Tinta Media: Khamar
Tampilkan postingan dengan label Khamar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khamar. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 Juli 2022

Jika Negara Pancasila Melarang Khamar, Tak Ada Promosi Miras dengan Nama Muhammad

Tinta Media - Jurnalis Joko Prasetyo menilai promosi khamar yang menggunakan nama Nabi Muhammad SAW dan Maria (Siti Maryam ra) tidak akan terjadi kalau negara Pancasila ini tegas melarang khamar.

"Kalau mau jujur, masalah promosi khamar yang menggunakan nama Nabi Muhammad SAW dan Maria (Siti Maryam ra) itu, tidak akan terjadi kalau negara Pancasila ini tegas melarang khamar (minuman keras/minuman beralkohol)," tuturnya kepada Tinta Media, Kamis (30/6/2022)

Menurut Om Joy, sapaan akrabnya, Holywings bisa jualan khamar karena dilegalkan negara Pancasila. Ia juga menilai sekarang Holywings ditutup karena kadar alkohol per botolnya lebih dari 5 persen alias melanggar aturan negara Pancasila. "Lha, dalam Islam meski hanya 5 persen juga tetap haram. Kaum Muslim juga marahlah kalau nama Nabi Muhammad SAW dan Maria dijadikan bahan promosi minuman mengandung alkohol 5 persen," ungkapnya.

Oleh sebab itu, ia merasa heran bila ada yang menyatakan negara Pancasila ini sudah islami. "Lha, kalau memang benar negara Pancasila itu sudah islami, mengapa badan yang paling otoritatif dalam pembinaan 'ideologi' Pancasila (BPIP) tidak pernah menyatakan khamar itu bertentangan dengan Pancasila?" tanyanya.

Pertanyaan lebih jauhnya, kata Om Joy, mengapa semua aturan negara Pancasila yang melegalkan BUMN Sarinah mengimpor khamar untuk dipasarkan di negeri mayoritas Muslim ini tidak dianggap bertentangan dengan Pancasila? Mengapa pemda DKI dan pemda NTT memiliki saham di pabrik miras tidak disebut bertentangan dengan Pancasila?  Tapi, giliran kaum Muslim mendakwahkan kewajiban menerapkan syariat Islam secara kaffah (yang tentu di dalamnya penerapan sistem pemerintahan Islam yakni khilafah dan pelarangan tegas khamar) dikatakan bertentangan dengan Pancasila?

“Sudahlah, jangan lagi ada Muslim yang berkata Pancasila itu islami, apalagi dalam waktu bersamaan para pancasilais itu jelas-jelas mempersekusi dan mengkriminalisasi berbagai macam ajaran Islam yang agung, di antaranya adalah khilafah, jihad, dan definisi kafir," ujarnya.

Menurutnya, begitulah sejatinya kalau mau jujur, jujur sejujur-jujurnya. "Kita mengatakan bahwa Islam sesuai Pancasila pun tak akan mengurangi kejahatan mereka mengkriminalisasi ajaran Islam, kita berkata apa adanya terkait fakta Islam dan Pancasila juga belum tentu kita disiksa mereka. Tapi meskipun disiksa mereka, siksa Allah SWT lebih pedih lagi bagi siapa saja yang menyembunyikan kebenaran demi mendapatkan kerelaan makhluk durhaka penista ajaran Islam," paparnya.

Ia mengingatkan, cukuplah Islam menjadi pedoman hidup dan kerelaan Allah SWT yang dituju. "Karena sejatinya hanya aturan dari Allah SWT yang wajib ditaati, semua aturan yang bertentangan dengan aturan Islam apalagi mengkriminalisasi ajaran Islam adalah thaghut yang wajib dilawan. Allahu Akbar!" pungkasnya.[] Achmad Muit

Senin, 04 Juli 2022

Jurnalis Ungkap Akar Masalah Kasus Holywings


Tinta Media - Jurnalis Joko Prasetyo (Om Joy) ungkap akar masalah kasus Holywings. “Kalau mau jujur, masalah promosi khamar yang menggunakan nama Nabi Muhammad SAW dan Maria (Siti Maryam ra) itu, tidak akan terjadi kalau negara Pancasila ini tegas melarang khamar (minuman keras/minuman beralkohol). Jadi tak ada ceritanya Holywings sampai jualan khamar segala. Paling jualan bajigur,” ungkapnya kepada Tinta Media, Kamis (30/6/2022).

Jurnalis yang akrab disapa Om Joy itu lalu menambahkan, "Tidak akan ada yang mempermasalahkan kalau ada pedagang bajigur bilang, 'Siapa yang bernama Muhammad dan Maria dapat segelas bajigur gratis.' Benar enggak? Masalah terjadi ketika bajigurnya diganti khamar bukan?“ tanyanya retoris.
 
Legal
 
Menurutnya, Holywings bisa jualan khamar, karena dilegalkan negara Pancasila. “Terus mengapa sekarang Holywings ditutup? Karena kadar alkohol per botolnya lebih dari 5 persen alias melanggar aturan negara Pancasila,” jelasnya.
 
“Lha, dalam Islam meski hanya lima persen juga tetap haram. Kaum Muslim juga marahlah kalau nama Nabi Muhammad SAW dan Maria dijadikan bahan promosi bajigur mengandung alkohol lima persen,” tegasnya.
 
Ia merasa heran ketika ada orang mengatakan bahwa Pancasila ini sudah islami. “Lha, kalau memang benar negara Pancasila itu sudah islami, mengapa badan yang paling otoritatif dalam pembinaan 'ideologi' Pancasila (BPIP) tidak pernah menyatakan khamar itu bertentangan dengan Pancasila?” herannya.
 
“Pertanyaan lebih jauhnya, mengapa semua aturan negara Pancasila yang melegalkan BUMN Sarinah mengimpor khamar untuk dipasarkan di negeri mayoritas Muslim ini tidak dianggap bertentangan dengan Pancasila? Mengapa pemda DKI dan pemda NTT memiliki saham di pabrik miras tidak disebut bertentangan dengan Pancasila?” tambahnya.  
 
Bertentangan
 
Om Joy menyesalkan, giliran kaum Muslim mendakwahkan kewajiban menerapkan syariat Islam secara kaffah (yang tentu di dalamnya penerapan sistem pemerintahan Islam yakni khilafah dan pelarangan tegas khamar) dikatakan bertentangan dengan Pancasila?
 
“Sudahlah, jangan lagi ada Muslim yang berkata Pancasila itu islami, apalagi dalam waktu bersamaan para pancasilais itu jelas-jelas mempersekusi dan mengkriminalisasi berbagai macam ajaran Islam yang agung, di antaranya adalah khilafah, jihad, dan definisi kafir,” tandasnya.  
.
Ia lalu menggambarkan realitas sebenarnya. “Kita mengatakan bahwa Islam sesuai Pancasila pun tak akan mengurangi kejahatan mereka mengkriminalisasi ajaran Islam, kita berkata apa adanya terkait fakta Islam dan Pancasila juga belum tentu kita disiksa mereka,” ungkapnya.
 
Tapi meskipun disiksa mereka tambahnya, siksa Allah SWT lebih pedih lagi bagi siapa saja yang menyembunyikan kebenaran demi mendapatkan kerelaan makhluk durhaka penista ajaran Islam. 
 
“Cukuplah Islam jadi pedoman hidup, dan kerelaan Allah SWT yang dituju. Sejatinya hanya aturan dari Allah SWT yang wajib ditaati. Semua aturan yang bertentangan dengan aturan Islam apalagi mengkriminalisasi ajaran Islam adalah thaghut yang wajib dilawan,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
 
 
 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab