Tinta Media: Kirimkan Tentara
Tampilkan postingan dengan label Kirimkan Tentara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kirimkan Tentara. Tampilkan semua postingan

Minggu, 15 Oktober 2023

Operasi Badai Al-Aqsa, LBH Pelita Umat: Upaya Hamas Merebut Kembali Kekuasaan Palestina

Tinta Media - Terkait operasi Badai Al-Aqsa yang  dilancarkan Hamas kepada entitas penjajah Yahudi, Yurinaldo, S.H dari LBH Pelita Umat Korwil Riau mengatakan, ini merupakan upaya untuk merebut kembali kekuasaan  Palestina yang diduduki oleh kaum entitas Yahudi.  

"Ini merupakan upaya untuk merebut kembali kekuasaan  Palestina yang diduduki oleh entitas Yahudi yang bukan haknya," tuturnya dalam pernyataan sikap: Aksi Damai Bela Palestina di Riau, Kamis(12/10/2023).

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Hamas itu adalah bagian perjuangan untuk mengembalikan hak-hak mereka. "Yang harus kita perhatikan, apa yang dilakukan Yahudi adalah menjajah Palestina," tegasnya.

Menurutnya, penjajahan ini dilakukan dengan sangat brutal dan didukung oleh hampir seluruh negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.

Aksi damai yang dilakukan tersebut, kata Yurinaldo, untuk menyadarkan kaum Muslimin bahwa saudara-saudara di Palestina itu sangat membutuhkan dukungan. 

"Terutama kita menyeru pemimpin-pemimpin kaum Muslim untuk mengirimkan pasukannya membela saudara-saudara di Palestina dari bombardir kaum entitas Yahudi," ajaknya.
 
Ia berharap semoga aksi kecil yang dilaksanakan bisa menjadi hujah di hadapan Allah Swt. dan menyadarkan kaum Muslimin bahwa saudara-saudara di Palestina itu sedang memperjuangkan tanah milik kaum muslimin, tanah yang dijanjikan Allah dan bisyarah Rasulullah.
 
“Mari kita bersama-sama memberikan dukungan kepada saudara-saudara Muslim di Palestina.Dan yang utama menyadarkan kaum Muslim agar paham bahwa saudara saudara Muslim di Palestina dan Hamas bukan teroris," pungkasnya.[] Muhammad Nur
 

Hamas Dicap Teroris oleh Media Barat, UIY: Ini Framing dan Black Campaign

Tinta Media - Penyebutan teroris kepada Pejuang Hamas yang melakukan serangan kepada penjajah Yahudi oleh media barat, dinilai Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) sebagai framing dan black campaign.

"Ini adalah framing sekaligus black campaign," tuturnya dalam acara Focus To The Point dengan tema Bebaskan Palestina dengan jihad dan Khilafah, Selasa (10/10/2023) di kanal Youtube UIY Official.

Menurut UIY, dunia ini semakin tidak adil. "Bagaimana bisa kelompok atau organisasi yang tengah berjuang untuk merebut haknya kembali. Tanah Palestina yang direbut paksa, dikuasai paksa oleh entitas penjajah Yahudi, itu dikatakan sebagai teroris?” ujarnya.

UIY menyoroti list dari FTO (Foreign Terorist Organization) yang menjadi nomor satu itu adalah Hamas, termasuk Syekh Ahmad Yasin. Dan secara keseluruhan itu lebih dari 95% itu adalah orang atau kelompok muslim.

“Coba kita pikirkan dengan hati yang jernih, dengan pikiran yang jernih, dengan pikiran yang objektif, bagaimana bisa Hamas yang berjuang untuk, sekali lagi merebut haknya, wilayah Palestina atau tanah Palestina dari penjajahan itu disebut sebagai teroris? Sementara yang merebut wilayah itu yang melakukan serangan tak pernah berhenti itu tidak disebut apa-apa?” tanyanya.

Menurutnya, label ini (teroris) sangat penting untuk dipersoalkan. “Kenapa? Karena begitu sebuah organisasi itu disebut atau dilabeli sebagai teroris maka segala apa yang dia lakukan itu, itu menjadi salah walaupun sebenar apapun tindakan itu,” ujarnya.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Hamas, menurut UIY Hamas ini adaah garda terdepan yang mewujudkan dan merealisasikan hati, pikiran dan aspirasi umat Islam dunia dalam menyangkut Palestina.

“Jadi Sebesar apapun yang mereka (Hamas) lakukan itu akan dianggap sebagai satu kesalahan itu, karena itulah maka penting bagi kita untuk mendukung Hamas,” tandasnya. [] Setiyawan Dwi

Ahmad Sastra: Kaum Muslimin Palestina adalah Pemilik Sah Tanah Suci yang Diberkahi

Tinta Media - Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Ahmad Sastra mengatakan, kaum muslimin Palestina adalah pemilik sah tanah suci yang diberkahi itu.

"Kaum muslimin Palestina adalah pemilik sah tanah suci yang diberkahi," tuturnya kepada Tinta Media, Rabu (11/10/2023).

Menurutnya, rakyat Palestina adalah rakyat yang sedang berjuang mempertahankan harga diri, iman dan wilayahnya dari pendudukan entitas Yahudi. "Dan tentu saja hal itu bagian dari jihad fi sabilillah melalui para tentara Hamas," ungkapnya. 

Namun, kata Ahmad, dunia barat terus menyudutkan Palestina dan bahkan menuduhnya sebagai teroris. "Bagaimana mungkin sebuah entitas pemilik sah tanah air yang mempertahankan wilayahnya dari para penjajah disebut sebagai teroris?" tanyanya heran. 

"Inilah kejahatan Barat yang mesti disadari oleh kaum muslimin seluruh dunia," cetusnya.

Ia menegaskan Hamas dan para mujahid Palestina bukanlah teroris, mereka hanyalah sesama Muslim yang tengah berjuang mempertahankan tanah suci ketiga kaum Muslim dari pendudukan entitas penjajah Yahudi. 

"Yang mereka lakukan itu sebagaimana para pahlawan Indonesia berjihad mengusir penjajah Belanda," ujar Ahmad.

Jadi, menurutnya, mencela para mujahid sebagai teroris itu sama saja dengan membela entitas penjajah Yahudi. "Sebagaimana mencela para pahlawan Indonesia itu sama saja dengan membela penjajah Belanda," katanya.

Ketua FDMPB ini, berpesan kaum Muslim janganlah latah turut memfitnah mereka sebagai teroris. Kecuali memang memposisikan diri sebagai anteknya kafir penjajah dan siap menemani kafir penjajah di neraka kelak. 

"Lebih dari itu, mengusir entitas penjajah Yahudi dari tempat suci kaum Muslim ketiga itu bukan hanya kewajiban Hamas dan kaum Muslim Palestina saja, tetapi kewajiban seluruh kaum Muslim dunia terutama para penguasa negeri Islam dan bala tentaranya," tandasnya.

Akar Masalah 

Akar masalah konflik Palestina Israel menurut Ahmad, ada dua, internal dan eksternal. Secara internal, saat umat Islam terpecah dalam ikatan nasionalisme, maka terjadilah perpecahan umat Islam di dunia. Akibatnya tentu saja umat Islam menjadi sangat lemah dan mudah sekali dikalahkan oleh musuh-musuh Islam. 

"Lantas faktor eksternal adalah adanya penjajahan Israel yang didukung oleh Negara-negara barat penjajah yang sejak dulu telah berhasil memecah belah umat Islam dalam berbagai bangsa dan Negara," ungkapnya. 

Ahmad mengingatkan, karena itu setiap ada peristiwa internasional yang menimpa umat Islam karena ketiadaan khilafah sebagai tameng harus menjadi momentum kesadaran dan penyatuan pikiran kaum Muslimin seluruh dunia untuk terus optimis membangun kebangkitan politik ideologis menuju persatuan umat Islam seluruh dunia. 

Jihad

Menurut Ahmad, solusi masalah Palestina adalah dengan melakukan jihad mengusir bangsa penjajah Israel dari muka bumi ini. Sebagaimana dahulu bangsa ini telah mengusir penjajah Belanda dari bumi Pertiwi. "Begitulah sikap yang benar atas penjajah," tegasnya.

Sebab, ujarnya, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan. Negeri-negeri Muslim harus benar-benar sadar bahwa Palestina adalah bagian dari kaum Muslimin di dunia.

"Maka melakukan pembelaan dan bantuan adalah kewajiban, sebab jika tidak, maka akan dimintai pertanggungjawaban di akherat nanti," tutupnya.[] Muhammad Nur

Dr. Riyan: Akar Masalah Palestina adalah Perampasan dan Penjajahan Entitas Yahudi


Tinta Media - Pengamat Politik Islam Dr. Riyan, M.Ag. menilai akar permasalahan Palestina adalah perampasan dan penjajahan entitas Yahudi yang didukung Inggris dan Amerika.

"Inilah akar masalah Palestina, yakni perampasan dan penjajahan yang dilakukan entitas Yahudi zionis secara sistematis yang didukung oleh Inggris dan Amerika,” ujarnya kepada Tinta Media, Sabtu (14/10/2023).

Ia menuturkan, sejak Deklarasi Balfour 1917 yang disampaikan Arthur Balfour dari Inggris bahwa akan memberikan "national home" kepada yahudi, dan ditindaklanjuti dengan deklarasi entitas yahudi pada 1948 sampai sekarang (2023). "Menunjukkan bahwa penjajahan ini dilakukan secara sistematis," ungkapnya.

Riyan melihat, persekongkolan jahat entitas yahudi zionis yang didukung Amerika dan Inggris membuat penjajahan atas tanah palestina terus berlangsung dengan keji dan biadab. "Ironisnya, di sisi lain, tidak ada negara Muslim yang membantu secara nyata dengan mengirimkan tentaranya melawan entitas yahudi ini. Padahal mereka memiliki tentara dan senjata yang lebih dari cukup untuk mengalahkan entitas Yahudi zionis ini," sesalnya.

Solusi

Riyan mengatakan, untuk menyelesaikan masalah Palestina bisa dilakukan beberapa hal, antara lain:

Pertama, mengalahkan dan mengusir penjajah adalah dengan mengusirkan dengan kekuatan yang sepadan. Tentara harus dilawan dengan tentara. Senjata dengan senjata. Negara harus dilawan dengan negara.

"Maka jihad (perang di jalan Allah melawan orang kafir dalam menegakkan agama Allah) adalah satu-satunya solusi nyata yang akan mengalahkan entitas yahudi penjajah," tegas Riyan.

"Bukan perundingan, diplomasi, solusi dua negara (two state solution), ataupun "normalisasi" dengan entitas yahudi. Yahudi Zionis hanya mengenal satu bahasa yakni perang," tambahnya.

Kedua, jihad itu akan menjadi efektif bila dikomandoi seorang pemimpin negara islam (khalifah), yang menyatukan seluruh kekuatan kaum Muslimin.

"Nabi SAW selalu kepala negara di Madinah dengan tegas dan tuntas menindak kejahatan dari Yahudi bani Nadhir, Bani Quraizhah, Qainuqa. Khalifah Umar bin khaththab r.a. membebaskan Baitul Maqdis dari tangan Romawi, Shalahuddin Al Ayyubi merebut kembali Baitul Maqdis dari Tentara salib, Sultan Abdul Hamid II dari Khilafah Utsmaniyah dengan efektif menjaga Baitul Maqdis dari rongrongan Yahudi," tuturnya.

"Ketiga, semua ini menunjukkan solusi syar'i dan tuntas untuk masalah Palestina adalah Jihad dan Khilafah," pungkas Riyan.[] Langgeng Hidayat

Sabtu, 14 Oktober 2023

Om Joy: Hamas dan Mujahid Palestina Bukan Teroris

Tinta Media - Jurnalis Joko Prasetyo (Om Joy) menegaskan, Hamas dan para mujahid Palestina bukanlah teroris.

"Hamas dan para mujahid Palestina bukanlah teroris," tuturnya kepada Tinta Media, Selasa (10/10/2023).

Menurutnya, mereka hanyalah sesama Muslim yang tengah berjuang mempertahankan tanah suci ketiga kaum Muslim dari pendudukan entitas penjajah Yahudi. 

"Yang mereka lakukan itu sebagaimana para pahlawan Indonesia berjihad mengusir penjajah Belanda. Jadi, mencela para mujahid sebagai teroris, itu sama saja dengan membela entitas penjajah Yahudi. Sebagaimana mencela para pahlawan Indonesia, itu sama saja dengan membela penjajah Belanda," terangnya.

Om Joy meminta kaum Muslim janganlah ikut latah turut memfitnah mereka sebagai teroris. "Kecuali memang memposisikan diri sebagai anteknya kafir penjajah dan siap menemani kafir penjajah di neraka kelak," ujarnya. 

Lebih dari itu, sambungnya, mengusir entitas penjajah Yahudi dari tempat suci kaum Muslim ketiga itu bukan hanya kewajiban Hamas dan kaum Muslim Palestina saja. "Tetapi kewajiban seluruh kaum Muslim dunia terutama para penguasa negeri Islam dan bala tentaranya," tegasnya.

Om Joy mengingatkan, bagi yang tidak memungkinkan jihad secara langsung ke Palestina, agar terus mengopinikan duduk perkara yang sebenarnya tentang Palestina, seraya mengajak kaum Muslim lainnya berjuang menegakkan khilafah yang dipimpin seorang khalifah.

Menurutnya, di bawah komando khalifah, secara massif dan laksana bangunan yang kokoh, kaum Muslim berjihad. 

"Bukan hanya membebaskan Palestina dari pendudukan entitas penjajah Yahudi; tetapi juga membebaskan Turkistan Timur (Muslim Uighur) dari penjajahan komunis Cina; membebaskan Arakan (Muslim Rohingya) dari penjajahan Budha Myanmar, dan membebaskan negeri-negeri Islam lainnya yang tengah dijajah kafir harbi fi'lan lainnya. Allahu Akbar!" pungkasnya.[] Muhammad Nur

Jumat, 13 Oktober 2023

Masalah Palestina, Kiai Labib: Solusinya Meniadakan Entitas Yahudi dengan Jihad

Tinta Media - Ulama Aswaja KH. Rokhmat S. Labib menilai solusi dari masalah Palestina adalah meniadakan entitas Yahudi dengan jihad.

“Solusinya, meniadakan entitas Yahudi tersebut. Hal itu mustahil dilakukan kecuali dengan jihad,” tuturnya kepada Tinta Media, Kamis (12/10/2023).

Menurutnya, itu menjadi kewajiban seluruh kaum Muslimin, bukan hanya kaum Muslimin di Palestina, apalagi hanya HAMAS. “Sebab, demikianlah ketentuan syara' sebagaimana dijelaskan dalam kitab-kitab fiqh,” jelasnya.

Ketika ada negeri Muslim diserang kaum kafir, menurut Kiai hukumnya fardhu ain untuk melakukan jihad melawan kaum kafir hingga terus. “Jika kaum di wilayah itu tidak mampu melakukannya, maka kewajibannya melebar ke wilayah terdekat, hingga seluruh kaum Muslimin di negeri-negara Islam lainnya hingga kaum kafir itu terusir,” paparnya.
 
Ia menegaskan bahwa inilah yang harus dilakukan oleh penguasa Saudi, Mesir, Turki, Suriah, hingga Indonesia. “Jika ini dilakukan, dengan mudah kaum terlaknat itu dapat dikalahkan,” tegasnya.

Namun Kiai, menilai harapan itu, sulit terwujud, selama para penguasa di negeri Muslim itu tidak peduli urusan kaum Muslimin, bahkan menjadi antek negeri-negara kafir Penjajah. “Di sinilah pentingnya Khilafah yang menyatukan kaum muslimin, menjaga setiap jengkal wilayahnya, memelihara darah, kehormatan, dan kekayaan kaum Muslimin,” nilainya.

Akar Masalah 

Kiai Labib mengungkap bahwa persoalan di Palestina akan terus ada selama akar masalahnya tidak diselesaikan. Jika Zionis Yahudi itu menghentikan serangannya ke Gaza, bukan berarti masalahnya selesai. Demikian juga seandainya asa perdamaian antara keduanya. “Karena masalah utamanya bukan itu,” ucapnya.

Masalah utamanya, menurut Kiai adalah perampasan tanah dan penjajahan yang dilakukan oleh Entitas Yahudi itu atas Palestina. 

"Tanah Palestina adalah tanah kaum Muslim. Lalu datang kaum Yahudi ke Palestina. Dengan bantuan Inggris, kaum Yahudi itu merampas tanah kaum Muslimin dengan melakukan intimidasi, teror, pengusiran, pembunuhan, dan pembantaian. Di atas tanah milik kaum Muslimin itulah mereka mendirikan negara yang diakui PBB dan negara-negara kafir," paparnya. 

“Mereka terus merampas tanah Palestina, hingga menyisakan Tepi Barat dan Jalur Ghaza. Itu pun wilayah Tepi Barat terus mereka gerogoti. Sementara Jalur Gaza mereka pagar, hingga seperti penjara besar,” tambahnya.

Jadi, selama entitas Yahudi masih menduduki Tanah Palestina, maka masalah utama terus ada. “Ringkasnya, solusi atas Palestina adalah jihad dan Khilafah,” pungkasnya.[] Raras

IMLC: Apa yang Terjadi di Palestina adalah Penjajahan Yahudi

Tinta Media - Ketua LBH Pelita Umat dan President of the IMLC (International Muslim Lawyers Community) Chandra Purna Irawan, S.H., M.H. menegaskan, apa yang terjadi di Palestina bukan konflik, tetapi penjajahan Yahudi terhadap rakyat Palestina.

"Bahwa apa yang terjadi di Palestina adalah penjajahan Yahudi terhadap Palestina," jelasnya dalam wawancara dengan Tinta Media , Rabu (11/10/2023).

IMLC pernah melaporkan atau menggugat ke International Criminal Court (ICC) dan UN tentang keberadaan Israel di Palestina tetapi gugatan tersebut hingga kini tidak ada respon.

Posisi Israel sebagai penjajah, kata Chandra, dapat dilihat dari peristiwa Perjanjian Sykes-Picot pada 1916 antara Inggris dan Prancis. 

"Inggris dan Prancis membagi peninggalan Khilafah Utsmaniyah/Ottoman di wilayah Arab. Pada perjanjian tersebut ditegaskan bahwa Prancis mendapat wilayah jajahan Suriah dan Lebanon, sedangkan Inggris memperoleh wilayah jajahan Irak dan Yordania," terangnya.

Sementara itu, lanjutnya, Palestina dijadikan status wilayahnya sebagai wilayah Internasional. "Dan peristiwa sejarah Deklarasi Balfour pada 1917. Perjanjian ini menjanjikan sebuah negara Yahudi di tanah Palestina," sesalnya.

Ia menegaskan adanya kemerdekaan hakiki Palestina adalah hengkangnya Israel dari wilayah Palestina. "Kemerdekaan Palestina tidak dapat dimaknai berdirinya 2 (dua) negara yaitu Israel dan Palestina. Apabila itu terjadi, sesungguhnya Palestina belum merdeka," tandasnya.[] Nita Savitri

Kamis, 12 Oktober 2023

LSIS: Serangan Pejuang Hamas untuk Mengusir Penjajah Yahudi

Tinta Media - Direktur Lingkar Studi Islam Strategis (LSIS) Agus Suryana menilai, serangan pejuang Hamas adalah upaya untuk mengusir penjajah Yahudi. 

"Ini adalah penjajahan. Yang namanya orang dijajah, ya pasti akan melakukan upaya apapun untuk mengusir penjajah sampai penjajah itu pergi," tuturnya kepada Tinta Media, Rabu (11/10/2023).

Menurutnya, apapun kondisi penjajah Yahudi, baik mereka sedang menyerang Palestina ataupun diserang (sebagaimana yang terjadi hari Sabtu yang lalu oleh Brigade Al Qossam) tetap harus memakai diksi yang tepat.

"Yakni ketika Palestina diserang, maka mereka sedang diserang oleh penjajah Yahudi (sampai kapanpun ini tidak akan dibenarkan dan tidak akan mendapatkan dukungan pihak manapun kecuali mereka yang antek penjajah)," ujarnya. 

Namun sebaliknya, menurut Ustaz Agus, ketika penjajah Yahudi mendapat serangan balik dari kaum Muslim Palestina maka itu adalah upaya pembelaan diri sekaligus perjuangan menumpas penjajahan di bumi Palestina.

Ia mengajak memandang dengan perspektif yang tepat terkait permasalahan Palestina ini, maka sebagai seorang Muslim akan tetap berdiri kokoh dalam satu sikap dan pandangan bahwa penjajah Yahudi, akan tetap menjadi penjajah selama tidak hengkang dari tanah milik kaum Muslim di Palestina. Sementara kaum Muslim Palestina akan tetap menjadi korban yang sedang memperjuangkan haknya untuk merebut kembali tanah mereka.

"Jadi kalau hari ini kondisi di Palestina memanas kembali, itu konsekuensi logis dari masih bertahannya pencaplokan penjajah Yahudi terhadap tanah Palestina, dan keberpihakan kaum muslim sudah selayaknya memberikan dukungan penuh terhadap kaum muslim Palestina," tandasnya.

Akar Masalah

Ustadz Agus melihat, akar masalah konflik ini adalah persoalan penjajahan, perampasan, dan pencaplokan tanah kaum Muslim Palestina oleh penjajah Yahudi. "Semua orang, semua pihak harus tahu, wajib memahami hakikat masalah ini," cetusnya.

Ia menuturkan, sebab siapapun, dalam pendekatan apapun, akan menolak semua bentuk penjajahan di dunia ini, siapapun akan mempertahankan apa yang menjadi haknya sebagaimana yang dilakukan Muslim Palestina selama ini. 

"Dan sebaliknya , siapapun wajib hukumnya mengecam semua bentuk kebrutalan penjajah Yahudi saat ini, apalagi penjajahan ini dilakukan secara terbuka, terang-terangan bahkan penjajahan tersebut dilakukan dari mulai pengusiran disertai pembunuhan dan pembantaian yang ironisnya itu sudah terjadi sejak tahun 1948, bayangkan sudah 75 tahun kaum muslim di Palestina menderita," pesannya. 

Menurutnya, sudah sekian lama (75 tahun) persoalan penjajahan ini tak kunjung selesai karena ada banyak pihak yang memiliki kepentingan terhadap masalah ini, dari mulai penjajah Yahudi yang ngotot menduduki Palestina yang istilah mereka menyebutnya sebagai tanah yang dijanjikan. 

"Kemudian ada kepentingan Amerika mem-back up penjajah Yahudi yang menjadikan penjajah Yahudi eksis dengan negara Israel nya, yang merupakan negara satelit Amerika untuk memastikan kepentingan-kepentingan AS di Timur Tengah berjalan dengan baik (terutama terkait dengan kepentingan penjajahan sumber daya alam, yakni minyak bumi)," terangnya.

Ia menilai tidak kunjung usai ditambah sikap berdiam dirinya para penguasa-penguasa Arab, dan penguasa-penguasa negeri-negeri kaum Muslim lainnya terhadap penjajahan Yahudi kepada kaum Muslim Palestina yang justru terjadi dihadapan mata mereka. 

"Sikap diam ini dikarenakan mereka semua adalah agen dan antek penjajah Yahudi dan AS yang meraup secuil keuntungan dan kepentingan dengan tega membiarkan saudara sendiri menderita," simpulnya.

Solusi Tuntas

Menurut Ustaz Agus, upaya semua pihak dalam merespons kekejaman penjajah Yahudi kepada Palestina dari mulai kecaman, kutukan, aksi protes, demonstrasi, memboikot produk, bahkan yang dilakukan oleh rakyat Palestina yang berhadap-hadapan langsung dengan penjajah Yahudi sendiri seperti pejuang intifadhah, Hammas, dll, semuanya InsyaAllah adalah bagian dari perjuangan, keperpihakan, dan ikhtiar mencari solusi terhadap permasalahan Palestina. 

Ia menyebutkan terkait berbicara solusi tuntas, haruslah solusi yang mendatangkan keadilan kepada kaum Muslim Palestina dan seluruh umat Islam di dunia adalah berdirinya institusi Khilafah yang memiliki pengaruh, kekuatan, dan kemampuan untuk mengusir entitas Yahudi di tanah Palestina. 

"Institusi Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia yang akan menerapkan syariah Islam secara kaffah dan mengemban dakwah ke penjuru dunia, termasuk membebaskan tanah Palestina yang sudah puluhan tahun terampas," sambungnya.

"Khilafah dengan dipimpin oleh seorang Kholifah akan memimpin langsung pembebasan Al Aqsa mengusir penjajah Yahudi, mengubur kembali entitas negara Israel yang dipaksakan ini, serta menempatkan kaum muslim pada haibah (kewibawaan) sebagai negara super power baru di dunia ini," ulasnya.

Menurut Ustaz Agus, sejatinya semua upaya, semua ikhtiar, semua effort kaum Muslim seharusnya dikerahkan dalam upaya mewujudkan kembali institusi Khilafah ini, sementara bantuan-bantuan yang bersifat temporer (obat-obatan, makanan, tenda, selimut, dll) meski itu sangat membantu dan bisa terus dilakukan (InsyaAllah terkategori amal Soleh) tapi mesti disadari semua pihak bahwa sekeras apapun upaya itu tidak akan sampai pada pertolongan tuntas untuk saudara Muslim di Palestina selama eksistensi penjajah Yahudi masih bercokol di tanah Palestina. 

"Maka satu-satunya jalan adalah mengusir penjajah dengan kekuatan sepadan (militer) yang dimiliki kaum Muslim di bawah komando Kholifah kelak," simpulnya. [] Muhammad Nur
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab