah sasaran.


"Faktanya berdasarkan survei saya sendiri di RT-RT sekitar kota saya, banyak yang betul-betul miskin tidak punya pekerjaan tidak dapat BLT, justru yang dapat itu adalah keluarga dari aparat-aparat yang terkait," sanggahnya.

Kemudian yang kedua, menggenjot sektor pariwisata, untuk kalangan ekonomi menengah ke atas akan sepi.

Menurut Nanang, "Kalangan ekonomi menengah ke atas tidak semua mau menginveskan atau mengeluarkan dana setiap minggu untuk rekreasi, mereka juga terdampak resesi dan inflasi," tuturnya.

Dampak PHK massal terjadi pada industri padat karya karena kecanggihan teknologi dan zaman semakin maju, menurut Nanang bisa ditanggulangi dengan meningkatkan kualitas skill SDM. 

"Dalam peningkatan SDM, sekolah-sekolah menyiapkan anak-anak didik mereka ketika mereka lulus sudah siap menghadapi tantangan ekonomi dan tantangan kerja, jangan sampai nganggur," tuturnya.

Nanang mencontohkan, "Dulu biasa mencangkul sawah dengan cangkul manual, maka mereka harus mempunyai skill yang bisa mengoperasikan mesin cangkul," jelasnya.

Kualitas skill SDM yang meningkat harus dibarengi dengan dukungan pemerintah, yakni menciptakan lapangan pekerjaan yang luas, jangan sampai pemerintah malah mendukung para TKA dan oligarki.

"Skillnya sudah ada tetapi lapangan pekerjaannya justru dikuasai oleh tenaga kerja asing, penguasa saat ini malah mendukung oligarki," jelasnya.

Itu semua karena kesalahan utama dari sistem kapitalisme yang bermain di sektor ekonomi non real dan keberpihakan para penguasanya kepada oligarki daripada rakyat sendiri.

Nanang mencontohkan, PT Pindad sudah bisa memproduksi motor listrik dengan brand Gesit, mobil SMK tidak keluar-keluar karena
harus berhadapan dengan korporat asing penguasa dunia otomotif.

Menurut Nanang, Indonesia semenjak orde baru terikat kontrak dengan kapitalisme (Amerika Serikat), tambang-tambang  dikuasai asing kemudian hasilnya dibawa ke luar. "Seandainya tambang-tambang itu dikelola sendiri oleh negara kita pastinya akan punya banyak barang atau komoditi yang bisa dijual, selain itu juga bisa digunakan untuk dalam negeri sendiri," tuturnya.

Solusi Islam

Berdasarkan hadits Rasulullah SAW, Nanang menyebut, Air, padang rumput dan api (sumber energi) batubara minyak bumi kalau dikelola sendiri Insyaallah akan menyelamatkan banyak BUMN.

Solusi Islam mengatasi problem pengangguran dan PHK massal ini, yaitu mengganti sistem kapitalisme dengan sistem Islam. "Dalam syariat Islam, negara dibangun berdasarkan asas industri. Industrialisasi di segala bidang, mendorong para laki-laki untuk bekerja, jauhi sistem ribawi dalam sektor ekonomi real serta mengatur kepemilikan," pungkasnya. [] Evi
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab