Tinta Media: Kejahatan
Tampilkan postingan dengan label Kejahatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kejahatan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 08 Juli 2023

Pengamat: Amerika Gunakan Tentara Bayaran untuk Menghindar dari Hukum Internasional

Tinta Media - Pengamat Politik Internasional Farid Wadjdi, mengatakan, Amerika menggunakan tentara bayaran untuk menghindar dari hukum-hukum Internasional.

"Jadi ini adalah merupakan bagian dari kejahatan kapitalisme menggunakan tentara bayaran untuk menghindar dari hukum-hukum internasional," tuturnya dalam Kabar Petang: Kudeta Wagner Sandiwara? Di kanal Youtube Khilafah News, Jumat (30/6/2023).

Menurutnya, tentara bayaran ini sering melakukan tindakan-tindakan keji untuk menghindar dari tuntutan kejahatan kriminal yang dilakukan oleh negara Amerika.

“Salah satu tentara bayaran Amerika yang sangat terkenal itu adalah Blackwater Worldwide. Blackwater Worldwide ini digunakan oleh Amerika untuk membantu tentaranya melakukan tindakan-tindakan kejahatan Amerika seperti di Irak,” jelasnya.

Ia mengatakan, ada satu peristiwa, Blackwater Worldwide ini membantai 17 warga sipil Irak di daerah Nisour Square, Baghdad, terbunuh tanpa alasan. 

“Seperti penyiksaan-penyiksaan yang dilakukan oleh CIA. Itu banyak dilakukan di luar wilayah Amerika, bahkan di negara-negara represif. Itu merupakan bonekanya Amerika,” ungkapnya.

Farid mengungkap, banyak tahanan-tahanan yang dituduh sebagai teroris. "Mereka itu disiksa, di penjara-penjara di Mesir, penjara-penjara di Suriah misalkan, termasuk penjara Guantanamo Bay. Penjara Guantanamo Bay ini adalah penyiksaan di luar batas hukum Amerika," jelasnya. 

Sehingga, menurutnya, kalau ada Presiden atau siapapun dari pihak resmi Amerika yang memutuskan kebijakan untuk melakukan penyiksaan-penyiksaan itu, kalau itu dilakukan di wilayah di luar wilayah teritorial Amerika seperti Penjara Guantanamo Bay, maka akan terhindar dari hukum. "Jadi ini potret kejahatan kapitalisme,” pungkasnya. [] Abi Bharain



Sabtu, 22 April 2023

FDMPB: Islamofobia adalah Kejahatan Politik Barat

Tinta Media - Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra menegaskan bahwa Islamofobia adalah kejahatan politik barat. 

"Islamofobia bisa dikatakan sebagai kejahatan politik Barat dikarenakan permusuhan kepada islam," ujarnya kepada Tinta Media, Rabu (19/4/2023). 

Ia mengungkapkan berbagai tindakan barat yang anti islam terus dilakukan melalui berbagai strategi. "Narasi moderasi Islam justru dibuat sebagai pertanda bahwa Barat anti Islam. Program moderasi beragama disetting Barat sebagai upaya untuk menghadang kebangkitan islam," ungkapnya. 

Menurutnya, Islamofobia  itu lahir dari ideologi sekularisme. "Negara yang menerapkan sistem sekularisme  selalu menempatkan Islam sebagai halangan dan ancaman yang diwujudkan dengan berbagai kebijakan anti islam sebagaimana marak terjadi di Perancis dan negara lainnya," tuturnya. 

Ia mengutip teori Psikoanalisa Freud yang menjelaskan bahwa phobia adalah pertahanan kecemasan yang disebabkan oleh impuls id yang ditekan. Kecemasan ini dialihkan dari impuls id yang ditakuti dan dipindahkan ke objek atau situasi yang memiliki koneksi dengannya. Inilah alur munculnya islamopobia di dunia saat ini. 

Dengan demikian, lanjutnya, Islamofobia telah menjadikan islam sebagai objek untuk menakut-nakuti masyarakat. "Islam  yang justru merupakan ajaran mulia dikonstruksi sedemikian rupa seolah sesuatu yang menyeramkan terus ditanamkan melalui impuls id masyarakat tanpa memberikan kesempatan kepada pikiran rasional untuk mengkajinya, maka lahirlah kondisi kejiwaan yang abnormal berupa Islamofobia," bebernya. 

Ia mengatakan, dalam konteks penyakit kejiwaan, maka yang salah bukanlah Islam, namun ketakutan dan kecemasan yang berlebihan inilah yang menjadi masalah dan harus disembuhkan. "Sebab phobia adalah penyakit kejiwaan yang harus disembuhkan dihilangkan oleh umat Islam," tuturnya. 

Menurutnya, ini adalah tantangan kesadaran bagi umat Islam dan dunia bahwa Islamofobia adalah proyek Barat untuk menghadang kebangkitan ideologi Islam di seluruh dunia. "Maka umat Islam harus tetap berjuang menegakkan Islam, tanpa ada takut sama sekali, dan melakukan berbagai dakwah penyadaran kepada umat Islam yang salah paham dan pahamnya salah atas Islam," pungkasnya. [] Robby Vidiansyah Prasetio

Sabtu, 18 Maret 2023

FAKKTA: Islam Akan Menghapus Sumber Kejahatan Money Laundering

Tinta Media - Peneliti Forum Analisis Kajian dan kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Ishak mengatakan, Islam akan menghapus  sumber-sumber kejahatan money laundering (pencucian uang).

 "Ketika Islam diterapkan maka sumber-sumber kejahatan money laundering tadi, misalnya sistem keuangan ribawi, sistem pasar modal kemudian asuransi, ini semua akan dihapuskan oleh Islam,” ujarnya pada kanal YouTube Khilafah Channel Reborn, sabtu (11/3/2023).

Menurutnya, ini bertentangan semua dengan Islam. "Kemudian praktek korupsi itu juga akan dikekang oleh Islam melalui hukum yang sangat keras supaya pejabat itu tidak melakukan kecurangan-kecurangan," ujarnya. 

Semua itu, lanjut Ishak, dibangun berdasarkan ketakwaan terhadap Allah SWT. "Kemudian mereka akan tunduk terhadap Allah SWT, disaat mereka ramai atau mereka sedang sendirian, karna penerapan syariat Islam ini bukan hanya untuk umat muslim saja tetapi untuk semua orang di muka bumi," tandasnya.[] Kang Apin Garut

Senin, 21 November 2022

Bagaimana Cara Negara Pancasila Menangani Kejahatan?

Tinta Media - Ditanya soal cara negara Pancasila menangani kejahatan, Direktur Indonesia Justice Monitor Agung Wisnuwardana menyampaikan tanggapannya.

"Kalau ditanya bagaimana cara negara Pancasila mengatasi kejahatan, ya enggak tahu. Saya ini terus terang saja," tuturnya kepada Tinta Media, Rabu (2/11/2022).

Karena konsep Pancasila, ia sendiri tidak mengerti. "Yang jelas kalau ada kejahatan-kejahatan itu penyelesaiannya dengan KUHP. Sedangkan KUHP itu sendiri adalah warisan Belanda. Itu sangat keliru," ujarnya. 

Menurutnya, berbagai kerusakan dan kejahatan yang terjadi saat ini karena diterapkannya sekularisme.

"Sehingga saya melihat, memang hari ini di negeri kita ini, kenapa muncul banyak kerusakan di mana-mana? Itu karena diterapkannya sekularisme yaitu pemisahan agama dengan kehidupan," ujarnya.

Sekularisme di bidang ekonomi itu melahirkan kapitalisme, lanjutnya, sekularisme di bidang politik itu melahirkan demokrasi yang anak turunnya itu namanya oligarki. Sekularisme di bidang sosial itu liberalisme. Kebebasan beragama dan kebebasan bertingkah laku itu terjadi di mana-mana. Dan itu nyata di depan mata kita.

Terakhir, ia memberikan permisalan bahwa  di Indonesia terjadi krisis yang disebabkan oleh kapitalisme, namun cara yang dipakai adalah kapitalisme juga, jadi sama-sama rusak.

"Indonesia misalnya sedang krisis. Solusi apa yang dipakai? Pasti solusi kapitalisme. Dan rata-rata hari ini orang bingung menyelesaikan. Karena memang problem kerusakan ekonomi hari ini kapitalisme kalau dikasih solusi kapitalisme juga kan sama rusaknya," pungkasnya.[] Nur Salamah

Jumat, 02 September 2022

Kapitalisme Mendorong Pejabat Membangun Mafia Kejahatan

Tinta Media - Banyak pejabat memiliki kekayaan fantastis dalam sistem kapitalis. Kekayaan negeri yang harusnya dinikmati oleh seluruh rakyat, faktanya hanya dikuasai segelintir orang saja. Kekayaan melimpah yang dimiliki selama menjabat diperoleh dengan cara yang tidak wajar. Jika dilogika, tidaklah mungkin seseorang memiliki kekayaan ratusan milyar hanya dengan gaji saja.

Jumlah kekayaan yang tidak wajar harusnya dipertanyakan dan wajib dijawab secara terbuka sebagai bentuk pertanggungjawaban seorang pejabat yang memiliki jabatan publik. Ini terkait dengan asal-muasal harta, apakah diperoleh dengan cara halal ataukah dengan menyalahgunakan jabatan. Jika tidak mampu menjawab sumber kejayaan yang tidak wajar tersebut, negara wajib menyita semua kekayaan dari sumber yang tidak wajar. 

Jika semua itu bisa dilakukan, negara tidak perlu lagi berh
utang. Dari satu orang pejabat saja bisa terkumpul jumlah kekayaan fantastis, apalagi jika ratusan pejabat yang memiliki kekayaan tidak wajar. 

Hal itu pernah dilakukan oleh Umar pada saat beliau diangkat menjadi khalifah. Belum lama menjabat, Umar menginspeksi kekayaan pejabat negara dan menyita harta yang didapat bukan dari gaji yang semestinya. Harta sitaan dikumpulkan di Baitul Mal untuk digunakan bagi kepentingan rakyat. (https://m-republika-co-id.)

Jika kita menginginkan hal tersebut terjadi di negeri ini, maka dibutuhkan seorang pemimpin yang tegas, cerdas, dan punya integritas yang berpihak pada rakyat, bukan oligarki, agar negeri ini bisa keluar dari berbagai masalah ekonomi yang membelit.

Negeri yang kita cintai ini bisa keluar dari jeratan utang riba jika para pejabat amanah, tidak korup, tidak menggarong uang rakyat. 

Namun, semua itu mustahil bisa diwujudkan jika kita masih menerapkan sistem kapitalis sekuler. Sekularisme adalah biang masalah, yang menghalangi adanya solusi tuntas untuk semua masalah. Seperti yang terjadi saat ini, dosa besar seperti riba dihalalkan, bahkan menjadi pilar perekonomian negara. Sebaliknya, kewajiban menutup aurat dihalang-halangi, bahkan dianggap pemaksaan yang melanggar HAM. Virus sekularisme ingin menghilangkan agama dari kehidupan umat. 

Kapitalisme menciptakan pejabat yang korup dan pemimpin yang rakus dan serakah. Manusia bersikap kerdil dan kering dari nilai-nilai agama sehingga membawa kerusakan di muka bumi. 

Sistem kapitalis hanya ingin melanggengkan kekuasaan, agar bisa membangun dinasti yang terus bisa berkuasa, meskipun harus mengorbankan rakyat yang dipimpinnya. 

Kapitalisme telah mendorong banyak pejabat memperkaya diri sendiri. Jabatan dianggap kesempatan untuk korupsi dan membangun kerajaan dengan bisnis haram, tanpa bisa terjerat hukum. Mereka merasa paham, banyak celah hukum dalam sistem demokrasi yang bisa dimainkan oleh pemegang kekuasaan. Akan tetapi, mereka lupa bahwa ada yang lebih berkuasa. Dialah Tuhan Yang Mahakuasa, yang bisa begitu mudahnya mencabut kekekuasan dari siapa saja yang Dia kehendaki dan menggunakan siapa saja yang Dia kehendaki.

Kasus Ferdi Sambo harusnya menjadi pelajaran bagi kita dan berpikir ulang, untuk apa jabatan tinggi dan harta melimpah jika harus berakhir dengan kehinaan, hidup sengsara di dunia dalam kesesatan yang nyata. Itu baru azab pedih yang diterima di dunia, belum azab di akhirat yang tentunya lebih berat. Sementara, hukuman yang menimpa di dunia tidak bisa menghapus azab berat yang akan diterima kelak nanti di akhirat nanti.  

Sangat rugi, karena milyaran kekayaan tidak bisa dinikmati, hanya disimpan dan menjadi kebanggaan. Mereka menyimpan kebusukan, sehingga tidak bisa berjalan pada jalan yang lurus sesuai dengan tujuan hidup yang benar. Mereka hidup resah dan gelisah karena telah menyimpan kebusukan dan dosa besar dari bisnis haram. 

Meskipun jabatan tinggi sudah diraih, dan limpahan kekayaan bisa memenuhi keinginan hati,  kebahagiaan hakiki tidak bisa dirasakan karena sudah menyimpang dari tujuan hidup yang benar. Orang seperti itu akan berakhir dengan kehinaan karena menolak diatur dengan syariat Allah. 

Menghilangkan Tuhan dari hati, akan membuat seseorang jauh dari cahaya dan petunjuk-Nya. Segala cara dilakukan untuk meraih apa yang diinginkan, meskipun haram. Seorang pejabat tidak hanya melakukan kesalahan sendiri, bahkan tidak disadari mendorong yang lain melakukan kesalahan yang sama. Tidak disadari bahwa dia sudah menciptakan jejak-jejak keburukan yang diikuti oleh orang lain. Ini adalah ujian berat bagi pejabat dalam sistem kapitalisme, kerena mereka tidak hanya menanggung dosa atas kesalahannya, tetapi juga membuat orang lain terjerat dalam kesalahan tersebut.

Memang sulit, menumbuhkan kebaikan dalam sistem sekuler, seperti halnya tanaman yang sulit untuk tumbuh dalam tanah tandus. 

Dari sini jelas, berbagai masalah sulit diatasi karena kita menolak penerapan aturan dari al-Khalik.
Kita berharap pintu berkah langit dan bumi terbuka lebar untuk penduduk suatu negeri yang beriman dan bertakwa, tetapi tidak menerapkan Islam secara kaffah dalam kehidupan nyata. 

Karena itu, kita harus kembali pada sistem yang sempurna dan paripurna tersebut, agar bibit kebaikan yang tersebar bisa tumbuh subur, keburukan dan kejahatan akan terkikis habis. Ini  karena hukum yang diberlakukan sangat tegas dan keras sehingga memberi efek jera bagi pelaku kejahatan. Hukum juga menjadi penghapus dosa bagi mereka yang bertaubat dan menyadari kesalahan.

Sungguh sistem Islam akan membangun kehidupan ideal yang membawa keadilan dan kesejahteraan bagi semua orang. 

Sistem Islam akan melahirkan pemimpin yang beriman dan bertakwa, yang terjaga dari keinginan untuk menyalahgunakan jabatan demi memperkaya diri sendiri. Mereka peduli dan ikhlas mengurusi urusan rakyat. Itulah hakekat politik dalam sistem Islam. Sementara, rakyat peduli dengan ikut mengoreksi pemimpin yang melanggar aturan dan menyimpang dari jalan yang lurus. Inilah bukti cinta mereka pada pemimpin.

Tidakkah kita yakin bahwa Islam diturunkan oleh Pencipta manusia untuk memperbaiki kondisi yang rusak? Allah Swt. Mahasempurna dan Maha Mengetahui aturan terbaik bagi manusia, yang menjadi solusi fundamental untuk seluruh masalah kehidupan. Impitan utang akan segera terselesaikan jika kita mau kembali pada aturan yang benar. Kezaliman dan kemaksiatan tidak lagi punya tempat dan akan hancur karena para pejabat dan penduduknya amanah, beriman, dan bertakwa. Pertolongan Allah akan segera datang dan kita sambut kemenangan serta kejayaan Islam dengan bacaan tasbih dan tahmid untuk mensucikan dan memuji nama-Nya. Sungguh kehidupan islami adalah gambaran kehidupan ideal bagi seluruh umat manusia.

Oleh: Mochamad Efendi
Sahabat Tinta Media 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab