Tinta Media: Makin Berkah Dengan Islam Kaffah
Tampilkan postingan dengan label Makin Berkah Dengan Islam Kaffah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makin Berkah Dengan Islam Kaffah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 April 2023

Keluarga Pengemban Dakwah, Ustadz MR Kurnia: Bukan Hanya Shaleh Tapi Muslih

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Rahmat Kurnia (MR Kurnia) menjelaskan bahwa visi misi keluarga muslim menjadi keluarga pengemban dakwah, tidak cukup hanya menjadi keluarga shaleh tetapi juga muslih. 

“Keluarga pengemban dakwah tidak cukup hanya menjadi shaleh tetapi juga muslih," terangnya dalam acara Teman Berbuka: Keluarga Dakwah, Terjaga dari Api Neraka di kanal Youtube Khilafah Channel Reborn, Senin (3/4/2023).

Menurutnya, kalau shaleh itu baik untuk dirinya sendiri tapi kalau muslih, itu berupaya untuk menyebarkan kesalehan ini kepada orang lain. "Sehingga sama-sama menjadi shaleh,” ujarnya. 

Ustaz Rahmat menuturkan, sebagaimana yang dialami oleh Rasulullah SAW ketika awal-awal mendapatkan wahyu terkait keluarga yang tercantum pada surah at Tahrim ayat 6, agar melakukan peringatan kepada keluarga terdekat. “Bahwa keluarga salah satu hal yang sangat penting untuk diajarkan Islam dan Rasulullah SAW sangat berupaya untuk menyampaikan dakwah kepada keluarganya, Khadijah misalnya,” tuturnya.

Ia menambahkan, bahwa memang suatu keluarga di dalam islam itu bukan sekedar keluarga biasa tapi keluarga yang turut menyebarkan kebenaran Islam dan mengemban dakwah islam. 

“Jadi kita masing-masing menjaga diri sendiri. Suami menjaga dirinya, istri menjaga dirinya, anak menjaga dirinya, ayah menjaga dirinya, ibu menjaga dirinya, masing-masing menjaga dirinya dari apa? Dari jilatan api neraka,” jelasnya.

Ia menegaskan, bahwa satu keluarga haruslah menjadi eluarga dakwah. Karenanya tidak heran bukan hanya Rasulullah yang mengemban dakwah tetapi juga istrinya, Khadijah, juga anak-anaknya Fatimah, menantunya sayyidina Ali. 

"Oleh karena itu, ada satu yang tidak boleh kita lupakan yaitu jadikanlah keluarga kita melaksanakan islam dan menyebarkan islam yakni menjadi keluarga dakwah,” pungkasnya.[] Amar Dani

Ustadz Choirul Annas: Bak Pelita Menyinari, Guru Paling Berhak Dimuliakan

Tinta Media - Mudir IBS (Islamic Boarding School) Insantama Ustadz Choirul Annas, Lc.  mengatakan, guru adalah orang yang paling berhak untuk dimuliakan. 

"Guru-guru kita, bak pelita yang menyinari kita dengan cahaya ilmunya, mereka menjadi orang yang paling berhak kita muliakan, kita hormati," ungkapnya pada rubrik Teman Berbuka: Menghormati Orang Berilmu di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn, Selasa (4/4/2023). 

Menurutnya, sikap yang terbaik kepada guru yakni dengan memuliakannya, tetapi sikap yang utama adalah ketika mau mendengarkan, mengamalkan, memahami pelajarannya, menghafal apa yang disampaikan, kemudian menyebarluaskan ilmu yang telah diajarkan padanya. 

Ia menyebutkan, ada empat hal bahkan bagi seorang raja sekalipun ketika melakukannya tidak akan hina. 

"Ada 4 hal yang bahkan seorang raja sekalipun tidak akan hina ketika melakukannya, yang pertama ketika ia berdiri untuk menyambut ayahnya, ketika ia melayani tamunya, ketika ia turun dari kuda tunggangannya, terakhir adalah ketika ia memuliakan guru atau orang yang berilmu," bebernya. 

Oleh karena itu, ia menghimbau untuk memiliki rasa hormat kepada guru. 

"Ini menunjukkan keutamaan orang berilmu, maka kita pun demikian kita harus memiliki rasa penghormatan ikhtirom memuliakan guru-guru kita," ujarnya. 

Ia mengutip hadist riwayat Jabir bahwa Rasulullah SAW bersabda ada tiga golongan yang tidak akan direndahkan dengan hak yang mereka miliki kecuali oleh orang munafik diantaranya, orang sepuh yang tetap istiqomah, pemimpin adil, dan guru yang mengajarkan kebaikan. 

Ia berharap, agar menjadi hamba yang berilmu yang senantiasa menghormati guru. 

