Dr. Erwin: Agar Tidak Liar, Kemajuan Teknologi Harus Dikontrol dengan Islam
Tinta Media - Direktur Pusat Analisis Kebijakan Strategis (PAKTA) Dr. Erwin Permana menegaskan, kemajuan teknologi harus dikontrol dengan Islam agar tidak menjadi liar.
“Kemajuan teknologi itu harus dikontrol dengan Islam,” tegasnya dalam program Diskusi PAKTA bertema Jokowi: Sulitnya Mencari Kerja, S2 Jadi Tukang Sapu; Lho Sing Presiden Sopo To? Di kanal YouTube PAKTA Channel, Senin (3/7/2023).
Karena, menurutnya hanya Islam yang mampu mengontrol kemajuan teknologi itu sehingga tidak menjadi liar dan tidak menimbulkan eksploitasi manusia atas manusia. “Sehingga kemajuan teknologi itu tidak menjajah,” ucapnya.
Ia menerangkan bahwa kemajuan teknologi sekarang ini membuat orang menjadi mudah menjajah.
“Mudah orang mengambil data, mudah negara mengekspansi negara yang lain, mudah negara mengeksploitasi kekayaan alam negara yang lain. Bahkan, begitu mudah manusia untuk mengeksploitasi manusia yang lain,” terangnya.
Erwin menjelaskan, dengan paradigma pendidikan sekuler yang liar (tak terikat dengan peraturan Islam) akhirnya membuat kemajuan teknologi menjadi tidak terkontrol.
”Kapitalisme sekuler memandang manusia itu sebagai bagian dari materi, maka yang terjadi adalah eksploitasi manusia atas manusia. Dan sistem pendidikan sekuler itu menjadi ekosistem yang turut merawat kapitalisme,” jelasnya.
Ia pun menuturkan, dengan paradigma sistem pendidikan Islam yang bertujuan membentuk kepribadian manusia dengan landasan keimanan kepada Allah SWT, maka ini akan mengintegrasikan ilmu yang dipelajari dengan persoalan-persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat, karena ilmu diciptakan (Allah) untuk menjawab berbagai macam persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat.
“Tapi secara umum, yang bisa mengakhiri ini semua adalah kita harus melakukan tobat pendidikan dan tobat sosial. Kita harus kembali kepada jalan yang hak, yakni jalan Islam,” tuturnya.
Kalau bicara hanya sebatas pengangguran yang tinggi, menurutnya ke depan bisa akan semakin parah situasinya dan semakin mengkhawatirkan.
“Nggak ada lagi yang bisa menyelamatkan dunia hari ini, termasuk dunia kerja dan juga dunia pendidikan, kecuali merujuk kembali kepada paradigma ideologi Islam,” pungkasnya mengakhiri. [] Muhar