Tinta Media: Marriage is Scary
Tampilkan postingan dengan label Marriage is Scary. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Marriage is Scary. Tampilkan semua postingan

Senin, 23 September 2024

Aku Nggak Bisa Yura, Tren Merriage Is Scary Membuat Gegana

Tinta Media - Gen Z tengah "Gegana" atau gelisah galau merana, hidup di era digital native, menjadikan warganet bereaksi proaktif terhadap maraknya tren konservatif dominan negatif. Wauw tren pemicu kontradiktif...

Baru-baru ini, tren merriage is scary menjamur di kalangan jomblo dan mereka yang belum menikah. Berangkat dari spekulasi terhadap maraknya perselingkuhan dan KDRT.

Sangat menguras emosional, video amatir yang beredar di platfrom Instagram, menunjukkan selebgram Intan mengalami KDRT oleh suami sendiri. Mirisnya, di lokasi terdapat bayi merah, yang hampir ketendang ayahnya sendiri. Bagaimana tidak memicu atensi warganet terhadap kehidupan pernikahan? (Insert.live, 14/08/24)

Maraknya case ini, menimbulkan culture shock warganet, mayoritas dari mereka memiliki khawatir berlebihan, bahkan perasaan takut menikah. Banyak dijumpai komentar netizen, "wanita spek bidadari, masih juga diselingkuhi," atau "perempuan secantik dan sebaik itu masih di KDRT juga," akhirnya ramai komentar, "Yura aku nggak kuat, aku nggak percaya lagi sama laki-laki," makin ke sana, makin kemari respons warganet, semoga sahabat smart bukan bagian dari mereka ya.. Hihii...

Kesalahan satu laki-laki menjadikan barometer kebenaran. Semua laki-laki, dinilai sama di mata perempuan. Begitulah maindset brutal liberal, apalagi ketika salah dalam memilih publik figur, idola, atau role model sebagai rujukan dan motivasi.

Ironis, barometer seseorang menjadikan role model terbaik, versi mereka dengan alasan klasik. Misal, dia baik, dia ganteng, dia glowing, dia tajir, atau dia memiliki language love acts of service. Pokoknya idaman perempuan banget deh, relate banget nggak sih besti?

Menjadikan manusia rawan kecewa karena menyandarkan banyak harapan kepada manusia. Sehingga wajar tren-tren aneh bermunculan dan nggak make sense terhadap solusi.

Berharap kepada manusia merupakan seni melukai hati paling dalam, kenapa? Mau sebanyak apa pun jumlah manusia yang ingin menyenangkan hati kamu, itu semua tidak akan terjadi tanpa seizin Allah. Maka libatkan Allah dalam setiap urusan kehidupan kita, sandarkan semua aturan kehidupan kepada syariat Islam.

Kebayang kan ya, beli handphone Iphone tipe terbaru, harus melihat buku panduan dari pabrik Iphone, nggak mungkin kan beli Iphone, buku panduannya Samsung? Fitur sama speknya aja beda, itu baru selevel mengaplikasikan barang, bagaimana dengan kehidupan ini yang sangat kompleks?

Handphone saja ada penciptanya, ada buku panduannya, lantas kita mau mengingkari keberadaan Sang Pencipta dengan membuat aturan kehidupan sendiri? Merasa aku paling berhak atas tubuhku, aku paling tau diriku seperti apa? Giliran diberi ujian, musibah, cobaan, mengklaim Allah nggak adil, "merasa hidup ku paling kacau, kenapa harus aku ya Allah?"

Seharusnya kita lebih bisa memahami secara mendalam lagi, bagaimana alam semesta, manusia, dan kehidupan ini? Bagaimana ketiganya saling berkaitan? Tidakkah, dari ketiga unsur tersebut kita akan menemukan adanya penciptaan? Kebayang nggak sih, setiap lukisan ada pelukisnya. Misalnya Pablo Picasso, pelukis tersohor pada abad ke-20. Bagaimana dengan penciptaan alam semesta, manusia, dan kehidupan? Bikin mikir nggak tuh sahabat smart...

 

Meluruskan lagi  mindset kita, adalah langkah awal menguraikan setiap problem kehidupan ini. Menyoal mindset hakikat hidup adalah ujian, dan mindset bagaimana kita merespons setiap informasi serta ujian yang ada di dalam hidup kita.

Memahami bahwasanya kehidupan ini adalah tempat bersenda gurau dan tempat bermain. Layaknya game, ketika kita tidak bisa cara mainnya, permainan akan menguasai kita, hingga berakhir game over. Namun, ketika kita bisa mengembalikan keadaan, kita bisa memahami cara mainnya, kita bisa mengendalikan permainan dan kita bisa mencapai rekor sebagai the winner. Tentunya menjadi pemenang butuh skill, butuh ilmu, butuh belajar, dan tentunya taat terhadap aturan permainan.

Bayangkan dalam dunia game kita copy paste dalam kehidupan sehari-hari. Mencari ilmu dan terus belajar untuk mengetahui seluruh panduan dan aturan yang Allah berikan kepada manusia, agar kita tidak tersesat besti. Hihi

"Sejatinya, dunia itu hanyalah permainan serta tempat bersenda gurau, maka sebaik-baiknya tempat adalah akhirat (surga) untuk orang-orang bertakwa. Tidakkah kamu mengerti? (TQS. al-An'aam:32)

Tren "Merriage Is Scary" bisa kita lewati hanya dengan mengubah mindset liberal dengan Islam, dan tentunya mempelajari lagi ajaran Islam itu seperti apa. Tentunya kita butuh circle temen hijrah yang akan menjari support sistem terbaik kita. Tapi perlu diingat bahwasanya pacaran bukan ajaran Islam, dan ta'aruf prosedur Islam ketika seseorang siap menikah. Yuk belajar Islam bareng Smart With Islam... Icikkiwir...

Oleh: Novita Ratnasari, S. Ak., Penulis Ideologis, Pemerhati Remaja

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab