Tinta Media: Liberalisme
Tampilkan postingan dengan label Liberalisme. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Liberalisme. Tampilkan semua postingan

Kamis, 17 Agustus 2023

Potret Buram Remaja dalam Jeratan Liberalisme

Tinta Media - Kondisi pergaulan anak remaja saat ini sungguh sangat memprihatinkan. Pergaulan remaja sekarang lebih condong berkiblat pada orang-orang barat yang menjunjung tinggi kebebasan dalam bergaul.

Sebagaimana yang dilansir di beberapa media online, termasuk dalam liputan6.com dan metro.batampos.co.id, menunjukkan data yang cukup mencengangkan. Dijelaskan bahwa Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah mendapati mayoritas anak remaja di Indonesia sudah pernah berhubungan seksual. Dalam data tersebut menunjukkan untuk remaja usia 14-15 tahun jumlahnya 20% anak yang sudah berhubungan seksual, sementara usia 16-17 tahun jumlahnya mencapai 60% yang sudah berhubungan seksual dan usia 19-20 tahun sebanyak 20%.

Jumlah angka yang ditunjukkan tersebut ternyata membuat hati kita para orang tua semakin miris.

Jika kita amati dan analisis, ternyata ada berbagai macam faktor penyebab tingginya angka remaja yang sudah berhubungan seksual, diantaranya:

Pertama perkembangan informasi atau kita mengenalnya dengan istilah digitalisasi. Adanya media sosial dan konten-konten negatif yang mudah diakses menjadikan para remaja bebas berselancar di jejaring internet hingga banyak bertemu dengan konten-konten yang tidak sesuai, dan pada akhirnya menjerumuskan mereka pada pergaulan bebas. Parahnya lagi mereka tidak menyadari bahwa yang dilakukannya malah merusak masa depannya.

Kedua kurangnya pengetahuan mengenai dampak dari seks bebas. Kebanyakan orang tua masih berfikiran bahwa pemahaman tentang seks adalah sesuatu yang tabu, sehingga para orang tua tersebut membebankan pada pihak sekolah terkait pemahaman itu. Sementara di sekolah pun pengetahuan tersebut sangat terbatas sekali dan didukung oleh gaya para remaja yang malas untuk membaca. Pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya tidak berkembang sementara nafsu seks mereka semakin berkembang.

Ketiga persoalan ekonomi menjadi salah satu penyebab seks bebas. Gaya hidup kapitalis di lingkungan masyarakat menuntut para remaja hidup dengan berfoya-foya. Ini menjadi salah satu pemicu para remaja untuk mendapatkan uang dengan cara yang instan dengan menjual dirinya. Mereka rela melakukan apapun untuk bisa mendapatkan uang demi pemenuhan kebutuhan hidupnya.

Keempat kurangnya pengawasan dari pihak keluarga, sekolah dan masyarakat. Kebanyakan anak-anak remaja yang kurang kasih sayang dari orang tuanya atau anak-anak yang berasal dari keluarga Broken Home berpeluang besar untuk terjerumus ke dalam seks bebas. Sementara di lingkungan masyarakat terjadi perubahan cara pandang setiap tahunnya berkaitan dengan kemajuan masa pubertas sekaligus masa menstruasi pada remaja putri. Jika pada masa dahulu usia 17-19 tahun baru mengalami menstruasi tapi anak remaja sekarang usia 12 tahun sudah mengalami menstruasi.

Hal inilah yang menyebabkan tingginya angka anak remaja yang sudah melakukan seks bebas dan berdampak pada tingginya angka kasus pencabulan, pernikahan dini, hingga kasus penjualan atau pembuangan bayi. Di sisi yang lain juga berdampak pada moral remaja tersebut, karena pada akhirnya mereka tidak akan bisa fokus untuk melanjutkan pendidikannya hingga merusak masa depannya.

Memang jeratan liberalisme pada remaja sangat miris sekali. Kita bisa melihatnya dari usia para pelaku seks bebas yang semakin muda. Dan kalau kita perhatikan, ini adalah tanda kerusakan perilaku yang sangat parah sekali yang bersumber dari rusaknya asas kehidupan.

Pendidikan seks dan reproduksi yang ditawarkan sebagai solusi, ternyata hanya akan menambah parah persoalan tersebut. Karena solusi yang ada lahir dari paradigma baru yang justru bertentangan dengan Islam.

Pada dasarnya IsIam merupakan satu-satunya solusi yang tepat untuk menyelesaikan persoalan seks bebas. Dalam sistem IsIam akan menjadikan aqidah IsIam sebagai landasan/pondasi dalam kehidupan. Dan dari akidah IsIam tersebut akan muncul sebuah tata aturan yang bisa diterapkan dalam kehidupan kita. Sehingga dengan kita menerapkan sistem IsIam dalam kehidupan, maka akan dapat menjaga kemuliaan para generasi dan peradaban yang ada. Wallahu a'lam bish shawab. 

Oleh: Iin Rohmatin Abidah, S.Pd. (Sahabat Tinta Media)

Senin, 14 Agustus 2023

Sihir Liberalisme Merasuki Jiwa Remaja

Tinta Media - Maraknya pergaulan bebas pada remaja membuat dunia pemuda tidak baik-baik saja. Perilaku yang menyimpang dibuatnya kian terus-menerus berulang dan meningkat. Adat norma kemasyarakatan yang seharusnya diperhatikan, sekarang tidak dihiraukan lagi. Rasa tabu di tengah kemasyarakatan terkikis secara perlahan, karena menganggap hal tersebut itu sudah biasa pada umumnya. 

Walhasil, cita-cita kebangkitan pemuda akan jauh dari pencapaian peradaban yang diimpikan. Salah satu fakta kasus remaja yang dinyatakan oleh BKKBN (Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional), mayoritas anak remaja Indonesia sudah pernah melakukan hubungan intim layaknya suami istri. 

Menurut data riset tahun 2017 membuktikan bahwa anak yang berumur 14-16 tahun sudah pernah melakukan hubungan intim sebanyak 20 persen, sementara umur 16-17 tahun sebesar 60 persen. Data ini menunjukkan betapa miris melihat angka anak di bawah umur yang melakukan hubungan seks bebas di luar nikah tiap tahunnya. Fenomena ini akan mempengaruhi moral anak yang berdampak buruk dalam pengendalian emosionalnya.

Allah SWT menciptakan manusia laki-laki dan perempuan dilengkapi dengan naluri. Semua naluri manusia harus terpenuhi karena termasuk kebutuhan. Allah SWT mengatur seperangkat aturan kehidupan termasuk di dalamnya cara memenuhi kebutuhan naluri. Salah satunya adalah naluri seksual untuk melestarikan keturunan. Sebagaimana Allah berfirman, "Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah (pernikahan) dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.

Istilah pernikahan ini untuk mengatur asas kehidupan rumah tangga dan membatasi hubungan laki-laki dan perempuan. Hanya saja konsep liberalisasi masuk di tengah umat dan merusak semua tatanan asas kehidupan. Memberi tawaran pendidikan seks dan pengetahuan reproduksi sebagai solusi. 

Menghalalkan pacaran sehat sebagai gaya gaul bebasnya. Umat terpikat dengan gaya tariknya, seakan tidak mampu melawan arus sihir liberalisme ini. Sebab masyarakat masih percaya pada sistem sekuler yang mendambakan kebebasan. Sistem yang jelas membawa kesialan yang selama ini sedang merasuki jiwa umat, hingga mereka tersihir oleh jampi-jampinya termasuk di kalangan kaum remaja. Hal ini semua meniru konsep gaya barat yang selalu dijadikan kiblat untuk menyaingi dan menentang aturan Islam. Aturan yang menentang aturannya Allah tidak akan pernah melahirkan sebuah solusi, yang ada hanya membuahkan permasalahan yang berkelanjutan.

Islam merupakan sebuah aqidah yang melahirkan aturan kehidupan yang akan menjadikan landasan hidup manusia untuk menyelesaikan semua problematika dan dinamika kehidupan. Seperti contohnya hubungan laki-laki dan perempuan sudah diatur jelas sedemikian rupa. Jika ada pelanggaran yang melampaui batas-batas aturan maka dikenakan hukuman. Rajam dibebankan untuk pelaku perzinaan yang sudah beristri atau bersuami, sedangkan yang masih berstatus lajang maka dikenakan hukum cambuk. Itulah hukuman yang diterapkan Islam untuk menjaga martabat manusia dan memberi efek jera kepada pelakunya.

Islam adalah agama yang sempurna didalamnya terkandung semua aturan lengkap rumus-rumus kehidupan. Namun, manusia yang sombong ingin mengingkari aturan yang sudah menjadi ketetapan Allah SWT dengan membuat aturan hasil pemikirannya sendiri. Apalah jadi, aturan sendiri tidak sesuai fitrah manusia yang akan menghasilkan kerumitan yang tiada henti. Umat sudah cukup lama menderita tanpa penerapan syariah. Betapa benar yang diwahyukan Allah SWT dalam Al-Quran,

"Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit. Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Thaha:124).

Kita sebagai umat muslim wajib mengimani dan mengamalkan apa yang diturunkan oleh Allah, sebagai bentuk hamba yang taat pada tuhannya.

Bermuhasabah dari ayat yang diatas bahwa kehidupan umat ini rumit dengan banyak permasalahan yang tak terselesaikan karena kita mencampakkan hukumnya Allah dan mempercayai hukum buatan manusia. 

Sadarkah kita telah berbuat sedemikian? Begitu dhalimnya kita telah mendurhakai ayat-ayat Allah. Marilah kita kembali pada Syariah sebagai benteng perlawanan kedhaliman yang layak ditumbangkan. Sebagaimana bercermin pada ajaran Rasulullah dan para sahabatnya memimpin dunia dengan penuh ketaatan dan keridaan yang membuahkan kemaslahatan di dunia dan di akhirat. Sejarah Islam mencatat peradabannya yang mampu memimpin sepertiga dunia dibawah kendali khilafah berkonsepkan syariah. Dengan banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan dan intelektual muslim yang selalu menghasilkan karya yang sampai sekarang kita nikmati. Itu semua berkat dari penerapan Islam yang Syar'i. Wallahu alam bis shawwaab.

Oleh: Roida Erniawati
(Aktivis Muslimah)

Sabtu, 24 Juni 2023

Maraknya Sifilis dalam Negeri, Akibat Liberalisme yang Diadopsi

Tinta Media - Maraknya sifilis di negeri ini sedang menjadi pusat perhatian. Pasalnya, sifilis yang merupakan salah satu penyakit infeksi menular seksual atau IMS menunjukkan jumlah yang mencengangkan dalam kegiatan skrining yang dilakukan di masyarakat. Dari skrining tersebut Jawa Barat (Jabar) menduduki peringkat kedua se-Indonesia dan Kota Bandung paling banyak temuan. 

Hal ini, terbukti dari data yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia, Provinsi Jawa Barat, yaitu 3.186 pasien terjangkit sifilis sepanjang data 2018-2022. Jabar di peringkat kedua setelah Provinsi Papua, yaitu sebanyak 3.864 pasien. Setelahnya DKI Jakarta 1.897 pasien, Papua Barat 1.816 pasien, Bali 1.300 pasien, dan Banten 1.145 pasien. Kota Bandung tercatat paling dominan dengan temuan 830 kasus. (Radar Jabar, 21/6/2023). 

Perlu diketahui, yang lebih mirisnya lagi kasus sifilis ini juga ditemukan pada ibu hamil yang tertular oleh pasangannya. Kemudian, ibu hamil yang terinfeksi sifilis bisa menularkan kepada bayi yang dikandungnya. Sungguh sangat memprihatinkan, bayi yang seharusnya lahir sehat, kini justru harus menanggung penyakit sejak pertama lahir ke dunia. 

Oleh karena itu, ketika ditemukan kasus sifilis yang makin meningkat dari tahun ke tahun adalah satu keniscayaan jika melihat rusaknya pergaulan di tengah masyarakat. Saat ini, kebebasan sudah menjadi ajang interaksi antara laki-laki dan perempuan. Aktivitas seksual dan gonta-ganti pasangan pun dilakukan secara bebas dan sudah menjadi sesuatu yang lumrah. 

Hal ini diakibatkan karena cara pandang sistem yang diadopsi di negeri ini adalah kapitalis sekuler, yang memisahkan agama dari ranah kehidupan. Sehingga, kadar kebahagiaan dalam sistem ini semata-mata hanya mencari kepuasan jasmani dari individu itu sendiri yang ingin mereka dapatkan. 

Lantas, bagaimana cara pandang Islam dalam menyikapi kasus seperti ini? Islam jelas berbeda dengan sistem kufur buatan manusia. Islam telah mengatur supaya interaksi manusia mendatangkan keberkahan, termasuk yang berkaitan dengan kebutuhan seksual. 

Islam memiliki aturan yang rinci, dan mengharamkan segala aktivitas seksual yang menyimpang. Islam tidak menjadikan interaksi laki-laki dan perempuan bersifat seksual, melainkan amar makruf nahi mungkar dan saling tolong menolong. Khusus muslimah, mereka wajib menutup aurat secara sempurna di ruang publik, dan melarang istri untuk keluar rumah kecuali izin suaminya. 

Islam juga melarang laki-laki dan perempuan berdua-duaan (berkhalwat), campur baur (ikhtilat), kecuali ada hajat syar’i yang memang diperbolehkan Islam. Misal, dalam hal pendidikan, muamalah, hukum-hukum Islam, dan itu semua dilakukan sesuai dengan aturan syariat. 

Begitulah aturan Islam yang sedemikian sempurna merincinya, semata-mata untuk menjadikan manusia aman, tenang, mulia, dan sejahtera. Kalau ada aturan yang jelas dan sebagai solusi terbaik, kenapa kita masih beralih pada sistem kufur kapitalis yang merusak? Saatnya umat berjuang mengembalikan aturan Sang Pencipta dalam kehidupan di bawah naungan Khilafah.[]

Oleh: Mariyam Sundari
Jurnalis Ideologis

Jumat, 23 Juni 2023

MMC: Munculnya Kelompok Sesat Al-Zaytun karena Demokrasi dan Liberalisme


Tinta Media - Narator Muslimah Media Center (MMC) menegaskan bahwa munculnya penyimpangan-penyimpangan ajaran agama seperti yang terjadi pada Pondok Pesantren Al-Zaytun pimpinan Panji Gumilang tidak lepas dari penerapan demokrasi yang menjunjung tinggi asas kebebasan atau liberalisme. 

"Maraknya kelompok sesat yang merusak akidah umat Islam tidak lepas dari penerapan sistem pemerintahan demokrasi yang menjunjung tinggi asas kebebasan atau liberalisme," tegasnya dalam rubrik Serba-Serbi MMC dengan judul "Kontroversi Pondok Al-Zaytun, Menanyakan Keseriusan Negara Menjaga Akidah Umat" pada kanal Youtube Muslimah Media Center, Senin (19/6/2023). 

Narator MMC juga menegaskan bahwa liberalisme beragama pun juga tidak terelakkan menjadi bagian dari hal tersebut di atas. "Dengan dalih HAM, Hak Asasi Manusia atau kebebasan berpendapat, pemerintah dalam sistem demokrasi mau tidak mau harus mewadahi setiap aspirasi dari masyarakat, termasuk kebebasan beragama," jelasnya. 

Dia melanjutkan bahwa demokrasi atau HAM tidak peduli apakah agama yang dianut shahih atau tidak, asli atau palsu. "Bahkan dengan dalih kebebasan beragama akan banyak memunculkan agama-agama baru, nabi-nabi baru, dan ajaran-ajaran sesat yang dibuat-buat manusia," lanjutnya. 

Dia menilai bahwa demokrasi tidak mampu dan gagal menentukan yang mana ajaran yang haq dan yang batil karena HAM sendirilah yang mengaburkan standar benar salah yang hakiki dari Sang Pencipta. "Pada akhirnya pemerintahan demokrasi menganggap benar dan membenarkan seluruh agama, termasuk ajaran sesat, yang disebut pluralisme," tegasnya. 

Munculnya berbagai penyimpangan agama dinilainya bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya sudah sangat sering bermunculan kelompok sesat yang mengaku bagian dari Islam tetapi ajaran yang dibawa sangat bertentangan dengan akidah Islam. 

"Hal ini menunjukkan gagalnya negara menjaga akidah umat Islam," pungkasnya. [] Hanafi

Jumat, 07 Oktober 2022

Ulama Aswaja Jateng: Komunisme dan Liberalisme Pangkal Kejahatan

Tinta Media - Ulama Aswaja Jawa Tengah menyampaikan bahwa komunisme dan liberalisme adalah pangkal kejahatan.

"Komunisme dan neo liberalisme adalah ummul jara'im, pangkal kejahatan dan kehancuran umat manusia, serta bertentangan dengan Aqidah Islam," tutur KH Nasruddin, perwakilan ulama Aswaja Semarang dalam Multaqo Ulama Aswaja Jawa Tengah: Mengingat Tragedi G30S/PKI, Bahaya, Mafsadat dan Madharat Ideologi Ciptaan Manusia, Pelajaran dari  Pemberontakan PKI, Saatnya Kembali kepada Islam Kaffah, Jumat (30/9/2022) di kanal Youtube Dakwah Jateng News.

Kejahatan dan bahaya komunisme, juga disampaikan oleh perwakilan dari daerah lain diantaranya, ulama Aswaja dari Solo Ustaz Moh. Sulaiman, yang mengatakan bahwa tragedi pemberontakan PKI menimbulkan trauma kolektif, terkhusus bagi umat Islam. 

"Ideologi buatan manusia menimbulkan kerusakan, mafsadat dan madharat," timpal Ustaz Zahid Farhan, ulama Aswaja dari Cilacap.

"Tak hanya komunisme, tapi juga kapitalisme-liberalisme, ideologi rusak yang membawa kehancuran dan kesengsaraan. Contoh dalam aspek ekonomi, pengelolaan energi dan BBM, dan lainnya," kata Ustaz Haniv Umar, ulama Aswaja Tegal.[] Teguh


Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab