Menteri Rangkap Jabatan, PKAD: Luhut ‘Special Man’
Tinta Media - Penunjukan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, dinilai oleh Analis Senior Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) Hanif Kristianto bahwa Luhut merupakan special man.
“Rangkap (jabatan) ini seperti special man, orang-orang khusus. Kalau kita lihat, beliau juga memiliki power yang kuat,” tuturnya dalam Kabar Petang bertajuk Seabrek Jabatan Luhut Indikasi Krisis Manajerial Pemerintah di kanal youtube Khilafah News, Kamis (14/4/2022).
Menurutnya, selama dua periode ini, Luhut menjadi sosok terdekat dengan Presiden Jokowi. “Seperti kita ketahui bersama selama dua periode ini, beliau (Luhut) menjadi orang terdekat Jokowi. Bahkan menjadi teman setia melebihi ketua-ketua partai atau juga partai-partai yang mendukung beliau menjadi presiden di negeri ini,” ungkapnya.
Bung Hanif menjelaskan dari sisi kompetensi, Luhut yang berasal dari kalangan militer, kemudian masuk dalam dunia politik dan memiliki jejaring yang kuat memasuki ranah bisnis. Hal ini menurutnya saling berkelindan (erat kaitannya).
“Banyak keputusan-keputusan beliau (Luhut) mempengaruhi (kebijakan) yang ada. Contoh beberapa waktu lalu Bapak Jokowi memerintahkan untuk stop impor. Beberapa waktu kemudian Pak Luhut merevisi dan akhirnya kran impor itu juga dibuka. Ada (kebijakan) yang lain juga. Tentu kita juga bisa mengamati hal itu sering terjadi. Seolah-olah beliau (Luhut) ini sebagai prime minister (perdana menteri),” bebernya.
Menurutnya, dengan banyaknya jabatan bukan berarti menunjukan kehebatan. Karena, menurutnya, sehebat apapun seseorang pasti memiliki kelemahan. Rangkap jabatan menurutnya juga belum tentu berkompeten. “Berkompeten atau tidaknya seseorang dilihat dari capaian-capaian yang ada kedepannya,” imbuhnya.
Sebaliknya, Bung Hanif justru khawatir dengan jabatan baru Luhut ini akan terjadi liberalisasi sumber daya air yang akan merugikan rakyat. “Karenanya ini juga harus kita waspadai, bisa jadi penunjukan beliau ini adalah motif kepentingan politik untuk memuluskan beberapa agenda, khususnya terkait masalah investasi yang sering terhambat,” pungkasnya. [] Ikhty