Tinta Media: Kiamat
Tampilkan postingan dengan label Kiamat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kiamat. Tampilkan semua postingan

Minggu, 11 Juni 2023

UIY: Mencintai Allah dan Rasul, Persiapan Terbaik Menyongsong Kiamat

Tinta Media - Cendekiawan Muslim, Ustadz Ismail Yusanto (UIY) mengatakan bahwa mencintai Allah dan Rasul-Nya adalah persiapan terbaik menyongsong kiamat.
 
“Kiamat pasti akan datang. Tidak ada persiapan terbaik sebagaimana dikisahkan dalam hadis shahih, untuk menyongsong hari kiamat kecuali kita betul-betul menempatkan diri kita sebagai seorang yang mencintai Allah dan rasul-Nya,” ungkapnya dalam ceramah: Apa Persiapan Terbaik Menyongsong Kiamat? Melalui kanal You Tube UIY Official, Jumat (9/6/2023).
 
Ia lalu menyebut dua tanda seseorang telah mencintai Allah dan Rasul-Nya. Pertama, tanda yang paling sederhana dan yang kedua tanda yang paling utama. “Tanda paling sederhana, kita mencintai Baginda Rasulullah saw. adalah gemarnya kita menyampaikan selawat untuknya,” jelasnya.
 
Menyampaikan selawat kepada Nabi, lanjutnya, kebaikannya kembali kepada yang menyampaikan selawat itu. Ia mengutip hadis riwayat At Tabrani yang menceritakan bahwa barang siapa berselawat kepada Nabi saw. petang hari sepuluh kali, pagi hari sepuluh kali akan mendapat safaat dari Rasulullah di hari kiamat.
 
“Sementara itu tanda utama kita mencintai Rasul sebagaimana dikatakan dalam al-Qur’an adalah menjadikannya sebagai uswatun hasanah, dan juga ittiba kepadanya dengan sebenar-benar ittiba,” terangnya.
 
UIY mengutip penjelasan Imam Ibnu Katsir saat menjelaskan tafsir Al-Qur’an surat Ali-Imron ayat 31. “Siapa saja yang mengaku cinta kepada Allah, sedangkan ia tidak ittiba dengan haqul ittiba mengikuti perintah dan larangannya, kata Imam Ibnu Katsir maka pengakuan itu adalah pengakuan bohong atau dusta,” ucapnya.
 
Tokoh Hebat
 
UIY mengatakan, Rasulullah saw. adalah manusia yang luar biasa, tokoh yang hebat,bahkan sangat hebat. Adalah Michael Heart, ucapnya, seorang guru besar ilmu Aeronotika di Universitas Maryland Amerika Serikat tidak menutupi rasa kagumnya kepada Nabi Muhammad saw.
 
“Dalam bukunya yang sangat terkenal The 100: A Ranking of the Most Influential Persons in History dia katakan tentang Nabi Muhammad, dia adalah orang yang paling berpengaruh sepanjang sejarah kehidupan manusia lebih dari Newton dan Yesus atau siapapun di dunia ini,” ungkapnya.
 
Oleh karena itu, lanjutnya, andai sebagai muslim tidak punya rasa kekaguman kepada Baginda Rasulullah saw., tidak ada rasa kagum sama sekali, maka kalah dibanding dengan Michael Heart yang notabene seorang nasrani keturunan Yahudi.

“Sebagai seorang muslim tidak bisa tidak kita ini bukan hanya sekedar kagum tetapi wajib menjadikan Nabi sebagai uswah hasanah dan ittiba kepadanya dengan haqul ittiba,” tegasnya.
 
UIY mempertanyakan, kalau seseorang mengaku muslim tetapi tidak sholat, tidak menunaikan zakat, tidak mengambil syariat Islam sebagai tolok ukur perbuatan, lalu dia itu mengambil uswah hasanah siapa?
 
“Nabi Muhammad saw.sepanjang hidupnya berjuang untuk tegaknya risalah Islam. Tidak ada satu hari pun jangan satu hari, satu jam, jangan satu jam, satu menit, satu detik pun yang dia keluar dari garis perjuangan Islam. Mestinya begitu pulalah kita sebagai seorang muslim yang ingin disebut sebagai seorang yang betul-betul mencintai Nabi mencintai Allah dan rasul-Nya, selalu berada di dalam barisan pejuang penegak risalah Islam,” tandasnya.
 
UIY juga mempertanyakan, jika seorang muslim tapi yang diperjuangkan itu sesuatu yang bertentangan dengan Islam berupa sekularisme, kapitalisme,sosialisme, bahkan komunisme. Bahkan bukan hanya itu, tapi juga memerangi siapa saja yang memperjuangkan risalah Islam dengan aneka macam sebutan seperti fundamentalis, radikal dan segala macam, itu mengambil teladan siapa?
 
“Jika di dalam sepanjang hidupnya tidak terbukti dia menjadikan Nabi sebagai uswah hasanah tidak terbukti  ittiba  nabi dengan haqul  ittiba masih pantaskah dia berharap nanti di akhirat akan bersama dengan nabiyullah Muhammad saw.?” tanyanya.
 
Seharusnyalah sambung UIY, sebagai seorang muslim, pikiran dan perbuatan dalam semua aspek kehidupan baik dalam kehidupan pribadi, masyarakat dan negara tidak boleh keluar dari garis yang ditetapkan Rasulullah saw.
 
“Jika kita bisa begitu dalam sepanjang hidup kita maka bolehlah kita mengatakan bahwa Insyaallah aku termasuk orang yang betul-betul cinta kepada Allah dan rasul-Nya. Dan jika begitu maka kita juga boleh berharap Insyaallah kita akan bersama dengan Nabi kita tercinta,” urainya.
 
Mayoritas Muslim
 
UIY menegaskan, penduduk Indonesia mayoritas muslim. Semestinya semua hal yang menjadi bagian dari ajaran Islam tidak sulit tegak di negeri yang merdeka di atas berkat rahmat Allah. “Tapi faktanya malah makin sulit. Nyatalah problem besar itu bukan di orang lain, tapi di tubuh umat Islam sendiri yang mengaku cinta Nabi tapi tidak menunjukkan kecintaannya. Ini problem besar!,” tandasnya.
 
Terakhir ia mengajak kaum muslimin untuk membawa diri, keluarga, masyarakat dan negara menjadi pribadi, keluarga, masyarakat dan negara yang betul-betul cinta Rasul.
 
“Hanya dengan itu saja kita bisa memastikan mendapatkan berkah kebaikan dalam kehidupan dunia dan akan menjadi kebaikan dari sekian banyak umat manusia, dan Insyaallah bersama Nabi di surga nanti,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
 
 

Sabtu, 23 April 2022

Ingatlah Mati dan Datangnya Hari Kiamat (Hari Pembalasan)



يَوۡمَ تَجِدُ كُلُّ نَفۡسٖ مَّا عَمِلَتۡ مِنۡ خَيۡرٖ مُّحۡضَرٗا وَمَا عَمِلَتۡ مِن سُوٓءٖ تَوَدُّ لَوۡ أَنَّ بَيۡنَهَا وَبَيۡنَهُۥٓ أَمَدَۢا بَعِيدٗاۗ وَيُحَذِّرُكُمُ ٱللَّهُ نَفۡسَهُۥۗ وَٱللَّهُ رَءُوفُۢ بِٱلۡعِبَادِ (٣٠)

“Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia dengan hari itu ada masa yang jauh; dan memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.” ( QS. Ali Imran (3) : 30 )

Tinta Media - Sobat. Sungguh beruntung orang-orang yang beramal sholeh akan menjadi nyata pada hari akherat. Pada hari ketika jejak-jejak kedekatan dan kejauhan menjadi jelas. Siapa  yang melakukan kebaikan, maka dia akan melihat balasannya dihadirkan. Siapa yang melakukan keburukan, maka dia pun menemui tertulis dalam catatan amal. Ini adalah peristiwa yang mengagetkan hati orang-orang yang takut, dan membuat bergadang mata para ahli ibadah.

Sobat. Selanjutnya pada ayat ini Allah memperingatkan hari yang pasti datangnya, tiap manusia akan menyaksikan sendiri segala perbuatannya selama masa hidupnya. Orang yang mendapatkan pahala amal kebajikannya, merasa senang dan gembira atas pahala yang diterimanya. Orang akan menyaksikan pula kejahatan-kejahatannya, dan menginginkan kejahatan itu dijauhkan daripadanya. Kemudian Allah mengulangi lagi ancaman-Nya dengan memperingatkan manusia terhadap siksa-Nya, yakni hendaklah manusia takut akan kemurkaan Allah, dengan cara mengerjakan kebajikan, menolak tipu muslihat setan dan bertobat kepada-Nya. Kemudian ayat ini ditutup dengan pernyataan bahwa Allah Maha Penyayang kepada hamba-hamba-Nya.

Al-hasan al-Basri berkata, "Di antara kasih sayang Allah ialah Dia memperingatkan manusia akan kekuasaan Diri-Nya, memperkenalkan kepada mereka kesempurnaan ilmu dan kodrat-Nya, sebab barang siapa telah mengetahui hal itu dengan sempurna, maka ia pasti merasa terpanggil untuk mencari keridaan-Nya dan menjauhi kemurkaan-Nya.

Sobat. Di antara belas kasihan Allah ialah: Allah menjadikan fitrah manusia cenderung kepada kebajikan serta senantiasa membenci hal-hal yang mengarah kepada kejahatan, sehingga pengaruh kejahatan dalam jiwa dapat dilenyapkan dengan tobat dan amal shaleh.

Dalam kitab Tanbihul Ghafilin karya Abu Laits As-Samarqandi Ada tiga manfaat atau keuntungan dengan selalu mengingat mati yaitu:

1. Cepat Bertaubat.
2. Qana'ah terhadap rezeki sehingga tidak rakus atau tamak.
3. Rajin Melakukan ibadah.

Sedangkan sebaliknya  bagi yang sering melupakan mati maka akan tertimpa 3 macam keburukan :
1. Menunda-nunda Taubat.
2. Tidak rela atas rezeki (Tamak atau Rakus).
3. Malas Beribadah (Setengah dari ciri orang munafik)

Allah SWT berfirman :
وَٱلَّذِينَ يُؤۡتُونَ مَآ ءَاتَواْ وَّقُلُوبُهُمۡ وَجِلَةٌ أَنَّهُمۡ إِلَىٰ رَبِّهِمۡ رَٰجِعُونَ (٦٠)

“Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka,” ( QS. Al-Mu’minun (23) : 60 )

Sobat. Diantara ciri atau sifat orang yang beriman  ialah takut kepada Allah, karena mereka yakin akan kembali kepada-Nya pada hari berhisab di mana akan diperhitungkan segala amal perbuatan manusia. Meskipun mereka telah mengerjakan segala perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya dan menafkahkan hartanya di jalan Allah, namun mereka merasa takut kalau-kalau amal baik mereka tidak diterima, karena mungkin ada di dalamnya unsur-unsur riya` atau lainnya yang menyebabkan ditolaknya amal itu. Oleh sebab itu mereka selalu terdorong untuk selanjutnya berbuat baik karena kalau amal yang sebelumnya tidak diterima, mungkin amal yang sesudah itu menjadi amal yang makbul yang diberi ganjaran yang berlipat ganda.

Dalam hadis yang diriwayatkan Ibnu Abi hatim dari 'Aisyah pernah bertanya kepada Nabi:

Siti Aisyah pernah bertanya kepada Rasulullah mengenai ayat ini (alladzina yu`tuna ma ataw waqulubuhum wajilah), apakah yang dimaksud dengan ayat ini ialah orang berzina dan meminum khamar atau mencuri, dan karena itu ia takut kepada Tuhan dan siksa-Nya? Pertanyaan ini dijawab oleh Rasulullah, "Bukan demikian maksudnya, hai puteri Abu Bakar as-shiddiq. Yang dimaksud dalam ayat ini ialah orang-orang yang mengerjakan salat, berpuasa dan menafkahkan hartanya, namun dia merasa takut kalau-kalau amalnya itu termasuk amal yang tidak diterima (mardud). (Riwayat Ahmad dan at-Tirmidzi)

Sobat. Takut terhadap kebesaran dan hisab Allah  mengajak kita terus menerus beramal dan menuntut ilmu, demi mendapatkan derajat kedekatan-Nya. Takut adalah cemeti  Allah untuk meluruskan orang-orang yang menjauh dari pintu-Nya. Siapa yang takut berdiri di hadapan Tuhannya kelak, pada hari pertanggungjawaban, pasti akan  berupaya keras  mencegah diri dari melampiaskan  hawa nafsunya, juga terus  berusaha  kembali  dari  ketersesatan.

Sebagaimana Allah Berfirman:

وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ (٤٠)
فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِيَ ٱلۡمَأۡوَىٰ (٤١)

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” ( QS. an-Nazi’at (79) :
40-41 )

Sobat dalam ayat ini ditegaskan pula bahwa orang-orang yang takut dan mengadakan persiapan karena memandang kebesaran Tuhannya serta menahan diri dari ajakan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat kediamannya yang kekal dan abadi. Alangkah beruntung mereka memperoleh bagian seperti itu.

Dalam ayat 40-41 Surat an-Nazi’at . Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dengan melakukan amal saleh dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya dengan menaati ajaran agama, maka sungguh, surgalah tempat tinggal-nya untuk selama-lamanya dengan segala kenikmatan di dalamnya. Itulah anugerah agung Tuhan Yang Maha Pemurah. Ayat 42 nya : Wahai Nabi Muhammad, orang-orang kafir akan mengingkari hari kiamat. Mereka bertanya kepadamu tentang hari Kiamat dengan penuh keingkaran, “Kapankah terjadinya?”

Sobat. Orang-orang musyrik bertanya kepada Nabi tentang kapan waktunya hari Kiamat itu datang. Mereka menanyakan hal itu dengan nada mengejek dan mencemooh. Nabi sendiri ingin sekali menjawab pertanyaan mereka dengan tepat, akan tetapi Allah melarangnya karena hanya Dia sendirilah yang mengetahui kapan hari Kiamat itu akan terjadi.

Allah berfirman:

إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتۡ قُلُوبُهُمۡ وَإِذَا تُلِيَتۡ عَلَيۡهِمۡ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتۡهُمۡ إِيمَٰنٗا وَعَلَىٰ رَبِّهِمۡ يَتَوَكَّلُونَ (٢)

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya
kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” ( QS. Al-Anfal (8) : 2 )

Sobat.Allah menjelaskan bahwa orang-orang mukmin ialah mereka yang menghiasi dirinya dengan sifat-sifat seperti tersebut dalam ayat ini. Tiga sifat disebutkan dalam ayat ini, sedang dua sifat lagi disebutkan dalam ayat berikutnya.

1. Apabila disebutkan nama Allah bergetarlah hatinya karena ingat keagungan dan kekuasaan-Nya. Pada saat itu timbul dalam jiwanya perasaan penuh haru mengingat besarnya nikmat dan karunia-Nya. Mereka merasa takut apabila mereka tidak memenuhi tugas kewajiban sebagai hamba Allah, dan merasa berdosa apabila melanggar larangan-larangan-Nya.
Bergetarnya hati sebagai perumpamaan dari perasaan takut, adalah sikap mental yang besifat abstrak, yang hanya dapat dirasakan oleh yang bersangkutan dan hanya Allah sendiri yang mengetahuinya. Sedang orang lain dapat mengetahui dengan memperhatikan tanda-tanda lahiriah dari orang yang merasakannya, yang terlukis dalam perkataan atau gerak-gerik perbuatannya.

Sikap mental itu adakalanya tampak dalam perkataan, sebagaimana tergambar dalam firman Allah:

"Dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut, (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhannya". (al-Muminun/23: 60)

Dan adakalanya tampak pada gerak-gerik dalam perbuatan, firman Allah :
"Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan, "salam." Dia (Ibrahim) berkata, "Kami benar-benar merasa takut kepadamu." (al-Hijr/15: 52)

2. Apabila dibacakan ayat-ayat Allah, maka akan bertambah iman mereka, karena ayat-ayat itu mengandung dalil-dalil yang kuat, yang mempengaruhi jiwanya sedemikian rupa, sehingga mereka bertambah yakin dan mantap serta dapat memahami kandungan isinya, sedang anggota badannya tergerak untuk melaksanakannya.

Dalam ayat ini terdapat petunjuk bahwa iman seseorang dapat bertambah dan dapat berkurang sesuai dengan ilmu dan amalnya, Rasulullah bersabda:
"Iman itu lebih dari 70 cabang, yang tertinggi adalah pengakuan bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan yang terendah adalah menyingkirkan ganguan dari jalan." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)

Dengan demikian bertambahnya iman pada seseorang dapat diketahui apabila ia lebih giat beramal. Iman dan amal adalah merupakan satu kesatuan yang bulat yang tak dapat dipisahkan.

Firman Allah swt:
(Yaitu) orang-orang (yang menaati Allah dan Rasul) yang ketika ada orang-orang mengatakan kepadanya, "Orang-orang (Quraisy) telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka," ternyata (ucapan) itu menambah (kuat) iman mereka dan mereka menjawab, "Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung." (ali Imran/3: 173)

Dan firman Allah:
Dan ketika orang-orang mukmin melihat golongan-golongan (yang bersekutu) itu, mereka berkata, "Inilah yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya kepada kita." Dan benarlah Allah dan Rasul-Nya. Dan yang demikian itu menambah keimanan dan keislaman mereka. (al-Ahzab/33: 22)

3. Bertawakal hanya kepada Allah Yang Maha Esa, tidak berserah diri kepada yang lain-Nya. Tawakal merupakan senjata terakhir seseorang dalam mewujudkan serangkaian amal setelah berbagai sarana dan syarat-syarat yang diperlukan itu dipersiapkan. Hal ini dapat dipahami, karena pada hakikatnya segala macam aktifitas dan perbuatan, hanya terwujud menurut hukum-hukum yang berlaku yang tunduk dibawah kekuasaan Allah. Maka tidak benar apabila seseorang itu berserah diri kepada selain Allah.

Oleh: DR.Nasrul Syarif M.Si.
CEO Educoach dan Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab