Tinta Media: MMC
Tampilkan postingan dengan label MMC. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label MMC. Tampilkan semua postingan

Kamis, 08 Juni 2023

MMC: Khilafah Melindungi Manusia, Kehidupan dan Alam Semesta

Tinta Media - Muslimah Media Center (MMC) menegaskan khilafah dikenal sangat melindungi manusia, kehidupan dan alam semesta.

"Khilafah dikenal sangat melindungi manusia, kehidupan dan alam semesta”, tuturnya dalam Serba-Serbi: Ekspor Pasir Laut Legal, Untung Berujung Buntung Niscaya dalam Kapitalisme, di kanal YouTube MMC, Senin (29/5/2023). 

Ia menjelaskan, dalam membuat kebijakan tentang pengelolaan lingkungan sebagai institusi yang menerapkan syariat Islam secara kaffah, khilafah senantiasa menetapkan kebijakan berdasarkan nas-nas syariat terkait pengelolaan lingkungan. 

MMC menyebutkan, nas syariat yang menunjukkan Allah SWT memerintahkan agar manusia memanfaatkan alam sesuai kebutuhan mereka yaitu dalam Al-Qur'an surah Al-Hijr ayat 19 sampai 20 yang artinya, "Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu yang menurut ukuran dan kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan hidup dan kami menciptakan pula makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya".

Ia juga menyebutkan nas syariat yang menerangkan bahwa manusia dilarang berbuat kerusakan di muka bumi agar kelestarian lingkungan tetap terjaga sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an surah Al-A'raf ayat 56 yang artinya, "Janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah diatur dengan baik."


“Dari dalil-dalil inilah, khilafah membuat kebijakan yang mengatur pemanfaatan kekayaan lingkungan termasuk pengelolaan sedimentasi laut," pungkasnya. [] Trimulyo

Selasa, 10 Januari 2023

Amal Dakwah, Pahala Besar Mengalir Deras

Tinta Media - Narator MMC menyebutkan, salah satu kebahagiaan seorang muslim adalah saat ia meninggal, tapi tetap mendapatkan pahala jariyah, salah satunya melalui dakwah.

“Kebahagiaan yang tak terkira bagi seorang muslim adalah ketika dia meninggal, namun pahalanya tetap mengalir deras (pahala jariyah). Salah satu amal yang bisa mengantarkan pada pahala besar itu adalah amal dakwah,” jelasnya dalam ‘One Minute Booster Extra: Ingin Dapat Kebahagiaan Tak Terkira? Ini Jawabannya!’ di laman YouTube MMC, Selasa (27/12/2022)

Pahala amal dakwah tersebut, tambahnya, diperoleh dari pahala orang-orang yang diseru dan telah menerima dakwahnya. Kemudian, pahala ini akan membesar seiring dengan makin banyaknya orang yang menerima dakwah dan juga beramal dakwah karenanya.“ Itu semua InsyaAllah akan mengantarkannya pada surga dan keridaan Allah SWT.” yakin narator.

Sebaliknya, narator mengatakan bahwa kecelakaan yang amat besar bagi seorang muslim yang meninggal, namun mendapatkan dosa yang terus mengalir. Dosa tersebut diperoleh dari keburukan orang-orang yang mencontoh perbuatan buruknya di dunia.

Dosa tersebut, tegasnya, akan mengantarkannya pada tempat terburuk dan kemurkaan Allah SWT. “ Karena itulah para pengemban dakwah, kita harus selalu semangat menyampaikan Islam, meski banyak ujian. Kita harus ingat bahwa dakwah itu akan menghasilkan pahala yang besar dan kebaikan bagi umat manusia,” pungkasnya.[] Wafi 

Selasa, 15 November 2022

Inilah Sifat Partai yang Akan Dimenangkan Allah

Tinta Media - Muslimah Media Center (MMC) menjelaskan sifat-sifat partai yang akan dimenangkan oleh Allah dan tempat kemunculannya.

"Inilah beberapa penjelasan tentang sifat-sifat partai dan tempat kemunculannya di mana partai itulah yang akan dimenangkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala," ungkap narator dalam One Minutes Booster: Di manakah Tempat Munculnya Partai yang Dimenangkan Allah? Jumat (11/11/ 2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center.

Ia mengutarakan dua hadis yang terkait hal tersebut. Hadis pertama yaitu riwayat dari Ahmad dan Ath-Thabrani. "Di dalam hadis penuturan abu Umamah dengan sanad terpercaya mengatakan bahwa Rasullullah Shalallahu alaihi wasallam bersabda, akan senantiasa ada sekelompok orang dari umatku yang selalu menegakkan kebenaran dan mampu mengalahkan musuh - musuh mereka. Tidak memudharatkan mereka, orang-orang yang menentang mereka, kecuali sekedar kesulitan hidup yang akan menimpa mereka sampai datang kepada mereka keputusan Allah (hari kiamat). Sementara mereka tetap dalam keadaan demikian. Para sahabat bertanya Rasullullah dimanakah mereka berada? Rasulullah Shalallahu alaihi wassallam menjawab, mereka berada di Baitul Maqdis atau di al-Quds dan sekitar Baitul Maqdis," terangnya.

Hadis yang kedua, lanjutnya, berkaitan dengan partai yang dimenangkan oleh Allah diriwayatkan oleh Ad-Darimi. "Kemudian di dalam hadis penuturan Al Mughirah bin Syubah radhiyallahu anhu, beliau menyatakan bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, akan selalu ada suatu kaum dari umatku yang selalu meraih kemenangan atas seluruh umat manusia. Hingga tiba keputusan Allah kepada mereka (hari kiamat). Sementara mereka tetap meraih kemenangan," ungkapnya. 

Selanjutnya, narator memberikan penjelasan terkait dari isi hadis tersebut. "Pertama bahwa hadis Rasulullah shalallahu alaihi wasallam yang menyatakan senantiasa menegakan kebenaran adalah partai yang teguh bepegang pada Islam. Senantiasa menegakan kebenaran itu menunjukan sikap partai yang berpegang teguh pada Islam," ujarnya.

"Dan sikap partai yang berpegang teguh pada kebenaran tanpa menyimpang sedikitpun dari tuntunan Islam dan kebenaran," tegasnya.

Narator juga memberikan penjelasan bahwa sikap itu selalu dipegang oleh partai secara terang-terangan kepada masyarakat luas.

"Adapun pernyataan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang menyebutkan kecuali kesulitan hidup sekedarnya yang akan menimpa mereka menunjukkan bahwa penderitaan yang menimpa anggota partai itu adalah sekadarnya, sebagaimana ujian sempitnya hidup yang dialami manusia pada umumnya," lanjutnya.

Terakhir, lanjut narator, pernyataan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang menyebutkan tempat kelahiran partai itu.

"Pernyataan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang menyebutkan bahwa mereka ada di Syam atau mereka ada di Baitul maqdis dan di sekitar Baitul maqdis itu menunjukkan tempat kelahiran partai tersebut," ujarnya.

Narator berharap kepada umat Islam agar menjadi pengemban dakwah yang Istiqamah berjuang berdakwah bersama partai tersebut. 

"Semoga kita termasuk pengemban dakwah yang terus dakwah hingga Allah memberikan kemenangan pada kita dan memuliakan kita dalam kemenangan itu, baik kemuliaan di dunia maupun kemuliaan di akhirat," pungkasnya.[] Teti Rostika

Kamis, 06 Oktober 2022

Pria Nikahi Kambing, Ustazah Najma: Hasil Penerapan Sistem Kapitalisme Sekuler

Tinta Media - Peristiwa pernikahan seorang pria di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, dengan seekor kambing dinilai Aktivis Muslimah Ustazah Najma sebagai hasil penerapan sistem kehidupan kapitalisme sekuler yang melahirkan pemikiran dan tingkah laku liberal.

"Sistem kehidupan kapitalisme sekuler telah menjadikan manusia menyalurkan naluri tidak pada tempatnya. Sistem ini menjauhkan peran agama dari kehidupan sehingga terbentuklah manusia dengan pemikiran dan tingkah laku yang liberal. Tak heran banyak penyimpangan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat salah satunya pernikahan dengan hewan yang viral beberapa waktu yang lalu", tuturnya pada rubrik Blusukan Kru MMC: Seorang Pria Menikahi Seekor Kambing, Melawan Fitrah? Selasa (27/9/2022) di kanal Youtube MMC Lovers.

Menurutnya,  kapitalisme menjadikan setiap manusia bebas menentukan tujuan pernikahannya sendiri. "Ada yang bertujuan sebatas mengikat cinta kasih, ada yang memuaskan hasrat biologis bahkan ada juga yang berkeinginan mendapat status suami atau istri tetapi tidak ingin memiliki keturunan dan masih banyak yang lainnya," terangnya. 

Ia menilai, kapitalisme juga membebaskan kepada manusia mau menikah dengan siapa saja. "Bisa dengan manusia yang juga sesama jenis atau menikah dengan robot, termasuk juga menikah dengan hewan," ungkapnya. 

Ustazah Najma mengatakan, hal ini bisa terjadi karena standar kebahagiaan di dalam kapitalisme itu materi. "Sehingga selama manusia merasa bahagia dengan hewan sekalipun, tidak boleh ada yang menghalangi", ungkapnya.

Menurutnya, pada dasarnya manusia diberi oleh Allah SWT naluri kasih sayang atau garizah nau'. Dengan naluri ini manusia memiliki kecenderungan dengan lawan jenis dan tujuan Allah menciptakan naluri ini tak lain adalah untuk mempertahankan jenis manusia. Karena Allah yang menciptakan manusia maka Allah pula yang menetapkan bagaimana naluri  ini bisa disalurkan dengan jalan yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT dan jalan itu adalah pernikahan.

"Seperti apa pernikahan itu? Juga telah diatur sedemikian rupa agar sesuai dengan apa yang Allah kehendaki jadi tidak boleh kemudian aturan pernikahan ini dikembalikan pada hawa nafsu manusia. Karena pasti akan menyebabkan kekacauan dan rusak juga tatanan kehidupan manusia sehingga didalam islam tidak tidak akan ada namanya pernikahan sesama jenis, dengan robot termasuk juga pernikahan dengan hewan. Karena semua itu termasuk jenis pernikahan yang dilarang oleh Allah SWT", lanjutnya.

Pernikahan dalam Islam

Pernikahan didalam Islam yang Allah tetapkan, kata Ustazah Najma, sungguh adalah sebuah syariat yang mulia  yang akan membawa manusia itu kepada kebahagian dan ketentraman. 

"Allah SWT berfirman dalam Qs. Ar-Rum ayat 21 bahwa : 
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِّنْ اَنْفُسِكُمْ اَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوْٓا اِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَّوَدَّةً وَّرَحْمَةً ۗاِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْن
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir," tuturnya. 

Ustazah Salma juga menjelaskan bahwa di dalam kitab nidzomul ijtima'i fil islam dijelaskan bahwa makna Assakanu adalah Al Itmi'nan (ketentraman dan kedamaian) artinya supaya pernikahan itu menjadikan sebagai seorang suami dia merasa tenteram terhadap istrinya begitu juga sebaliknya istri merasa tenteram terhadap suaminya, mereka akan saling cenderung satu dengan yang lainnya.

"Nah apakah ketentraman ini akan dijumpai pada perkawinan-perkawinan yang menyimpang, tentu saja tidak. Didalam islam pemahaman yang benar dalam pernikahan ini akan mendapatkan stimulus dari masyarakat dan juga negara. Masyarakat didalam sistem islam adalah masyarakat yang terbina dengan keimanan dan ketakwaan sehingga mereka akan menyelaraskan perilakunya itu sesuai dengan islam," bebernya.

"Mereka juga menjadikan islam itu sebagai standar didalam menilai benar dan salah sehingga mereka akan peka terhadap segala bentuk penyimpangan atau pelanggaran syariat islam sedangkan negaranya menerapkan hukum-hukum islam dalam semua aspek kehidupan baik ekonomi, politik, sosial termasuk juga pendidikan. Karena didalam islam mewajibkan bagi individu dan masyarakat terbina dengan akidah syariat islam serta ilmu-ilmu yang dibutuhkan ditengah-tengah kehidupan dan untuk menerapkan semua syariat islam ini secara lengkap dan sempurna. Tentu kita mencontoh pada nabi, melihat para sahabat dan khulafah setelahnya dan setelah kita melihat bagaimana mereka menerapkannya maka tidak akan ada jalan lain selain kita mewujudkan khilafah islamiyah," pungkasnya.[] Erna Nuri Widiastuti

Minggu, 18 September 2022

Menara Galata: Saksi Bisu Penaklukan Konstantinopel

Tinta Media - Aktivis Muslimah Iffah Ainur Rochmah menceritakan, Menara Galata adalah salah satu saksi bisu proses akhir penaklukan Konstantinopel oleh Muhammad Al-Fatih.

“Galata tower atau menara galata ini tingginya sekitar 65 m dan ini tentu saja ada di bukit Galata. Nah bukit galata ini adalah bukit yang sangat bersejarah yang menjadi saksi bisu proses akhir penaklukan Konstantinopel,” ucapnya dalam MMC Explore: Bukit Gallata, Fragmen Penting Takluknya Konstantinopel oleh Islam, Kamis (15/9/2022) di dalam kanal YouTube Muslimah Media Center. 

Menurutnya, misi yang dijalankan oleh Sultan Al-Fatih untuk menaklukkan konstantinopel sudah dirancang sedemikian sempurna, melibatkan begitu banyak orang dan yang paling penting tentu saja adalah menghidupkan semangat semua orang yang terlibat dalam proses penaklukan tersebut.

“Nah kita bisa saksikan dalam sejarah digambarkan dua pekan serangan
yang dilakukan oleh pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih ke Konstantinopel, dengan meriam besar yang dibuat oleh Orhan, ternyata tidak bisa menghancurkan atau tidak berhasil membuka benteng Konstantinopel. Karena itu pada waktu itu sudah ada sekian banyak orang-orang dekat di jajaran militer yang menyarankan kepada Sultan Muhammad Al-Fatih Untuk
menghentikan misi penaklukan Konstantinopel,” terangnya.

Bahkan, sambungnya, ada juga pendapat agar kemudian memilih berdamai dengan Konstantinopel. Tetapi Sultan Muhammad Al-Fatih teguh dengan pendiriannya, karena beliau faham betul yang dilakukan ini bukan untuk meluaskan kekuasaan Turki Usmani atau kekuasaan Kesultanan Usmani pada waktu itu. Bukan semata itu. tapi yang dilakukannya adalah membuktikan apa yang dijanjikan oleh Rasul SAW.

Ia menceritakan, beliau (Muhammad Al-Fatih) ingin menjadikan dirinya adalah sebaik-baik sultan, sebaik-baik pemimpin dan beliau ingin menjadikan semua pasukannya adalah pasukan terbaik sebagaimana bisyarah rasul SAW.” 

Semakin Bersemangat

Sultan Muhammad Al-fatih, sebutnya, pernah mendapatkan sebuah surat dari gurunya, yaitu Syekh Aaq Syamsuddin. Surat tersebut berbunyi, 'Dikatakan bahwa dengan situasi yang seperti ini maka anda harus melakukan tindakan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Anda harus membuat sesuatu yang benar-benar baru yang membuat semua orang kaget.”

Barangkali, menurut Ustazah Iffah, yang disampaikan ini adalah sesuatu yang masih belum terdefinisikan apa yang harus dilakukan oleh Muhammad Al-Fatih, tetapi ia mendapatkan sebuah spirit bahwa tidak boleh berhenti. Al-Fatih justru melipatgandakan perhatian, ihtiar, dan permintaan pertolongan kepada Allah SWT.

“Bukankah dulu rasul SAW, juga membuat khondak yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya? Bukankah Rasul SAW, juga
mengambil terobosan untuk melakukan sulfur hudaibiyah adalah sebuah perjanjian damai dengan orang-orang Quraisy? Padahal pada waktu itu kekuasaan atau kekuatan kaum sudah cukup besar. Apa yang dilakukan oleh Rasul SAW, itu tentu saja adalah sebuah poin penting bagaimana Sultan Muhammad Alfatih juga harus melakukan tindakan yang luar biasa yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya masa sahabat,” bebernya.

Pada tanggal 28 April1453, ia menuturkan, pada saat subuh hari terdengar azan berkumandang dari arah tanduk emas dan semua orang di wilayah Konstantinopel tercengang. Mereka tidak menduga bahwa pasukan kaum muslimin sudah melewati Bukit Galata.

“Sahabat yang dirahmati Allah, itu adalah sebuah sinyal kematian bagi Konstantinopel, karena begitu kaum muslimin melewati penghalang besar, yaitu rantai besar besar yang dipasang di perairan Tanduk Emas, itu artinya kaum muslimin sudah bisa menembus dinding atau tembok Konstantinopel,” pungkasnya.[] Wafi

Penaklukan Konstantinopel, Buah Keyakinan kepada Janji dan Pertolongan Allah

Tinta Media - Aktivis Muslimah, Iffah Ainur Rahmah menilai penaklukan Konstantinopel yang disaksikan oleh bukit Galata adalah strategi luar biasa yang didasari keyakinan terhadap pertolongan dan janji Allah SWT. 

“Apa yang dilakukan oleh kaum muslimin dan disaksikan oleh bukit Galata ini adalah strategi luar biasa yang berbasis keyakinan kepada janji Allah dan pertolongan Allah yang ditetapkan oleh Sultan Muhammad Alfatih,” tuturnya dalam MMC Explore: Bukit Gallata, Fragmen Penting Takluknya Konstantinopel oleh Islam, Kamis (15/9/2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center. 

Sultan Muhammad Al-Fatih mengatakan, tambahnya, kalau tidak ada ide lain untuk bisa menembus dinding Konstantinopel, maka yang harus kita lakukan adalah melewatinya dengan cara lain, tentu saja kalau tidak bisa laut, dengan karena adanya rantai besar tadi, maka pasukan kaum muslimin harus bisa memutar untuk menghindari laut tadi dan masuk ke wilayah Konstantinopel melalui perairan yang ada di sampingnya.

“Bagaimana caranya kita semua selalu terkagum-kagum dengan sejarah ini. Bagaimana 72 kapal yang membawa pasukan kaum muslimin itu bisa melewati daratan, yakni mereka disemangati oleh jihad fisabilillah dan keinginan yang luar biasa untuk menjadi pasukan terbaik sebagaimana bisarah Rasul SAW,” jelasnya

Ustazah Iffah menyebutkan, pasukan kaum muslimin saat itu menembus daratan sebagaimana mereka mendayung kapal mereka di perairan. Ada yang memberikan tenaganya untuk mengangkat kapal-kapal itu. Ada diantara mereka yang bertugas untuk menyemangati pasukan dengan meneriakkan takbir dengan mengangkat bendera dan mengibarkan bendera. Dan kemudian itu dilakukan sepanjang satu malam.

 “Itu tentu saja adalah sebuah kerja yang luar biasa. Bagaimana sapi-sapi jantan membawa kapal-kapal itu didorong oleh pasukan jihad fisabilillah tadi melewati daratan ya. Dengan bermacam-macam cara mereka membuat kapal itu bisa seperti berada air dan di dengan melumuri kapal itu dengan lemak dan membuatnya bisa berjalan di daratan dengan licin dan seterusnya,” bebernya.

Semua itu, menurutnya, tentu saja mustahil dilakukan kecuali oleh mereka
yang punya keimanan yang kokoh. Keyakinan bahwa pertolongan hanya diberikan oleh Allah dan kekuatan yang terbesar yang dimiliki oleh sebuah pasukan perang sesungguhnya adalah kekuatan yang berbasis Aqidah Islam dan kekuatan ruhiyah.

“Sahabat yang dirahmati Allah, dari bukit Galata ini kita menyaksikan satu
fragmen yang sangat penting bagi perubahan sebuah peradaban yang dulunya adalah peradaban dibawah naungan sistem kekufuran Konstantinopel, di bawah Bizantium, kemudian berubah menjadi ke Konstantinopel yang terus ada di bawah naungan Islam dan beralih nama menjadi Istanbul,” paparnya.

Menurutnya, semua itu tidak lain adalah sebuah hasil dari keyakinan Sultan Muhammad Alfatih akan pertolongan Allah SWT. Dan keyakinan yang sama juga ditanamkan pada seluruh pasukan.

Mereka, tandasnya, tidak hanya mengandalkan kekuatan fisik dan strategi militer yang mampu dibuat manusia. Tapi mereka meyakini bahwa apapun yang ingin dilakukan itu merupakan perintah Allah SWT. atau pasti bisa dilakukan oleh manusia. “Karena manusia akan mendapatkan pertolongan dari Allah Ta'ala,” pungkasnya.[] Wafi

Sabtu, 17 September 2022

Kesalahan Berpikir Kapitalis Jadikan Batubara Barang Komoditas untuk Meraup Keuntungan

Tinta Media - Muslimah Media Center (MMC) mengungkap kesalahan berpikir kapitalis yang menjadikan batubara sebagai barang komoditas untuk meraup keuntungan.

"Inilah sejatinya kesalahan paradigma berpikir kapitalis. Sebab batubara yang sejatinya milik rakyat dijadikan sebagai barang komoditas untuk meraup keuntungan," tuturnya dalam Serba-serbi MMC: Harga Batubara Cetak Rekor Tertinggi, Rakyat Kena Imbasnya, di kanal YouTube Muslimah Media Center, Kamis (8/9/2022).

Ditambah lagi, lanjutnya, liberal ekonomi yang dianut oleh sistem kapitalisme telah menjadikan batubara legal dikuasai oleh korporasi atau pemilik modal. Sebab menurut sistem ekonomi kapitalis siapapun dianggap memiliki hak memenangkan tender meski kekayaan alam tersebut terkategori harta milik umum.

"Siapa yang tidak mengenal batubara? Batubara adalah salah satu sumber daya alam yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan sehari-hari manusia. Berkat batubara yang kerap disebut sebagai emas hitam inilah manusia bisa menikmati aliran listrik di rumah, kantor hingga pertokoan," ujarnya.

Narator mengatakan, tahun ini ternyata menjadi tahun buruk dalam sejarah batubara. Pasalnya harga batubara mencetak rekor tertinggi. Pada perdagangan Senin (5/9/2022), harga batubara kontrak Oktober di pasar ICE-Newcastle ditutup di angka US$ 463,75 per ton. Harganya melambung 5,18% dibandingkan perdagangan terakhir pada pekan lalu, Jumat (2/9/2022). 

"Harga pada penutupan kemarin menjadi yang tertinggi dalam sejarah. Harga tersebut sekaligus melewati rekor sebelumnya yakni US$ 446 per ton yang tercatat pada 2 Maret 2022 atau hanya beberapa hari setelah perang Rusia-Ukraina meletus," jelasnya.

Menurutnya, melambungnya harga batubara didorong oleh meningkatnya permintaan. Pasalnya permintaan ini melonjak setelah negara-negara Eropa memutuskan untuk menggunakan kembali batubara sebagai sumber pembangkit listrik mereka. Sementara pasokan komoditas batubara secara global semakin menipis. 

"Kenaikan harga itu jelas menimbulkan berkah bagi produsen batubara di Indonesia khususnya para eksportir batubara. Namun bagi rakyat tentu menjadi kewaspadaan. Sebab kenaikan harga batubara berefek pada kenaikan harga tarif dasar listrik," tukasnya.

Ia melanjutkan, sementara negara hanya bertindak sebagai regulator yang memutuskan kontrak kerja dengan para pemilik modal untuk mengelola sumber daya alam tersebut. Penerapan kebijakan ini tentu saja berefek pada kehidupan rakyat yang semakin sulit, tanpa pelindung dan penjamin kebutuhan hidup. Sebab rakyat harus merogoh kocek untuk membeli kebutuhan vital hidup mereka, seperti listrik. 

"Padahal berdasarkan data terakhir dari badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan batubara Indonesia mencapai 26,2 miliar ton. Artinya negeri ini berpotensi mengelola secara mandiri sumber daya alamnya tanpa harus membeli kepada negara lain atau perusahaan batubara, kemudian mendistribusikannya kepada rakyat dalam bentuk listrik murah bahkan gratis," tegasnya. 

Ia pun menilai, akan tetapi hal ini mustahil terjadi dalam kehidupan yang diatur dalam sistem kapitalisme. Negeri ini harus beralih pada kehidupan yang diatur dengan sistem Islam kaffah. Sebab Islam memiliki pengaturan yang sempurna. Termasuk ekonomi yang menjamin terwujudnya kesejahteraan di tengah-tengah masyarakat. 

"Menurut imam Ibnu Qudamah al-Maqdisi dalam kitab besarnya al-Mughni pada bab pembahasan Ihya'al-Mawat, bahan-bahan galian tambang yang didambakan dan dimanfaatkan oleh manusia tanpa banyak biaya, seperti halnya garam, air, belerang, gas, mumia (semacam obat), petroleum, intan, dan lain-lain, tidak boleh dipertahankan hak kepemilikan individualnya," bebernya.

Ia pun menjelaskan, bahan-bahan tersebut menjadi milik seluruh kaum muslimin. Yang demikian akan merugikan kemaslahatan mereka jika dikuasai segelintir orang. Bahan galian tambang tersebut harus dikelola negara atau pemerintah, dan hasilnya dikembalikan untuk kemaslahatan umum.

"Bahan galian tambang merupakan sumber bunyi terpenting yang harus mendapat perhatian khusus, karena betapa berharganya bahan tersebut dimata dunia. Al-Qur'an dan hadits pun menunjukkan betapa pentingnya membangun sebuah industri yang bisa menghasilkan dan mengelola kekayaan alam berupa galian tambang di dalam perut bumi," ujarnya.

Menurut syekh Taqiyuddin an-Nabhani, lanjutnya, hutan dan bahan galian tambang yang tidak terbatas jumlahnya dan tidak dan tidak mungkin dihabiskan adalah milik umum dan harus dikelola oleh negara. Hasilnya harus diberikan kembali kepada rakyat dalam bentuk bahan yang murah berbentuk subsidi untuk berbagai kebutuhan primer masyarakat atau warga negara. Semisal, pendidikan, kesehatan dan fasilitas umum.

"Inilah pengaturan sistem Islam yang dapat menjadi solusi dari kerusakan pengelolaan tambang dari sistem kapitalisme yang saat ini diterapkan," tandasnya. 

Ia membeberkan, dalam Islam kepemilikan dibagi berdasarkan tiga bentuk. Pertama, individu. Kedua, kepemilikan umum. Ketiga, kepemilikan Negara. Dari ketiga bentuk kepemilikan tersebut, bahan galian tambang adalah merupakan hak kepemilikan umum dan haram diserahkan kepemilikannya kepada individu atau korporasi. Dengan ketegasan batasan kepemilikan seperti ini tidak ada ruang sedikitpun bagi para oligarki politik dan kaum pemilik modal untuk merampas hak masyarakat umum atas tambang sumber daya alam. 

"Pengaturan pembagian hak kepemilikan secara adil seperti ini mustahil diterapkan dalam sistem rusak demokrasi yang sudah dikuasai para oligarki politik dan kapitalis. Tidak ada jalan lain selain jalan Islam yang diturunkan oleh Dzat yang maha sempurna. Jalan ini tidak dapat ditempuh kecuali dengan langkah-langkah sistematis untuk mengembalikan institusi politik Islam," tegasnya.

"Institusi inilah yang menerapkan politik ekonomi Islam untuk mengatur secara langsung kepemilikan umum masyarakat," pungkasnya.[] Willy Waliah

Jumat, 16 September 2022

MMC: Mengembangkan Teknologi Berlandaskan Iman, Bermanfaat bagi Umat

Tinta Media - Muslimah Media Center (MMC) menyatakan bahwa mengembangkan teknologi dengan landasan iman akan bermanfaat bagi umat.

"Mengembangkan teknologi dengan landasan iman dan untuk bermanfaat bagi seluruh umat," tutur narator dalam History Insight: Keberhasilan Islam Dalam Menghadapi Krisis Energi Dunia di kanal YouTube Muslimah Media Center, Ahad (11/9/2022).

"Hanya dengan itu, keterbatasan energi benar-benar justru mendatangkan keberkahan," imbuhnya.

Menurutnya, umat muslim bukanlah pengguna energi air yang pertama, tetapi memberikan kontribusi yang luar biasa bagi penemuan mesin-mesin energi yang lebih efisien. "Dan meski umat Islam bukan penikmat revolusi industri, mereka telah memberikan kontribusi yang besar pada dunia pertambangan sehingga membuka jalan untuk eksploitasi dan pengelolaan energi fosil," bebernya.

"Banu Musa bersaudara pada abad ke 9 Masehi dan Al Jazari pada abad ke 12 Masehi adalah orang-orang yang mewariskan mesin-mesin yang sangat inovatif, baik dalam penggunaan energi air maupun untuk pertambangan," tukasnya.

Ia menjelaskan bahwa penambangan-penambangan yang dikelola oleh khilafah, sudah digunakan ventilator karya Banu Musa dan pompa air karya Taqiyuddin. 

"Tanpa alat-alat pertambangan yang dikembangkan kaum muslimin saat itu, eksploitasi batubara dan minyak bumi saat ini tidak bisa dibayangkan," ungkapnya.

Demikianlah ketika penerapan Islam kaffah hadir ditengah kaum muslimin. Teknologi bagaimanapun hanyalah alat semata. "Tanpa terdapat tata energi dan sumber daya mineral yang adil. Teknologi hanya makin memperkaya mereka yang kuat dan bermodal," tandasnya.[] Ajira

Selasa, 13 September 2022

Noval Tawang: Pengemban Dakwah adalah Pelita Umat dan Penyambung Lidah Rasulullah SAW

Tinta Media - Menurut Aktivis Muslimah Ustazah Noval Tawang, pengemban dakwah adalah pelita umat dan penyambung lidah Rasulullah SAW dalam menyebarkan risalah Islam.

“Pengemban dakwah adalah pelita umat, mereka adalah penyambung lidah Rasulullah saw di dalam menyebar luaskan risalah Islam kepada umat manusia,” tuturnya pada One Minute Booster Extra: Jadilah Pengemban Dakwah yang Senantiasa Berada di Rel Dakwah, Kamis (8/9/2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center (MMC).

“Untuk itu, para pengemban dakwah harus senantiasa melatih dirinya agar tetap ikhlas dan tetap teguh di rel dakwah demi kemenangan Islam dan kaum muslimin,” lanjutnya.

Noval mengingatkan kepada para pengemban dakwah bahwa mereka tidak akan sanggup memikul beban tanggung jawab dakwah, beserta kewajiban-kewajibannya kecuali jika mereka menanamkan pada diri mereka cita-cita untuk mengarah kepada Jalan kesempurnaan yaitu dengan cara selalu mengkaji dan mencari kebenaran serta senantiasa meneliti kembali secara berulang setiap pemikiran dan amal dakwahnya.

“Apakah pemikiran dan dakwahnya terpengaruh oleh pemikiran asing ataukah tidak? Apakah pemikiran tersebut sesat ataupun tidak?” tanyanya.

Menurutnya, tujuannya adalah agar ide mereka tetap murni dan terpelihara. 
“Sebab kemurnian itu adalah satu-satunya jaminan keberhasilan dakwah, juga agar amal-amalnya senantiasa berada dalam koridor syariat Islam” jelasnya.

Ia menilai para pengemban dakwah sosok yang mudah menerima kebenaran yang datang dari Al-Qur’an dan as-Sunnah.

“Kemudian mereka mendakwahkan tsaqofah Islam tersebut dengan penuh semangat dan tanpa Kenal lelah,” nilainya.

Dijelaskannya bahwa pada tahap awal ia akan mengubah pemikiran dan sikapnya sesuai dengan kebenaran yang datang dari Allah. 
“Kemudian dia akan mengaplikasikan di dalam dirinya dan akan dia lanjutkan dengan mendakwahkannya,” jelasnya.

Ia sampakan bahwa pengembangan dakwah akan terus belajar dan berdakwah sepanjang masa. “Pengemban dakwah tidak boleh berpikir bahwa ia telah sempurna, tidak memiliki kekurangan sedikitpun, atau merasa sudah lama dan sudah banyak berkorban untuk dakwah,” terangnya.

“Sebab pemikiran seperti inilah yang bisa menghancurkan dirinya bahkan dia bisa mengarahkan jamaah pada kelemahan,” sambungnya. 

Dia juga mengingatkan setiap pengemban dakwah harus ingat bahwa mereka berdakwah hanya untuk mendapatkan keberadaan Allah SWT, bukan berharap imbalan ucapan terimakasih penghargaan, ataupun jabatan.

“Insya Allah dengan ini semua pertolongan Allah akan segera diberikan,” tandasnya. []Raras

Jumat, 02 September 2022

Hukum Kapitalisme Bisa Diubah, Dihapus dan Disesuaikan dengan Kepentingan Kelompok Tertentu

Tinta Media - Narator Muslimah Media Center (MMC) menilai, hukum kapitalisme bisa diubah, dihapus dan disesuaikan dengan kepentingan kelompok tertentu

"Hukum kapitalisme bisa diubah, dihapus dan disesuaikan dengan kepentingan kelompok tertentu," tuturnya dalam Serba-serbi MMC : Indonesia Darurat Judi, Sudahkah Diberantas Hingga Akarnya? di kanal Youtube Muslimah Media Center, Jumat (26/8/2022).

Realita diatas, lanjutnya, sebenarnya tidak mengejutkan. "Sudah menjadi rahasia umum para pemangku jabatan hingga aparat penegak hukum justru menggunakan kekuasaan mereka untuk meraih keuntungan pribadi. Sekalipun perbuatan mereka jelas-jelas melanggar hukum yang mereka sepakati sendiri. Bahkan demi menjaga eksistensi kekuasaan, mereka tidak akan segan-segan menghabisi siapapun jika dia dipandang mengancam eksistensi kekuasaannya. Nyawa manusia melayang tanpa hak," ungkapnya.

Meskipun demikian, kata narator mereka (pemangku jabatan hingga aparat hukum) tetap bisa berbelit dan lolos dari jerat hukum. Inilah dampak dari sistem sekuler kapitalisme ketika diterapkan di tengah-tengah umat. Sistem ini memisahkan agama dari kehidupan dan menjadikan manusia hanya berorientasi pada harta kekayaan, kekuasaan dan materi lainnya. "Maka publik jangan berharap mendapatkan keadilan dari sistem hukum ini," ujarnya.

Marak Judi

Narator menceritakan, belakangan ini pihak kepolisian semakin gencar menindak perjudian. "Hal ini Sebagaimana perintah kepala kepolisian RI, Kapolri Listyo Prabowo yang memerintahkan seluruh jajarannya dari Mabes Polri hingga Polda untuk membabat habis pelaku aktivitas judi, baik online maupun konvensional. Bukan hanya pemain dan bandar yang Kapolri perintahkan untuk disikat, tetapi juga pihak-pihak yang mem-backing aktivitas tersebut. Sigit bahkan mengancam akan mencopot Kapolres, Direktur, hingga Kapolda yang di daerahnya masih terjadi praktek judi," jelasnya. 

"Sebelum Kapolri angkat bicara mengenai perjudian, terutama judi online, di media sosial muncul isu soal "Konsorsium 303" atau perlindungan judi online yang dipimpin oleh Irjen Ferdi Sambo. Konsorsium ini diduga menjadi backing bisnis judi Sambo dan jajaran petinggi kepolisian lainnya. Sementara Sambo yang merupakan mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam Polri), saat ini tengah berkasus. Sambo menjadi tersangka dugaan pembunuhan berencana terhadap anak buahnya Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J," paparnya.

Ia pun menambahkan, merespon hal ini Bambang Rukminto, Peneliti dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) bidang kepolisian menilai, wajar jika instruksi Kapolri soal pemberantasan judi dikaitkan dengan isu backing bisnis judi yang menyeret nama Sambo. Citra Sambo di mata publik kini menjadi buruk setelah skenarionya soal pembunuhan berencana terhadap Brigadir J terungkap. "Begitu kinerja kepolisian yang terbukti melakukan kebohongan-kebohongan di awal kasus tersebut. Alhasil serangkaian fakta ini membuat publik meragu pada pihak kepolisian," simpulnya.

Judi Haram

Menurut narator, hal ini sangat berbeda dengan sistem Islam yang disebut Khilafah. "Dalam menangani masalah perjudian, khilafah adalah institusi negara yang menerapkan syariat Islam secara kaffah. Semua kebijakan, persanksian atau apapun yang mengurusi urusan umat, akan diputuskan berdasarkan syariat Islam. Otomatis masalah perjudian pun akan diselesaikan secara hukum syariat. Bukan dinilai berdasarkan keuntungan segelintir orang," jelasnya.

Ia pun menjelaskan, dalam Islam perjudian adalah perbuatan haram. Dalilnya jelas dalam surat Al-Maidah ayat 90 yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) Khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan". (QS. Al-Maidah : 90).

"Dalil ini dipahami oleh individu, masyarakat, bahkan negara. Ketakwaan individu akan menjadi pengontrol pertama dan utama agar individu tersebut tidak melakukan perjudian. Konsep ini akan membawa rakyat maupun pejabat secara individu tidak akan mau melakukan judi sekalipun keuntungannya sangat besar. Maka kasus pejabat seperti Sambo dan kawan-kawan tidak akan terjadi," tegasnya.

Masyarakat dalam khilafah, tambahnya, adalah masyarakat amar ma'ruf nahi Munkar. Aktivitas ini membuat mereka senantiasa melakukan dakwah agar entitas mereka tidak melakukan kemaksiatan. Andaikan di tengah-tengah masyarakat masih saja ada yang melakukan kemaksiatan, maka Islam memerintahkan khilafah sebagai negara melakukan perannya yaitu menerapkan hukum sanksi atau hukuman kepada para pelaku. 

"Uqubat ini sebagai bentuk penjagaan khilafah kepada masyarakatnya. Inilah yang disampaikan oleh seorang Mujtahid abad ini, Syaikh Taqiyudin An-Nabhani dalam kitabnya Nidhzamul Islam bab Qiyadah fikriyah. Selain itu penerapan sistem uqubat dalam khilafah memiliki dua efek khas," kutipnya.

Pertama, sebagai efek zawajir (pencegah) manusia dari tindak kejahatan. Sebab uqubat akan dilaksanakan di tengah-tengah khalayak umum dengan tujuan timbul rasa ngeri dalam masyarakat. Sehingga mereka tidak mau berbuat hal yang sama.

Kedua, sebagai jawabir (penebus) sanksi bagi si pelaku di akhirat nanti. Maka bagi pelaku judi baik itu pemain ataupun bandar dan siapapun yang terlibat di dalamnya, akan mendapat sanksi ta'zir. Sebab perbuatan mereka termasuk perbuatan maksiat yang tidak memiliki sanksi had, dan tidak ada kewajiban membayar kafarat. 

Imam Al Mawardi dalam kitabnya Al Ahkam As Sulthaniyah, menjelaskan bahwa "Kadar hukuman takzir diserahkan kepada Qadhi dengan kadar yang bisa menghalangi pelaku kejahatan agar tidak mengulangi, dan mencegah orang lain dari kemaksiatan tersebut."

"Adapun Syaikh Abdurrahman Al Maliki dalam Nizham Al-Uqubat di Al-Islam, hukuman takzir terdiri dari  hukuman mati, cambuk, penjara, pengasingan, penyaliban, denda, al-hajru (pemboikotan atau pengucilan), pelenyapan harta, mengubah bentuk harta, ancaman yang nyata, peringatan, pencabutan hak tertentu, celaan, ekspos. Maka bagi pelaku judi akan ditetapkan sanksi tersebut sesuai dengan tingkat kemaksiatan yang mereka lakukan," tandasnya.

"Hukuman ini akan diterapkan pada siapapun baik rakyat maupun penguasa. Inilah mekanisme khilafah dalam mengusut tuntas perjudian," pungkasnya. [] Willy Waliah

Selasa, 30 Agustus 2022

Tata Kelola Peternakan dalam Kapitalisme Menjadikan Pemerintah Abaikan Hak Rakyat

Tinta Media - Narator Muslimah Media Center mengatakan, tata kelola peternakan di bawah sistem kapitalisme lebih berpihak kepada korporasi dan mengabaikan hak rakyat.

“Tata kelola sektor peternakan di bawah sistem kapitalisme hanya menjadikan pemerintah lebih berpihak pada korporasi dan mengabaikan hak rakyat, sekaligus tanggung jawabnya sebagai pengurus urusan rakyat,” ungkapnya di Serba-Serbi MMC: Harga Telur Makin Mahal Akibat Tata Kelola Peternakan Dibawah Kapitalisme? Senin (29/8/2022) melalui kanal Youtube Muslimah Media Center
 
Narator lalu menyontohkan kenaikan harga telur yang terjadi saat ini tak lepas dari liberalisasi perdagangan. “Harga pakan berpengaruh sekitar 70% pada biaya produksi dari tumbuhnya ayam secara keseluruhan. Kontribusi pakan ini cukup besar terhadap hasil produksi baik broiler maupun layer. Sedangkan komponen terbesar dari pakan itu sendiri adalah jagung. Sementara diadopsinya liberalisasi perdagangan sebagai konsekuensi bergabungnya Indonesia dalam WTO menjadikan Indonesia terikat untuk mengimplementasikan agrement on agriculture,” paparnya.
 
Konsekuensinya, lanjut Narator,  negeri ini harus melakukan  pengurangan subsidi ekspor, pengurangan subsidi dalam negeri  dan  membuka akses pasar. Dampaknya  penghapusan biaya masuk impor yang mengakibatkan Indonesia diserbu berbagai produk impor termasuk jagung kedelai dan sebagainya.
 
“Inilah yang menyebabkan jagung sebagai bahan utama pakan ternak mengalami kenaikan. sebab jika harga impor mengalami kenaikan maka harga jagung dalam negeri juga ikut naik,” simpulnya.
 
 
Ditambah lagi, ujar Narator,  pakan ternak di dalam negeri juga menyimpan polemik tersendiri. “Kita tidak bisa menutup mata dengan keberadaan produsen besar produk ternak. Mereka adalah para peternak raksasa yang juga memproduksi pakan ternak termasuk pakan ayam. Mereka menguasai industri peternakan dari hulu hingga hilir,” bebernya.
 
Korporasi Asing
 
Ia menilai, alasan di balik mahalnya harga pakan ternak khususnya ayam karena sektor produksi pakan ternak sudah dikuasai korporasi besar yang berasal dari negara asing. “Dari sisi modal dan daya saing, korporasi ini adalah pemain kuat dan besar. Akibatnya peternak lokal mau tidak mau memang harus membeli pakan bahkan benih ayam dari korporasi besar ini,” ungkapnya.
 
Faktor tersebut, nilainya,  menjadi bukti bahwa cengkraman kapitalisme dan keterikatan Indonesia dalam perjanjian internasional seperti WTO (organisasi perdagangan dunia) menjadikannya tidak mandiri dan selalu bergantung pada pangan luar negeri. Hal itu tentu berpengaruh pada sektor peternakan.
 
Sistem Islam
 
Narator mengatakan, umat hari ini membutuhkan sistem yang mampu mewujudkan kemandirian pangan. Sistem ini pernah berjalan selama hampir 13 abad, yaitu sistem Islam kafah di bawah institusi Khilafah Islam.
 
Ia lalu membacakan hadis Rasulullah SAW  riwayat Imam Muslim dan Imam Ahmad. “Imam atau khalifah adalah pengurus dan ia bertanggung jawab terhadap rakyat yang diurusnya.”
 
“Di dalam negeri politik pangan islam menjamin pemenuhan pangan seluruh individu rakyat baik untuk konsumsi harian maupun menjaga cadangan pangan, untuk mitigasi bencana atau paceklik.  Termasuk peran lembaga negara seperti ‘berdikari’ yang tidak lain adalah perpanjangan pemerintah untuk mengatur stok dan stabilitas harga pangan hasil ternak,” ungkapnya.
 
Menurutnya, dengan kerja integral bersama bulog, berdikari berperan sebagai unit pelaksana teknis dalam mewujudkan kedaulatan dan ketahanan pangan hasil ternak pada setiap individu rakyat, menyimpan cadangan pangan untuk kebutuhan pada kondisi bencana, ataupun untuk menstabilkan harga di pasar.
 
“Kedua lembaga ini dijalankan berlandaskan fungsi pelayanan dan menihilkan aspek komersial,” tandasnya.
 
Untuk mengatasi problem sektor peternakan sebagaimana saat ini, ucapnya,  peran berdikari diantaranya adalah menyerap hasil produksi ternak dari para peternak lokal.  Berdikari dengan  dibantu bulog juga mengawasi  hasil distribusi ternak sebagai fungsi penjagaan ketahanan dan sumber daya  pangan masyarakat.
 
“Berdikari dan bulog sebisa mungkin meminimalkan stok yang bersumber dari impor terlebih jika itu berdampak pada faktor produksi ternak di dalam negeri,” tukasnya.
 
Semua langkah ini, menurutnya,  semata agar rakyat benar-benar  bisa merasakan peran pemerintah untuk mengurusi kebutuhan sekaligus harga pangan mereka.
 
“Karena itulah jika urusan pangan dikelola dengan sistem islam yakni khilafah maka ketahanan dan kedaulaan pangan bagi individu rakyat akan terwujud,” yakinnya memungkasi penuturan. [] Irianti Aminatun
 
 

Sabtu, 13 Agustus 2022

MMC: Pihak Keamanan Tutup Area CFW, Nyatanya Kembali Ramai

Tinta Media - Terkait Perbincangan seputar Fenomena Citayam Fashion Week (CFW) yang beberapa waktu lalu telah ditutup pihak keamanan, Narator MMC mengungkapkan, namun nyatanya kembali ramai.

"Beberapa waktu lalu, pihak keamanan telah menutup pagelaran fashion jalanan ini karena mengganggu lalu lintas di sekitaran Sudirman. Namun ternyata kebijakan ini tidak berlangsung lama. Nyatanya, masyarakat kembali memadati area ini dengan melakukan berbagai kegiatan di sana," tuturnya dalam acara MMC News: Area Citayam Fashion Week Ditutup, Tapi Kenapa Masih Ramai? Di kanal YouTube Muslimah Media Center, Senin (8/8/2022).

Narator melanjutkan, fenomena Citayam Fashion Week adalah bentuk nyata dari arus liberalisasi hari ini. Kebebasan berekspresi telah menggerus moral dan tujuan hidup generasi muda yang hakiki. Gaya hidup ini membuat mereka menjadi hedonis dan hanya mengejar kesenangan duniawi. 

"Mereka telah kehilangan jati diri pemuda muslim yang berkualitas tinggi, yang menjadikan Al-Qur'an dan Sunnah sebagai pedoman dalam beraktivitas. Sebagaimana generasi muslim pada awal Islam yang lebih senang menghabiskan waktu dengan ilmu dan ibadah untuk mencari ridho Allah SWT," ungkapnya.

Ia pun menegaskan, tentu haruslah menjadi cita-cita besar para pemuda muslim untuk kembali pada gaya hidup yang mulia, yakni dengan Islam. Inilah yang membuat Islam dan kaum muslimin berada di puncak peradaban gemilang. Eksistensi yang menghantarkan pada kemuliaan hidup tidak hanya di dunia, namun hingga ke akhirat.

"Hal ini hanya bisa terwujud dengan penerapan syariat Islam kaffah dalam level negara-negara yang mampu meriayah rakyatnya dengan memberikan fasilitas terbaik di bidang pendidikan, memelihara ketakwaan, membuka seluas-luasnya pengembangan ilmu pengetahuan, serta menutup rapat celah kemaksiatan di tengah-tengah masyarakat," bebernya.

Narator menjelaskan, Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitabnya al-Iqtishad fi al-itiqad halaman 128, mengumpamakan Diin dan kekuasaan (kepemimpinan), sebagai saudara kembar. Beliau berkata, "Al-Diin itu asas dan penguasa itu penjaganya, maka apa-apa yang tidak ada asasnya maka ia akan roboh dan apa-apa yang tidak ada penjaganya maka ia akan hilang," pungkasnya.[] Willy Waliah

Selasa, 09 Agustus 2022

Pengemban Dakwah Wajib Bersifat Sabar

Tinta Media - Aktivis Muslimah Ustazah Noval Tawang menyampaikan, sifat sabar harus menghiasi diri pengemban dakwah. 

"Sifat sabar wajib menghiasi diri orang beriman, terutama para pengemban dakwah," tuturnya dalam One Minute Booster Extra : Pengemban Dakwah Tidak Layak Mundur ke Belakang,  Jumat (05/08/2022), di kanal Youtube Muslimah Media Center.

Menurutnya, Allah SWT telah menyandingkan sabar dengan ketakwaan. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam QS. Yusuf ayat 90 yang artinya "Sungguh siapa saja yang bertakwa dan bersabar, Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik". (TQS. Yusuf : 90)

Dalam ayat yang agung ini, ucap Tawang, Allah SWT telah menegaskan adanya korelasi yang tidak terpisah antara ketakwaan dengan kesabaran.

"Bahkan Allah mengaitkan sifat sabar ini dengan keimanan, ketakwaan, dan ganjaran agung bagi hamba-hamba-Nya yang bersabar, sebagaimana dalam firman-Nya di dalam QS. az-Zumar ayat 10 yang artinya "Sungguh hanya kaum yang bersabar yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas," kutipnya.

Tawang menjelaskan keutamaan sifat sabar hingga diganjar dengan pahala tanpa batas, tidak lain karena sifat sabar mampu menopang tegaknya kebaikan seseorang yang beriman.

"Baik sabar dalam menegakkan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Maupun sabar atas musibah yang menimpa mereka," jelasnya.

Sifat sabar inilah yang menghiasi catatan gemilang sejarah peradaban Islam. Hal ini tertoreh dalam lembaran sirah Nabiyullah al-Mushthafa Muhammad SAW, dan para sahabatnya tatkala menghadapi persekusi kaum kafir Quraisy.

Begitu pula, lanjut Tawang, kita melihat keteladanan salafushshalih semisal Imam Ahmad bin Hambal , beliau tetap bersabar membela kebenaran, tatkala menghadapi kekuasaan tiran kaum muktazilah dalam fitnah khalq al-Quran.

"Mereka semua teguh membela kebenaran dan bersabar di dalam menghadapi cobaan hingga mendapati di antara dua kebaikan yaitu meraih kemuliaan di dunia dengan tetap di atas kebenaran atau meraih kemuliaan di akhirat dengan mati syahid," tandasnya.

Maka dari itu, wajib bagi orang yang beriman, terutama para pengemban dakwah untuk menghiasi dirinya dengan sifat sabar ini. Sebagaimana Rasulullah SAW telah memuji di dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan ath-Thabrani. Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh mengagumkan urusan orang mukmin, setiap urusannya baik. Hal demikian tidak pernah terjadi kecuali atas kaum mukmin. Jika mereka meraih kebahagiaan, mereka bersyukur, karena itu adalah kebaikan bagi dia. Jika ditimpa kesulitan, mereka bersabar, dan itu menjadi kebaikan pula baginya." (HR. Muslim dan ath-Thabrani).

"Para pengemban dakwah di akhir zaman menyaksikan apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW. Inilah zaman di saat mereka hidup bagaikan memegang bara api," kutipnya.

Para pengemban dakwah dipersekusi, khilafah sebagai ajaran Islam dan opini dakwahnya distigma negatif. Para pengemban dakwah dituduh radikal, berbahaya, memecah belah bangsa.

"Apakah para pengemban dakwah layak mundur ke belakang?," tanyanya.
"Tentu saja, tidak!" jawabnya. 

Karena, sambungnya, para pengemban dakwah wajib bersabar sebagaimana kesabaran Rasulullah dan para sahabat di dalam menghadapi persekusi orang-orang kafir Quraisy.

"Para pengemban dakwah harus senantiasa bersabar hingga Allah menganugerahkan kepada mereka kemenangan hakiki dan mereka tidak akan pernah termasuk bagian dari orang-orang yang merugi," pungkasnya.
[] 'Aziimatul Azka

Jumat, 05 Agustus 2022

Overthinking Timbul dari Kekeliruan Berpikir

Tinta Media - Aktivis Muslimah Ustazah Ratu Erma Rachmayanti menegaskan bahwa kekeliruan berpikir menimbulkan overthinking.

“Kekeliruan berpikir ini menimbulkan overthinking,” tegasnya dalam Program Tahukah Kamu: Overthinking Itu Bikin Gak Produktif? Sabtu (30/7/2022), di kanal YouTube Muslimah Media Center. 

Menurutnya, fenomena overthinking ini banyak menjangkiti kaum muda hari ini dan ia mengkhawatirkan kondisi tersebut. 
“Overthinking adalah penampakan dari rendahnya kualitas berpikir kaum muda dan juga ini bentuk kekeliruan berpikir dan kita harus sangat khawatir dengan fenomena ini,” tuturnya. 

Ia memperhatikan pemikiran pemuda muslim hari ini tidak jauh dari persoalan pribadinya. 
“Jadi mereka cenderung untuk mengamankan kebutuhannya sendiri,” ucapnya.

Ia melanjutkan tentang ketakutan dan kekhawatiran berlebihan dari pemuda muslim sekarang hanya berkisar pada kepentingan individu. “Misalnya khawatir tidak dapat pekerjaan, khawatir tidak lulus, takut tidak dapat nilai yang baik, takut tidak punya teman, khawatir dibilang tidak cantik atau takut pasangannya yang berselingkuh, takut gagal bisnis, dan lain-lain,” kritiknya. 

Ia pun mengkritik bahwa standar pemikiran demikian merupakan pemikiran yang rendah. 
“Karena pemikiran yang tinggi itu adalah pemikiran untuk menyelesaikan masalah skala masyarakat, umat atau bangsa, bukan berputar pada persoalan individu,” kritiknya. 

Overthinking umumnya dipacu oleh pengaruh dari perkataan orang lain di sekitarnya, atau bisa dari kurangnya percaya diri karena proses pendidikan selama ini yakni selalu mendapat penilaian negatif, akhirnya menjadi takut untuk melakukan sesuatu. Dan hal ini menurutnya merupakan problem besar bagi generasi muda. 

“Ini adalah problem besar bagi generasi muda yang terjangkit model kelemahan berpikir seperti ini, sehingga kita melihat pemikirannya tidak matang, perasaannya galau, resah, dia mudah tertekan, dan stres. Maka sikapnya pun labil, berubah-ubah, dan mudah terpengaruh. “ tuturnya. 

Ia mengungkapkan antara pemikiran, perasaan, dan perilaku pada diri seseorang itu saling berkaitan. “Seseorang yang berpikiran positif, akan muncul perilaku positif, dengan cara menilai sesuatu kejadian atau hal apa pun itu dimulai dari respons yang positif terlebih dahulu dan sebaliknya,” ungkapnya. 

Berpikir dan bersikap positif atau negatif seseorang itu dipengaruhi oleh perspektif yang dibentuk dari informasi yang diperoleh mengenai kehidupan.

“Ketika seseorang tidak mampu berpikir positif maka yang muncul adalah pemikiran negatif. Maka tentu sikapnya pun menjadi negatif sesuai dengan pemikirannya,” tambahnya. 

Ia menggambarkan kehidupan umat Islam termasuk generasinya yang hidup di bawah sistem kapitalis menjadikan pemikiran yang lemah ini terus berkembang.

“Sistem kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan adalah sistem kufur yang tidak berlandaskan rasa takut dan khawatir itu kepada Allah SWT, Sang pencipta alam semesta dan sistem ini telah membentuk perspektif materialistis dan hubungan persaingan yang tidak sehat di masyarakat,” bebernya. 

Ia mengatakan perspektif inilah yang membentuk secara sistematis bahwa pemikiran untuk meraih segala sesuatu itu dengan berbagai cara untuk memenuhi kebutuhan ekonominya dan eksistensi sosialnya tanpa dilandasi oleh perspektif akhirat dan menyebabkan overthinking. 

“Bahwa untuk menang harus kuat, ingin bertahan hidup harus kaya, ingin mendapat segalanya harus punya posisi atau berkuasa. Persaingan tidak sehat inilah yang menghasilkan kecemasan dan ketakutan, tekanan dan juga kesengsaraan, “ katanya.

“Karena itu tidak heran kalau ketakutan masyarakat termasuk pemudanya hari ini tidak jauh dari kebutuhan ekonomi dan eksistensi sosial sehingga umumnya yang mendominasi itu adalah tidak adanya ketakutan yang dilandasi oleh perspektif akhirat,” lanjutnya. 

Melihat faktanya, ia menilai pemahaman dan sistem kapitalis telah membentuk umat Islam menetapkan hawa nafsu sebagai pemutus. Tidak bersandar kepada hukum-hukum Allah sehingga tidak memahami aspek dan cara hidup menurut Allah SWT, tidak menjadikan keredaan dan kemurkaan Allah sebagai standarnya. 

“Setiap Muslim termasuk pemuda muslim itu tidak ubahnya seperti orang yang tidak meyakini Allah, orang yang mengingkari nikmat penciptaan, tidak menerima ketentuan dan ketetapan, mengabaikan akhirat, tidak takut pada apa yang akan terjadi di hari akhir, “ pungkasnya.[] Ageng Kartika 

Kamis, 04 Agustus 2022

Khilafah Melahirkan Ilmuwan Luar Biasa

Tinta Media - Narator Muslimah Media Center (MMC) menceritakan, khilafah mampu melahirkan ilmuwan-ilmuan yang luar biasa. Salah satu ciptaan mereka adalah gelas-gelas kristal yang terbuat dari kaca.

"Tidak dipungkiri bahwa peradaban Islam yang terbentuk melalui sistem khilafah mampu melahirkan para ilmuan yang begitu luar biasa. Setiap ilmuan yang tumbuh dan berkembang di wilayah khilafah pasti akan membawa kebaikan di daerah tersebut, seperti wilayah Andalusia, atau yang saat ini disebut Spanyol. Banyak hal baru di daerah ini yang diperkenalkan oleh kaum muslimin. Salah satu diantaranya adalah gelas-gelas kristal dari kaca," bebernya dalam History Insight yang berjudul 'Inovasi Kaca Kaum Muslimin: Dari Alat Makan hingga Planetarium' di channel YouTube MMC, Senin (1/8/2022). 

Gelas-gelas yang dikembangkan di daerah ini, lanjutnya, berkat kecerdikan ilmuwan muslim, yakni Abbas Ibnu Firnas. Melalui eksperimennya, Abbas Ibnu Firnas berhasil memproduksi kaca berbahan pasir, kristal dan kuarsa berkualitas tinggi.

"Kejernihan kaca atau gelas yang diciptakannya itu mengundang decak kagum penyair Arab Al-buhturi (820-897). Ia menggambarkan 'its colour hides the glass as of is standing in it without a container,' (wikipedians, "Chemistry", halaman 2)," jelasnya.

Ia menuturkan, barang-barang ini kemudian digunakan dan diperkenalkan sebagai alat makan penduduk setempat. "Terlebih pada saat itu ada sosok seniman bernama Ziryab yang memperkenalkan menu-menu makanan, etika ketika makan, dan mengubah gaya peralatan makanan menjadi lebih indah dan berkelas menggunakan gelas-gelas kaca kristal," ungkapnya.

Sebelumnya, ia melanjutkan, alat-alat makan masyarakat bawah Eropa masih sangat sederhana yang terbuat dari kayu, sedangkan alat-alat makan para rajanya, mereka menggunakan emas dan perak.

Namun, menurutnya, keberadaan peradaban khilafah di Andalusia mengubah peralatan makanan menjadi lebih indah dan berkelas untuk semua kalangan tanpa menggunakan emas dan perak. "Inovasi ini tentunya didasari pula dari pemahaman bahwa kaum muslimin dilarang menggunakan alat-alat yang berasal dari emas dan perak," terangnya.

Planetarium Berasal dari Islam

Selain memperkenalkan kaca kristal sebagai gelas minuman, paparnya, Abbas Ibnu Firnas menggunakan kaca untuk membangun planetarium, yaitu sebuah gedung teater untuk memperagakan simulasi susunan bintang dan benda-benda langit.

Ia mengatakan, di planetarium penonton bisa belajar mengenai pergerakan benda-benda langit di malam hari di berbagai tempat di bumi dan sejarah alam semesta.

Planetarium Abbas Ibnu Firnas, sambungnya, pada saat itu mampu menampilkan awan buatan, guntur, dan kilat. "Teknologi ini mengejutkan publik di abad kesembilan dan menjadi cikal bakal planetarium modern," tuturnya.

Ia menyebutkan, inilah gambaran berbagai teknologi inovasi yang dilakukan ilmuwan pada masa peradaban khilafah. Inovasi ini mampu memberikan kebaikan untuk seluruh umat dan bisa dinikmati oleh siapapun.

Menurutnya, hal tersebut berbeda dengan peradaban kapitalisme yang memang menghasilkan banyak penemuan, namun bersifat lanjutan. Itupun hanya orang-orang tertentu yang memilik akses pendidikan berkualitas. 

"Sementara mereka yang tidak berpendidikan atau yang tidak memiliki akses pengembangan teknologi tidak ada ruang bagi mereka untuk berinovasi. Padahal bisa jadi dari merekalah inovasi-inovasi brilian itu lahir. Jadi bisa dikatakan hasil pengembangan teknologi peradaban kapitalisme tereksklusif bagi rakyat miskin," pungkasnya.[] Wafi

Selasa, 02 Agustus 2022

Fenomena CFW Gambaran Pemuda Krisis Jati Diri

Tinta Media - Mewabahnya racun Citayam Fashion Week (CFW) dinilai Muslimah Media Center menampilkan gambaran pemuda yang krisis jati diri.

"Terlepas dari masalah kreativitas anak muda, Fenomena CFW ini menampilkan gambaran pemuda yang krisis jati diri bahkan niat sholat saja tidak hafal. Korban kemiskinan sistemik dan gaya hidup liberal bahkan yang mengerikan adalah munculnya bibit-bibit L68T, " ungkap narator dalam Serba-serbi MMC: Kasus Bullying Hingga Racun Citayam, Bukti Perusakan Potensi Generasi, Jumat (29/7/2022) Melalui kanal Youtube Muslimah Media Center.

"Fenomena baru ini sebenarnya menunjukkan cara pandang kehidupan yang diadopsi oleh masyarakat sekarang. Melihat realita, saat ini masyarakat positif terpapar sistem sekuler kapitalisme," lanjutnya.

Menurut narator, sistem ini membuat pemikiran, perasaan dan aturan yang berlaku terpisah dari agama. Agama diserahkan kepada individu masing-masing tanpa ada penjagaan terhadapnya. Sementara, untuk mengatur kehidupan, manusia merasa bebas melakukan apapun dan menilai standar kebahagiaan maupun kesuksesan terpaku pada tolak ukur kapitalisme yang bersifat materialistik.

"CFW menjadi salah satu fenomena tersebut. Kehidupan yang sekuler dan materialistik membuat para remaja yang seharusnya terikat dengan hukum Islam malah bebas mengekspresikan diri. Alhasil perundungan LGBT, haus eksistensi, menjadi viral dan menghasilkan uang menjadi cara pandang para remaja sekarang," bebernya.

Narator menegaskan, inilah bukti nyata perusakan dan pembajakan potensi generasi secara sistemik, sedangkan negara sekuler kapitalisme hanya membuat kebijakan, pernyataan normatif seperti mencarikan tempat untuk Fashion Week, memberi beasiswa dan menganggap itu adalah sebuah kreativitas.

"Dibutuhkan peran negara yang mampu mengeluarkan kebijakan dengan perubahan arah orientasi dan pembinaan generasi. Jika arah orientasi dan pembinaan generasi masih terkungkung dengan sistem kapitalisme, kerusakan generasi dimasa depan akan jelas semakin parah," pungkasnya.[] Yupi UN
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab