Sabtu, 12 Agustus 2023
Rabu, 28 Juni 2023
Kyai Shiddiq al-Jawi: Buktikan Kalau Khilafah Bukan Ajaran Islam!
Tinta Media - Pakar Fiqih Kontemporer KH Shiddiq al-Jawi meminta kepada para ulama yang turut membubarkan pengajian bertema khilafah agar bisa membuktikan bahwa khilafah bukan ajaran Islam.
"Kami
mohon kepada para ulama yang ikut membubarkan pengajian itu kalau memang
khilafah itu bukan ajaran Islam, tolong buktikan! Saya yakin anda tidak bisa
membuktikan bahwa khilafah itu bukan ajaran Islam," ujarnya dalam diskusi
Kajian Fiqh dengan judul "Khilafah Ajaran Islam: Pengajian Khilafah kok
Dibubarkan?" pada kanal Youtube Khilafah Channel Reborn, Jumat (23/6/2023).
Kyai
Shiddiq menuntut bukti kepada para ulama tersebut untuk menunjukkan kalau
misalnya ada kitab yang mengatakan khilafah itu hukumnya haram atau khilafah
itu bukan ajaran islam. "Tolong buktikan," tegasnya.
Dia
menjelaskan bahwa jelas-jelas khilafah adalah ajaran Islam yang buktinya ada
mulai dari Al-Quran, hadits-hadits Nabi SAW, fiqh para ulama, dan imam empat
madzhab. "Di dalam Quran, Al-Baqarah ayat 30, Allah mengatakan inni
jaa'ilun fil ardhi khaliifah. Inni, sesungguhnya Aku yaitu Allah, jaa'ilun
fil ardhi khaliifah, akan menjadikan seorang khalifah di muka bumi,"
terangnya.
Seorang
ulama ahli tafsir yaitu Imam al-Qurtubi, lanjutnya, mengatakan bahwa hadzihil
ayati aslun fi nasbi imamin wa khalifatin, ayat ini adalah dasar di dalam
pengangkatan seorang khalifah atau seorang imam. Imam al-Qurtubi adalah seorang
ahli tafsir yang punya otoritas menafsirkan ayat tersebut. "Beliau sendiri
mengatakan bahwa ayat ini adalah dasar dalam persoalan pengangkatan khalifah
yang kalau dalam sejarah Islam, khalifah pertama itu ya Abu Bakar ash-Shiddiq
setelah Rasulullah wafat," terangnya.
Selain ayat
Al-Quran, Kyai Shiddiq juga menjelaskan melalui hadits nabi yang menyinggung
tentang khilafah atau imam. "Rasulullah mengatakan menurut riwayat dari seroang
sahabat bernama Huzaifah bin al-Yamman, takuunu nubuwwatu fiikum masya Allahu
an takuuna, yang pertama kali ada di tengah-tengah kalian hai umat Islam
itu adalah kenabian, nubuwwah, yang itu akan ada sepanjang kehendak Allah, tsumma
takuunu masya Allah an takuuna," jelasnya.
"Tsumma
yarfa'uha Allahu idza syaa-a an yarfa'aha. Kemudian Allah akan mengangkat
kenabian itu jika Allah berkehendak untuk mengangkatnya. Tsumma takuunu khilaafatan
'alaa minhajin nubuwwah, dan setelah kenabian berakhir akan ada khilafah
yang mengikuti minhaj atau jalan kenabian. Tsuma takunu masya Allahu an
takuuna. Khilafah itu akan ada sepanjang dikehendaki oleh Allah swt. Tsumma
yarfa'uha Allahu idza syaa-a yarfa'aha. Dan Allah akan mengangkat khilafah
ala minhajin nubuwwah itu apabila Allah berkehendak untuk mengangkatnya. Al-hadits
dan seterusnya, haditsnya panjang," bebernya.
Selain
menyebut Al-Quran dan hadits Nabi, Kyai Shiddiq juga menerangkan bahwa di
berbagai kitab-kitab fiqh persoalan khilafah juga banyak dibahas. "Ada
kitabnya Imam al-Mawardi dan ini madzhab Syafii. Beliau menulis kitab al-Ahkamu
Sulthaniyyah. Lalu ada kitab yang judulnya sama tapi ditulis oleh Imam Abu Ya'la
al-Faroq, ini madzhab Hambali. Judulnya sama, al-Ahkamul Sulthaniyyah. Itu juga
bicara tentang khilafah. Kitab-kitab fiqh seperti ini sangat banyak,"
urainya.
"Bahkan
yang penting lagi yang perlu kita bahas adalah tentang kesepakatan para ulama
khususnya madzhab yang empat yaitu madzhab Imam Abu Hanifah, madzhab Imam Malik,
madzhab Imam Syafii, dan madzhab Ahmad bin Hambal yaitu bahwa imamah atau
khilafah itu adalah fardhu atau satu kewajiban. Itu tidak ada khilafiyah,"
paparnya.
Kyai
Shiddiq menyatakan bahwa siapapun yang mempersoalkan ucapan Nabi Muhammad SAW
tentang khilafah ini maka sungguh kualat. "Saya berani mengatakan kualat
siapapun juga yang berani mempersoalkan khilafah, berarti mempersoalkan Quran,
mempersoalkan hadits nabi itu sendiri. Gawat itu kalau berani menolak itu,
menolak khilafah. Wong itu jelas-jelas ajaran Islam," pungkasnya. []
Hanafi