Tinta Media: Mandiri
Tampilkan postingan dengan label Mandiri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mandiri. Tampilkan semua postingan

Kamis, 03 Agustus 2023

Perampok Nikel Mandiodo: Siapa Beking Windu Ajie Sutanto, Mantan Relawan Jokowi 2014?

Tinta Media - Kasus korupsi pertambangan nikel ilegal di Mandiodo, Sulawesi Tenggara, masuk babak baru. Kasus korupsi, tepatnya perampokan nikel, perusak kawasan hutan dan lingkungan hidup, kini menyeret pejabat negara di Kementerian ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) dan Kejaksaan Agung. 

Patut diduga, kasus korupsi dan perampokan nikel yang dilakukan Windu Ajie Sutanto, relawan Jokowi pada pilpres 2014, mempunyai beking kuat di Kementerian terkait serta pejabat penegak hukum.

Kalau tidak, kasus perampokan tersebut tidak bisa berjalan “langgeng” sampai sekian lama, sehingga mengakibatkan kerugian negara sampai puluhan triliun rupiah.

Dua pejabat K-ESDM, SM dan EVT, sudah ditetapkan dan ditahan Kejaksaan Agung. Keduanya mempunyai peran sangat strategis dalam perampokan nikel ini: data geologi dan evaluator RKAB.

SM adalah Kepala Geologi Kementerian ESDM dan Mantan Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Direktorat Jenderal Mineral. Sedangkan EVT adalah Evaluator Rencana Kerja Anggaran Biaya (RKAB) pada Kementerian ESDM.

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20230724200321-12-977293/kejagung-tahan-2-pejabat-kementerian-esdm-terkait-kasus-nikel

Hampir bersamaan dengan itu, Kejaksaan Agung mencopot Raimel Jesaja dari jabatan Direktur Ekonomi dan Keuangan di Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen (Jamintel), karena diduga menerima suap terkait kasus perampokan nikel ini.

Selain itu, ada dua pejabat eselon III Asisten Tindak Pidana Khusus, beserta 1 orang Koordinator dan pegawai tata usaha dikenakan sanksi yang sama.

Pencopotan jabatan pejabat Kejaksaan Agung, tentu saja, tidak cukup. Kejaksaan Agung harus menyeret semua oknum yang terlibat perampokan nikel tersebut agar dihukum seberat-beratnya.

Karena, selain merampok kekayaan negara, mereka turut merusak hutan dan lingkungan hidup, serta memiskinkan rakyat. 

https://nasional.tempo.co/read/1751776/kejaksaan-agung-selidiki-pidana-jaksa-ramiel-cs-dalam-dugaan-suap-tambang-nikel-ilegal?utm_source=WhatsApp

Kejaksaan Agung perlu selidiki lebih dalam, siapa yang menjadi beking Windu Ajie Sutanto, sehingga bisa kendalikan pejabat di K-ESDM, yang berada di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi, serta Kejaksaan Agung.

Dalam kasus korupsi BTS 4G, Windu Ajie Sutanto diduga berperan menjadi makelar kasus untuk mengurus perkara korupsi, dengan menerima aliran dana Rp75 miliar. Windu Ajie Sutanto mengaku dekat dengan Jendral Polisi Bintang Dua, yang dikatakannya dapat menghentikan perkara korupsi BTS 4G.

https://majalah.tempo.co/read/opini/169298/tambang-nikel-ilegal

Oleh karena itu, terkait perampokan nikel ini, Windu Ajie Sutanto, relawan Jokowi 2014, sangat mungkin sekali juga menjual pengaruh dan kedekatannya dengan kekuasaan.

Bisa jadi, Windu Ajie Sutanto mengaku sangat dekat dengan lingkungan istana untuk meredam Kejaksaan Agung, serta dekat dengan pejabat tinggi negara di Kemenko MarInves untuk kendalikan pejabat di K-ESDM.

Atau bisa saja Windu Ajie Sutanto hanya pion saja.

Untuk itu, Kejaksaan Agung wajib usut tuntas siapa boss Windu Ajie Sutanto sesungguhnya. Atau, bisa juga boss tersebut sekaligus berperan sebagai beking? Atau beking berperan sebagai boss?

Rakyat berharap Kejaksaan Agung bekerja profesional, dan jangan bermain dengan hukum. Jangan menpermainkan hukum!

Oleh: Anthony Budiawan - Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies)


—- 000 —-

Kamis, 08 Desember 2022

MMC: Eksistensi Industri Mandiri Berasas Kapitalisme

Tinta Media - Muslimah Media Center (MMC) menyayangkan, eksistensi industri mandiri saat ini dibangun berlandaskan kapitalisme sehingga bergantung kepada pihak lain.

“Industri Mandiri sangat penting untuk diwujudkan oleh sebuah negara. Dan faktanya, membangun sebuah industri, terlebih industri mandiri, memerlukan dana atau investasi yang sangat besar. Sayang, keberadaan industri saat ini dibangun dari asas kapitalisme. Sehingga industri-industri yang terbentuk terutama di negara berkembang eksistensinya akan bergantung kepada pihak lain,” terangnya dalam tayangan Serba-serbi MMC: 12 Sub Sektor Industri dalam Tekanan Akibat Ketidakpastian Ekonomi Kapitalisme, Ahad (4/12/2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center.

Ia menilai ketergantungan ini muncul karena kapitalisme memberi akses kepada para pemilik modal untuk terlibat dalam industri, yakni melalui mekanisme investasi. 

“Dari mekanisme ini, mereka bisa menjadi pengendali ekspansif atau kontraksinya sebuah industri. Satu buktinya badai PHK sudah melanda sejumlah perusahaan sektor Padat Karya sampai startup di penghujung tahun ini,” bebernya.

Namun, tambahnya, situasi ekonomi di tengah ancaman resesi dan ketidakpastian global membuat para investor menahan modalnya pada perusahaan. Alhasil, harga saham turun dan perusahaan akan melakukan efisiensi produksi dengan melakukan PHK.

Selain investasi dari pihak asing, lanjutnya, kapitalisme membentuk atmosfer bahwa industri harus masuk ke dalam mekanisme pasar bebas. Kondisi ini memberi peluang untuk negara-negara maupun para korporat kapital memegang monopoli pasar.

“Jika negara tersebut mengalami pelemahan ekonomi, maka negara yang berada di bawah kendalinya juga akan terimbas. Seperti keterangan Memperin Agus Gumiwang ketika ditanya alasan sub sektor yang dimaksud mengalami kontraksi, Agus menjelaskan secara garis besar itu berhubungan
dengan pelemahan pasar di Eropa dan Amerika Serikat,” ungkapnya.

Karenanya, narator memaparkan, kebijakan industri kedepannya bukan hanya terletak bagaimana mengupayakan agar semua sektor berada dalam kondisi ekspansif, lebih dari itu. 

Keberadaan industri, sambungnya, yang notabenenya menyangkut hajat hidup orang
banyak seperti sektor pertambangan energi atau infrastruktur telekomunikasi dan lainnya harus dibangun secara mandiri dan visi yang demikian tidak akan pernah dicapai dalam sistem kapitalisme.

“Visi tersebut akan terwujud jika asas pembangunan industri berada dalam sistem yang shohih, yakni sistem Islam atau khilafah,” pungkasnya.[] Wafi
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab