Tinta Media: Komprador
Tampilkan postingan dengan label Komprador. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Komprador. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 September 2022

ANTARA PROFESOR, KORUPTOR DAN KOMPRADOR  

Tinta Media - Demokrasi kapitalisme adalah ideologi transnasional yang sejatinya merupakan neoimperialisme negara asing aseng kepada negeri-negeri muslim. Negara yang menerapkan demokrasi kapitalisme sekuler pada hakekatnya adalah negara komprador, yakni negara budak yang tidak akan pernah merdeka. 

Watak komprador dimulai dari intervensi asing dan aseng dalam pemilu, dimana banyak calon pemimpin yang didukung dana oleh para kapitalis asing dan aseng untuk dijadikan budak setelah menjadi pemimpin. 

Pemimpin komprador sebenarnya tidak lebih dari sebuah boneka tak bernyawa, sebab hidupnya dibawah belenggu dan kendali penjajah kapitalisme dan materialisme. 

Secara bahasa kata komprador maknanya adalah pengantara bangsa pribumi yang dipakai oleh perusahaan atau perwakilan asing dalam hubungannya dengan orang-orang pribumi. 

Para pengkhianat yang berkomplot dengan penjajah hanya demi mendapatkan dunia telah terjadi sejak lama. Indonesia dijajah lebih dari 3 abad bukan karena tidak ada para pejuang yang melawannya, namun karena banyaknya pengkhianat. 

Para pengkhianat itu selalu menjadi mata-mata bagi para penjajah untuk memberikan informasi terkait negerinya sendiri. Para pengkhianat juga sering kali mengadu domba rakyat sendiri untuk ditonton oleh para penjajah. 

Para pengkhianat juga sering kali menebarkan hoax dan fitnah kepada sesama saudara sebangsa demi mendapatkan materi dari penjajah. Para komprador ini ibarat anjing yang rela makan tulang saudaranya sendiri. 

Saking parahnya sistem demokrasi sekuler ini, ada tokoh yang pernah mengatakan andai malaikat masuk sistem, maka akan jadi iblis. Perkataan ini mungkin bisa disamakan dengan, meskipun seorang profesor, jika masuk sistem bisa jadi koruptor. Bisa kan?. 

Memangnya ada seorang profesor yang jadi koruptor, ya lihat aja di penjara-penjara, ada gak? Profesor kok jadi koruptor, tapi begitulah faktanya. (UAS)

Dr. Ahmad Sastra 
Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB)

Rabu, 07 September 2022

Ahmad Sastra Jelaskan Hakikat Negara Komprador

Tinta Media - Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra menyatakan bahwa negara yang menerapkan demokrasi kapitalisme sekuler pada hakikatnya adalah negara komprador.

“Pada hakikatnya negara yang menerapkan demokrasi kapitalisme sekuler adalah negara komprador,” tuturnya kepada Tinta Media, Selasa (6/9/2022).

Ia mengungkapkan tentang demokrasi kapitalisme dan negara komprador. 
“Demokrasi kapitalisme adalah ideologi trans-nasional yang sejatinya merupakan Neoimperialisme negara asing dan aseng kepada negeri-negeri muslim,” ungkapnya. 

“Negara komprador, yakni negara budak yang tidak akan pernah merdeka,” lanjutnya. 

Menurutnya, watak komprador dimulai dari intervensi asing dan aseng dalam pemilu. 
“Di mana banyak calon pemimpin yang didukung dana oleh para kapitalis asing dan aseng untuk dijadikan budak setelah menjadi pemimpin,” ucapnya. 

Ahmad Sastra mengatakan bahwa pemimpin komprador tidak lebih dari sebuah boneka tak bernyawa. “Pemimpin komprador tidak lebih dari boneka tak bernyawa sebab hidupnya di bawah belenggu dan kendali penjajah kapitalisme dan materialisme,” katanya. 

Komprador secara bahasa bermakna sebagai pengantara bangsa pribumi yang dipakai oleh perusahaan atau perwakilan asing dalam hubungannya dengan orang-orang pribumi. 
“Para komprador ini ibarat anjing yang rela makan tulang saudaranya sendiri,” ujarnya. 

“Mereka adalah para pengkhianat yang sering menebarkan hoax dan fitnah kepada sesama saudara sebangsa demi mendapatkan materi dari penjajah,” bebernya. 

Baginya penjajahan Indonesia lebih dari tiga abad bukan disebabkan tidak ada pejuang yang melawan, namun karena banyaknya pengkhianat. 

“Para pengkhianat itu selalu menjadi mata-mata bagi para penjajah untuk memberikan informasi terkait negerinya sendiri, mereka mengadu domba rakyat sendiri untuk ditonton para penjajah,” tuturnya. 

Ia menegaskan saking parahnya demokrasi sekuler, seorang tokoh pernah mengatakan andai malaikat masuk sistem ini maka akan menjadi iblis. 

“Perkataan ini mungkin bisa disamakan dengan, meskipun seorang profesor, jika masuk sistem bisa jadi koruptor. Bisa kan?” tegasnya. 

“Memangnya ada seorang profesor yang jadi koruptor, ya lihat saja di penjara-penjara, ada gak? Profesor kok jadi koruptor, tapi begitulah faktanya,” pungkasnya.[] Ageng Kartika
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab