Kamis, 16 November 2023
Selasa, 24 Oktober 2023
Zionis Yahudi Harus Dijadikan Musuh Bersama
Tinta Media - Siapa saja yang tega mengorbankan rakyat yang tidak berdosa, layak disebut teroris, seperti apa yang dilakukan oleh Israel terhadap penduduk sipil Palestina. Menjatuhkan satu bom saja pada pemukiman penduduk harus diperangi apalagi sampai ratusan bom yang telah melukai anak-anak yang tidak berdosa baik secara fisik maupun psikis. Semua kejadian mengerikan akan terekam dalam memori mereka dan dibawa terus sepanjang masa. Sungguh zionis Israel layak dijadikan musuh bersama, karena merekalah teroris yang sebenarnya.
Tapi sayang pemikiran sekuler dan ikatan
nasionalisme telah membuat umat Islam sulit untuk bersatu. Umat tidak lagi satu
tubuh yang ikut merasakan penderitaan saudaranya dibelah bumi lainnya karena
tidak dalam satu ikatan nation-state. Umat sudah terkotak-kotak dalam satu
ikatan yang lebih membanggakan negerinya sendiri. Dan terlebih pemikiran
sekuler, membuat mereka tidak perduli dengan saudara satu akidah, Islam. Bahkan
mereka yang terjangkiti virus sekularisme alergi dan enggan membawa nama agama
untuk membela palestina saudara yang butuh pertolongan.
Umat harusnya bersatu untuk menghapuskan
segala bentuk penjajahan di muka bumi ini. Penguasa negeri muslim harusnya
melakukan tindakan secara nyata untuk membela palestina, bukan hanya mengutuk
dan mengecam, tapi mengirimkan pasukan untuk menghentikan aksi aksi brutal dan
biadab Israel yang membunuh dan melukai kaum muslimin di jalur Gaza. Palestina
butuh khilafah untuk menyelesaikan permasalah mereka. Kapitalisme dengan
akhidah sekuler telah membuat negara muslim tidak berdaya melihat saudara
mereka dibantai secara sadis dan tidak manusiawi.
Keputusan penguasa yang dzolim sungguh akan
menciptakan kerusakan karena hanya mengikuti ambisi dan egonya tanpa
mempertimbangkan kerugian dan kerusakan yang diakibatkannya. Ambisi penguasa
Israel telah mengorbankan rakyatnya sendiri dan penduduk Palestina yang tidak
berdosa. Anak-anak jadi korban sebuah keputusan politik yang salah yang hanya
untuk mengikuti penguasa yang dzolim dan tidak punya hati.
Biadab, bahkan tempat paling aman, rumah
sakit, tidak luput dari aksi militer Israel. Sengaja menjatuhkan bom di satu
tempat yang dianggap aman bagi pengungsi untuk mendapatkan perlindungan dan pengobatan.
Bagi siapa saja yang masih punya hati nurani, pasti tidak mungkin mendukung
aksi militer Israel dengan alasan apapun. Tapi sayang media resmi banyak yang
menutup-nutupi aksi brutal mereka. Pencitraan terus dilakukan untuk menyudutkan
pejuang Hamas Palestina dan melakukan pembelaan, menganggap lumrah aksi brutal
Israel sebagai konflik dua negara.
Kita harus suarakan untuk kemerdekaan
Palestina dari aksi brutal penguasa zionis Israel yang telah melukai umat Islam
dan nilai-nilai kemanusiaan. Sekecil apapun peran kita, lakukan untuk membela
agama Allah tanpa harus berfikir hasil. Kesugguhan kita dalam membela Palestina
karena Allah SWT. akan dicatat sebagai amal kebaikan dan segera mendatangkan
pertolongan Nya. Semoga hidup kita di dunia tidak sia-sia, tapi bernilai karena
kesungguhan kita untuk membela saudara kita yang berteriak untuk meminta
pertolongan.
Menyelamatkan saudara kita yang membutuhkan
bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bersyukurlah mereka yang bisa membantu
secara nyata, hadir bersama mereka untuk ikut menyelamatkan Palestina dari
kebuasan dan kebrutalan serangan Zionis Israel. Tidak ada yang sia-sia untuk
mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, meskipun hanya dengan terus
menyerukan suara kecil untuk meluruskan propaganda yang mencoba membangun
kebencian terhadap Islam. Pemberitaan
yang tidak benar atas konflik yang terjadi antara Hamas dan Israel telah
membangun Islamophobia dengan memonsterisasi Muslim sejati.
Anak yang berusia 6 tahun tewas usai
ditikam pria bernama Joseph Czuba (71) di Illinois, Amerika Serikat (AS). Sosok
Czuba diketahui nekat membunuh korban gegara konflik antara Hamas dan Israel.
Dilansir dari detikNews yang mengutip BBC dan Reuters, peristiwa penikaman
tersebut terjadi di wilayah Plainfield, negara bagian Illinois, AS pada
(16/10/2023). Berdasarkan laporan Al Jazeera menyebutkan bocah yang tewas dalam
pembunuhan ini merupakan keturunan Palestina-Amerika. Padahal kita tahu seorang
Muslim sejati tidak mungkin melakukan tindakan kekerasan tanpa ada alasan yang
dibenarkan. Karena kebencian yang mendalam dipicu oleh pemberitaan dan gambaran
yang salah terhadap Muslim yang memperjuangkan dan membela agama mereka, kasus
pembunuhan pada muslim yang tidak berdosa terjadi. Kejadian ini harus
dihentikan dengan suara kita yang menyampaikan kebenaran, mengungkap fakta yang
sebenarnya kekejian dan kekejaman zionis Israel dan sekutunya.
Kita harus terus suarakan untuk membebaskan umat dari ini pemahaman sekularisme dan nasionalisme yang menjadi penyebab utama umat Islam sulit untuk bersatu. Terus Serukan untuk perjuangan tegaknya khilafah yang akan menjadi solusi umat agar mau bersatu untuk membela agama Allah. Penerapan Islam secara kaffah akan membawa kebaikan dan Islam akan menjadi Rahmat bagi seluruh alam. Khilafah akan menjadi solusi tuntas untuk seluruh masalah termasuk apa yang terjadi di Palestina.
Oleh: Mochamad Efendi (Sahabat Tinta Media)
Senin, 23 Oktober 2023
PKAD: Solusi Dua Negara Ini Konyol, Tidak Berdasar dan Menyesatkan
Minggu, 22 Oktober 2023
Tokoh Peduli Palestina Menyeru Umat Islam Membebaskan Palestina dengan Jihad dan Khilafah
Jumat, 20 Oktober 2023
Pejuang Hamas Dilabeli Teroris, UIY: Kezaliman yang Luar Biasa
Ulama Aswaja: Yahudi Ini seperti Kanker di Tubuh Masyarakat Muslim Arab
Kamis, 19 Oktober 2023
DERITA RAKYAT PALESTINA, DERITA SELURUH KAUM MUSLIMIN
Tinta Media - Perang antara Palestina dan Israel kembali terjadi. Sejak tahun 1948, pendudukan Israel dan pendirian negara Yahudi di Palestina hingga hari ini, maka tragedi ini sudah berlangsung selama kurang lebih 75 tahun. Dan tragedi ini terjadi secara terus menerus dan berulang-ulang dari waktu ke waktu tanpa diketahui kapan selesainya.
Pasukan Hamas memang melakukan serangan terlebih dahulu, dan itu dianggap sebagai konflik pemicu bagi tentara Israel. Padahal yang sebenarnya terjadi, serangan itu dilakukan dalam rangka untuk membalas kekejaman tentara Israel selama bertahun-tahun lamanya. Sehingga sejak hari pertama serangan Hamas dilakukan, kurang lebih 5.000 roket telah ditembakkan dari jalur Gaza ke arah kaum Yahudi yang telah lama merampas tanah Palestina.
Pada faktanya tentara Israel pun tidak tinggal diam, mereka melakukan serangan balasan yang lebih besar dan lebih brutal. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya korban yang meninggal. Sebagaimana dilansir dari sumber koran lokal yang menyebutkan bahwa akibat kebrutalan serangan Yahudi, penduduk Palestina yang meninggal sekitar 770 orang dengan korban 140 anak-anak dan 120 perempuan. Dan diperkirakan korban akan terus bertambah, dikarenakan adanya dukungan bantuan dari tentara militer AS untuk tentara Yahudi.
Konflik yang terjadi secara terus menerus
Kita tidak bisa membayangkan, penduduk
Palestina selalu hidup dalam ketakutan dan ketidak tenangan. Sewaktu-waktu dan
kapan saja rudal bisa saja jatuh di tengah-tengah mereka. Dan kondisi semacam
ini sudah terjadi selama puluhan tahun mereka mengalaminya, namun pada faktanya
sampai sekarang pun tidak ada solusi atau bantuan baik yang diberikan oleh negara tetangga ataupun negeri-negeri
muslim yang lain. Sehingga kejadian semacam ini akan terus berlangsung setiap
waktu dan setiap saat.
Konflik yang terjadi antara Palestina dengan Israel, tidak akan mungkin bisa terselesaikan selama umat IsIam di seluruh penjuru dunia tidak bersatu. Dan selama Khilafah belum tegak maka umat IsIam tidak akan bisa bersatu. Karena diantara kaum muslimin sendiri akan terus terjadi perbedaan pandangan atau persepsi berkaitan dengan hak atas tanah Palestina itu sendiri.
Tanah Palestina milik umat Islam
Palestina adalah bagian dari negara Syam. Di
Palestina juga tempat tinggalnya para nabinya umat IsIam. Jadi Jauh sebelum
orang-orang Israel datang ke Palestina, maka negeri itu adalah wilayahnya kaum
muslimin. Sehingga pada dasarnya negara Israel yang dibangun ditanah Palestina
adalah negara penjajah yang mengambil tanah penduduk Palestina. Dan hanya
dengan sistem IsIam yang diterapkan oleh kekhilafahan lah yang mampu mengusir
orang-orang Israel dari tanah Palestina, serta mampu menyelesaikan konflik
Palestina dengan Israel secara keseluruhan.
Wallahu a'lam bish showab.
Oleh : Iin Rohmatin Abidah (Sahabat Tinta Media)
Rabu, 18 Oktober 2023
Pergolakan Palestina-Penjajah Yahudi Terus Abadi, Selama Tak Ada Sistem yang Pasti
Tinta Media - Konflik Palestina-Israel semakin memanas. Serangan balasan yang dilakukan Hamas Palestina ke Israel dekat perbatasan Gaza, Sabtu lalu (7/10/2023), memantik peperangan yang kesekian kalinya antara Palestina dan Israel.
Konflik Berkepanjangan, Buruknya Sistem yang Mengendalikan
Serangan Hamas merupakan serangan yang dilakukan untuk merebut kembali tanah air warga Palestina dari pendudukan Israel (CNBCIndonesia.com, 9/10/2023). Pertempuran yang semakin meningkat, menelan sedikitnya 1.100 korban jiwa. Hingga akhirnya deklarasi perang pun dengan tegas diungkapkan Israel terhadap Palestina.
Israel pun membalas serangan Hamas. Gaza dibombardir dari segala arah. Kehancuran bangunan terjadi di setiap sudut kota (CNNIndonesia.com, 10/10/2023). Mayat-mayat kaum muslimin memenuhi jalanan. Asap hitam membumbung tinggi, akibat dari terbakarnya bangunan-bangunan di Gaza karena serangan bom Israel. Gempuran ini merupakan gempuran terburuk selama 75 tahun konflik yang telah berlangsung antara Palestina dan Israel.
Aneksasi lahan menjadi sebab utama peperangan panjang antara Palestina dan Israel. Upaya pencaplokan lahan oleh Israel telah menyebabkan banyak rakyat Palestina terusir. Tempat tinggal yang telah ratusan tahun dihuni, direbut dengan kejam oleh Israel.Masalah ini pun berlarut-larut hingga kini. Konflik Palestina dan Israel, yang berawal pada tahun 1948 semakin rumit dan membelit dengan adanya sikap represif dan diskriminasi Israel terhadap rakyat Palestina selama puluhan tahun.
Tidakkah rakyat Palestina berhak membela tanah kelahirannya yang direbut?
Namun sayang, saat ini dunia belum menyajikan solusi yang pasti untuk menghentikan peperangan yang terjadi. Badan Keamanan PBB tak mampu berbuat banyak. Meutya Hafidz, Ketua Komisi I DPR RI, memaksa adanya peran aktif PBB untuk menyegerakan proses dialog dan berusaha menyelesaikan akar konflik utama Palestina dan Israel (tempo.co, 11/10/2023). Meutya pun mengkritik dengan tajam perihal keberadaan PBB sebagai lembaga keamanan dunia, tak terlihat upayanya secara konkrit dalam penyelesaian perang antara Palestina dan Israel. Meutya melanjutkan, konflik ini tak mampu tuntas dengan solusi yang diputuskan secara unilateral.
Fakta yang begitu memilukan. Palestina porak poranda. Bahkan bantuan makanan dari jalur Gaza pun diblokade Israel. Tak hanya makanan, Israel pun memutus akses listrik dan pasokan air di jalur Gaza. Lantas, dimana negara-negara Islam di dunia? Tidakkah kita membela?
Perjanjian, perdamaian dan diskusi, jelas tak mampu menjadi solusi menghentikan kekejaman Israel. Kekuatan fisik harus dilawan dengan kekuatan fisik. Sayangnya, sistem saat ini yang mengadopsi konsep nation state, menjadikan kekuatan negeri-negeri kaum muslim mandul. Tak mampu berdaya membela saudara sendiri.
Kecaman dan empati dunia tak mampu serta merta menghentikan peperangan yang terus terjadi. Perlu ada solusi pasti yang mampu menuntaskan. Semua ini terjadi sebagai akibat hilangnya perisai kaum muslimin. Banyaknya kaum muslimin bagai buih di lautan. Meskipun jumlahnya banyak, namun sayang, tak ada kekuatan sedikitpun.
Buruknya konsep penjajahan ala Barat yang terus dihembuskan. Konsep yang katanya mengecam segala bentuk penjajahan serta penindasan, tak mampu berlaku bagi rakyat Palestina. Palestina disebut sebagai negara Yahudi di atas Tanah Palestina. Jelas, konsep ini adalah suatu bentuk ketidakadilan.
Sistem Islam Ciptakan Perisai Pembela
Palestina adalah tanah kharajiyah. Kaum muslim wajib menjaganya dengan darah perjuangan. Selamanya akan menjadi hak milik kaum muslimin. Tak ada siapapun yang mampu merebut. Termasuk Israel sekalipun. Keberadaan Israel sebagai negara yang dipaksakan Barat merupakan bentukan alat yang merusak keberadaan kaum muslimin. Sudah semestinya dilawan dengan kekuatan. Tak ada kekuatan yang dahsyat selain sistem Islam. Dalam wadah Khilaf4h, Israel mampu dilawan dengan kekuatan perisai kaum muslimin. Karena Khilaf4h-lah satu-satunya wadah yang menyatukan kekuatan muslim dunia. Dan hanya dalam wadah Khilaf4h pula, jihad fii sabilillah dapat ditegakkan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
قَا تِلُوْهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ بِاَ يْدِيْكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُوْرَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِيْنَ
"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tanganmu dan Dia akan menghinakan mereka dan menolongmu (dengan kemenangan) atas mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman," (QS. At-Taubah: 14)
Kemenangan kaum muslimin hanya mampu diwujudkan dalam sistem Islam. Syariah Islam dan kepemimpinan berpikir dalam Islam meniscayakan kebangkitan umat. Hingga tersadar bahwa pembelaan terhadap saudara muslim adalah kewajiban. Kewajiban ini hanya mampu terlaksana dalam wadah institusi yang mampu menjadi perisai.
Khilaf4h manhaj An Nubuwwah. Inilah satu-satunya solusi pasti. Dalam naungan sistem yang hakiki. Hanya dengannya kemuliaan, keselamtan dan tanah milik kaum muslimin terjaga sempurna. Wallahu 'alam bisshowwab.
Oleh: Yuke Octavianty (Forum Literasi Muslimah Bogor)
Selama Penjajah Yahudi Bercokol di Palestina, Konflik Akan Terus Ada
Hamas Serang Entitas Penjajah Yahudi, FIWS: Semangat Perlawanan Kaum Muslimin Tak Pernah Padam
Selasa, 17 Oktober 2023
Akar Masalah Palestina adalah Penjajahan Zionis Yahudi
Inilah Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Konflik Palestina
Inilah Alasan di Balik Serangan Pejuang Hamas atas Penjajah Yahudi
MEMBACA SIKAP KAUM MUNAFIK DALAM KONFLIK PALESTINA
Pertama, persoalan Palestina bukanlah urusan Fattah, Hamas, atau PLO saja. Ini juga bukan sekedar konflik rakyat Palestina dengan Israel. Tapi merupakan persoalan umat Islam, karena tanah Palestina adalah milik umat Islam.
Kedua, persoalan pokok Palestina itu adalah adanya penjajah Israel yang merampas tanah kaum muslimin disana. Jadi perjuangan ini harus fokus pada bagaimana agar Israel mundur dari Palestina
Ketiga, perjuangan untuk membuat mundur Israel dari tanah Palestina, tidak mungkin bisa diraih dengan perdamaian. Sebab perdamaian mensyaratkan dua hal : pengakuan eksistensi negara penjajah Israel dan yang kedua Israel dan Palestina akan menjadi dua negara yang berdampingan. Jalan satu-satunya adalah jihad fi Sabilillah. Kondisi perang harus tetap dipertahankan, bukan perdamaian.
Keempat, Islam mengharamkan segala bentuk perdamaian dengan Israel . Karena perdamain dengan Israel mensyaratkan pengakuan keberadaan negara Israel yang sesungguhnya merupakan negara penjajah dan akan menghentikan jihad fi sabilillah.
Kelima, Islam mengharamkan segala bentuk jalan (wasilah) yang menghantarkan penguasaan orang-orang kafir penjajah terhadap Palestina atau mengokohkan penjajahan Israel seperti tawaran perdamaian , demokrasi, bantuan baik berupa hibang maupun hutang dll.
Keenam, Umat Islam sebenarnya sedang menghadapi AS dan negara-negara Barat yang mendukung penuh negara Israel. Jadi bukan hanya Israel yang merupakan negara boneka. Karena itu memang dibutuhkan kekuatan seimbang. Sebab yang kita hadapi adalah negara-negara imperialis. Kekuatan yang seimbang itu tidak ada yang lain kecuali Daulah Khilafah Islam. Negara global yang menyatukan kaum muslim.Daulah Khilafah ini nanti akan menyerukan jihad fi sabilillah kepada kaum muslim seluruh dunia untuk membebaskan Palestina. Perlu kita catat, Palestina saat dibebaskan oleh Sholahuddin al Ayyubi pada saat kaum muslim memiliki Daulah Khilafah Islam.
Sikap Kaum Muslim Atas Konflik Palestina
Palestina sebagai bumi para nabi, karena banyak Nabi yang lahir dari bumi Palestina. Karena itu konflik dengan Israel bagi seorang muslim adalah persoalan akidah, syariah dan juga politik, bukan hanya memandang sebagai persoalan kemanusiaan belaka. Karena itu sikap yang benar bagi seorang muslim adalah tidak pernah ragu membela muslim palestina dari penjajahan Israel.
Secara akidah, Masjidil Aqsa (Palestina) adalah tanah suci ketiga bagi kaum Muslimin. “Nabi pernah bersabda, tidak ada perjalanan yang sengaja ke masjid kecuali ke Masjidil Haram, masjidku (Masjid Nabawi, red) dan Masjidil Aqsa. Jadi tanah Palestina juga tanah yang diberkat.
Secara syariah, Islam juga mengharamkan kolonialisme dan pembantaian. Kalau mereka menyebut itu persoalan penjajahan atau kolonialisme, ya itu persoalan Islam. Karena Islam memang anti penjajahan, apalagi itu terhadap tanah milik kaum Muslimin, tanah wakaf, tanah kharajiah.
Kemudian Israel melakukan kedzaliman luar biasa, membantai penduduk Palestina, terus disebutlah itu sebagai persoalan kemanusiaan. Ya itu persoalan Islam, karena ketika ada orang tanpa alasan syar’i membunuh ya itu berdasarkan Alquran bagaikan membunuh manusia secara keseluruhan.
Secara politik, sejak pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththab ra, kaum Muslimin diamanahi melindungi kaum Nashrani dari ancaman Yahudi dengan mencegah Yahudi tinggal di Palestina. Hal itu dituangkan dalam Perjanjian Umariyah/Perjanjian Illiya tatkala penduduk Palestina yang semuanya Nashrani menyerahkan secara sukarela tanahnya kepada kaum Muslimin.
Karena itu sesama muslim harus saling membantu dimanapun berapa, terlebih saat muslim lainnya mendapatkan berbagai bentuk kezaliman dari orang-orang kafir. Sudah sangat jelas bahwa Israel adalah penjajah yang akan terus menguasai tanah palestina, terlebih saat negara barat terus memberikan dukungan atas penjajahan ini. Sebab negara barat memang merupakan negara-negara imperialis, seperti Amerika, Perancis, Inggris dan sekutunya. Banyak dalil yang menegaskan perintah untuk membantu sesama muslim karena ikatan aqidah.
Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan Surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh; (itulah) janji yang benar yang ada dalam Taurat, Injil, dan Al-Qur'an. Dan siapa yang lebih menepati janjinya dari pada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS At Taubah : 111)
Orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara. Karena itu, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat. (QS Al Hujurat : 10)
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Orang mukmin terhadap orang mukmin yang lain ibarat bangunan yang saling menguatkan satu sama lainnya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dari Anas bin Malik RA, Rasulullah SAW bersabda:
"Seorang mukmin kepada mukmin yang lain ibarat bangunan yang saling menguatkan, lalu beliau menyilangkan jari-jarinya." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda : "Barang siapa yang membantu saudaranya, maka Allah akan membantu dirinya pada hari kiamat." (HR. Muslim). Dari Abdullah bin Amr RA, Rasulullah SAW bersabda: "Rahmatlah (yang dihendaki), karena siapa yang tidak memberi rahmat, niscaya tidak diberi rahmat." (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Dari Umar bin Khattab RA, Rasulullah SAW bersabda: "Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sampai ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata, "Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: 'Barangsiapa yang melihat sesuatu yang tidak benar, hendaknya dia mengubahnya dengan tangannya. Jika tidak mampu, hendaknya dia mengubahnya dengan lisannya. Jika tidak mampu, hendaknya dia mengubahnya dengan hatinya, dan yang demikian itu adalah selemah-lemahnya iman.'" (HR. Muslim)
Dari hadis-hadis tersebut, dapat disimpulkan bahwa membantu dan mendukung sesama Muslim adalah tindakan yang sangat dianjurkan dalam Islam. Kasih sayang, rasa peduli, dan solidaritas di antara umat Islam adalah hal-hal yang sangat dihargai dan ditekankan dalam ajaran Islam. Menyokong dan membantu sesama Muslim dalam kesulitan, baik dalam bentuk materi, moral, atau spiritual, merupakan wujud dari iman yang kuat dan kasih sayang sesama manusia. Kepada Palestina, seorang muslim bisa membantu berupa nyawa, kata, harta, rasa dan doa.
Sikap Kaum Munafik Atas Konflik Palestina
Sikap orang munafik sejak zaman nabi telah ada dan akan terus ada hingga akhir zaman. Dalam peristiwa perang uhud, lahirnya seorang munafik yang bernama Abdullah bin Ubay. Kedatangan Nabi Muhammad ke Madinah tidak hanya memadamkan api permusuhan di antara suku, tetapi juga menyatukan mereka dengan "menghapus" nama suku yang kerap menjadi pemicu konflik. Nabi Muhammad menyebut semua orang di Madinah sebagai kaum Anshar, karena telah menolong, membantu, dan mengizinkan umat Islam Mekkah (Muhajirin) untuk tinggal di Madinah.
Meski telah masuk Islam, Abdullah bin Ubay sangat tidak menyukai Nabi Muhammad dan menganggapnya sebagai penghalang untuk menjadi penguasa di Madinah. Abdullah bin Ubay selalu bersikap sinis terhadap Rasulullah karena merasa cemburu dan takut kehilangan pengaruh. Abdullah bin Ubay dianggap munafik karena tidak pernah mengungkapkan permusuhannya secara terbuka, tetapi dengan cara halus. Ia masuk Islam, tidak mengingkari kebenaran yang dibawa Nabi, dan tidak menyangkal bahwa Nabi Muhammad adalah utusan terakhir Allah. Akan tetapi, semua sikapnya ditujukan untuk memadamkan dakwah dan pengaruh Rasulullah.
Sifat munafik Abdullah bin Ubay terlihat jelas dalam Perang Uhud antara umat Islam melawan kaum kafir Quraisy pada tahun 625. Dalam perang itu, 700 umat Islam harus melawan 3.000 kaum kafir Quraisy. Sebelum perang, Nabi mengadakan musyawarah bersama para sahabat, termasuk Abdullah bin Ubay. Abdullah bin Ubay awalnya mendukung semua strategi yang dipaparkan oleh Rasulullah.
Namun, di perjalanan menuju medan pertempuran, Abdullah bin Ubay justru bertindak sebagai provokator yang mematahkan semangat pasukan Muslim. Ia bersama 300 pasukannya menarik diri dari barisan dan menyatakan tidak akan berperang melawan kaum musyrikin karena Nabi lebih memilih pendapat anak-anak muda dibandingkan usulannya.
Abdullah bin Ubay juga mengatakan bahwa perang itu juga tidak membawa keuntungan apa-apa bagi kelompoknya. Tidak hanya itu, aksi pembelotan Abdullah bin Ubay mengundang kemarahan pasukan dan memecah konsentrasi mereka. Setelah pembelotan dalam Perang Uhud, Abdullah bin Ubay menyebar fitnah tentang Aisyah, istri Nabi Muhammad. Sepulang dari Perang Bani Musthaliq, Aisyah difitnah telah berselingkuh dengan laki-laki bernama Shafwan. Embusan kebohongan Abdullah bin Ubay tidak hanya menggoyahkan rumah tangga Nabi, tetapi membuat kegaduhan di antara umat Islam.
Fitnah yang menimpa Aisyah akhirnya terselesaikan setelah turun wahyu Allah SWT yang mengungkap kebenarannya. Selain peristiwa-peristiwa tersebut, banyak tindakan-tindakan keji Abdullah bin Ubay yang melatarbelakangi turunnya ayat-ayat Al Quran. Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyebut bahwa surat An-Nur ayat 33 diturunkan berkaitan dengan Abdullah bin Ubay yang memaksa budak perempuannya agar melacurkan diri demi uang.
Munafik termasuk salah satu sifat tercela. Al-Qur'an dan hadits bahkan menjelaskan secara khusus ciri-ciri orang munafik. Allah SWT melalui firman-Nya dalam Al-Qur'an menyebutkan orang munafik akan ditempatkan di neraka jahanam. Demikian dengan beberapa hadits Rasulullah SAW yang menegaskan bahwa sifat munafik harus dihindari oleh semua umat muslim. Orang-orang beriman jangan sampai tertipu dengan kaum munafik, karena mereka memang sangat pandai berbohong atau pandai melakukan pencintraan.
Apabila engkau melihat mereka, tubuhnya mengagumkanmu. Jika mereka bertutur kata, engkau mendengarkan tutur katanya (dengan saksama karena kefasihannya). Mereka bagaikan (seonggok) kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan (kutukan) ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya). Maka, waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)? (QS Al Munafiqun : 4)
Ada empat tanda, jika seseorang memiliki empat tanda ini, maka ia disebut munafik tulen. Jika ia memiliki salah satu tandanya, maka dalam dirinya ada tanda kemunafikan sampai ia meninggalkan perilaku tersebut, yaitu: jika diberi amanat, khianat; jika berbicara, dusta; jika membuat perjanjian, tidak dipenuhi; jika berselisih, dia akan berbuat zalim." (HR Muslim)
Lihatlah sikap orang muslim atas konflik Palestina hari ini. Jika ada tujuh sikap berikut, maka mereka terkategori sebagai orang-orang munafik. Pertama, bersikap merendahakan dan mengejek kepada saudara sesama muslim yang peduli dan membela muslim palestina. Kedua, melakukan berbagai fitnah keji kepada muslim palestina. Ketiga, menimbulkan berbagai kegaduhan baru agar umat Islam ragu membela palestina. Keempat, memilih diam karena takut kehilangan dunia dan jabatan. Kelima, membela Israel dengan berbagai aopologi murahan. Keenam, menebar kebohongan perihal konflik Palestina, seperti mengatakan bahwa konflik Palestina hanya sebatas masalah kemanusiaan belaka, bukan masalah agama. Ketujuh, gemar mengkhianati saudararanya demi mengabdi kepada musuh-musuh Allah.
Ingat, Abdullah bin Ubay modern akan terus lahir, maka waspadalah, jangan sampai umat Islam tertipu dengan gaya mereka. Jika muslim, maka membela muslim Palestina, jika munafik, maka justru akan memusuhinya.
Oleh: Dr. Ahmad Sastra (Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa)
(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 17/10/23 : 13.00 WIB)