Tinta Media: Lingkungan
Tampilkan postingan dengan label Lingkungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Lingkungan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 Oktober 2023

Cendekiawan Muslim: Islam Mendorong Perlindungan Lingkungan

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Prof. Fahmi Amhar menyatakan bahwa ajaran Islam mendorong upaya perlindungan terhadap lingkungan.
 
“Islam mendorong perlindungan lingkungan. Itu bagian dari hifzul nafs dan hifzul maal,” tegasnya dalam rubrik Perdagangan Karbon: Ilusi Green Ekonomi?? di kanal Youtube PAKTA Channel pada Jumat (6/10/2023).
 
Ia menjelaskan, secara fikih bisa digali beberapa kaidah-kaidah umum. Pertama, misalnya hadis Nabi yang menyatakan bahwa seluruh manusia berserikat pada api, padang gembalaan dan air.
 
“Kita berserikat, semua manusia itu punya hak yang sama meskipun di hadisnya disebut dengan al muslimiina tapi sebenarnya enggak cuma untuk Muslim. Juga untuk semua manusia mereka berserikat, punya hak yang sama pada sumber daya air, sumber daya energi dan api,” tuturnya.
 
Ia menerangkan, sumber daya alam meskipun di Arab Saudi atau di Iran itu semua milik seluruh manusia secara bersama-sama, bukan hanya penduduk setempat. “Juga padang gembalaan, mencakup hutan lebat milik kita bersama-sama dan dijaga untuk titipan generasi mendatang,” jelasnya.
 
Kedua, sebutnya, Islam adalah ajaran yang sangat menekankan keadilan dan keberlanjutan. Rasulullah pernah berwasiat kepada para sahabat, andaikan ketika berada di tepi sungai yang banyak air namun berwudlu cukup dengan air sebanyak satu cangkir.
 
“Islam menyukai hidup sederhana. Rasulullah mengatakan apabila makanan  cukup untuk dua orang, itu cukup untuk makan tiga orang. Jadi kita ini bisa berbagi lebih banyak. Rasulullah sangat menghargai keberlanjutan, tidak boros,” imbuhnya.
 
Pertumbuhan
 
Terkait perlindungan lingkungan dalam ideologi kapitalisme saat ini, Fahmi menilai justru banyak negeri yang menghabiskan sumber daya alam tanpa henti karena indikator kapitalisme adalah pertumbuhan ekonomi.
 
“Kalau orang pakai sepeda makin banyak, makin banyak yang sehat. makin sedikit karbon tapi pengguna mobil makin sedikit. Itu kalau bagi ekonomi negara negatif. Ekonomi jelek, mobil tidak laku, spare part jarang yang beli, SPBU banyak yang tutup,’ ungkapnya.
 
Oleh karenanya, ketika Islam mengajarkan hidup sederhana demi keberlanjutan namun justru kapitalisme mendorong manusia untuk berpola hidup boros.

“Hidup yang sederhana itu di sistem kapitalis itu enggak disukai. Jelas ajaran Islam bertentangan dengan ajaran ekonomi kapitalis," pungkasnya.[] Yung Eko Utomo

Selasa, 13 Juni 2023

Hanya dengan Aturan Islam, Lingkungan Menjadi Bersih dari Sampah!

Tinta Media - Dua tahun lagi, Dadang Supriatna optimistis Kabupaten Bandung tidak butuh lagi TPA sampah. Menurutnya, TPA akan menjadikan lingkungan indah dan nyaman ditempati. Perekonomian juga bisa meningkat dengan bersihnya lingkungan.

Sebelumnya, gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah membentuk tim cekungan Bandung untuk menangani permasalahan sampah. Kebijakan itu ditindaklanjuti oleh pemerintah Kabupaten Bandung dengan sasaran penanganan transportasi, banjir, dan tata ruang wilayah.

Permasalahan sampah yang tak pernah terselesaikan ini terjadi karena tidak adanya perhatian khusus dari negara, serta tidak adanya kebijakan untuk melindungi lingkungan menjadi bersih. Karena itu, mereka menjadikan TPA sebagai solusi akhir sehingga sampah semakin menumpuk, bahkan kian menggunung. 

Selain itu, aturan atau kebijakan yang diterapkan pemerintah kepada masyarakat yang telah melanggar dengan membuang sampah sembarangan, sama sekali tidak menimbulkan efek apa pun. Masyarakat seakan tak peduli dengan sanksi yang ditetapkan terhadap pelaku pembuang sampah sembarangan.

Problematika sampah ini sejatinya bukan sekadar masalah lingkungan saja. Namun, ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakat. Sejatinya, permasalahan sampah ini bukan hanya bertumpu pada konsumen saja, tetapi masalah utamanya ada pada produsen yang secara terus-menerus memproduksi bahan-bahan yang tidak bisa didaur ulang. 

Selain itu, penumpukan sampah juga terjadi karena limbah perindustrian. Alhasil, dampak kerusakan dari pemupukan sampah ini begitu terasa oleh masyarakat, seperti pencemaran sungai yang bisa mengakibatkan banjir, polusi udara yang disebabkan asap pembakaran sampah yang berdampak pada kesehatan ataupun pencemaran lingkungan, sehingga terlihat jorok dan kumuh. 

Semua permasalahan ini terjadi sebab masyarakat terbiasa hidup dengan sistem kapitalistik yang tidak mampu memilih mana kebutuhan dan mana keinginan. Yang dipikirkan hanya bagaimana cara meraup keuntungan sebanyak-banyaknya dari para korporat. Alhasil, apa pun upaya pemerintahan dalam menanggulangi permasalahan sampah ini, pada akhirnya akan menemui jalan buntu. 

Maka dari itu, harus ada kebijakan holistik untuk menuntaskan masalah lingkungan hingga ke akar-akarnya. Hal ini dimulai dari individu, masyarakat, hingga negara. 

Islam adalah agama yang memecahkan masalah. Islam juga mampu memberika solusi bagi semua problematika kehidupan, termasuk masalah sampah ini. Islam mewajibkan seluruh manusia untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan memilih dan memilah kebutuhan dan keinginan, sehingga dengan kesadaran sendirinya masyarakat terhindar dari sifat konsumtif. 

Setelah individu dan masyarakat, selanjutnya yang paling utama adalah negara harus memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pola hidup hemat dan sederhana, serta membangun paradigma keimanan yang kokoh bagi masyarakat. 

Atas dasar ini, masyarakat, baik produsen maupun konsumen akan senantiasa memperhatikan lingkungan dengan landasan keimanan. Jika keimanannya sudah tertancap dalam diri, maka sebagai seorang muslim, kita yakin bahwa semua aktivitas yang kita lakukan senantiasa akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. 

Karena itu, ketika seorang muslim membeli sesuatu barang, maka selain faktor halal dan haram, ia tidak akan membelanjakan hartanya secara konsumtif. Oleh sebab itu, diperlukan solusi sistemik, yaitu penerapan ideologi Islam di dalam kehidupan untuk menyelesaikan permasalahan sampah ini. Sebab, problematika sampah hanyalah problematika di hilir yang muncul akibat problematika yang terjadi di hulu, yaitu diterapkannya ideologi kapitalisme sekuler.
Wallahu'allam bishawab.

Oleh: Yuni Irawati
Ibu Rumah Tangga
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab