Kiai Labib: Allah Melarang Manusia Berbuat Kerusakan di Bumi
Tinta Media - Cendekiawan Muslim KH Rokhmat S. Labib menyitir QS al Baqarah ayat 11 yang berisi larangan dari Allah Swt. agar jangan berbuat kerusakan di muka bumi.
“Allah Swt. dalam QS al Baqarah ayat 11 menyampaikan : ‘Apabila dikatakan kepada mereka dan orang-orang munafik, janganlah kalian berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka mengatakan sesungguhnya kami ini hanyalah orang-orang yang melakukan perbaikan’,” tuturnya dalam #temanberbuka : Allah Membenci Manusia yang Membuat Kerusakan di Bumi di kanal Youtube, Senin (11/4/2023).
Menurutnya, yang dimaksud dengan al fasad atau kerusakan sebagaimana Imam Ibnu Katsir sebutkan dalam tafsirnya yang mengutip beberapa penjelasan para ulama, adalah kekufuran dan mengerjakan kemaksiatan. “Maka ketika disebutkan janganlah kamu mengerjakan kerusakan artinya janganlah kamu kufur dan jangan pula melakukan berbagai macam amal buruk,” tandasnya.
Di sini, lanjutnya bisa dipahami berarti ayat ini melarang kepada mereka dan kita semua untuk tidak kufur dan tidak meyakini berbagai macam paham dan ideologi selain Islam.
“Kita juga dilarang mengerjakan berbagai kemaksiatan karena itu semua adalah kerusakan. Secara faktual kita melihat jelas memang kerusakan dan kemaksiatan itu adalah pangkal dari kekufuran dan penyebab berbagai macam kerusakan,” urainya.
Ia menyepakati apa yang dikatakan oleh Abun Aliyah ketika mengatakan bahwa kerusakan itu adalah maksiat kepada Allah Swt. "Yang menyatakan barang siapa yang bermaksiat kepada Allah di muka bumi atau memerintahkan kemaksiatan kepada Allah Swt. maka sungguh dia telah berbuat kerusakan. Dan sesungguhnya melakukan perbaikan kepada Bumi dan langit itu adalah ketaatan," ujarnya.
“Surat al Baqarah ayat 11 ini pun menyebut bahwa orang-orang munafik, orang-orang yang ingkar, dan orang-orang yang hatinya kufur itu sesungguhnya adalah orang-orang yang melakukan kerusakan,” paparnya.
Kiai Labib menegaskan orang-orang yang berbuat kerusakan itu tidak menyadari. “Jadi jelaslah bahwa ketika kita melihat kekufuran dan kemaksiatan maka itu adalah kerusakan. Dan sebaliknya ketika diperintahkan Islam untuk melakukan ketaatan maka sesungguhnya itu adalah melakukan perbaikan di bumi dan langit. Semoga kita termasuk orang-orang berbuat perbaikan bukan orang-orang tersebut kerusakan,” pungkasnya.[] Erlina