Tinta Media: Kewajiban
Tampilkan postingan dengan label Kewajiban. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kewajiban. Tampilkan semua postingan

Rabu, 28 Februari 2024

Mubalighah Depok: Kaum Muslim Wajib Bersatu



Tinta Media - Di hadapan sekitar seratus peserta, Mubalighah Kota Depok Ustadzah Rizka Fauziah menegaskan bahwa kaum Muslim wajib bersatu. 

“Menjaga persatuan umat dan memelihara ukhuwah islamiah adalah kewajiban setiap Muslim,” ungkapnya dalam Kajian Muslimah (Kamus) Shalihah, Ahad (25/02/2024) di Depok. 

Menurutnya, siapa pun itu asalkan mukmin adalah bersaudara. “Siapa pun asalkan mukmin, adalah bersaudara. Dasar ukhuwah (persaudaraan) adalah kesamaan akidah. Adapun dalilnya terdapat dalam Al-Qur’an surah al-Hujurat ayat 10,” terangnya sambil membacakan ayat tersebut. 

Bahkan, lanjutnya, untuk menjaga keutuhan umat, haruslah kaum Muslim berpegang teguh kepada tali agama Allah (habi Allah) yakni Al-Qur’an. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah SWT, Al-Qur’an surah Ali Imran ayat 103 yang artinya, “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai” (QS Ali Imran: 103). 

“Adapun menurut Imam Ibnu Katsir, ayat tersebut merupakan perintah Allah SWT untuk berpegang pada al-jama’ah (persatuan) dan melarang dari tafarruq (bercerai-berai). Keterceraiberaian disebabkan Islam tidak dijadikan sebagai pegangan dalam mengatur kehidupan,” jelasnya. 

Ia juga menegaskan, agar Kaum Muslim tidak bercerai-berai maka Allah SWT memerintahkan mengikuti jalan-Nya yang lurus. 

“Mengapa wajib bersatu? Rasulullah SAW bersabda, ‘Mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan satu bangunan. Sebagiannya menguatkan sebagian lainnya’” tegasnya mengutip hadits riwayat Imam Bukhari, Imam at-Tirmidzi, Imam an-Nasa'i, dan Imam Ahmad. 

Ia pun mengumpamakan persatuan umat Islam sebagai sapu lidi. 

“Ibarat sapu lidi, kalau cuma satu sangat mudah dipatahkan. Berbeda halnya sekumpulan sapu lidi yang diikat dan disatukan. Umat Islam itu kuat apabila bersatu. Bersatunya umat Islam hanya akan bisa diikat dengan Islam itu sendiri. Bersungguh-sungguh menjalankan dan mengamalkan Al-Qur'an dan as-Sunnah dalam kehidupan, di bawah naungan kepemimpinan Islam (khilafah islamiah),” tegasnya. 

Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Ustadzah Weni Triana, Mubalighah. Ia mengungkapkan fakta bahwa selama kurang lebih 14 abad lamanya, umat Islam pernah disatukan dalam institusi pemerintahan Islam global yakni khilafah. Namun setelah itu umat Islam sedunia mulai terpecah belah, mereka dipisahkan oleh negara bangsa (nation state) dengan warna nasionalisme (kebangsaannya) masing-masing. [] Siti Aisyah

Jumat, 22 Desember 2023

Pakar Fikih: Tinggalkan yang Negatif Bukan Meninggalkan Kewajiban


 
Tinta Media - Menanggapi banyaknya alasan warga Aceh untuk tidak menolong muslim Rohingya, Pakar Fikih Kontemporer Kiai Muhammad Shiddiq Al-Jawi mengatakan, solusinya dengan meninggalkan hal negatif bukan meninggalkan kewajibannya.
 
“Mungkin ada hal-hal negatif yang berasal dari pengungsi Rohingya, terkait hal itu, solusinya harus meninggalkan hal negatif itu bukan meninggalkan kewajibannya,” ujarnya dalam kajian: Wajib Hukumnya Menolong Muslim Rohingya, di kanal Youtube Khilafah Channel Reborn, Jumat (15/12/2023).
 
Menurutnya, cara berpikir yang salah jika masih mengedepankan alasan-alasan negatif terkait Rohingya. “Dalam ajaran Islam kalau sesuatu itu hukumnya wajib, kewajiban itu tidak terhapuskan atau dihilangkan ketika ada efek-efek negatif dari kewajiban,” tegasnya.
 
Kiai Shiddiq mencontohkan, shalat itu wajib. Ketika ada orang yang kakinya luka atau tidak bisa berdiri, ucapnya, tapi memaksakan untuk shalat sambil berdiri dan berakibat jatuh karena tidak kuat, maka solusinya bukan meninggalkan shalat, shalat tetap dilakukan, luka disembuhkan.
 
 “Jadi bukan shalatnya yang kemudian dihapuskan, ketika ada efek negatif dari shalat, efek negatif itulah yang harus ditangani,” tegasnya.
 
Kalau sesuatu itu sudah wajib hukumnya ujarnya, dan ketika timbul efek negatif dari kewajiban itu maka efek negatifnya yang harus ditangani.
 
“Kalau kita ada kewajiban menolong saudara muslim Rohingya, ya harus dilaksanakan. Ini kan kewajiban secara syariah!” tandasnya. [] Setiyawan Dwi.

Rabu, 15 November 2023

Palestina dalam Bahaya, IJM Ingatkan Kewajiban Umat untuk Jihad


 
Tinta Media - Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana melukiskan kondisi Palestina yang semakin berbahaya dan mengingatkan kepada kaum Muslimin untuk jihad.
 
“Korban terus berjatuhan, Palestina kembali melewati fase berbahaya. Ini mengingatkan umat akan kewajibannya yang permanen dan syar’i yaitu pengerahan militer dan jihad untuk membebaskannya,” tuturnya di video: Zionis Siapkan Rumah Sakit Terbesar Dunia, Sementara Gaza Menjadi Kuburan Terbesarnya? Di kanal Youtube Justice Monitor, Selasa (14/11/2023).
 
Ia menjabarkan fase berbahaya itu berada di kawasan Utara Gaza yang semakin memburuk dengan meningkatnya serangan militer dari Zionis Yahudi.
 
“Informasi terbaru bahwa rumah sakit Al-Quds di Gaza tidak lagi beroperasi karena kekurangan bahan bakar dan juga pemadaman listrik. Hal yang sama juga terjadi pada rumah sakit-rumah sakit yang lain termasuk Rumah Sakit Ash-shifa, dan juga rumah sakit milik Indonesia di Gaza. Ini menambah panjang dari daftar rumah sakit yang berhenti beroperasi di Gaza,” urainya.
 
Militer Zionis Yahudi, ujarnya, menjadikan rumah sakit target pengepungan termasuk pengeboman dan juga penembakan.
 
“Palestine Red Crescent Society (PRCS) juga menyebut bahwa militer Zionis Yahudi mempersulit ambulans menuju rumah sakit,” imbuhnya.
 
Agung menyesalkan, sikap para penguasa justru berusaha menghindari kewajiban dengan berbagai cara, sarana, termasuk bantuan, pernyataan, dan manuver politik.
 
 “Perbedaannya, kini umat telah mengubah situasinya dan menyadari pengkhianatan mereka. Menjadi jelas juga betapa rakyat Palestina dan para pejuang di sana membutuhkan umat dan tentara untuk menyelesaikan konflik, membebaskan negeri, menghentikan pertumpahan darah, dan mematahkan perlindungan internasional yang melindungi Zionis,” ungkapnya.
 
Agung menekankan, sikap kepahlawanan para mujahidin di Palestina bukanlah alasan bagi umat ini untuk tidak menjalankan kewajibannya.
 
“Justru para mujahid pada tahap ini sangat membutuhkan bantuan dan dukungan umat lebih dari sebelumnya. Mereka meminta bantuan umat agar melaksanakan kewajibannya,” tambahnya.
 
Kewajiban itu, tegas Agung, ada dalam Al-Qur’an Surat Al-Anfal ayat 72, “Dan jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam urusan pembelaan agama maka kamu wajib memberikan.”
 
 “Umat tidak boleh pasrah dan tidak boleh ridha Gaza akan menjadi kuburan terbesar di dunia sementara Zionis Yahudi mempunyai fasilitas kesehatan terbaik,” tegasnya.
 
Agung mengajak agar umat terus bergerak, speak up yang poin dasarnya, bantuan kemanusiaan jalan terus, bantuan obat-obatan jalan terus, tapi tidak cukup itu.
 
“Dibutuhkan tentara, pasukan, senjata, alutsista, untuk betul-betul melakukan perimbangan terhadap apa yang dilakukan oleh Zionis Yahudi,” jelasnya.
 
Oleh karena itu, lanjutnya, terus speak up agar tentara umat Islam didorong untuk berangkat jihad fii sabilillah di Palestina.
 
“Juga agar penguasa-penguasa pengkhianat itu segera sadar, kalau tidak sadar agar rakyatnya menuntut dengan tuntutan yang sangat keras,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
 

Sabtu, 14 Oktober 2023

Bila Dihadapkan pada Beberapa Kewajiban, Utamakan yang Mendesak

Tinta Media - Jurnalis Joko Prasetyo menyatakan bila dihadapkan kepada beberapa kewajiban maka utamakanlah perkara yang mendesak untuk dikerjakan terlebih dahulu.

“Bagaimana bila dihadapkan kepada dua bahkan tiga perkara wajib? Utamakan yang mendesak. Maka, lihatlah waktu pelaksanaannya. Mana yang dapat dijadwal ulang, mana yang mendesak sehingga mau tidak mau harus dilaksanakan segera,” ungkapnya dalam Training Jurnalistik: Penulisan Reportase, Jumat (29/9/2023) di grup WA Komunitas Muslimah Menulis (KKM) Depok. 

Jurnalis yang akrab disapa Om Joy itu pun memberikan contoh. Misal, seorang istri ---tanpa sepengetahuan suami--- sudah membuat janji kontak dakwah pada hari tertentu dengan orang lain dan bukan di hari libur kerja suami. Tiba-tiba suami mengatakan di hari tersebut libur kerja dan ingin bersama istri.

Ia pun mengurai, berdakwah wajib, menepati janji wajib, berbakti pada suami juga wajib. “Maka istri harus segera menjadwal ulang kegiatan dakwahnya walaupun sudah membuat janji. Karena kewajiban seorang istri untuk menaati suaminya sangat tegas dinyatakan dalam agama Islam,” tegasnya.

Om Joy pun kemudian membacakan hadits riwayat Imam Tirmidzi yang artinya, “Andai boleh kuperintahkan seseorang untuk bersujud kepada yang lain tentu kuperintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya.”[] Ambarwati

Minggu, 09 Juli 2023

KHILAFAH ISLAMIYYAH, KEWAJIBAN SYAR'I, SATU-SATUNYA SOLUSI BAGI INDONESIA DAN DUNIA

Tinta Media - Prof Suteki dalam salah satu artikelnya berjudul 'Khilafah Ajaran Islam, Alternatif Solusi Bagi Bangsa Indonesia' menulis setidaknya 5 (lima) argumentasi mengapa Khilafah layak dijadikan alternatif solusi bagi bangsa Indonesia. Bahkan, diakhir artikelnya Prof Suteki memberikan pilihan Khilafah sebagai ternatif solusi bagi bangsa Indonesia, ketimbang masa depan bangsa Indonesia terpaksa harus melanjutkan tiga periode kekuasaan Jokowi atau tunda Pemilu untuk memperpanjang usia kekuasaan Jokowi.

Kalaupun konteks pilihan Khilafah dihadap-hadapkan dengan sistem Pemilu yang curang, atau pilihan Capres yang tidak dapat menjamin masa depan bangsa Indonesia selain hanya perubahan pemimpin, sistem Khilafah tetap menjadi pilihan terbaik. Berapa kali Pemilu dan Pilpres diselenggarakan, toh tak memberikan perubahan yang berarti. bahkan Pilpres 2019 adalah Pilpres yang paling brutal, yang melahirkan keterbelahan anak bangsa menjadi cebong kampret, lantas kobermetamorfosa menjadi kadrun cebong.

Secara faktual, memang hanya sistem Khilafah yang mengejawantahkan misi menerapkan hukum Allah SWT. Semua sistem pemerintahan yang ada di dunia ini, tak ada yang bervisi untuk menerapkan syariah.

Kerajaan menerapkan UU Raja. Republik menerapkan UU Rakyat. Kekaisaran atau monarki konstitusional membagi kekuasaan pemerintahan dan kepala Negara, perdana menteri menerapkan UU rakyat, Kaisar dan Ratu menjadi simbol kepala Negara.

Adapun PAN ISLAMISME adalah ide absurd yang hanya ingin memalingkan umat Islam dari sistem Khilafah, dengan alasan:

*Pertama,* PAN ISLAMISME hanya ide filsafat yang tidak memiliki wujud nyatanya. PAN ISLAMISME tak pernah wujud dalam dunia praksis meskipun hanya satu hari.

Gembar-gembor PAN ISLAMISME hanya ada dalam literasi. Konsep ini hampir sama dengan eksistensi OKI (Organisasi Konferensi Islam). Wujudnya tidak jelas manfaatnya bagi dunia Islam, selain hanya untuk ajang kongkow untuk menyampaikan dukungan atau kecaman.

Berbeda dengan Khilafah, yang jelas nyata eksis dalam kurun 13 abad. Ide Khilafah realistis karena pernah eksis, sementara PAN ISLAMISME hanyalah ide utopis.

*Kedua,* PAN ISLAMISME tidak pernah ada dalam dalil, tidak pernah diperintahkan Syara', hanya buah pikir yang frustasi dengan keadaan dunia Islam, lalu bermetafora tentang kebangkitan Islam dan berhalusinasi tentang persatuan dan kebangkitan Islam melalui ide PAN ISLAMISME.

PAN ISLAMISME lahir dari frustasi akibat Perang Dunia II, pikiran dari seorang Jamal-al-Din Afghani. PAN ISLAMISME tidak memiliki fikroh yang jelas, tidak pula memiliki thariqah untuk mewujudkannya. PAN ISLAMISME hanya ide utopia, untuk memalingkan umat dari konsep Khilafah.

*Ketiga,* PAN ISLAMISME adalah jebakan barat, sama seperti Demokrasi Islam. Barat paham, setelah inggris meruntuhkan Kekhilafahan Islam yang berpusat di Turki pada tahun 1924, untuk mengubur dunia Islam selamanya, maka umat Islam tidak boleh diberi kesempatan sedikitpun -hingga hanya selobang jarum- untuk memperjuangkan Khilafah bahkan hingga sekedar mendiskusikan ide Khilafah.

Lord Curzon berkata : 

“Kita harus mengakhiri apapun yang akan membawa persatuan Islam diantara anak-anak kaum muslimin. Sebagaimana yang kita telah sukses laksanakan dalam mengakhiri Khilafah, maka kita harus memastikan bahwa tidak pernah ada lagi bangkitnya persatuan kaum muslimin, apakah itu persatuan intelektual dan budaya.”

Sehingga, hari ini dari Indonesia sudah semestinya umat Islam bangkit dan melawan peradaban Barat dengan memperjuangkan Khilafah. Bukan sebagai alternatif solusi, melainkan sebagai satu-satunya solusi. Bukan hanya bagi Indonesia, bahkan juga bagi dunia.

Hanya Khilafah, yang mampu memotong tangan dan kaki penjajahan kapitalisme global, yang saat ini merampas kekayaan alam di negeri kaum muslimin.

Dalam konteks keindonesiaan, hanya Khilafah yang bisa mengembalikan seluruh tambang dan kekayaan alam di negeri ini, melalui konsep 'al Milkiyatul Ammah', dikembalikan ke pangkuan kaum muslimin. Khilafah akan mengelola seluruh kekayaan alam yang melimpah di negeri ini, berdasarkan syariat Islam.

Kalau hanya capres yang mengelola, sudah pasti geng Luhut Panjaitan yang akan terus mengangkangi kekayaan negeri ini, berkolaborasi dengan penjajah Amerika dan China. Belum lama ini, dengan ide pemutihan, legalisasi, Luhut akan menyelamatkan penjajahan lahan sawit seluas 3,3 juta hektar.

Hanya dengan Khilafah, yang mengelola APBN tanpa pajak, yang akan menyejahterakan rakyat negeri ini, baik muslim maupun non muslim. Kekayaan alam hanya 6 komoditi saja, menghasilkan potensi pendapatan negara diatas Rp 7000 triliun per tahun. Lebih dari cukup untuk membiayai APBN yang per tahun hanya Rp 2.500 an triliun.

Cadangan batubara kita ada 37,6 miliar ton, gas alam 62 miliar MMbtu, emas 2600 ton, nikel 81 juta ton, hasil laut 1330 USS miliar, hasil hutan 100 juta hektar. Jika dirupiahkan, kita memiliki cadangan duit dari 6 komoditi ini senilai Rp 20.655.696 triliun. Saat ini produksinya rata-rata per tahun, didapatkan hasil sekitar 7000 triliun per tahun. Hasil ini nyaris 3 kali nilai APBN.

Semua ini hanya akan berdampak bagi kesejahteraan rakyat Indonesia, jika negeri ini dikelola dengan syariat Islam yang ditegakkan melalui sistem Khilafah. Karena saat ini Indonesia menerapkan sekulerisme demokrasi, maka semua kekayaan alam Indonesia hanya dinikmati para kapitalis, para cukong, oligarki, korporasi asing dan aseng, geng Luhut Binsar Panjaitan.

Lalu, apakah anda tidak tertarik untuk memperjuangkan Khilafah? Ingat! Khilafah adalah kewajiban, dan satu-satunya solusi bagi Indonesia bahkan dunia. [].

Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik 
https://heylink.me/AK_Channel/

Sabtu, 07 Januari 2023

Guru Luthfi: Diutusnya Rasulullah adalah Nikmat Besar yang Wajib Disyukuri Umat Islam

Tinta Media - Pengurus Majelis Baitul Qur’an, Tapin, Guru H. Lutfhi Hidayat menjelaskan makna Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 151-152 adalah kewajiban umat Islam untuk mensyukuri nikmat besar dari Allah Swt. dengan diutusnya Rasulullah Saw.

“Meresapi Surat Al-Baqarah ayat 151-152 adalah nikmat besar dari Allah Swt. dengan diutusnya Rasulullah Saw., dan selalu mengingat Allah sebagai wujud syukur nikmat. Allah mengingatkan kita, yakni dengan diutusnya baginda Rasulullah, Muhammad Saw., membacakan Al-Qur’an kepada kita, menyucikan kita dari segala kotoran akhlak buruk, yang mengeluarkan manusia dari kegelapan jahiliah menuju terangnya cahaya Islam. Dan atas segala nikmat tersebut, wajib kita syukuri dengan selalu mengingat-Nya,” tuturnya dalam Kajian Jumat bersama Al-Qur’an, Jumat (30/12/2022), di kanal Youtube Majelis Baitul Qur’an.

Menurutnya, mengingat Allah itu merupakan wujud rasa syukur dan semua itu akan menjadi rahasianya penambahan nikmat Allah.

Firman Allah Swt.:
كَمَا أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولا مِنْكُمْ يَتْلُو عَلَيْكُمْ آيَاتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُمْ مَا لَمْ تَكُونُوا تَعْلَمُونَ (١٥١) فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ (١٥٢)
“Sebagaimana Kami telah mengutus kepada kalian, Rasul di antara kalian yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kalian al-Kitab dan al-Hikmah (as-Sunnah) serta mengajarkan kepada kalian apa yang belum kalian ketahui (QS. 2:151). Karena itu, ingatlah kalian kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepada kalian, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kalian mengingkari (nikmat)-Ku (QS. 2:152).”

Guru Luthfi mengatakan penjelasan Imam Ibnu Katsir tentang maksud ayat yang mulia ini bahwa Allah Ta’ala mengingatkan hamba-hamba-Nya (mereka) yang beriman akan nikmat yang telah dikaruniakan.

“Berupa pengutusan Nabi Muhammad Saw. sebagai rasul kepada mereka, yang membacakan ayat-ayat  Allah Ta’ala secara jelas dan menyucikan dari berbagai  keburukan akhlak, kotoran jiwa, segala perbuatan kaum jahiliah, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju dunia yang terang benderang,” katanya.

“Mengajarkan al-Kitab (Al-Qur’an) dan al-Hikmah (as-Sunnah), dan mengajarkan kepada mereka apa yang tidak diketahui,” lanjutnya.

Ia mengungkapkan berkat risalah yang dibawa Rasulullah Saw. mereka (hamba-hamba-Nya) berhasil pindah ke derajat para wali dan tingkat para ulama.

“Dan akhirnya mereka menjadi orang yang berilmu sangat mendalam, memiliki hati amat suci, berpenampilan apa adanya dan berkata paling jujur,” ungkapnya.

Imam Muhammad Ali Ash Shabuni menerangkan dalam Tafsirnya Shafwatu Tafaasir tentang ayat yang mulia ini (ayat 151-152), bahwa ungkapan ayat tersebut berkaitan dengan ayat sebelumnya, yakni Firman Allah dalam Surat Al-Baqarah ayat 105. Ia pun mengatakan maknanya.

“Makna dari Al Baqarah ayat 105 adalah sebagaimana Allah sempurnakan kepada kalian (hamba-hamba-Nya) nikmat-Ku, Allah juga mengutus seorang rasul di antara kalian, kepada kalian,” katanya.

Arti dari makna surat tersebut, yakni rasul yang membacakan kepada umatnya Al-Qur’an, menyucikan umatnya dari perbuatan syirik dan keji, mengajarkan al-Kitab dan al-Hikmah. Dan mengajarkan kepada umatnya hukum-hukum Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw.

“Mengajarkan apa-apa yang belum diketahui oleh umatnya dan perkara-perkara mengenai dunia dan agama serta perkara lainnya yang belum diketahui,” bebernya.

Ia menjelaskan, sejatinya seorang mukmin selalu mengingat Allah dab selalu bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan tersebut. Sebagaimana yang dikatakan oleh Hasan al-Bashri, Abu al-Aliyah, as-Suddi, dan Rabi’ bin Anas.

“Sesungguhnya Allah Ta’ala akan mengingat orang yang mengingat-Nya, memberikan tambahan nikmat kepada orang yang bersyukur kepada-Nya, dan memberikan siksa kepada orang yang kufur kepada-Nya.” Jelasnya.

Guru Luthfi mengungkapkan penegasan dari Imam Al Qurthubi bahwa sebagaimana ajaran-ajaran yang telah Allah berikan kepada hamba-Nya maka ingatlah Allah dengan cara bersyukur, dan Allah akan mengingat hamba-Nya dengan cara menambah nikmat tersebut.

“Karena dalam peningkatan hamba-Nya, terdapat rasa syukur kepada-Nya dan Allah telah menjanjikan tambahan nikmat tersebut atas rasa syukur hamba-Nya, yaitu dalam Firman Allah Quran Surat Ibrahim ayat 7,” ungkapnya.

Dengan demikian ia mengharapkan semoga umat Islam selalu bersyukur dengan mengingat Allah Swt., dan dijauhkan dari segala lalai kepada-Nya.

“Karena itu merupakan bentuk keingkaran. Naudzubillah min dzalik,” pungkasnya.[] Ageng Kartika

Rabu, 28 Desember 2022

Pendidikan Anak Kewajiban Orangtua

Tinta Media - Pada dars kitab Mukhtashar al-Muzani Bab Shalat bersama Muhaddits Dr. Mahmud Sa'id Mamduh hafizhahullahu ta'ala di kediaman beliau, ada nasihat yang beliau kutip dari perkataan Imam al-Syafi'i rahimahullahu ta'ala:

(قَالَ الشَّافِعِيُّ) : وَعَلَى الْآبَاءِ وَالْأُمَّهَاتِ أَنْ يُؤَدِّبُوا أَوْلَادَهُمْ وَيُعَلِّمُوهُمْ الطَّهَارَةَ وَالصَّلَاةَ وَيَضْرِبُوهُمْ عَلَى ذَلِكَ إذَا عَقَلُوا فَمَنْ احْتَلَمَ، أَوْ حَاضَ، أَوْ اسْتَكْمَلَ خَمْسَ عَشْرَ سَنَةً لَزِمَهُ الْفَرْضُ.
[المزني ,مختصر المزني ,page 115]

"(Imam al-Syafi'i berkata): Wajib bagi para ayah dan ibu untuk mendidik (adab) dan mengajarkan (ilmu) kepada anak-anak mereka (fikih) thaharah dan shalat, dan (hingga) memukul mereka karena meninggalkan shalat (sesuai dengan ketentuan syariat) ketika mereka telah berakal. Barang siapa yang telah mimpi, haidh (bagi wanita) atau usia genap 15 tahun, maka kewajiban telah mengikatnya"

Beliau menambahkan bahwa kewajiban pendidikan kepada anak di rumah itu tanggung jawab kedua orangtuanya (ayah dan ibunya). Bukan hanya kewajiban salah satunya. Banyaknya orang tua di zaman sekarang yang sibuk bekerja dan menyerahkan pendidikan kepada orang lain adalah tidak boleh terjadi. 

Sebagai orang tua, kita juga harus terus belajar tanpa putus. Karena mendidik dan mengajarkan ilmu itu perlu ilmu. Terlebih lagi sebagai ayah, diantara wujud fungsi qawwamah adalah pendidikan. 

Tak lupa juga terus berdoa kepada Allah. Karena anak shalih itu adalah anugerah Allah. Dalam perjalanan mendidik anak, selalu kita jumpai kejutan-kejutan yang membuat mata kita berbinar-binar atau mencucurkan airnya.

YRT

Oleh: Ajengan Yuana Ryan Tresna 
Mudir Ma’had Khodimus Sunnah 

Foto: dars rutin ngaji kitab Bughyatul Musytaq dan Mukhtashar al-Muzani

Senin, 19 Desember 2022

Kewajiban terhadap Sesama

Tinta Media - Sobat sebagai lanjutan artikel saya yang lalu mengenai QS An-Nisa’ ayat 36 . Allah mengatur kewajiban terhadap sesama manusia. Sesudah Allah memerintahkan agar menyembah dan beribadah kepada-Nya dengan tidak mempersekutukan-Nya dengan yang lain, selanjutnya Allah memerintahkan agar berbuat baik kepada ibu-bapak. Berbuat baik kepada ibu-bapak adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. Perintah mengabdi kepada Allah diiringi perintah berbuat baik kepada ibu-bapak adalah suatu peringatan bahwa jasa ibu bapak itu sungguh besar dan tidak dapat dinilai harganya dengan apa pun. 

Selain ayat ini ada lagi beberapa ayat dalam Al-Qur'an yang memerintahkan agar berbuat baik kepada ibu-bapak seperti firman Allah:

وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيۡهِ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنٖ وَفِصَٰلُهُۥ فِي عَامَيۡنِ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِي وَلِوَٰلِدَيۡكَ إِلَيَّ ٱلۡمَصِيرُ  

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. (Luqman/31:14).

Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. (al-Isra'/17:23).

Berbuat baik kepada ibu-bapak mencakup segala-galanya, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan yang dapat menyenangkan hati mereka keduanya. Berlaku lemah lembut dan sopan santun kepada keduanya termasuk berbuat baik kepadanya. Mengikuti nasihatnya, selama tidak bertentangan dengan ajaran Allah juga termasuk berbuat baik. Andaikata keduanya memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Allah, perintahnya boleh tidak dipatuhi, tetapi terhadap keduanya tetap dijaga hubungan yang baik. Allah berfirman:

"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (Luqman/31:15).

Termasuk pula berbuat baik mendoakan keduanya agar Allah mengampuni dosanya, sebab keduanya telah berjasa banyak, mendidik, memelihara dan mengasuh semenjak kecil.

Perintah agar selalu berbuat baik kepada ibu bapak selama hayat masih dikandung badan, karena ibu bapak adalah manusia yang paling berjasa, diperintahkan pula agar berbuat baik kepada karib kerabat. Karib kerabat adalah orang yang paling dekat hubungannya dengan seseorang sesudah ibu bapak, baik karena ada hubungan darah maupun karena yang lainnya.

Kalau seseorang telah dapat menunaikan kewajibannya kepada Allah dengan sebaik-baiknya, maka dengan sendirinya akidah orang itu akan bertambah kuat dan amal perbuatannya akan bertambah baik. Kemudian bila dia telah menunaikan kewajibannya kepada kedua ibu bapaknya dengan ikhlas dan setia, akan terwujudlah rumah tangga yang aman dan damai dan akan berbahagialah seluruh rumah tangga itu.

Rumah tangga yang aman dan damai akan mempunyai kekuatan untuk berbuat baik kepada karib kerabat dan sanak famili. Maka akan terhimpunlah suatu kekuatan besar dalam masyarakat. Dari masyarakat yang seperti ini akan mudah terwujud sifat tolong-menolong dan bantu-membantu, berbuat baik kepada anak-anak yatim dan orang miskin.

Berbuat baik kepada anak yatim dan orang miskin, bukan hanya didorong oleh hubungan darah dan famili, tetapi semata-mata karena dorongan perikemanusiaan yang ditumbuhkan oleh rasa iman kepada Allah. Iman kepada Allah yang menumbuhkan kasih sayang untuk menyantuni anak-anak yatim dan orang-orang miskin, sebab banyak terdapat perintah Allah di dalam Al-Qur'an yang menyuruh berbuat baik kepada anak yatim dan orang miskin itu. Tangan siapa lagi yang dapat diharapkan oleh mereka itu untuk menolongnya, selain dari orang yang dadanya penuh dengan sifat kasih sayang, yaitu orang yang beriman yang mempunyai rasa perikemanusiaan.

Anak yatim itu tidak mempunyai bapak yang mengurus dan membelanjainya dan orang miskin itu tidak mempunyai daya untuk membiayai hidupnya sehari-hari. Mungkin karena lemah badannya atau oleh karena tidak cukup pendapatannya dari sehari ke sehari. Agar mereka tetap menjadi anggota masyarakat yang baik jangan sampai terjerumus ke lembah kehinaan dan nista, setiap manusia yang mempunyai rasa perikemanusiaan dan mempunyai rasa kasih sayang, haruslah bersedia turun tangan membantu dan menolong mereka, sehingga lambat laun derajat hidup mereka dapat ditingkatkan.

Allah juga menyuruh berbuat baik kepada tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, kepada teman sejawat, ibnussabil dan hamba sahaya. Tetangga dekat dan yang jauh ialah orang-orang yang berdekatan rumahnya, sering berjumpa setiap hari, bergaul setiap hari, dan tampak setiap hari keluar-masuk rumahnya. Tetapi ada pula yang mengartikan dengan hubungan kekeluargaan, dan ada pula yang mengartikan antara yang muslim dan yang bukan muslim.

Berbuat baik kepada tetangga adalah penting. karena pada hakikatnya tetangga itulah yang menjadi saudara dan famili. Kalau terjadi sesuatu, tetanggalah yang paling dahulu datang memberikan pertolongan, baik siang maupun malam.

Saudara dan sanak famili yang berjauhan tempat tinggalnya, belum tentu dapat diharapkan dengan cepat memberikan pertolongan pada waktu diperlukan, seperti halnya tetangga. Oleh karena itu, hubungan yang baik dengan tetangga harus dijaga, jangan sampai terjadi perselisihan dan pertengkaran, walaupun tetangga itu beragama lain. Nabi Muhammad saw pernah melayat anak tetangganya yang beragama Yahudi.

Ibnu Umar pernah menyembelih seekor kambing, lalu dia berkata kepada pembantunya, "Sudahkah engkau berikan hadiah kepada tetangga kita orang Yahudi itu?" Saya mendengar Rasulullah saw bersabda:
"Malaikat Jibril tidak henti-henti menasihati aku, (agar berbuat baik) kepada tetangga,sehingga aku menyangka bahwa Jibril akan memberikan hak waris kepada tetangga." (Riwayat al-Bukhari dari Ibnu Umar).

Banyak hadis yang menerangkan kewajiban bertetangga secara baik di antaranya:
"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berbuat baik kepada tetanggannya" (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Dari Jabir bin Abdullah dia berkata, Rasulullah saw bersabda, "Tetangga itu ada tiga macam, tetangga yang mempunyai satu hak saja, dan ia merupakan tetangga yang haknya paling ringan. Ada tetangga yang mempunyai dua hak dan ada tetangga yang mempunyai tiga hak, inilah tetangga yang paling utama haknya. 

Adapun tetangga yang hanya mempunyai satu hak saja, ialah tetangga musyrik, tidak ada hubungan darah dengan dia, dia mempunyai hak bertetangga. Adapun tetangga yang mempunyai dua hak, ialah tetangga Muslim, baginya ada hak sebagai Muslim dan hak sebagai tetangga. Tetangga yang mempunyai tiga hak ialah tetangga Muslim yang ada hubungan darahnya. Baginya ada hak sebagai tetangga, hak sebagai Muslim dan hak sebagai famili." (Riwayat Abu Bakar al-Bazzar).

"Demi Allah, tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah, tidak beriman." Rasulullah ditanya orang, "siapa ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Ialah orang yang kejahatannya tidak membuat aman tetangganya." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Rasulullah saw bersabda:
"Ya Abu Zar, kalau engkau membuat maraq (sop) banyakkanlah kuahnya, kemudian berilah tetanggamu." (Riwayat Muslim dari Abu dzarr).

Yang dimaksud berbuat baik kepada teman sejawat, ialah teman dalam perjalanan, atau dalam belajar, atau dalam pekerjaan yang dapat diharapkan pertolongannya dan memerlukan pertolongan, sehingga hubungan berkawan dan berteman tetap terpelihara. Setia-kawan adalah lambang ukhuwah Islamiyah, lambang persaudaraan dalam Islam.

Berbuat baik kepada ibnu sabil, ialah menolong orang yang sedang dalam perjalanan bukan untuk tujuan maksiat, atau dalam perantauan yang jauh dari sanak famili dan memerlukan pertolongan, pada saat dia ingin kembali ke negerinya. Termasuk ibnu sabil ialah anak yang diketemukan yang tidak diketahui ibu bapaknya. Orang yang beriman wajib menolong anak tersebut, memeliharanya atau menemukan orang tuanya atau familinya, agar anak itu jangan terlunta-lunta hidupnya yang akibatnya akan menjadi anak yang rusak rohani dan jasmaninya.

Berbuat baik kepada hamba sahaya, ialah dengan jalan memerdekakan budak. Apakah tuannya sendiri yang memerdekakannya atau orang lain dengan membelinya dari tuannya, kemudian dimerdekakannya. Pada zaman sekarang ini tidak terdapat lagi hamba sahaya, sebab perbudakan bertentangan dengan hak asasi manusia. Agama Islam pun tidak menginginkan adanya perbudakan. Karena itu semua hamba sahaya yang ditemui sebelum Islam datang, berangsur-angsur dimerdekakan dari tuannya, sehingga akhirnya habislah perbudakan itu.

Yang dimaksud dengan orang yang sombong dan membanggakan diri dalam ayat ini, ialah orang yang takabur yang dalam gerak-geriknya memperlihatkan kebesaran dirinya, begitu juga dalam pembicaraannya tampak kesombongannya melebihi orang lain, dialah yang tinggi dan mulia, orang lain rendah dan hina. Orang yang sombong dan membanggakan diri tidak disukai Allah. Sebab orang-orang yang seperti itu termasuk manusia yang tak tahu diri, lupa daratan dan akhirnya akan menyesal. Sifat takabur itu adalah hak Allah, bukan hak manusia. Siapa yang mempunyai sifat sombong dan takabur berarti menantang Allah. Biasanya orang yang sombong dan takabur itu kasar budi pekertinya dan busuk hatinya. Dia tidak dapat menunaikan kewajiban dengan baik dan ikhlas, baik kewajiban kepada Allah maupun kewajiban terhadap sesama manusia.

Banyak hadis yang mencela orang-orang yang sombong dan takabur, di antaranya, Rasulullah saw bersabda:
"Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat takabur walaupun sedikit." Berkata seorang sabahat, "Seseorang itu ingin memakai pakaian yang bagus dan sandal yang bagus." Berkata Rasulullah saw, "Sesungguhnya Allah itu indah dan senang kepada keindahan. Sifat takabur itu ialah menolak yang benar dan memandang rendah kepada orang lain." (Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dari Ibnu Mas'ud).

Apakah yang akan disombongkan manusia, padahal semua yang ada padanya adalah kepunyaan Allah yang dititipkan kepadanya buat sementara. Lambat laun semuanya akan diambil Allah kembali, berikut nyawa dan tubuhnya yang kasar dan semuanya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah nantinya.

( Dr. Nasrul Syarif, M.Si. Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur )
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab