Tinta Media: Kirim Tentara
Tampilkan postingan dengan label Kirim Tentara. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kirim Tentara. Tampilkan semua postingan

Kamis, 16 November 2023

HT Inggris Serukan Negara-Negara Muslim Bergerak Melawan Zionis

Tinta Media – Hizbut Tahrir (HT) Inggris menyerukan  tentara negara-negara muslim untuk bergerak melawan Zionis.
 
“Satu-satunya jalan yang tersisa untuk menyelamatkan rakyat Palestina adalah  tentara profesional negara-negara Muslim bergerak melawan entitas Zionis,” ujarnya dalam pers rilis yang diterima Tinta Media, Ahad (12/11/2023).
 
Ia  juga menyeru kepada komunitas Muslim di Inggris agar terus berbicara untuk Palestina dan jangan mau dibungkam. Sebab hal ini berkontribusi terhadap kegagalan propaganda pro-Zionis.
 
“Teruslah berbicara untuk Palestina! Terus tinggikan suara Anda. Kami juga mengajak agar umat Islam di mana pun berada menyerukan solusi syar’i terkait Palestina yakni jihad dan khilafah,” ajaknya.
 
HT Inggris melihat pemerintah Inggris telah putus asa, sehingga memprovokasi para pembuat onar yang terkenal untuk turun ke jalan dan memfitnah demontrasi mendukung Palestina, untuk mengalihkan agenda dari genosida di Gaza.
 
“Orang-orang di seluruh dunia telah melihat kebohongan pemerintah negara-negara Barat. Orang-orang di seluruh dunia juga telah mengidentifikasikan siapa penjahat sebenarnya. Penjahat sebenarnya bukan hanya Netanyahu, melainkan juga Sunak, Braverman, Starmer dan Biden yang tangannya berlumuran darah,” bebernya.
 
HT Inggris juga meminta kaum Muslimin  di mana pun berada untuk menggabungkan suara dengan seruan yang mulia ini. “Akhiri Pendudukan sekarang! Bebaskan Palestina!” pungkasnya.[] Irianti Aminatun

Selasa, 24 Oktober 2023

Zionis Yahudi Harus Dijadikan Musuh Bersama

Tinta Media - Siapa saja yang tega mengorbankan rakyat yang tidak berdosa, layak disebut teroris, seperti apa yang dilakukan oleh Israel terhadap penduduk sipil Palestina. Menjatuhkan satu bom saja pada pemukiman penduduk harus diperangi apalagi sampai ratusan bom yang telah melukai anak-anak yang tidak berdosa baik secara fisik maupun psikis. Semua kejadian mengerikan akan terekam dalam memori mereka dan dibawa terus sepanjang masa. Sungguh zionis Israel layak dijadikan musuh bersama, karena merekalah teroris yang sebenarnya.

 

Tapi sayang pemikiran sekuler dan ikatan nasionalisme telah membuat umat Islam sulit untuk bersatu. Umat tidak lagi satu tubuh yang ikut merasakan penderitaan saudaranya dibelah bumi lainnya karena tidak dalam satu ikatan nation-state. Umat sudah terkotak-kotak dalam satu ikatan yang lebih membanggakan negerinya sendiri. Dan terlebih pemikiran sekuler, membuat mereka tidak perduli dengan saudara satu akidah, Islam. Bahkan mereka yang terjangkiti virus sekularisme alergi dan enggan membawa nama agama untuk membela palestina saudara yang butuh pertolongan.

 

Umat harusnya bersatu untuk menghapuskan segala bentuk penjajahan di muka bumi ini. Penguasa negeri muslim harusnya melakukan tindakan secara nyata untuk membela palestina, bukan hanya mengutuk dan mengecam, tapi mengirimkan pasukan untuk menghentikan aksi aksi brutal dan biadab Israel yang membunuh dan melukai kaum muslimin di jalur Gaza. Palestina butuh khilafah untuk menyelesaikan permasalah mereka. Kapitalisme dengan akhidah sekuler telah membuat negara muslim tidak berdaya melihat saudara mereka dibantai secara sadis dan tidak manusiawi.

 

Keputusan penguasa yang dzolim sungguh akan menciptakan kerusakan karena hanya mengikuti ambisi dan egonya tanpa mempertimbangkan kerugian dan kerusakan yang diakibatkannya. Ambisi penguasa Israel telah mengorbankan rakyatnya sendiri dan penduduk Palestina yang tidak berdosa. Anak-anak jadi korban sebuah keputusan politik yang salah yang hanya untuk mengikuti penguasa yang dzolim dan tidak punya hati.

 

Biadab, bahkan tempat paling aman, rumah sakit, tidak luput dari aksi militer Israel. Sengaja menjatuhkan bom di satu tempat yang dianggap aman bagi pengungsi untuk mendapatkan perlindungan dan pengobatan. Bagi siapa saja yang masih punya hati nurani, pasti tidak mungkin mendukung aksi militer Israel dengan alasan apapun. Tapi sayang media resmi banyak yang menutup-nutupi aksi brutal mereka. Pencitraan terus dilakukan untuk menyudutkan pejuang Hamas Palestina dan melakukan pembelaan, menganggap lumrah aksi brutal Israel sebagai konflik dua negara.

 

Kita harus suarakan untuk kemerdekaan Palestina dari aksi brutal penguasa zionis Israel yang telah melukai umat Islam dan nilai-nilai kemanusiaan. Sekecil apapun peran kita, lakukan untuk membela agama Allah tanpa harus berfikir hasil. Kesugguhan kita dalam membela Palestina karena Allah SWT. akan dicatat sebagai amal kebaikan dan segera mendatangkan pertolongan Nya. Semoga hidup kita di dunia tidak sia-sia, tapi bernilai karena kesungguhan kita untuk membela saudara kita yang berteriak untuk meminta pertolongan. 

 

Menyelamatkan saudara kita yang membutuhkan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bersyukurlah mereka yang bisa membantu secara nyata, hadir bersama mereka untuk ikut menyelamatkan Palestina dari kebuasan dan kebrutalan serangan Zionis Israel. Tidak ada yang sia-sia untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, meskipun hanya dengan terus menyerukan suara kecil untuk meluruskan propaganda yang mencoba membangun kebencian terhadap Islam.  Pemberitaan yang tidak benar atas konflik yang terjadi antara Hamas dan Israel telah membangun Islamophobia dengan memonsterisasi Muslim sejati.

 

Anak yang berusia 6 tahun tewas usai ditikam pria bernama Joseph Czuba (71) di Illinois, Amerika Serikat (AS). Sosok Czuba diketahui nekat membunuh korban gegara konflik antara Hamas dan Israel. Dilansir dari detikNews yang mengutip BBC dan Reuters, peristiwa penikaman tersebut terjadi di wilayah Plainfield, negara bagian Illinois, AS pada (16/10/2023). Berdasarkan laporan Al Jazeera menyebutkan bocah yang tewas dalam pembunuhan ini merupakan keturunan Palestina-Amerika. Padahal kita tahu seorang Muslim sejati tidak mungkin melakukan tindakan kekerasan tanpa ada alasan yang dibenarkan. Karena kebencian yang mendalam dipicu oleh pemberitaan dan gambaran yang salah terhadap Muslim yang memperjuangkan dan membela agama mereka, kasus pembunuhan pada muslim yang tidak berdosa terjadi. Kejadian ini harus dihentikan dengan suara kita yang menyampaikan kebenaran, mengungkap fakta yang sebenarnya kekejian dan kekejaman zionis Israel dan sekutunya.

 

Kita harus terus suarakan untuk membebaskan umat dari ini pemahaman sekularisme dan nasionalisme yang menjadi penyebab utama umat Islam sulit untuk bersatu. Terus Serukan untuk perjuangan tegaknya khilafah yang akan menjadi solusi umat agar mau bersatu untuk membela agama Allah. Penerapan Islam secara kaffah akan membawa kebaikan dan Islam akan menjadi Rahmat bagi seluruh alam. Khilafah akan menjadi solusi tuntas untuk seluruh masalah termasuk apa yang terjadi di Palestina.

Oleh: Mochamad Efendi (Sahabat Tinta Media)

 

 

 

 

Senin, 23 Oktober 2023

PKAD: Solusi Dua Negara Ini Konyol, Tidak Berdasar dan Menyesatkan

Tinta Media - Konflik Palestina dan penjajah Yahudi yang kembali memanas hingga muncul pendapat solusi dua negara, dinilai Analis Senior Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) Fajar Kurniawan sebagai hal yang konyol, tidak mendasar dan menyesatkan.

“Sekarang ini yang konyol adalah solusi untuk dua negara, saya kira ini adalah solusi yang juga tidak berdasar dan solusi yang menyesatkan,” nilai Fajar kepada Tinta Media, Kamis (19/10/2023).

Fajar mengibaratkan ada orang masuk pekarangannya secara illegal, kemudian tiba-tiba bangun rumah permanen dan seterusnya kemudian tiba-tiba ada orang lain berkata ‘udah kalau begitu dibagi dua saja’. “Masuk akal enggak gitu?” tanyanya. 

Menurutnya, dari logika-logika sederhana saja, tidak masuk akal. “Bagaimana mungkin orang Palestina yang sebagai pemilik wilayah Palestina, pemilik negara Palestina, itu kemudian dipaksa untuk berbagi wilayah dengan orang-orang Yahudi tadi, yang dia aggressor, dia datang secara ilegal dan kemudian mendirikan Negara di Palestina gitu. Ini enggak masuk akal,” tuturnya geram.

“Dari sudut pandang apa saja enggak masuk akal gitu. ndak harus dari sudut agama, dari sudut pandang akal sehat saja, enggak masuk akal,” tegasnya melanjutkan.

Ini yang ia anggap juga solusi dua negara itu solusi yang menyesatkan dan solusi yang tidak ada akar sejarahnya. 

“Jadi konflik yang berkembang di Palestina itu, tadi ada negara-negara Kafir di belakangnya Yahudi, yang kemudian melegimitasi setiap tindakan yang dilakukan oleh mereka,” jelasnya.
 
Ia melanjutkan, setiap kali konflik dengan Palestina maka mereka akan melakukan pembelaan-pembelaan, melakukan lobi-lobi dan seterusnya. 

“Kalau ada serangan maka akan bantu dengan persenjataan, dengan anggaran, dan seterusnya,” jelasnya lebih lanjut.

Kedua, menurut Fajar, karena solusi yang diberikan adalah solusi yang tidak masuk akal. Mengakui dua negara Palestina dan Israel dalam satu wilayah, itu suatu tindakan yang justru jika dilakukan oleh penguasa umat Islam, itu adalah bentuk nyata penghianatan terhadap kaum muslimin.

“Itu bentuk pengkhianatan terhadap kaum muslimin yang telah syahid dalam rangka untuk melakukan futuhat ke Palestina pada waktu itu,” tegasnya.

Solusi

Solusi tuntas untuk konflik Palestina menurut Fajar adalah dengan memecahkan akar masalahnya. “Solusi tuntasnya, kembali kepada memecahkan akar masalahnya,” tuturnya.

“Kalau ingin solusi tuntas, ya maka kembalikan Palestina sebagaimana sebelum ada orang-orang Yahudi di situ, yang kemudian mendirikan secara ilegal Israel tadi itu,” lanjutnya.

Jadi itu yang ia nilai sebagai solusi yang bisa menentramkan kembali dunia. Dikatakannya karena Palestina itu negara yang merdeka, maka dikembalikan lagi hak kemerdekaannya dan itu bisa ditempuh jika kemudian seluruh entitas Yahudi yang ada di Palestina pada saat ini diusir dari tanah Palestina. “Bukan dengan cara mengakui dua negara tadi itu, membagi tanah Palestina menjadi dua negara, satu negara kaum muslimin, satu negara untuk kaum Yahudi!” tegasnya. 

Menurutnya hal itu hanya akan bisa dilakukan dengan kekuatan kekuasaan. “Tetapi bukan sekedar kekuatan kekuasaan,” ujarnya.
 
Ia mengajak umat melihat, dari sekitar 50 an negeri-negeri muslim, siapa yang kemudian betul-betul bersikap tegas membela Palestina dengan langkah-langkah yang riil dan dengan segenap kemampuan yang dimiliki. “Mari Coba sebutkan yang mengirim tentaranya misalkan, ‘saya kirim tantara, saya kirim pesawat tempur, saya kirim tank,’ dan seterusnya,” tuturnya.

“Enggak ada, mereka hanya bisa mengecam. Ya kalau seperti itu, semua orang bisa mengecam,” imbuhnya.

Padahal, tambahnya, mereka punya kekuasaan tapi kekuasaannya tidak mampu atau tidak mau mereka gunakan untuk membela saudara mereka, saudara seiman mereka. “Tapi harusnya mereka punya kekuasaan, mereka panglima tertinggi aAngkatan bersenjata, kirim itu angkatan bersenjatanya ke Palestina. Bela itu rakyat Palestina!” serunya.

“Kalau Israel berani membombardir Gaza, ganti itu bombardir negeri-negeri, wilayah-wilayah Israel, Yahudi itu. Berani enggak?” tanyanya geram. 

Fajar menduga negeri-negeri kaum muslimin tidak berani melakukannya karena mereka semua tunduk patuh terhadap negeri-negeri Barat. “Mereka tunduk patuh terhadap Amerika, terhadap Inggris, Perancis, Nato, dan seterusnya,” paparnya.

Ini juga ia nilai sebagai sikap munafik dari penguasa-penguasa negeri-negeri Muslim. Ini juga yang menurutnya seharus harus diakhiri. “Ada kemudian kekuasaan yang bisa betul-betul membela Palestina, adalah kekuasaan yang memang tidak terkooptasi dengan negeri-negeri kafir Barat. Kekuasaan itulah yang bisa menyatukan seluruh kekuatan potensi kaum muslimin,” jelasnya.

Kekuasaan itu menurut Fajar adalah yang serupa dengan kekuasaannya Sultan Abdul Hamid II dan kekhalifahan-kekhalifahan sebelum Utsmaniyah, yang kemudian terus memberikan perlindungan kepada negeri-negeri muslim, termasuk negeri Palestina yang diberkati. “Sehingga kalau bicara kekuasaan seperti apa? Ya kembali pada kekuasaan seperti zamannya Sultan Abdul Hamid II, setidaknya akan mampu membuat perhitungan kepada entitas Yahudi itu,” tegasnya.

Itu berarti, kata Fajar adalah kekuasaan kekhilafahan. Karena kekhilafahan itu tidak tunduk patuh pada negara-negara Barat, tidak mau kemudian mengakui perjanjian-perjanjian internasional, lembaga-lembaga internasional yang kemudian di tengarai hanya akan merugikan kepentingan kaum muslimin. Kekuasaan independent, yang didukung oleh seluruh kaum muslimin, kemudian berdiri untuk seluruh kaum muslimin, dan menghimpun kekuatan seluruh kaum muslimin. 

“Maka, itu yang kemudian menurut saya akan bisa atau mampu mengakhiri konflik palestina hari ini,” pungkasnya.[] Raras

Minggu, 22 Oktober 2023

Tokoh Peduli Palestina Menyeru Umat Islam Membebaskan Palestina dengan Jihad dan Khilafah

Tinta Media - Terkait eskalasi serangan Penjajah Zionis Yahudi terhadap Palestina, para Tokoh Peduli Palestina menyeru umat Islam untuk membebaskan Palestina dengan jihad dan khilafah.

"Bebaskan Palestina dengan Jihad dan Khilafah," seru Ustadz Muhammad Ismail Yusanto perwakilan Tokoh Peduli Palestina, Pernyataan Tokoh: Bebaskan Palestina dengan Jihad dan Khilafah, Selasa (17/10/2023) di kanal Youtube UIY Official. 

Tokoh Peduli Palestina mengutarakan empat pernyataan sikap. “Menyikapi perkembangan mutakhir di Palestina, Tokoh Peduli Palestina menyampaikan pernyataan sikap sebagai berikut,” tuturnya.

Pertama, disampaikan keprihatinan yang mendalam atas apa yang terjadi Palestina, khususnya di Jalur Gaza, akibat kebiadaban zionis Yahudi penjajah yang telah menimbulkan kehancuran hebat dan korban yang sangat banyak. 

"Disertai iringan doa, Semoga Allah memberikan kekuatan lahir dan batin pada penduduk Palestina, semoga Allah SWT memberikan surga Firdaus yang paling tinggi untuk para syuhada, dan memohonkan kesembuhan sempurna bagi yang luka serta perlindungan bagi seluruh kaum muslimin yang ada di sana,” ujarnya.

Kedua, problema pokok Palestina adalah penjajahan oleh zionis Yahudi yang telah merampas wilayah itu atas dukungan Inggris. 

“Zionis Yahudi merampas tanah Palestina melalui Deklarasi Balfour pada tahun 1917 sebagai realisasi dari cita-cita berdirinya negara Yahudi yang digagas oleh Theodor Herzl melalui Kongres Zionis Internasional I di Basel pada 1897,” ungkapnya. 


Padahal, menurutnya, secara hakikat wilayah Palestina adalah tanah kharajiyah yang telah menjadi bagian dari negeri Islam sejak masa khalifah kedua sayyidina Umar bin Khattab ra. 

Ketiga, solusi tuntas atas persoalan Palestina melalui jihad fi sabilillah. Hanya dengan cara itu saja penjajahan bisa dienyahkan. Sekian banyak perundingan damai telah dilakukan, bahkan juga ada lebih dari 30 resolusi PBB sudah ditetapkan, tapi semua itu tak membuat mereka menghentikan penjajahan itu. 

"Solusi dua negara (two state solution) harus ditolak karena hal itu sama saja dengan mengakui keberadaan zionis penjajah atas wilayah Palestina,” tegasnya.


Keempat, usaha membebaskan wilayah Palestina dari penjajah zionis akan bisa terlaksana sempurna dengan bersatu dan bangkitnya kembali umat Islam dalam naungan Khilafah. 

 “Khalifah yang akan menggerakkan umat Islam dan tentara yang gagah perkasa untuk melancarkan jihad fii sabilillah mengusir zionis penjajah dari bumi Palestina selama-lamanya,” jelasnya.


Tokoh Peduli Palestina juga menyeru umat Islam, menampakkan kepeduliannya terhadap Palestina dengan memberikan bantuan dana, makanan dan obat-obatan serta doa dan qunut nazilah yang tulus, disertai pengiriman tentara dari seluruh negeri muslim untuk menghentikan kebiadaban penjajahan zionis Yahudi.


“Pengiriman tentara dari seluruh negeri muslim, khusususnya Mesir, Turki, Irak, Indonesia, utamanya negeri-negeri Arab ke sana, karena tindakan militer yang dilakukan oleh zionis penjajah hanya bisa dihadapi dengan kekuatan militer juga. Andai seluruh negeri muslim yang berjumlah lebih dari 40 negara mengirim tentara ke sana, hasilnya akan sangat signifikan,” tegasnya.


Seruan lainnya, bahwa umat Islam yakni harus terus berdakwah dengan istiqamah bagi tegaknya kembali kehidupan Islam yang akan menerapkan syari’ah Islam secara kaffah di bawah naungan Khilafah yang akan menyatukan lebih dari dua miliar umat se-dunia.


“Persatuan itu akan menjadikan umat kuat, khilafah akan melindungi negeri-negeri muslim dan membebaskan seluruh negeri Islam termasuk Palestina dari para penjajah serta terwujudnya izzul Islam wal muslimin,” pungkasnya.[] Evi

Jumat, 20 Oktober 2023

Pejuang Hamas Dilabeli Teroris, UIY: Kezaliman yang Luar Biasa

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) menilai, label teroris yang disematkan terhadap Pejuang Hamas merupakan bentuk ketidakadilan dan kezaliman yang luar biasa.

"Ini adalah suatu ketidakadilan dan kezaliman yang luar biasa," tuturnya kepada Tinta Media Selasa (10/10/2023).

Bagaimana tidak, ujarnya, kelompok atau organisasi yang berjuang merebut haknya kembali yaitu Tanah Palestina yang dikuasai oleh entitas penjajah Yahudi dikatakan sebagai teroris.

Kemudian ia menyatakan dan menekankan kembali bahwa labelisasi itu merupakan ketidakadilan yang luar biasa karena yang merebut Tanah Palestina justru tidak disebut apa-apa.

"Sementara, yang merebut wilayah itu, yang melakukan serangan tidak pernah berhenti, tidak disebut apa-apa. Ini adalah suatu ketidakadilan yang luar biasa," tegasnya.

UIY juga mengatakan bahwa seharusnya mereka itu memberikan dukungan terhadap Hamas bukan malah menuduh atau menyebut Hamas sebagai teroris. "Alih-alih mendukung atau men-support Hamas, justru melabeli mereka dengan sebutan teroris," cecarnya.

Ketika sebuah organisasi atau kelompok, imbuhnya, dilabeli sebagai teroris, maka apapun yang dilakukan, sebenar apapun yang dilakukan menjadi salah. Sebagaimana yang dilakukan Hamas saat ini. Padahal sangat jelas bahwa Hamas ini bisa disebut _front liner_ selalu berada di garda terdepan yang mewujudkan, merealisasikan aspirasi umat Islam dunia menyangkut Palestina.

Israel Teroris 

UIY kembali menyatakan bahwa yang layak disebut sebagai teroris adalah Israel. "Yang layak dikatakan sebagai teroris adalah Israel," tukasnya.

Sebagaimana yang dikatakan komisi HAM internasional, lanjut UIY, pelaku pelanggaran HAM terbesar adalah Amerika, berikutnya adalah Israel, sudah tak terhitung kejahatan yang mereka lakukan.

Sikap Kaum Muslimin

UIY juga tidak lupa menyampaikan sikap kaum muslimin harus berani dan tegas, bahwa persoalan Palestina adalah persoalan eksistensi penjajahan entitas Yahudi.

"Kita harus berani dan tegas mengatakan bahwa persoalan Palestina ini adalah persoalan eksistensi penjajahan oleh entitas Yahudi yang menguasai tanah Palestina," terangnya

Tanah Palestina, bebernya, adalah tanah Kharaj yaitu tanah kaum muslimin yang diberkati oleh Allah SWT. Tidak ada seorangpun yang berhak menyerahkan tanah tersebut kepada penjajah. Sehingga perjuangan untuk merebut tanah tersebut harus digaungkan sebagaimana yang kita saksikan pejuang Palestina tidak pernah menyerah.

Terakhir, ia menyerukan bahwa usaha merebut kembali Tanah Palestina ini bisa dicapai hanya dengan kekuatan Umat Islam yakni ketika bersatu dalam kepemimpinan tunggal yang disebut Khalifah dengan institusi yang menaungi adalah khilafah.

"Usaha merebut kembali Tanah Palestina ini bisa berhasil salah satu faktor penting adalah adanya kekuatan dari umat Islam itu sendiri, yakni ketika Umat Islam bersatu dalam satu kepemimpinan tunggal yaitu Khalifah dan institusi yang menaungi adalah khilafah," pungkasnya.[] Nur Salamah

Ulama Aswaja: Yahudi Ini seperti Kanker di Tubuh Masyarakat Muslim Arab

Tinta Media - Ulama Aswaja Solo Kyai Ahmad Fadholi mengungkapkan, keberadaan Entitas Penjajah Yahudi di Palestina ini seperti kanker. "Yahudi ini seperti kanker di dalam tubuh masyarakat Muslim Arab," tuturnya kepada Tinta Media Ahad (16/10/2023).

Menurutnya, sudah sepantasnya memang harus dioperasi. "Dibuang itu solusinya," tegasnya. 

Kiai Fadholi mengatakan, konflik Palestina akan terus memanas selama entitas Yahudi masih bercokol di sana. "Ini akan memanas terus menerus sepanjang entitas itu (Yahudi) masih bercokol di sana," ujarnya. 

Ia menilai, inilah yang menjadi akar permasalahan di Palestina  yakni  kependudukan Penjajah Yahudi kepada negeri yang dinilai suci oleh kaum muslimin.

Kiai juga mengungkapkan alasan kenapa Palestina dinilai suci oleh kaum muslimin. "Adalah tempat isra Nabi SAW, kiblat kaum muslimin," ungkapnya.

Ia mengungkap, Palestina sebelumnya memang dikuasai oleh nasrani. "Tapi kemudian dalam perjanjian umariyah itu penguasa nasrani menyerahkan kepada kaum muslimin untuk penguasaan Palestina itu dizaman Umar Bin Khattab maka sejak itu Palestina bersama negeri muslim yang lain dibawah naungan kaum muslimin," tuturnya.

"Memang terjadi kependudukan orang kristen dalam perang salib. "Namun kemudian dikalahkan orang kristen itu, maka kembali kepangkuan muslimin," lanjutnya.

Kemudian jelasnya, munculah Theodore Herzl yang merampas tanah Palestina. "Jadi negeri yang sudah ditangan kaum muslimin dengan penguasaan damai tiba-tiba muncul Theodore Herzl itu problem utamanya disitu," ujarnya.

Terkait solusi Kyai Fadholi menjelaskan bahwasanya solusi untuk permasalahan Palestina adalah dengan jihad fi sabilillah.

"Solusi Jihad yang digerakkan oleh negeri arab, misal Arab Saudi menggerakkan pasukannya, Mesir menggerakkan pasukannya dan Pakistan, Turki, Indonesia nah itu solusinya jihad fi sabilillah atau jihad yang digerakkan oleh kekhalifahan," tandasnya. [] Setiyawan Dwi

****



Kamis, 19 Oktober 2023

DERITA RAKYAT PALESTINA, DERITA SELURUH KAUM MUSLIMIN

Tinta Media - Perang antara Palestina dan Israel kembali terjadi. Sejak tahun 1948, pendudukan Israel dan pendirian negara Yahudi di Palestina hingga hari ini, maka tragedi ini sudah berlangsung selama kurang lebih 75 tahun. Dan tragedi ini terjadi secara terus menerus dan berulang-ulang dari waktu ke waktu tanpa diketahui kapan selesainya.

Pasukan Hamas memang melakukan serangan terlebih dahulu, dan itu dianggap sebagai konflik pemicu bagi tentara Israel. Padahal yang sebenarnya terjadi, serangan itu dilakukan dalam rangka untuk membalas kekejaman tentara Israel selama bertahun-tahun lamanya. Sehingga sejak hari pertama serangan Hamas dilakukan, kurang lebih 5.000 roket telah ditembakkan dari jalur Gaza ke arah kaum Yahudi yang telah lama merampas tanah Palestina.

Pada faktanya tentara Israel pun tidak tinggal diam, mereka melakukan serangan balasan yang lebih besar dan lebih brutal. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya korban yang meninggal. Sebagaimana dilansir dari sumber koran lokal yang menyebutkan bahwa akibat kebrutalan serangan Yahudi, penduduk Palestina yang meninggal sekitar 770 orang dengan korban 140 anak-anak dan 120 perempuan. Dan diperkirakan korban akan terus bertambah, dikarenakan adanya dukungan bantuan dari tentara militer AS untuk tentara Yahudi.

Konflik yang terjadi secara terus menerus

Kita tidak bisa membayangkan, penduduk Palestina selalu hidup dalam ketakutan dan ketidak tenangan. Sewaktu-waktu dan kapan saja rudal bisa saja jatuh di tengah-tengah mereka. Dan kondisi semacam ini sudah terjadi selama puluhan tahun mereka mengalaminya, namun pada faktanya sampai sekarang pun tidak ada solusi atau bantuan baik yang diberikan  oleh negara tetangga ataupun negeri-negeri muslim yang lain. Sehingga kejadian semacam ini akan terus berlangsung setiap waktu dan setiap saat.

 

Konflik yang terjadi antara Palestina dengan Israel, tidak akan mungkin bisa terselesaikan selama umat IsIam di seluruh penjuru dunia tidak bersatu. Dan selama Khilafah belum tegak maka umat IsIam tidak akan bisa bersatu. Karena diantara kaum muslimin sendiri akan terus terjadi perbedaan pandangan atau persepsi berkaitan dengan hak atas tanah Palestina itu sendiri.

Tanah Palestina milik umat Islam

Palestina adalah bagian dari negara Syam. Di Palestina juga tempat tinggalnya para nabinya umat IsIam. Jadi Jauh sebelum orang-orang Israel datang ke Palestina, maka negeri itu adalah wilayahnya kaum muslimin. Sehingga pada dasarnya negara Israel yang dibangun ditanah Palestina adalah negara penjajah yang mengambil tanah penduduk Palestina. Dan hanya dengan sistem IsIam yang diterapkan oleh kekhilafahan lah yang mampu mengusir orang-orang Israel dari tanah Palestina, serta mampu menyelesaikan konflik Palestina dengan Israel secara keseluruhan.

Wallahu a'lam bish showab.

Oleh : Iin Rohmatin Abidah (Sahabat Tinta Media)

 

Rabu, 18 Oktober 2023

Pergolakan Palestina-Penjajah Yahudi Terus Abadi, Selama Tak Ada Sistem yang Pasti

Tinta Media - Konflik Palestina-Israel semakin memanas. Serangan balasan yang dilakukan Hamas Palestina ke Israel dekat perbatasan Gaza, Sabtu lalu (7/10/2023), memantik peperangan yang kesekian kalinya antara Palestina dan Israel. 

Konflik Berkepanjangan, Buruknya Sistem yang Mengendalikan

Serangan Hamas merupakan serangan yang dilakukan untuk merebut kembali tanah air warga Palestina dari pendudukan Israel (CNBCIndonesia.com, 9/10/2023). Pertempuran yang semakin meningkat, menelan sedikitnya 1.100 korban jiwa. Hingga akhirnya deklarasi perang pun dengan tegas diungkapkan Israel terhadap Palestina.

Israel pun membalas serangan Hamas. Gaza dibombardir dari segala arah. Kehancuran bangunan terjadi di setiap sudut kota (CNNIndonesia.com, 10/10/2023). Mayat-mayat kaum muslimin memenuhi jalanan. Asap hitam membumbung tinggi, akibat dari terbakarnya bangunan-bangunan di Gaza karena serangan bom Israel. Gempuran ini merupakan gempuran terburuk selama 75 tahun konflik yang telah berlangsung antara Palestina dan Israel.

Aneksasi lahan menjadi sebab utama peperangan panjang antara Palestina dan Israel. Upaya pencaplokan lahan oleh Israel telah menyebabkan banyak rakyat Palestina terusir. Tempat tinggal yang telah ratusan tahun dihuni, direbut dengan kejam oleh Israel.Masalah ini pun berlarut-larut hingga kini. Konflik Palestina dan Israel, yang berawal pada tahun 1948 semakin rumit dan membelit dengan adanya sikap represif dan diskriminasi Israel terhadap rakyat Palestina selama puluhan tahun.

Tidakkah rakyat Palestina berhak membela tanah kelahirannya yang direbut?

Namun sayang, saat ini dunia belum menyajikan solusi yang pasti untuk menghentikan peperangan yang terjadi. Badan Keamanan PBB tak mampu berbuat banyak. Meutya Hafidz, Ketua Komisi I DPR RI,  memaksa adanya peran aktif PBB untuk menyegerakan proses dialog dan berusaha menyelesaikan akar konflik utama Palestina dan Israel (tempo.co, 11/10/2023). Meutya pun mengkritik dengan tajam perihal keberadaan PBB sebagai lembaga keamanan dunia, tak terlihat upayanya secara konkrit dalam penyelesaian perang antara Palestina dan Israel. Meutya  melanjutkan, konflik ini tak mampu tuntas dengan solusi yang diputuskan secara unilateral.

Fakta yang begitu memilukan. Palestina porak poranda. Bahkan bantuan makanan dari jalur Gaza pun diblokade Israel. Tak hanya makanan, Israel pun memutus akses listrik dan pasokan air di jalur Gaza. Lantas, dimana negara-negara Islam di dunia? Tidakkah kita membela?

Perjanjian, perdamaian dan diskusi, jelas tak mampu menjadi solusi menghentikan kekejaman Israel. Kekuatan fisik harus dilawan dengan kekuatan fisik. Sayangnya, sistem saat ini yang mengadopsi konsep nation state, menjadikan kekuatan negeri-negeri kaum muslim mandul. Tak mampu berdaya membela saudara sendiri.

Kecaman dan empati dunia tak mampu serta merta menghentikan peperangan yang terus terjadi. Perlu ada solusi pasti yang mampu menuntaskan. Semua ini terjadi sebagai akibat hilangnya perisai kaum muslimin. Banyaknya kaum muslimin bagai buih di lautan. Meskipun jumlahnya banyak, namun sayang, tak ada kekuatan sedikitpun.

Buruknya konsep penjajahan ala Barat yang terus dihembuskan. Konsep yang katanya mengecam segala bentuk penjajahan serta penindasan, tak mampu berlaku bagi rakyat Palestina. Palestina disebut sebagai negara Yahudi di atas Tanah Palestina. Jelas, konsep ini adalah suatu bentuk ketidakadilan.

Sistem Islam Ciptakan Perisai Pembela

Palestina adalah tanah kharajiyah. Kaum muslim wajib menjaganya dengan darah perjuangan. Selamanya akan menjadi hak milik kaum muslimin. Tak ada siapapun yang mampu merebut. Termasuk Israel sekalipun. Keberadaan Israel sebagai negara yang dipaksakan Barat merupakan bentukan alat yang merusak keberadaan kaum muslimin. Sudah semestinya dilawan dengan kekuatan. Tak ada kekuatan yang dahsyat selain sistem Islam. Dalam wadah Khilaf4h, Israel mampu dilawan dengan kekuatan perisai kaum muslimin. Karena Khilaf4h-lah satu-satunya wadah yang menyatukan kekuatan muslim dunia. Dan hanya dalam wadah Khilaf4h pula, jihad fii sabilillah dapat ditegakkan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قَا تِلُوْهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ بِاَ يْدِيْكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُوْرَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِيْنَ

"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tanganmu dan Dia akan menghinakan mereka dan menolongmu (dengan kemenangan) atas mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman," (QS. At-Taubah: 14)

Kemenangan kaum muslimin hanya mampu diwujudkan dalam sistem Islam. Syariah Islam dan kepemimpinan berpikir dalam Islam meniscayakan kebangkitan umat. Hingga tersadar bahwa pembelaan terhadap saudara muslim adalah kewajiban. Kewajiban ini hanya mampu terlaksana dalam wadah institusi yang mampu menjadi perisai.

Khilaf4h manhaj An Nubuwwah. Inilah satu-satunya solusi pasti. Dalam naungan sistem yang hakiki. Hanya dengannya kemuliaan, keselamtan dan tanah milik kaum muslimin terjaga sempurna. Wallahu 'alam bisshowwab.

Oleh: Yuke Octavianty (Forum Literasi Muslimah Bogor)

 

Selama Penjajah Yahudi Bercokol di Palestina, Konflik Akan Terus Ada

Tinta Media - Konflik antara  Palestina dan Entitas Penjajah Yahudi, menurut Ulama Ahlu Sunah Wal Jama'ah (Aswaja) Kiai Azizi Fathoni akan terus ada selama Penjajah Yahudi tetap bercokol di Palestina.

"Konflik antara Palestina dan penjajah Yahudi itu akan terus berlangsung dan tidak akan berakhir selama Yahudi melancarkan penjajahannya, tidak menghentikan penjajahannya dan tidak keluar dari wilayah Palestina," tuturnya kepada Tinta Media, Sabtu (14/10/2023).

Menurutnya, konflik tersebut akan terus berlangsung dan itu sudah Sunnatullah.

"Perlawanan rakyat Palestina sama sebagaimana juga perlawanan para pahlawan dulu di tanah air Indonesia, dalam rangka mengusir penjajahan Belanda," ujarnya. 

 Kiai Azizi mengungkapkan bahwa akar masalah Palestina ini adalah penjajahan yang telah dilakukan oleh Yahudi yang prosesnya sangat lama dan bergelombang. 

 "Kedatangan Yahudi ke tanah Palestina itu yang dari awalnya hanya tiga persen, sekarang tujuh puluh bahkan mungkin delapan puluh persen warga Yahudi menduduki daripada wilayah Palestina," ulasnya.
 
Ia menilai penjajahan yang dilakukan oleh Yahudi itu tidak bisa dibenarkan dari sudut pandang mana pun. "Apalagi dari sudut pandang Islam. Kaum Muslimin punya kewajiban untuk mengusir penjajah itu dengan jihad," tegasnya.

Lebih lanjut, Kiai mengungkapkan bahwa dalam kitab-kitab fikih, jihad itu ada dua macam saat musuh berada di negeri mereka dan musuh datang menduduki atau menjajah negeri yang dimiliki oleh kaum Muslim. 

"Maka kaum Muslimin wajib untuk mengangkat senjata ketika musuh itu datang untuk menjajah negerinya dan hukumnya fardhu untuk mengangkat senjata," tegasnya.

Kiai menyerukan tidak bolehnya mengambil solusi yang ditawarkan dari negara-negara kafir misalkan menawarkan solusi dua negara. Karena itu seperti mengizinkan pencuri untuk menguasai rumah. "Ini tidak layak, tidak pantas dan solusi yang konyol," tandasnya.

Kiai Azizi memaparkan bahwa ini berupa penjajahan secara militer, maka solusinya pun juga harus bersifat fisik dengan mengusir penjajah itu sendiri yakni dengan mengerahkan kekuatan untuk mengusir penjajah.

"Solusi tuntas sebetulnya dengan jihad. Jihad yang paripurna itu adalah jihad yang diback up oleh kekuasaan Islam yang tidak lain itu adalah kekhilafahan Islamiyah ala minhajin nubuwah," pungkasnya.[] Muhammad Nur

Hamas Serang Entitas Penjajah Yahudi, FIWS: Semangat Perlawanan Kaum Muslimin Tak Pernah Padam

Tinta Media - Menanggapi serangan Hamas atas entitas penjajah yahudi, Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi memberikan beberapa catatan.

"Pertama, ini menunjukkan semangat perlawanan kaum Muslimin untuk melawan penjajahan tidak pernah padam, meskipun dalam keadaan yang sulit sekalipun," tuturnya kepada Tinta Media, Ahad (15/10/2023).

Kedua, apa yang terjadi dalam serangan kemarin itu menunjukkan kelemahan entitas penjajah Yahudi ini yang sering disebut memiliki pertahanan rudal yang paling canggih di dunia yang dikenal dengan iron dome tapi tidak mampu menghadapi kecerdikan dari pejuang-pejuang hamas.

"Ini telah memberikan pukulan yang keras bagi entitas penjajah Yahudi," tegasnya. 

Menurutnya, ini seharusnya memberikan kebahagiaan bagi kaum Muslimin bahwa masih ada saudara-saudara mereka yang masih memperjuangkan dan tetap istiqomah untuk memperjuangkan bebasnya tanah Palestina dari penjajahan entitas penjajah yahudi.

Ketiga, ini sekaligus merupakan tamparan keras bagi penguasa-penguasa arab yang sesungguhnya memiliki pasukan yang lebih canggih dan lebih banyak terlatih. Demikian juga persenjataan yang masih canggih. Tetapi menjadi lumpuh karena ketiadaan kemauan politik untuk membebaskan tanah Palestina.

"Ini memberikan tamparan keras sesungguhnya bagi mereka dan menjadi catatan bagi umat, dan bagi rakyat yang menjadi jalan bagi keruntuhan kekuasaan mereka," tegasnya.

Farid mengungkap, akar masalahnya sudah sangat jelas bahwa konflik Palestina ini adalah penjajahan oleh entitas penjajah Yahudi. Yang kelahirannya dibidani oleh Inggris dan kemudian dijaga oleh negara negara barat terutama Amerika Serikat. 

"Jadi persoalannya sangat jelas, siapa yang kemudian diusir dari tanah Palestina tahun 1948 itu adalah orang Palestina. Siapa yang kemudian menjadi pengungsi lebih dari satu juta orang itu keluar dari tanah Palestina dan sebagian besar kemudian menjadi pengungsi itu adalah rakyat Palestina," ungkapnya.

Jihad Fisabilillah

 Ia menyampaikan untuk menyelesaikan persoalan ini, juga sangat jelas, yaitu bagaimana mengusir entitas penjajah Yahudi dari tanah Palestina. "Itu tidak mungkin dilakukan kecuali dengan jihad fisabilillah," tegas Farid.

Jalan perdamaian (solusi dua negara) itu, katanya, justru akan tetap memelihara entitas penjajah Yahudi karena perdamaian tentunya mensyaratkan pengakuan terhadap entitas penjajah. "Solusi dua negara itu juga akan menjaga eksistensi penjajah yahudi karena dua negara yang dimaksud di situ adalah Palestina dan entitas penjajah yahudi," paparnya.

Karena itu, ujar Farid, untuk membebaskan tanah Palestina diperlukan juga kekuatan global umat Islam yang akan menggerakkan tentara-tentara negeri Islam yang akan menyatukan komitmen dari seluruh negeri Islam.

"Disinilah relevansi perjuangan penegakan khilafah ala minhaji nubuwah sekaligus untuk menyingkirkan penghalang dari jihad fi sabilillah yaitu para penguasa-penguasa di negeri Islam sendiri. Di samping negara-negara barat, merekalah yang menjaga eksistensi entitas Yahudi hanya berdiam diri, bahkan melakukan normalisasi dengan entitas penjajah Yahudi," ulasnya.

Menurutnya, tegaknya khilafah Islam ala minhajin nubuwah akan menumbangkan penguasa-penguasa pengkhianat ini dan menyatukan negeri-negeri Islam menjadi kekuatan global yang membebaskan tanah palestina. "Dengan kekuatan tentara-tentara negeri-negeri Islam ditambah dengan kaum Muslimin siap untuk jihad fisabilillah," pungkasnya. [] Muhammad Nur

Selasa, 17 Oktober 2023

Akar Masalah Palestina adalah Penjajahan Zionis Yahudi

Tinta Media - Pemerhati Sejarah Ali Mustofa mengungkapkan akar masalah dari konflik di Palestina tidak lain adalah adanya pendudukan atau penyerobotan sebagian besar wilayah Palestina secara ilegal zionis Yahudi.

"Akar masalah dari konflik di Palestina tak lain adalah adanya pendudukan atau penyerobotan sebagian besar wilayah Palestina secara ilegal oleh penjajah Zionis Yahudi," ujarnya kepada Tinta Media Ahad (15/10/2023).

Maka lanjutnya, selama penjajahan ini belum dihapuskan, konflik pun tidak bisa dielakkan. 

"Kita tak bisa menyalahkan Hamas (Harakat al-Muqawama al-Islamiya) misalnya kemarin yang memulai penyerangan karena substansinya mereka sedang melakukan jihad defensif sebagai upaya mengusir Penjajah. Sebagaimana yang dilakukan oleh para pahlawan di negeri ini ketika dijajah," tuturnya.

*Solusi*

Bung Ali menilai solusi atas permasalahan di Palestina adalah para penjajah harus diusir dari Palestina.

"Perlu juga diketahui bahwa solusi di Palestina tidak cukup bantuan berupa makanan maupun obat-obatan karena di palestina terdapat korban dan penjajah. Solusi untuk korban berupa obat-obatan, makanan, dst. Sedangkan solusi untuk penjajah sudah semestinya dengan diusir," tegasnya.

Namun, ujarnya, penjajah zionis tidak sendirian melainkan ada Amerika dan sekutunya yang saat ini para penguasanya sudah nyata membantu dengan pengiriman militer maupun persenjataan.

"Di satu sisi para penguasa di negeri-negeri muslim bisa dikatakan belum melakukan aksi nyata, dan umat Islam tidak bisa berbuat banyak disebabkan faktor utamanya yakni diterapkan sistem sekularisme di berbagai negeri Muslim yang memiliki turunan nation state, sistem ini secara konkrit menjadikan umat Islam lemah tercabik-cabik menjadi negeri-negeri kecil, ibarat anak ayam kehilangan induknya," bebernya.

Maka solusi tuntasnya, katanya, umat Islam butuh seorang pemimpin yang menerapkan hukum-hukum Allah secara kaffah, yang dengan ijin Allah akan menghilangkan sekat-sekat nasionalisme, menyatukan umat Islam, menghimpun potensi kekuatan umat Islam dan jugasebagai perisai.

"Itulah khalifah pemimpin dalam negara khilafah rasyidah. Itu adalah janji Allah, tugas kita ikut kontribusi dalam perjuangan. Sungguh pertolongan Allah itu dekat," tandasnya. [] Setiyawan Dwi 

Inilah Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Konflik Palestina

Tinta Media - Pemerhati Sejarah Ali Mustofa mengungkapkan ada pelajaran yang bisa di petik dari memanasnya situasi di Palestina.

"Pertama, kebenaran hadits Rasulullah saw bahwa umat Islam akan memerangi Yahudi sebelum datangnya hari kiamat," ujarnya kepada Tinta Media Ahad (15/10/23).

Mengutip dari hadist Rasulullah Saw dari riwayat Bukhari Muslim, "Tidak akan terjadi Hari Kiamat hingga kalian (umat Islam) memerangi Yahudi, kemudian batu berkata di belakang Yahudi," Wahai Muslim, inilah Yahudi di belakangku, bunuhlah!".

Bung Ali, sapaannya, menyebutkan bahwa hadist ini semakin relevan di abad sekarang, sebab pada abad-abad sebelumnya mereka bukanlah musuh yang sebanding dengan Umat Islam, malah justru mereka lama dinaungi oleh keadilan Islam yang pernah berkuasa kurang lebih 13 abad lamanya.

"Baru setelah zionis Yahudi berhasil menjajah Palestina dan mendirikan negara ilegal, mereka (yahudi) menempatkan posisinya sebagai musuh utama yang harus diperangi oleh umat Islam," ujarnya.

Kedua, bebernya, perlawanan jihad defensif oleh para mujahidin menunjukkan sikap kesatria dan kepahlawanan. Mereka (mujahidin) telah meneruskan tugas estafet para pendahulu yang telah berusaha menjaga dan membebaskan Al-Aqsa.

"Daya juang penduduk Palestina semoga bisa menginspirasi umat Islam sedunia agar bangkit dan melawan segala bentuk penjajahan.  Termasuk penjajahan dalam bentuk non-fisik yang saat ini tengah melanda di negri-negri muslim di berbagai belahan dunia karena tidak diterapkannya syariah Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan," bebernya. 

Ketiga, ucapnya, apa yang terjadi di Palestina juga menunjukkan secara gamblang kebatilan bentuk kenegaraan (nation-state) yang merupakan produk barat turunan dari sistem sekularisme.

"Sebagaimana spirit pembelaan umat Islam di seluruh dunia yang alhamdulillah membara, sayangnya mereka tidak bisa berbuat banyak karena adanya tembok nation-state," ucapnya. 

Keempat, ujarnya, memanasnya Palestina juga menjadi ujian bagi umat Islam seluruh dunia termasuk penguasanya terkait sikapnya mendukung Palestina atau justru mendukung penjajah zionis Yahudi.

"Wa bil khusus bagi penguasa-penguasa yang muslim, peristiwa ini juga menunjukkan wajah asli mereka, apakah mereka benar-benar membela Palestina, atau hanya retorika belaka tanpa aksi yang nyata seperti mengirim pasukan untuk menolong saudaranya, ataukah terkena penyakit Al-Wahn (cinta dunia dan takut mati) sehingga enggan menolong saudaranya dengan berbagai dalih," pungkasnya. [] Setiyawan Dwi
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab