Tinta Media: Kota
Tampilkan postingan dengan label Kota. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kota. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 November 2022

Tata Kelola Kota Modern dalam Islam

Tinta Media - Populasi masyarakat setiap harinya pasti selalu bertambah. Tentu saja hal ini membutuhkan penataan ruang kota agar masyarakat bisa optimal dalam menjalani aktivitas keseharian dengan lingkungan hidupnya. 

Penataan ruang kota sangatlah penting karena menyangkut hajat hidup dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut. 

Kota sebagai pusat perekonomian memiliki peranan besar dalam pembangunan dan perkembangannya di segala sektor. Beberapa kota di Indonesia sudah disulap menjadi kota modern bertaraf internasional, seperti Meikarta, Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta Utara, Kota Baru Parahyangan Bandung, Araya Malang, dan BSD Tangerang. Kini giliran Karawang, Jawa Barat. 

Berkembang pesatnya sektor industri di kota ini mengubur julukan populernya sebagai kota lumbung padi, berganti dengan kota industri terbesar di Jawa bagian barat. Hal ini menyebabkan Karawang mulai dilirik para pengusaha properti kenamaan. Perumahan elite dan mal besar lagi mewah pun mulai bertebaran di berbagai penjuru kota. 

Seolah tak cukup dengan itu, di kota ini akan dibangun Luxury Outlet Mall (mal outlet mewah) berkelas internasional pada tahun 2023 mendatang. Mal yang bertajuk The Grand Outlet East Jakarta ini rencananya akan dibangun pada kuartal II tahun 2022 dengan nilai investasi fantastis, yaitu 90 juta dollar Singapura atau setara dengan Rp953 miliar. 

Tak tanggung-tanggung, dua grup properti kenamaan berperan mewujudkannya. Mereka adalah Mitsubishi Estate Co Ltd yang populer dengan proyek Daswin Office, The Okura Residen hingga Hotel Okura. Serta Tuan Sing Holdings Limited atau dikenal dengan Tuan Sing atau The Group yang merupakan induk perusahaan regional dengan fokus utama pada pengembangan properti, investasi hotel, hingga pelayanan industri. 

Outlet mal tersebut akan menawarkan merek-merek internasional terkemuka yang menjual mulai pakaian mewah, tas dan koper, serta aksesoris kelas atas. Mal yang rencananya akan menjadi destinasi wisata belanja kelas dunia ini dibangun di atas lahan 9 hektar dan dijadwalkan dibuka pada kuartal IV tahun 2023. (Kompas.com, 14/11/2022) 

Apa yang terbayang dari tumbuhnya kota modern bertaraf internasional tersebut? Pastinya fasilitas super lengkap nan mewah lagi memadai yang memudahkan mobilitas para penghuninya, yang tidak lain adalah kalangan elite dan borjuis. Di balik kenyamanan yang ditawarkan, kota-kota modern dengan mal mewahnya malah semakin memastikan privatisasi kota. 

Selain itu, penggusuran hak hidup warga miskin, berkurangnya lahan garapan dalam waktu singkat, serta hilangnya aktivitas penduduk lokal menjadi sebuah realita yang harus diterima. Kota modern hanyalah angan bagi orang-orang berdompet tipis, berpenghasilan minimalis. Perekonomian pun tak tumbuh merata. 

Tata kelola kota seperti ini sejatinya terjadi karena kapitalisme-liberal dijadikan dasar dalam menjalankan lini kehidupan, baik individu maupun negara. Di sana orang-orang berlomba-lomba mengejar materi dan negara hanya berperan sebagai regulator yang memberikan hak penguasaan kawasan siap bangun (kasiba) ratusan, bahkan ribuan hektar lahan kepada para pengembang swasta untuk dijadikan kota baru, perumahan, dan mal-mal megah. 

Sesungguhnya tata kelola semacam ini menyebabkan hancurnya interaksi alami masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat eksklusif, terpolarisasi, dan homogen. Selain itu, pembangunan ini akan mematikan perekonomian warga sekitar lokasi secara perlahan, tetapi pasti. Bahkan, kesenjangan sosial semakin lebar dan dalam yang pada akhirnya malah menimbulkan problematika kompleks di tengah masyarakat. 

Rumah, jalan, dan kota merupakan lingkungan yang amat penting dalam kehidupan manusia. Allah Swt. menjadikan keindahan lingkungan sebagai bagian dari tujuan manusia di bumi. 

وَاِلٰى ثَمُوْدَ اَخَاهُمْ صٰلِحًا ۘ قَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗ ۗهُوَ اَنْشَاَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ وَاسْتَعْمَرَكُمْ فِيْهَا فَاسْتَغْفِرُوْهُ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ ۗاِنَّ رَبِّيْ قَرِيْبٌ مُّجِيْبٌ ٦١ 

Artinya: 

“Dan kepada kaum Samud (Kami utus) saudara mereka, Saleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia. Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).” (QS. Hud : 61) 

Zaid bin Aslam berkata, arti dari ayat ini adalah bahwasanya Allah memerintahkan untuk memakmurkan apa yang kalian butuhkan, seperti membangun rumah dan menanam tanaman. Allah mengilhamkan untuk memakmurkannya dengan menanam tanaman, menggali sumur, dll. (Tafsir Al Bahr Al Muhith karya Abu Hayan Al Andalusi) 

Bentuk dan keindahan bangunan, rumah, kota, serta kebersihan jalan dalam Islam berlandaskan pada keimanan kaum muslimin. Setiap kota yang akan dibangun dibuat perencanaan yang matang dengan memperhatikan berbagai pertimbangan terkait pengembangan, baik secara fisik, sosial-ekonomi, dan lingkungan. Seperti Sultan Al Mansur yang membangun kota Baghdad yang dijadikan ibukota Daulah Islam saat itu. 

Dalam Islam, setiap kota yang dibangun, direncanakan untuk jumlah penduduk tertentu, tanpa memandang kedudukan dan status sosial. Pembangunan tidak hanya terpusat pada satu wilayah tertentu saja, melainkan merata baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan dengan fasilitas yang sama, seperti bangunan masjid, sekolah, perpustakaan, taman, industri, area komersial, tempat singgah bagi para musafir, bahkan pemandian umum yang terpisah antara laki-laki dan perempuan. 

Bahkan, pemakaman umum dan pengelolaan sampah juga tidak tertinggal. Tata kelola kota dalam Islam memang dibangun untuk mempermudah penduduk dalam rangka menuntut ilmu, bekerja, dan aktivitas lainnya. Karena semua dalam jangkauan perjalanan kaki yang wajar dan memiliki kualitas dengan standar baik. 

Untuk itulah, negara dengan tegas mengatur kepemilikan tanah berdasarkan syariat Islam. Apabila ada tanah pribadi yang ditelantarkan selama lebih dari 3 tahun, maka tanah tersebut akan ditarik oleh negara sehingga selalu tersedia dengan cukup tanah-tanah yang dapat digunakan untuk membangun fasilitas umum, seperti pasar dan pusat berbelanjaan atau biasa disebut mal. 

Mal yang dibangun saat ini tidak lepas dari gagasan dan kebijakan salah satu pemimpin Daulah Islam, yaitu Sultan Muhammad Al Fatih, sang penakluk Konstantinopel. Beliau membangun pusat perbelanjaan megah dan besar pertama kali di dunia, yakni Grand Bazaar Istanbul, yang selanjutnya konsep pusat perbelanjaan ini ditiru oleh Barat dalam membangun mal modern. 

Grand Bazaar ini dibangun untuk memulihkan kondisi perekonomian kota Konstantinopel yang mulai sekarat di akhir masa kerajaan Byzantium. Beliau mengadopsi kebijakan Rasulullah saw. yang membangkitkan roda perekonomian dengan membangun pasar setelah hijrah ke Madinah. Saat itu, dalam kurun waktu 2 tahun, Rasulullah mampu menggeser dominasi Yahudi dan Quraisy. 

Bukan hanya transaksi ekonomi saja, Sultan Muhammad Al Fatih juga membangun masjid besar tepat di tengah Grand Bazaar. Tujuannya tak lain untuk mengingatkan orang-orang agar tidak meninggalkan ibadah. Hal ini karena Islam memandang bahwa urusan dunia (bisnis) adalah penting, tetapi tidak boleh sampai melalaikan akhirat. 

Grand Bazaar dan pembangunan kota Baghdad adalah bukti betapa gemilang peradaban Islam. Beginilah kebijakan dan gagasan para pemimpin dalam sistem Islam. Pemimpin yang baik selalu mengurus rakyatnya dengan sepenuh hati dan penuh rasa keadilan sehingga pembangunan merata tanpa merusak keseimbangan alam dan interaksi manusia. 

Wallahu'alam.

Oleh: Ika Nur Wahyuni
Sahabat Tinta Media

Kamis, 29 September 2022

Indahnya Kota Cordoba, Bukti Khilafah Mampu Mengatur Tata Kota

Tinta Media - Keindahan kota Cordoba yang disulap menjadi kota pusat peradaban yang cantik, dinilai Muslimah Media Center (MMC) sebagai bukti bahwa khilafah mampu mengatur tata kota.

"Bukti bahwa Khilafah mampu mengatur tata kota dapat dilihat pada kota Cordoba," jelas Narator dalam segmen History Insight: Perencanaan Kota dalam Islam Menghasilkan Kota yang Indah, Senin (26/9/2022) di kanal YouTube MMC Lovers.

Menurutnya, ini karena kota-kota Muslim memang dirancang sesuai dengan kebutuhan penduduk setempat. "Berbeda dengan kota-kota peradaban kapitalisme yang meskipun maju namun menciptakan kesenjangan antara si miskin dan si kaya," ujarnya. 

Narator MMC mengatakan, ada empat kriteria yang secara teknis terlihat dari perencanaan wilayah dan tata kota Cordoba, yakni cuaca dan landscape, keyakinan agama dan budaya, syariah atau hukum Islam, dan kelompok sosial dan etnis.

Ia pun memaparkan dalam artikel yang berjudul Islamic and Christian Spain in the Early Middle Ages karya seorang profesor sejarah dari Universitas Boston, Thomas F. Glick, yang menguraikan keseluruhan area kota Cordoba terbagi menjadi pusat kota, pinggir kota, dan luar kota. 

"Di area pusat kota terkonsentrasi kantor-kantor pemerintah dan masjid pusat. Tujuannya agar masyarakat mudah menjangkau dan mengurus keperluannya. Di sebelah area pusat kota atau area masjid utama, dibangun sentra-sentra perdagangan seperti pasar perhiasan, kerajinan, toko buku, rempah-rempah, parfum, dan banyak lagi. Selain di pasar, perniagaan dan kegiatan sosial juga bisa berlangsung di ruas jalan tertentu atau pelataran," jelasnya.

Ia pun melanjutkan, demi menambah kenyamanan, area kota dihiasi taman-taman, pelataran yang luas dan juga air mancur. Lapangan rumput terdapat di beberapa bagian kota. Jalanan yang lebar memudahkan warga untuk beraktivitas. Karena itu, pemerintah menetapkan larangan agar disana tidak dibangun perumahan. 

"Adapun di wilayah pinggiran kota terdapat kawasan pemukiman. Jalanan di wilayah pemukiman, dirancang tidak seperti di pusat kota yang terlalu lebar, tapi hanya sekitar tiga meter. Jalan-jalan tersebut dibangun berkelok-kelok mengikuti kontur alam. Tujuannya agar sistem drainase dapat berfungsi baik tatkala musim hujan," paparnya.

Narator menjelaskan, tata letak pemukiman diatur menggunakan sistem blok. Satu blok terdiri dari 8 atau 10 bangunan rumah. Gambaran blok semacam ini seperti cluster perumahan pada masa modern. Pengaturan semacam ini melahirkan kerapian dan mengefektifkan pengamanan lingkungan. 

"Selain kawasan pemukiman Muslim, ada beberapa kawasan pemukiman dihuni oleh komunitas nonmuslim terutama penganut Yahudi dan Nasrani. Tempat-tempat yang terpisah ini tidak menghalangi masyarakat bersosialisasi karena kehidupan sosial masyarakat Khilafah mencerminkan Al-Qur'an surat Al Hujurat ayat 13," jelasnya.

Ia menggambarkan, adapun bagian terluar dari pemukiman ada benteng yang mengelilingi kota. Semuanya bergabung dengan jaringan jalan yang rumit ke tembok luar. Jalan utama disebut dengan zuqaq al kabir, terhubung dengan pintu gerbang. Sementara di luar tembok terdapat kuburan Muslim, Kristen, dan Yahudi. Ada taman, ladang pribadi, dan juga pasar mingguan dengan banyak kios hewan, tepat di luar gerbang utama.

"Pemandangan kota ketika malam hari semakin indah dengan lampu jalan yang terbuat dari pembakar minyak dan lentera. Lampu-lampu ini dinyalakan ketika matahari terbenam. Setiap distrik kota mempekerjakan orang untuk memeliharanya," terangnya.

Ia pun menambahkan, bahkan kota Cordoba juga memiliki sistem pengelolaan sampah. "Sampah dikumpulkan di punggung keledai yang membawanya ke luar tembok kota ke tempat pembuangan khusus. Jalan-jalan dikeringkan oleh sistem selokan besar dan dibersihkan setiap hari," pungkasnya.[] Lussy

Selasa, 26 Juli 2022

Abad ke-4 Hijriah, Cordova Jadi Kota Metropolitan Islam

Tinta Media - Narator Muslimah Media Center (MMC) menceritakan ketika Cordova menjadi kota Metropolitan Islam yang menandingi kota-kota di dunia.

“Bukan berlebihan jika Cordova pada pertengahan  abad ke-4  hijriyah  atau 10 Masehi, seakan menjadi kota metropolitan yang menandingi kota-kota dunia di waktu yang sama,” ucapnya di History Insight: Cordova, Kota Metropolitan Islam, Senin (25/7/2022) melalui kanal Youtube Muslimah Media Center.

Menurut Narator, hal itu tercermin dari sistem pendidikannya, sekolah-sekolah tumbuh subur untuk mendidik manusia.

“Cordova menjadi kota yang memiliki koleksi buku terbanyak serta menjadi pusat kebudayaan dan berbagai macam ilmu pengetahuan.  Hal ini tampak dari tersebarnya perpustakaan-perpustakaan khusus maupun umum di mana-mana,” ungkapnya.

 Ia menambahkan, orang-orang fakir Cordova bisa mengenyam pendidikan di berbagai sekolah secara gratis, karena dibiayai oleh negara.
 
“Maka tidak aneh jika setiap penduduk Cordova mampu membaca dan menulis. Di saat yang sama kaum elit Eropa justru masih buta baca dan tulis kecuali tokoh agama,” ucapnya membandingkan.

Kebangkitan di Cordova juga disertai dengan majunya sistem administrasi dan perkantoran, lanjutnya,  hal ini tercermin dari beberapa lembaga dan sistem-sistem hukum yang berlaku, seperti kepemimpinan dan kementerian.

“Saat Eropa berkutat dengan ketidakadilan para raja, Cordova sebagaimana wilayah Daulah Khilafah yang lainnya telah menerapkan sistem peradilan ,kepolisian, hisbah, atau polisi syariah dan lainnya,”kisahnya.

Industri Pesat

Narator menuturkan, bidang perindustrian juga mengalami perkembangan pesat. “Pada saat itu kaum Muslim Cordova sudah berputar dengan industri yang masyhur, seperti industri kulit, perkapalan, alat-alat pertanian, obat-obatan, logam perhiasan dan lain-lain,” jelasnya.

Kota Cordova seperti terbagi menjadi 5 kawasan besar.  Al-Muqri mengatakan, “Diantara satu kawasan dengan kawasan lain terdapat pagar yang besar dan kokoh laksana benteng. Setiap kawasan berdiri sendiri dan memiliki pemandian umum, pasar, industri dan sebagainya yang mencukupi penduduknya,” Ucap Narator menirukan Al-Muqri.

“Imam Al Muqri juga menguraikan data-data pembangunan di kota Cordova.  Masjid-masjid kota Cordova pada masa Abdurrahman Ad-Dahil  mencapai 490 masjid, kemudian setelah itu bertambah menjadi 3.837 masjid, rumah rakyat mencapai 213.077, rumah kaum ningrat mencapai 60.300 buah,  pertokoan dan sejenisnya mencapai 80.455 buah,  pemandian umum mencapai 904 dan lapangan umum mencapai 28 buah,” imbuhnya.

Dr. Raghib Sirjani, kata Narator, menuliskan bahwa jumlah penduduk Cordova pada masa Daulah Islam mencapai sekitar 500.000 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk Cordova sekarang sekitar 325.000 jiwa. 

“Semua ini menunjukkan betapa banyak penduduk Cordova.  Mereka hidup dalam kesejahteraan luar biasa dan diliputi suasana keimanan hingga mampu menjadi mercusuar pendidikan di Benua Eropa bahkan dunia,” ucap Narator bangga.

Narator menilai,  itu adalah  gambaran tata kelola sebuah negara yang menggunakan sistem Allah, Khilafah Islam.  “Rakyat terjamin kesejahteraannya,  populasi terus bertambah.  Bukan hanya dari sisi kuantitas namun kualitas generasinya diperhatikan,” tegasnya.

Menurutnya, banyak dilahirkan sosok pemimpin, ulama, ilmuwan,  bahkan menjadi salah satu kota metropolitan Daulah Khilafah yang sangat tidak mungkin untuk disaingi  oleh kota metropolitan mana pun sepanjang sejarah dalam sistem kapitalisme.

Bergidik

Kata Narator, kota metropolitan dalam sistem kapitalisme sungguh membuat kita bergidik. “Di samping kemegahan gedung-gedung pencakar langitnya,  ketimpangan di masyarakat terus meningkat. Kemiskinan,  kebodohan,  kriminalitas,  dekadensi moral  generasi, rusaknya kehidupan sosial,  tak lagi mampu dihitung dengan jari,” ungkapnya ngeri.

Dapat ditemukan  dengan mudah anak-anak jalanan  di jalan-jalan besarnya, tambahnya,  dapat ditemukan dengan mudah gelandangan di kolong-kolong jembatan bahkan di pinggir kotanya.

“Betapa banyak generasi muda yang berpendidikan tinggi namun amoral atau hanya berujung menjadi budak korporasi,” tukasnya.

Narator menilai, kota metropolitan  hari ini hanya dihias agar terlihat cantik namun masyarakatnya sungguh sakit.

“Hanya dengan kembali menggunakan sistem Khilafah,  pengelolaan suatu negara akan benar-benar maju dan melahirkan sosok-sosok berkepribadian Islam,” yakinnya memungkasi penuturan. [] Irianti Aminatun

Rabu, 15 Juni 2022

Sastrawan Politik: Saya Desain Anak Saya untuk Taklukkan Kota Roma


Tintamedia - Sastrawan politik Ahmad Khozinudin berharap anak lelakinya kelak menjadi kesatria Islam, mujahid dan mujtahid untuk menaklukkan Kota Roma.

"Diam-diam, saya teringat pada anak sendiri. Jaisy, Askar dan Jufar. Ketiga anak laki-laki, yang sejak memberi nama, saya desain untuk menaklukkan Kota Roma," ungkapnya kepada Tinta Media, saat mengetahui anaknya Ahmad Dhani, El Rumi menaklukkan Wilson dalam gelaran Holywingssportshow, Senin (12/6/2022).

Ia meyakini, janji Nubuwah bahwa umat Islam akan menaklukkan Romawi barat, sebagaimana Hadis "Rasulullah Saw pernah bersabda, dua kota akan ditaklukan oleh umat Islam : Romawi Barat (Roma Italia) dan Romawi Timur (Konstantinopel). Saat sahabat bertanya, kota mana dulu yang akan ditaklukan, Rasulullah Saw menjawab kotanya Heraklius (konstantinopel) lebih dahulu ditaklukan." Hadits yang diriwayatkan Ahmad, Ad-Darimi dan Al-Hakim juga menjelaskan seperti dituturkan Abu Qubail dari Abdullah bin Amr bin Ash, Konstantinopel yang pertama ditaklukkan, “Suatu ketika kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya, “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab, “Kota Heraklius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu.” tulis Ahmad Khozinudin yang menamai Akun Medsosnya dengan inisial AK Channel.

Ia mengatakan, janji Nubuwah fakta sejarahnya benar-benar terjadi. "700 tahun kemudian tepatnya pada tanggal 29 Mei 1443 M Kota Konstantinopel ditaklukan oleh pasukan yang dipimpin oleh Sultan Muhammad Al Fatih. Sebelumnya, Rasulullah Saw bersabda: 'Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan', sebagaimana dimuat  Al-Musnad 4 Imam Ahmad bin Hanbal halaman 335," ungkap Sastrawan politik yang juga Ketua KPUA Ahmad Khozinudin.

Satu tersisa dari dua yang dijanjikan Rasulullah yaitu penaklukan Roma, hanya saja papar AK mustahil Roma ditaklukkan tanpa diawali adanya Entitas Negara Khilafah.

"Ada dua janji nubuwah yang belum terealisir. pertama, janji penaklukan kota Roma. Kedua, janji kembalinya Daulah Khilafah. Tentu saja, janji Khilafah akan dahulu terwujud, baru penaklukan kota Roma. Sebab, tidak mungkin kaum muslimin dapat memiliki pasukan untuk menaklukan kota Roma tanpa memiliki Negara Khilafah," paparnya.

Dari konteks itulah ia berpikir, bersama segenap kaum muslimin, dirinya harus memulai perjuangan dan mendoktrin anak-anaknya yang kelak bersama pasukan Muslimin terbaik menjadi penakluk kota Roma. "Dalam konteks itulah, saya selalu mendoktrin anak saya: Jaisy, Askar dan Zufar, bahwa mereka kelak akan menaklukan Kota Roma, menggenapi penaklukan kota Konstantinopel yang telah lebih dahulu ditaklukan oleh Muhammad Al Fatih dan pasukannya. Sementara saya, sebagai bentuk tanggungjawab untuk terealisirnya misi itu, saya bersama segenap kaum muslimin berjuang menegakkan Khilafah," ungkapnya.

"Selanjutnya, Khilafah yang akan mengirim Jaisy, Askar, Zufar dan seluruh putra-putra terbaik kaum muslimin, untuk berjihad fi sabilillah, menaklukan kota Roma. InsyaAllah, "pungkasnya. [] Arip

Selasa, 14 Juni 2022

TUNGGULAH NAK, SUATU SAAT KALIAN AKAN MENAKLUKAN KOTA ROMA


Tinta Media - El Rumi akhirnya dapat menaklukan Winson. Ahmad Dhani jelas bangga dengan hal ini. Dibeberapa Sosmed, terlihat Al, El dan Dul bersama Ahmad Dhani berpose bersama merayakan kemenangan El Rumi atas Wilson dalam gelaran Holywingssportshow.

Diam-diam, saya teringat pada anak sendiri. Jaisy, Askar dan Jufar. Ketiga anak laki-laki, yang sejak memberi nama saya desain untuk menaklukan Kota Roma.

Mujtahid Al Jaisy, Mujahid al Askar dan Mu'tashim az Zufar. Begitulah, saya menamai mereka, dengan harapan dan doa agar menjadi ksatria Islam, mujahid dan mujtahid, yang didesain untuk menaklukan Kota Roma.

Rasulullah Saw pernah bersabda, dua kota akan ditaklukan oleh umat Islam : Romawi Barat (Roma Italia) dan Romawi Timur (Konstantinopel). Saat sahabat bertanya, kota mana dulu yang akan ditaklukan, Rasulullah Saw menjawab kotanya Heraklius (konstantinopel) lebih dahulu ditaklukan.

Abu Qubail menuturkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, 

“Suatu ketika kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya, “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab, “Kota Heraklius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.”

[H.R. Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim]

Benar saja, 700 tahun kemudian tepatnya pada tanggal 29 Mei 1443 M Kota Konstantinopel ditaklukan oleh pasukan yang dipimpin oleh Sultan Muhammad Al Fatih. Sebelumnya, Rasulullah Saw bersabda :

“Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”

[H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]

Dari fakta sejarah telah membuktikan kebenaran sabda Nabi Muhammad Saw tentang penaklukan kota konstantinopel. Dari dua kota yang dijanjikan, masih tersisa satu kota : Kota Roma.

Tentu saja menaklukan Kota Roma tidak mungkin terwujud tanpa adanya entitas negara yang memiliki pasukan. Entitas Negara tersebut bukan negara dengan konsep nation state, melainkan harus dalam bentuk Global State. Itulah, Negara Khilafah.

Ada dua janji nubuwah yang belum terealisir. pertama, janji penaklukan kota Roma. Kedua, janji kembalinya Daulah Khilafah.

Tentu saja, janji Khilafah akan dahulu terwujud, baru penaklukan kota Roma. Sebab, tidak mungkin kaum muslimin dapat memiliki pasukan untuk menaklukan kota Roma tanpa memiliki Negara Khilafah.

Dalam konteks itulah, saya selalu mendoktrin anak saya : Jaisy, Askar dan Zufar, bahwa mereka kelak akan menaklukan Kota Roma, menggenapi penaklukan kota Konstantinopel yang telah lebih dahulu ditaklukan oleh Muhammad Al Fatih dan pasukannya.

Sementara saya, sebagai bentuk tanggungjawab untuk terealisirnya misi itu, saya bersama segenap kaum muslimin berjuang menegakkan Khilafah. Selanjutnya, Khilafah yang akan mengirim Jaisy, Askar, Zufar dan seluruh putra-putra terbaik kaum muslimin, untuk berjihad fi sabilillah, menaklukan kota Roma. InsyaAllah. [].

Follow Us Ahmad Khozinudin Channel
https://heylink.me/AK_Channel/

Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab