TINGGINYA ANGKA KEMATIAN IBU, POTRET BURUK KAPITALISME
Tinta Media - Seorang wanita itu mempunyai peran penting dalam keluarga, masyarakat dan negara. Wanita itu harus siap menjadi seorang istri bagi suaminya dan menjadi seorang ibu bagi anak anaknya. Wanita kalau sudah menikah harus siap untuk hamil dan melahirkan buah hati yang sholeh dan sholehah. Jangan sampai wanita yang sudah menikah itu tidak siap untuk hamil dan melahirkan buah hati. Apabila seorang wanita yang sedang hamil itu tertekan karena tidak siap untuk punya anak, maka ini akan bisa berpengaruh pada kehamilannya. Sehingga ini bisa berakibat pada tingginya angka kematian ibu saat hamil maupun saat melahirkan buah hati.
Kasus kematian ibu hamil di Jawa Timur tahun 2022 masih tinggi, yakni 500 lebih kasus. Hal ini disebabkan banyak faktor. "Ada penyebab baru yang menambah kasus kematian pada ibu hamil. Yaitu kelainan jantung, autoimun dan plasenta akreta, " kata dr Sutrisno saat ditemui di kantor IDI Jatim, Selasa (29/11/2022). Pihaknya pun mewanti -wanti hal- hal yang perlu diwaspadai oleh ibu hamil. Yakni ibu hamil harus aktif menjaga keselamatan kehamilan dengan selalu menghubungi petugas kesehatan, paling tidak selama 6 kali selama kehamilan. (https://www.detik.com/jatim/berita/d-6433318/).
Berdasarkan fakta tersebut, menunjukkan bahwa angka kematian ibu saat hamil maupun melahirkan masih tinggi. Makanya PBB mengingatkan kepada pemimpin negara untuk bertindak mengakhiri kematian ibu hamil maupun ibu saat proses persalinan dengan memberi sistem perawatan kesehatan dan menutup kesenjangan sosial juga ekonomi yang melebar . Sehingga ini bisa berdampak pada tingginya kematian ibu hamil maupun ibu saat proses persalinan. Diharapkan para ibu hamil itu tidak tertekan dengan kondisi sosial ekonominya yang ini bisa berpengaruh pada kondisi kesehatan ibu hamil dan bayinya. Selain itu, perlunya para ibu hamil untuk mendapatkan edukasi terkait kesehatan ibu juga bayinya agar bisa selamat dalam proses persalinan .
Solusi yang ditawarkan itu masih sulit untuk diimplementasikan dalam kapitalisme. Dimana, kesehatan itu dikapitalisasi dan tingkat kemiskinan itu masih tinggi dalam kapitalisme. Tingginya angka kematian ibu hamil maupun ibu dalam proses persalinan ini akan terus terjadi tanpa adanya tingkat kesejahteraan maupun layanan kesehatan murah bagi masyarakat. Inilah potret buruk yang ada dalam kapitalisme.
Adapun, kalau kita mau melihat bagaimana Islam menjadikan layanan kesehatan termasuk pada ibu hamil dan bersalin sebagai kewajiban negara. Islam juga menghimbau kepada wanita yang sudah menikah untuk menuntut ilmu agama di pengajian terkait seorang wanita iyang sudah menikah itu harus siap untuk menjadi istri, hamil dan melahirkan buah hati. Sehingga ini diharapkan bisa mencegah adanya kematian ibu hamil dan bersalin. Selain itu, Islam juga menjamin kesejahteraan masyarakat dengan berbagai mekanisme sehingga tercapai layanan kesehatan yang prima. Dengan demikian harapannya angka kematian ibu hamil dan bersalin bisa menurun drastis.
Oleh: Puji Yuli
Sahabat Tinta Media