Kamis, 16 November 2023
Selasa, 24 Oktober 2023
Zionis Yahudi Harus Dijadikan Musuh Bersama
Tinta Media - Siapa saja yang tega mengorbankan rakyat yang tidak berdosa, layak disebut teroris, seperti apa yang dilakukan oleh Israel terhadap penduduk sipil Palestina. Menjatuhkan satu bom saja pada pemukiman penduduk harus diperangi apalagi sampai ratusan bom yang telah melukai anak-anak yang tidak berdosa baik secara fisik maupun psikis. Semua kejadian mengerikan akan terekam dalam memori mereka dan dibawa terus sepanjang masa. Sungguh zionis Israel layak dijadikan musuh bersama, karena merekalah teroris yang sebenarnya.
Tapi sayang pemikiran sekuler dan ikatan
nasionalisme telah membuat umat Islam sulit untuk bersatu. Umat tidak lagi satu
tubuh yang ikut merasakan penderitaan saudaranya dibelah bumi lainnya karena
tidak dalam satu ikatan nation-state. Umat sudah terkotak-kotak dalam satu
ikatan yang lebih membanggakan negerinya sendiri. Dan terlebih pemikiran
sekuler, membuat mereka tidak perduli dengan saudara satu akidah, Islam. Bahkan
mereka yang terjangkiti virus sekularisme alergi dan enggan membawa nama agama
untuk membela palestina saudara yang butuh pertolongan.
Umat harusnya bersatu untuk menghapuskan
segala bentuk penjajahan di muka bumi ini. Penguasa negeri muslim harusnya
melakukan tindakan secara nyata untuk membela palestina, bukan hanya mengutuk
dan mengecam, tapi mengirimkan pasukan untuk menghentikan aksi aksi brutal dan
biadab Israel yang membunuh dan melukai kaum muslimin di jalur Gaza. Palestina
butuh khilafah untuk menyelesaikan permasalah mereka. Kapitalisme dengan
akhidah sekuler telah membuat negara muslim tidak berdaya melihat saudara
mereka dibantai secara sadis dan tidak manusiawi.
Keputusan penguasa yang dzolim sungguh akan
menciptakan kerusakan karena hanya mengikuti ambisi dan egonya tanpa
mempertimbangkan kerugian dan kerusakan yang diakibatkannya. Ambisi penguasa
Israel telah mengorbankan rakyatnya sendiri dan penduduk Palestina yang tidak
berdosa. Anak-anak jadi korban sebuah keputusan politik yang salah yang hanya
untuk mengikuti penguasa yang dzolim dan tidak punya hati.
Biadab, bahkan tempat paling aman, rumah
sakit, tidak luput dari aksi militer Israel. Sengaja menjatuhkan bom di satu
tempat yang dianggap aman bagi pengungsi untuk mendapatkan perlindungan dan pengobatan.
Bagi siapa saja yang masih punya hati nurani, pasti tidak mungkin mendukung
aksi militer Israel dengan alasan apapun. Tapi sayang media resmi banyak yang
menutup-nutupi aksi brutal mereka. Pencitraan terus dilakukan untuk menyudutkan
pejuang Hamas Palestina dan melakukan pembelaan, menganggap lumrah aksi brutal
Israel sebagai konflik dua negara.
Kita harus suarakan untuk kemerdekaan
Palestina dari aksi brutal penguasa zionis Israel yang telah melukai umat Islam
dan nilai-nilai kemanusiaan. Sekecil apapun peran kita, lakukan untuk membela
agama Allah tanpa harus berfikir hasil. Kesugguhan kita dalam membela Palestina
karena Allah SWT. akan dicatat sebagai amal kebaikan dan segera mendatangkan
pertolongan Nya. Semoga hidup kita di dunia tidak sia-sia, tapi bernilai karena
kesungguhan kita untuk membela saudara kita yang berteriak untuk meminta
pertolongan.
Menyelamatkan saudara kita yang membutuhkan
bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bersyukurlah mereka yang bisa membantu
secara nyata, hadir bersama mereka untuk ikut menyelamatkan Palestina dari
kebuasan dan kebrutalan serangan Zionis Israel. Tidak ada yang sia-sia untuk
mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, meskipun hanya dengan terus
menyerukan suara kecil untuk meluruskan propaganda yang mencoba membangun
kebencian terhadap Islam. Pemberitaan
yang tidak benar atas konflik yang terjadi antara Hamas dan Israel telah
membangun Islamophobia dengan memonsterisasi Muslim sejati.
Anak yang berusia 6 tahun tewas usai
ditikam pria bernama Joseph Czuba (71) di Illinois, Amerika Serikat (AS). Sosok
Czuba diketahui nekat membunuh korban gegara konflik antara Hamas dan Israel.
Dilansir dari detikNews yang mengutip BBC dan Reuters, peristiwa penikaman
tersebut terjadi di wilayah Plainfield, negara bagian Illinois, AS pada
(16/10/2023). Berdasarkan laporan Al Jazeera menyebutkan bocah yang tewas dalam
pembunuhan ini merupakan keturunan Palestina-Amerika. Padahal kita tahu seorang
Muslim sejati tidak mungkin melakukan tindakan kekerasan tanpa ada alasan yang
dibenarkan. Karena kebencian yang mendalam dipicu oleh pemberitaan dan gambaran
yang salah terhadap Muslim yang memperjuangkan dan membela agama mereka, kasus
pembunuhan pada muslim yang tidak berdosa terjadi. Kejadian ini harus
dihentikan dengan suara kita yang menyampaikan kebenaran, mengungkap fakta yang
sebenarnya kekejian dan kekejaman zionis Israel dan sekutunya.
Kita harus terus suarakan untuk membebaskan umat dari ini pemahaman sekularisme dan nasionalisme yang menjadi penyebab utama umat Islam sulit untuk bersatu. Terus Serukan untuk perjuangan tegaknya khilafah yang akan menjadi solusi umat agar mau bersatu untuk membela agama Allah. Penerapan Islam secara kaffah akan membawa kebaikan dan Islam akan menjadi Rahmat bagi seluruh alam. Khilafah akan menjadi solusi tuntas untuk seluruh masalah termasuk apa yang terjadi di Palestina.
Oleh: Mochamad Efendi (Sahabat Tinta Media)
Senin, 23 Oktober 2023
PKAD: Solusi Dua Negara Ini Konyol, Tidak Berdasar dan Menyesatkan
Minggu, 22 Oktober 2023
Tokoh Peduli Palestina Menyeru Umat Islam Membebaskan Palestina dengan Jihad dan Khilafah
Jumat, 20 Oktober 2023
Pejuang Hamas Dilabeli Teroris, UIY: Kezaliman yang Luar Biasa
Ulama Aswaja: Yahudi Ini seperti Kanker di Tubuh Masyarakat Muslim Arab
Kamis, 19 Oktober 2023
DERITA RAKYAT PALESTINA, DERITA SELURUH KAUM MUSLIMIN
Tinta Media - Perang antara Palestina dan Israel kembali terjadi. Sejak tahun 1948, pendudukan Israel dan pendirian negara Yahudi di Palestina hingga hari ini, maka tragedi ini sudah berlangsung selama kurang lebih 75 tahun. Dan tragedi ini terjadi secara terus menerus dan berulang-ulang dari waktu ke waktu tanpa diketahui kapan selesainya.
Pasukan Hamas memang melakukan serangan terlebih dahulu, dan itu dianggap sebagai konflik pemicu bagi tentara Israel. Padahal yang sebenarnya terjadi, serangan itu dilakukan dalam rangka untuk membalas kekejaman tentara Israel selama bertahun-tahun lamanya. Sehingga sejak hari pertama serangan Hamas dilakukan, kurang lebih 5.000 roket telah ditembakkan dari jalur Gaza ke arah kaum Yahudi yang telah lama merampas tanah Palestina.
Pada faktanya tentara Israel pun tidak tinggal diam, mereka melakukan serangan balasan yang lebih besar dan lebih brutal. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya korban yang meninggal. Sebagaimana dilansir dari sumber koran lokal yang menyebutkan bahwa akibat kebrutalan serangan Yahudi, penduduk Palestina yang meninggal sekitar 770 orang dengan korban 140 anak-anak dan 120 perempuan. Dan diperkirakan korban akan terus bertambah, dikarenakan adanya dukungan bantuan dari tentara militer AS untuk tentara Yahudi.
Konflik yang terjadi secara terus menerus
Kita tidak bisa membayangkan, penduduk
Palestina selalu hidup dalam ketakutan dan ketidak tenangan. Sewaktu-waktu dan
kapan saja rudal bisa saja jatuh di tengah-tengah mereka. Dan kondisi semacam
ini sudah terjadi selama puluhan tahun mereka mengalaminya, namun pada faktanya
sampai sekarang pun tidak ada solusi atau bantuan baik yang diberikan oleh negara tetangga ataupun negeri-negeri
muslim yang lain. Sehingga kejadian semacam ini akan terus berlangsung setiap
waktu dan setiap saat.
Konflik yang terjadi antara Palestina dengan Israel, tidak akan mungkin bisa terselesaikan selama umat IsIam di seluruh penjuru dunia tidak bersatu. Dan selama Khilafah belum tegak maka umat IsIam tidak akan bisa bersatu. Karena diantara kaum muslimin sendiri akan terus terjadi perbedaan pandangan atau persepsi berkaitan dengan hak atas tanah Palestina itu sendiri.
Tanah Palestina milik umat Islam
Palestina adalah bagian dari negara Syam. Di
Palestina juga tempat tinggalnya para nabinya umat IsIam. Jadi Jauh sebelum
orang-orang Israel datang ke Palestina, maka negeri itu adalah wilayahnya kaum
muslimin. Sehingga pada dasarnya negara Israel yang dibangun ditanah Palestina
adalah negara penjajah yang mengambil tanah penduduk Palestina. Dan hanya
dengan sistem IsIam yang diterapkan oleh kekhilafahan lah yang mampu mengusir
orang-orang Israel dari tanah Palestina, serta mampu menyelesaikan konflik
Palestina dengan Israel secara keseluruhan.
Wallahu a'lam bish showab.
Oleh : Iin Rohmatin Abidah (Sahabat Tinta Media)
Rabu, 18 Oktober 2023
Pergolakan Palestina-Penjajah Yahudi Terus Abadi, Selama Tak Ada Sistem yang Pasti
Tinta Media - Konflik Palestina-Israel semakin memanas. Serangan balasan yang dilakukan Hamas Palestina ke Israel dekat perbatasan Gaza, Sabtu lalu (7/10/2023), memantik peperangan yang kesekian kalinya antara Palestina dan Israel.
Konflik Berkepanjangan, Buruknya Sistem yang Mengendalikan
Serangan Hamas merupakan serangan yang dilakukan untuk merebut kembali tanah air warga Palestina dari pendudukan Israel (CNBCIndonesia.com, 9/10/2023). Pertempuran yang semakin meningkat, menelan sedikitnya 1.100 korban jiwa. Hingga akhirnya deklarasi perang pun dengan tegas diungkapkan Israel terhadap Palestina.
Israel pun membalas serangan Hamas. Gaza dibombardir dari segala arah. Kehancuran bangunan terjadi di setiap sudut kota (CNNIndonesia.com, 10/10/2023). Mayat-mayat kaum muslimin memenuhi jalanan. Asap hitam membumbung tinggi, akibat dari terbakarnya bangunan-bangunan di Gaza karena serangan bom Israel. Gempuran ini merupakan gempuran terburuk selama 75 tahun konflik yang telah berlangsung antara Palestina dan Israel.
Aneksasi lahan menjadi sebab utama peperangan panjang antara Palestina dan Israel. Upaya pencaplokan lahan oleh Israel telah menyebabkan banyak rakyat Palestina terusir. Tempat tinggal yang telah ratusan tahun dihuni, direbut dengan kejam oleh Israel.Masalah ini pun berlarut-larut hingga kini. Konflik Palestina dan Israel, yang berawal pada tahun 1948 semakin rumit dan membelit dengan adanya sikap represif dan diskriminasi Israel terhadap rakyat Palestina selama puluhan tahun.
Tidakkah rakyat Palestina berhak membela tanah kelahirannya yang direbut?
Namun sayang, saat ini dunia belum menyajikan solusi yang pasti untuk menghentikan peperangan yang terjadi. Badan Keamanan PBB tak mampu berbuat banyak. Meutya Hafidz, Ketua Komisi I DPR RI, memaksa adanya peran aktif PBB untuk menyegerakan proses dialog dan berusaha menyelesaikan akar konflik utama Palestina dan Israel (tempo.co, 11/10/2023). Meutya pun mengkritik dengan tajam perihal keberadaan PBB sebagai lembaga keamanan dunia, tak terlihat upayanya secara konkrit dalam penyelesaian perang antara Palestina dan Israel. Meutya melanjutkan, konflik ini tak mampu tuntas dengan solusi yang diputuskan secara unilateral.
Fakta yang begitu memilukan. Palestina porak poranda. Bahkan bantuan makanan dari jalur Gaza pun diblokade Israel. Tak hanya makanan, Israel pun memutus akses listrik dan pasokan air di jalur Gaza. Lantas, dimana negara-negara Islam di dunia? Tidakkah kita membela?
Perjanjian, perdamaian dan diskusi, jelas tak mampu menjadi solusi menghentikan kekejaman Israel. Kekuatan fisik harus dilawan dengan kekuatan fisik. Sayangnya, sistem saat ini yang mengadopsi konsep nation state, menjadikan kekuatan negeri-negeri kaum muslim mandul. Tak mampu berdaya membela saudara sendiri.
Kecaman dan empati dunia tak mampu serta merta menghentikan peperangan yang terus terjadi. Perlu ada solusi pasti yang mampu menuntaskan. Semua ini terjadi sebagai akibat hilangnya perisai kaum muslimin. Banyaknya kaum muslimin bagai buih di lautan. Meskipun jumlahnya banyak, namun sayang, tak ada kekuatan sedikitpun.
Buruknya konsep penjajahan ala Barat yang terus dihembuskan. Konsep yang katanya mengecam segala bentuk penjajahan serta penindasan, tak mampu berlaku bagi rakyat Palestina. Palestina disebut sebagai negara Yahudi di atas Tanah Palestina. Jelas, konsep ini adalah suatu bentuk ketidakadilan.
Sistem Islam Ciptakan Perisai Pembela
Palestina adalah tanah kharajiyah. Kaum muslim wajib menjaganya dengan darah perjuangan. Selamanya akan menjadi hak milik kaum muslimin. Tak ada siapapun yang mampu merebut. Termasuk Israel sekalipun. Keberadaan Israel sebagai negara yang dipaksakan Barat merupakan bentukan alat yang merusak keberadaan kaum muslimin. Sudah semestinya dilawan dengan kekuatan. Tak ada kekuatan yang dahsyat selain sistem Islam. Dalam wadah Khilaf4h, Israel mampu dilawan dengan kekuatan perisai kaum muslimin. Karena Khilaf4h-lah satu-satunya wadah yang menyatukan kekuatan muslim dunia. Dan hanya dalam wadah Khilaf4h pula, jihad fii sabilillah dapat ditegakkan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
قَا تِلُوْهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ بِاَ يْدِيْكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُوْرَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِيْنَ
"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tanganmu dan Dia akan menghinakan mereka dan menolongmu (dengan kemenangan) atas mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman," (QS. At-Taubah: 14)
Kemenangan kaum muslimin hanya mampu diwujudkan dalam sistem Islam. Syariah Islam dan kepemimpinan berpikir dalam Islam meniscayakan kebangkitan umat. Hingga tersadar bahwa pembelaan terhadap saudara muslim adalah kewajiban. Kewajiban ini hanya mampu terlaksana dalam wadah institusi yang mampu menjadi perisai.
Khilaf4h manhaj An Nubuwwah. Inilah satu-satunya solusi pasti. Dalam naungan sistem yang hakiki. Hanya dengannya kemuliaan, keselamtan dan tanah milik kaum muslimin terjaga sempurna. Wallahu 'alam bisshowwab.
Oleh: Yuke Octavianty (Forum Literasi Muslimah Bogor)