Miras Dilegalkan, FDMPB: Konsekuensi Sistem Kapitalisme yang Tak Kenal Halal Haram
Tinta Media - Menanggapi pelegalan miras oleh negara, Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra menilai hal ini sebagai konsekuensi dari penerapan sistem demokrasi sekuler kapitalisme yang tidak mengenal halal haram.
"Inilah konsekuensi penerapan sistem demokrasi sekuler kapitalis yang memang tidak mengenal halal haram," ujarnya kepada Tinta Media, Ahad (10/11/2024).
Menurut Ahmad, kapitalisme tidak peduli akan dampak buruk sosial akibat miras, sebab yang dipikirkan hanya keuntungan materi semata.
"Secara sosiologis, akan menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat. Namun karena ada kepentingan materi, maka miras dianggap sebagai penghasil materi yang menggiurkan," ujarnya.
"Sementara para pengusaha kapitalislah yang akan mereguk keuntungan materi," imbuhnya.
Ahmad mengatakan, para kapitalis jahat akan menghitung uang sambil ongkang-ongkang kaki di depan televisi yang sedang menayangkan berita kriminalitas yang disebabkan oleh konsumsi miras. "Kurang ajar!" pungkasnya.[] Muhammad Nur
"Inilah konsekuensi penerapan sistem demokrasi sekuler kapitalis yang memang tidak mengenal halal haram," ujarnya kepada Tinta Media, Ahad (10/11/2024).
Menurut Ahmad, kapitalisme tidak peduli akan dampak buruk sosial akibat miras, sebab yang dipikirkan hanya keuntungan materi semata.
"Secara sosiologis, akan menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat. Namun karena ada kepentingan materi, maka miras dianggap sebagai penghasil materi yang menggiurkan," ujarnya.
"Sementara para pengusaha kapitalislah yang akan mereguk keuntungan materi," imbuhnya.
Ahmad mengatakan, para kapitalis jahat akan menghitung uang sambil ongkang-ongkang kaki di depan televisi yang sedang menayangkan berita kriminalitas yang disebabkan oleh konsumsi miras. "Kurang ajar!" pungkasnya.[] Muhammad Nur