"Maka mudah mudahan kita menjadi hamba yang berilmu yang senantiasa menghormari guru kita, memuliakannya dan mengamalkan menyebarluaskan apa yang telah diberikan olehnya," tuturnya. [] Robby Vidiansyah Prasetio

Jumat, 07 April 2023

Boni Shallehuddin Jelaskan Tujuan Bulan Ramadhan

Tinta Media - Associate Akademi Trainer Boni Shallehuddin menjelaskan tujuan Bulan Ramadhan adalah membentuk pribadi yang bertakwa.

“Tujuan dari bulan Ramadhan adalah membentuk pribadi yang bertakwa, dengan jalan apa? Dengan jalan menjalankan shaum di bulan Ramadhan,” jelasnya pada rubrik Teman Berbuka: Tujuan Bulan Ramadhan di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn, Sabtu (1/4/2023).

Ia menyampaikan Firman Allah SWT tentang tujuan dari shaum di Bulan Ramadhan yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan kepada kalian untuk berpuasa sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian menjadi orang yang bertakwa.”

Boni menyebut Bulan Ramadhan adalah bulan pelatihan. “Hal yang menarik tentang saum ini adalah assaum atau as siam sebagaiamana yang dijelaskan oleh Imam Al-Baghawi dalam tafsirnya bermakna al imsak atau menahan diri,” paparnya.
 
Ia juga tertarik tentang menahan diri dari sebuah riset yang dilakukan oleh seorang ahli psikologi di Stanford University tahun 1960, dilakukan riset dengan judul marshmallow eksperimen. “Apa eksperimen itu?” tanyanya.
 
Dipaparkannya,  eksperimen yang dilakukan, dikumpulkanlah ratusan anak-anak kecil dan dihadirkan di hadapan mereka marshmallow, semacam permen. Disampaikan kepada anak-anak bahwa permen yang diberikan boleh dimakan, tapi waktunya bukan sekarang, 15 menit lagi baru boleh dimakan. “Kalau nanti makan permennya setelah 15 menit akan dikasih tambahan hadiah,” paparnya.

Dia mengungkapkan berdasarkan eksperimen marshmallow itu banyak di antara anak-anak tidak sabar, sebelum 15 menit permennya sudah langsung dimakan, dan hanya sedikit dari anak-anak itu yang mencoba untuk menahan diri setelah 15 menit baru makan permennya. “Ternyata ditemukan anak-anak yang memiliki kemampuan melakukan delay gratification, menahan diri atau istilahnya adalah Imsak, menahan diri dari kepuasan yang sesaat, ternyata beberapa tahun yang akan datang lebih sukses dibandingkan dengan orang yang tidak sanggup untuk menahan diri. Masya Allah luar biasa,” ungkapnya. 

Dituturkannya shaum di bulan Ramadhan ternyata mengajarkan untuk imsak, menahan diri. “Menahan diri dari berbagai macam kepuasan-kepuasan nafsu yang itu tidak diridhoi oleh Allah dan Rasul-Nya,” tuturnya.

“Dengan menahan diri dari perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah dan juga kita bersegera untuk menjalankan apa yang Allah ridho, itulah yang menjadi kunci kita bisa menjadi orang yang bertakwa,” pungkasnya.[] Raras

Minggu, 02 April 2023

Ustaz Nafis: Tiga Pilar Islam agar Keluarga Bahagia

Tinta Media - Pengasuh Rubrik Keluarga Samara Ustaz Mohammad Rizky Nafis menjelaskan bahwa ada tiga pilar dalam Islam agar keluarga senantiasa bahagia.

“Dalam Islam ada tiga pilar yang bisa menjaga agar keluarga senantiasa bahagia, yakni pilar keluarga, pilar masyarakat, dan pilar negara (kekuatan),” tuturnya dalam Live: Islamic Digest – Keluarga Bahagia Sambut Ramadan, Kamis (23/3/2023), di kanal Youtube Kaffah Channel.

Pertama, harus ada peran keluarga sendiri, yang dilihat dari kepala keluarganya. Kepala keluarga ini akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah atas peranannya. Allah Swt. Berfirman: “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At-Tahrim [66]: 6).

“Maksudnya ketaatan, kita menjaga keluarga dengan senantiasa membuat keluarga taat kepada Allah sehingga dengan ketaatan itulah yang menghindarkan keluarga kita dari api neraka. Keluarga muslim harus bahagia di bulan Ramadan ini karena merupakan kesempatan bagi kita semua untuk taat kepada Allah,” tuturnya.

Kedua, harus ada peran masyarakat. Keluarga berinteraksi dengan masyarakat maka harus ada dukungan dari masyarakat bagi keluarga untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah.

“Kalau melanggar perintah Allah berarti masyarakat juga menegur, masyarakat ada kepedulian terhadap ketaatan dan kemaksiatan. Peran masyarakat sangat tampak di bulan Ramadan berupa kepedulian, ketaatan, ini mestinya dipupuk maka masyarakat pun juga sangat mendukung apabila sebuah keluarga penuh ketaatan,” bebernya.

Ketiga, harus ada peran kekuatan, yakni negara yang harus ikut membantu masyarakat, membantu keluarga agar senantiasa bahagia.

“Seharusnya negara itu memberi kemudahan yaitu membantu dari segi penghasilan, dari segi kestabilitasan ekonomi sehingga mereka (keluarga) juga bisa merasakan bahagia. Nah, jika individu keluarganya islami, masyarakatnya islami kemudian negara juga mendukung hal tersebut maka akan tercipta suatu masyarakat yang islami yang insya Allah dikatakan mendapatkan keberkahan dari Allah,” jelasnya.

Dan untuk mewujudkan pilar-pilar dalam Islam tersebut menurut Ustaz Nafis adalah menjadikan Ramadan ini sebagai momen bertobat. “Melakukan tobat nasuha, yakni menyesali perbuatan dan bertekad tidak akan kembali melakukan perbuatan tersebut,” ucapnya.

Selanjutnya untuk mendapatkan perubahan dalam hidup agar mudah menuju satu keberhasilan, yakni mendapatkan rida Allah dengan jalan belajar memgaji sehingga suami, istri, dan anak memahami kewajibannya untuk meraih keluarga yang bahagia.

“Memang harus diawali dari segi kesadaran atau pemahaman. Untuk mendapatkan ilmu paling mudah dengan belajar, mengaji agar terhindar dari farming sebab rumah tangga menjadi tidak teramat, justru dengan mengaji seorang suami paham kewajibannya, demikian dengan istri dan anak-anak,” tuturnya.

Ia mengakhirinya dengan menyemangati keluarga muslim untuk bahagia menyambut Ramadhan ceria. “Ramadhan ini adalah kesempatan bagi keluarga muslim untuk lebih meraih kebahagiaan,” pungkasnya. [] Ageng Kartika

Ustaz Nafis: Ramadhan, Kesempatan Keluarga Muslim untuk Meraih Bahagia

Tinta Media - Pengasuh Rubrik Keluarga Samara Ustaz Mohammad Rizky Nafis mengungkapkan bahwa keluarga muslim harus menggunakan kesempatan di bulan Ramadhan untuk lebih meraih kebahagiaan.

“Ramadhan ini bukan sembarang bulan, yakni bulan suci di mana Allah mengobral pahala di dalamnya. Maka inilah kesempatan bagi keluarga muslim untuk lebih meraih kebahagiaan,” ungkapnya dalam Live: Islamic Digest – Keluarga Bahagia Sambut Ramadhan, Kamis (23/3/2023) di kanal Youtube Kaffah Channel.

Maka menurutnya keluarga muslim harus semangat dalam bulan Ramadhan ini. Karena ada obral pahala dari Allah, yakni memberikan pahala yang banyak sekali.

“Istilah saya begitu, bulan Ramadhan, Allah itu obral pahala. Coba bayangkan pada saat di luar bulan Ramadhan melakukan amalan sunah maka dicatat sebagai amal sunah. Namun, di dalam bulan Ramadan melakukan amalan sunah itu pahalanya seperti amalan fardhu, apalagi beramal saleh itu dilipatgandakan sampai 700 kali,” tuturnya.

Ustaz Nafis menyatakan agar keluarga bersemangat dalam meraih pahala tersebut. Dan untuk itu dibutuhkan kesadaran khususnya bagi keluarga. “Maka seorang ayah, ibu, dan anak harus memiliki persamaan pemahaman bahwa yang mereka lakukan adalah amal saleh. Mereka berlomba-lomba berfastabiqul khairat untuk meraih amal saleh yang insya Allah pada saat kita melakukan itu mengharapkan ridanya Allah,” ujarnya.

Dengan begitu keluarga pun akan merasa tenang, tenteram, walaupun bagi orang lain dianggap kekurangan harta, tidak memiliki rumah dan mobil mewah , tetapi keluarga ini merasakan kebahagiaan yang mungkin tidak dirasakan oleh orang-orang yang memiliki rumah dan mobil mewah.

Ia menjelaskan untuk membentuk keluarga muslim bahagia maka harus dipahami tentang makna bahagia. “Dalam Islam makna bahagia itu mendapatkan rida Allah, mendapatkan rida Allah itu membuat kita bahagia. Jika ingin bahagia dalam membina keluarga maka bagaimana Allah itu rida terhadap pernikahan kita,” jelasnya.
Ia mengatakan arti sebenarnya keluarga yang bahagia.

“Saling melengkapi, saling mencintai, hingga akhirnya memiliki anak-anak. Mereka saling memahami, mereka berbahagia, dan senantiasa berusaha mendapatkan rida Allah berarti mereka menaati perintah Allah, menjauhi larangan Allah,” katanya.

Maka keluarga dikatakan bahagia itu bagi Ustaz Nafis adalah keluarga yang senantiasa senang, gembira, dan tidak terpengaruh apa pun. “Artinya walaupun mungkin kekurangan dalam harta tapi merasa senang. Masyaa Allah itu disebut keluarga bahagia,” pungkasnya. [] Ageng Kartika
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab