Tinta Media: Kiyai
Tampilkan postingan dengan label Kiyai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kiyai. Tampilkan semua postingan

Rabu, 02 November 2022

Dukungan Santri dan Kiyai untuk Capres

Tinta Media - Sekitar 2000 santri yang berjejaring dalam himpunan santri Nusantara (HISNU) melakukan dukungan untuk Ganjar Prabowo dalam pilpres 2024 dalam peringatan Maulid Nabi 1444 H di Pondok Pesantren al-Burdah 2, Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Selain para santri, kegiatan ini diikuti para kiyai, ulama, habaib. Mereka menyerukan suara untuk memiliki pemimpin yang dapat membawa bangsa ini pada kemajuan dan kesejahteraan. 

Ganjar Prabowo sebagai capres sering mengunjungi pesantren dan menyalurkan bantuan untuk pesantren dan para santri. Program kerja Ganjar Prabowo banyak mendukung moderasi beragama dan menyetarakan pendidikan dengan pendidikan formal.

Pemilihan presiden dan wakil presiden 2024 sebentar lagi akan dilangsungkan. Partai politik mulai sibuk menyusun strategi untuk mendapatkan suara masyarakat. Salah satu upayanya adalah dengan masuk ke pesantren-pesantren untuk mencari dukungan. Mereka menggadang para santri dan ulama mencitrakan partainya sebagai partai yang memiliki figur pemimpin yang akan membawa kemajuan dan kesejahteraan untuk bangsa ini.

Mereka menancapkan pemahaman Islam moderat kepada para santri dan ulama di sana. Mereka menyadari bahwa Islam adalah agama mayoritas. Kekuatan Islam terbesar ada pada para santri, ulama, kiyai yang perkataannya akan didengar dan dipercayai masyarakat. 

Pemahaman Islam moderat yang mereka sosialisasikan di pesantren sangat berbahaya karena  bisa menjauhkan umat dari pemahaman Islam yang sebenarnya, dan menjauhkan identitas muslim sebagai umat terbaik pelanjut peradaban mulia. 

Ide Islam moderat pada dasarnya ingin memisahkan agama dari kehidupan dengan berbagai pemahaman Islam ke tengah-tengah umat yang diberi warna baru. Idenya adalah bahwa semua agama itu sama, dan benar. Mereka juga menyerukan Islam yang toleran terhadap  ajaran agama lain. Padahal, jelas agama yang diridhoi disisi Allah hanyalah Islam (Q.S. al-'imran : 19). 

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang menerapkan kurikulum berbasis akidah Islam. Namun, mereka telah tersusupi pemahaman Islam moderat yang sangat berbahaya. Seharusnya, para kiyai dan ulama bisa membentengi diri dan waspada, bukan mendukung faham yang bertentangan dengan ajaran Islam tersebut.

Karena itu, jangan terperangkap pada bantuan sosial yang diberikan, yang hanya bersifat semu saja. Rasulullah saw. bersabda:

"Ulama adalah kepercayaan para rasul selama mereka tidak bergaul dengan para penguasa dan tidak asyik dengan dunia. Jika mereka bergaul dengan penguasa dan asyik dengan dunia, maka mereka telah mengkhianati para rasul, karena itu jauhilah mereka". (H.R. Al-Hakim). 

Para ulama adalah penerus perjuangan para nabi, bila mereka sudah tunduk dan bergaul, serta mendukung para penguasa dan cinta dunia, maka mereka dikategorikan ulam'suu, nauzubillah himindzalik. Ini karena sejatinya para ulama, kiyai, dan para santri memiliki peran penting sebagai pejuang umat Islam mayoritas di negeri ini. 

Para ulama dan santri dalam sejarah bangsa ini mempunyai andil besar dan kokoh  untuk melawan penindasan, kezaliman, yang dilakukan para penjajah dan musuh-musuh Islam dengan jihad fisabilillah. 

Ini karena ajaran Islam memerintahkan untuk menjadikan syariah Islam menjadi asas pengaturan dalam segala aspek kehidupan, baik aspek politik, maupun dl negara.

Kekuatan Islam yang membentuk dan mengarahkan sejarah perjuangan umat Islam adalah para santri dan ulama di negeri ini. Seharusnya, mereka melanjutkan perjuangan para ulama terdahulu yang menginginkan negara lepas dari penjajahan, baik fisik, ekonomi, politik dan sosial budaya.

Mereka ingin negeri ini menjadi negeri yang diberkahi oleh Allah Swt. Namun, sebagian ulama, kiyai , habaib, serta para santri yang merupakan tokoh dan panutan umat Islam, sekarang ini telah memberikan suara dan dukungan kepada para parpol yang mengusung demokrasi dan Islam moderat yang sudah jelas nyata bertentangan dengan syariah Islam.

Sejatinya, sistem yang diterapkan di negeri ini adalah sistem kapitalisme demokrasi, sebuah sistem buatan manusia  yang berasal dari para kafir penjajah. Sistem ini diterapkan sebagai penjajahan gaya baru, yaitu melalui kebijakan-kebijakan yang menguntungkan para kapitalis/oligarki, dan negara-negara imperialis penjajah. Kebijakan-kebijakan tersebut sangat merugikan rakyat. 

Demokrasi yang berasaskan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat, pada kenyataannya membuat rakyat makin terpuruk, terutama karena impitan ekonomi. Politik yang diusung sistem kapitalisme demokrasi  adalah politik yang identik dengan adanya pemilu sebagai ajang pesta rakyat. Parpol yang menang dan terpilih akan berkuasa dan memegang kendali mayoritas dalam menentukan kebijakan. 

Oleh sebab itu, para parpol demi mendulang suara terbanyak berupaya dengan segala macam cara, sikut sana sikut sini, mengobral janji-janji manis untuk mendapatkan suara dan simpati rakyat. Namun, ketika sudah berhasil menjadi penguasa, mereka lupa akan janji-janji tersebut. Mereka menjadi parpol yang kapitalistik dengan menjadikan politik sebagai ajang bisnis untuk meraih jabatan, kekuasaan beserta  kemewahannya, bukan untuk mengurus kemaslahatan rakyat.

Lagi-lagi rakyat yang jadi korban paradigma politik tersebut. Untuk itu, para santri, ulama, dan kaum muslimin jangan sampai terbawa arus, atau terbujuk paradigma politik mereka.

Jika kita menginginkan negri ini lepas dari keterpurukan, kezaliman, dan segala bentuk penjajahan, baik fisik, poltik, ekonomi, sosial dan budaya, dan ingin menjadikan negeri ini diberkahi, maka para santri, ulama, dan seluruh kaum muslimin harus diatur dengan syariah Islam. Aturan ini mencerminkan keimanan dan ketakwaan sehingga mendapatkan keberkahan. Caranya dengan mengganti sistem kufur buatan manusia menjadi sistem Islam yang berasal dari Sang Pencipta alam semesta, Allah Swt, dalam institusi khilafah.

Daulah khilafah akan memberikan kemerdekaan yang hakiki, membebaskan manusia dari penjajahan manusia, dan memuliakan manusia, serta memberikan kesejahtraan, dengan menerapkan seperangkat aturan-aturan secara kaffah. Aturan ini tercantum dalam kitab suci Al-Qur'an sebagai petunjuk dan pedoman hidup. 

Allah Swt. berfirman:" Dan sekiranya penduduk negri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan(ayat-ayat Kami) maka Kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan".( Q.S. al-a'raf : 96). 

Untuk itu, mari kita melanjutkan perjuangan para ulama dan kaum muslimin terdahulu yang berjuang untuk negri ini, yaitu menerapkan syariah Islam secara kaffah di muka bumi yang akan membawa keberkahan bagi alam semesta. Hanya dengan tegaknya daulah khilafah ala minhaj nubuwah, semua itu dapat terwujud.

Walllahu alam bishawab.

Oleh: Elah Hayani
Sahabat Tinta Media 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab