Kejahatan Pada Anak, Hanya Islam Solusinya
Tinta Media - Adalah jaminan keamanan dalam kehidupan saat ini sangat diperlukan oleh masyarakat. Pasalnya, perubahan zaman dari transformasi dan kemajuan teknologi, gaya hidup, pendidikan, sosial kemasyarakatan, kini menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi, terutama bagi anak-anak dan generasi.
Fakta di lapang menunjukkan bahwa saat ini hampir tidak ada tempat yang aman bagi anak-anak. Berbagai tindak kejahatan seolah siap menerkam mereka. Seperti beberapa waktu yang lalu, seorang siswi Taman Kanak-kanak (TK) di Mojokerto diduga telah menjadi korban pemerkosaan tiga anak Sekolah Dasar (SD) yang berusia delapan tahun. Hal ini membuat korban yang masih berusia lima tahun tersebut mengalami trauma berat karena mendapat perlakuan asusila secara bergiliran. Mirisnya, para pelaku adalah orang orang dekat yang mengenal keseharian korban. (Liputan 6.com, 20/1/2023).
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Mojokerto Ajun Komisaris Polisi Gondam Prienggondhani membenarkan bahwa pihaknya tengah menangani dan menyelidiki kasus tersebut.
Peristiwa ini menjadi alarm bagi kita, terutama orang tua untuk bisa maksimal menjaga anak-anak dari segala bentuk tindak kekerasan. Kalau kita perhatikan, sesungguhnya kasus kekerasan yang dilakukan dan terjadi pada anak sangat dipengaruhi oleh pola asuh anak dalam keluarga. Pola asuh keluarga yang buruk akan melahirkan pola tindakan yang buruk dan sebaliknya.
Pendidikan di sekolah pun sangat berpengaruh, terlebih saat ini porsi pendidikan agama sangat terbatas. Akhirnya akidah dan akhlak kurang tertanam dalam setiap jiwa generasi. Hasilnya bisa kita lihat, saat ini generasi kita, termasuk anak-anak sedang mengalami krisis moral.
Namun, yang tak kalah penting dari semua itu adalah peran negara dalam mengayomi masyarakat, terutama memberikan jaminan keamanan agar masyarakat merasa tenang dan nyaman. Negara juga memiliki kewajiban untuk memberikan edukasi bagi seluruh rakyatnya.
Namun, saat ini kita hidup dalam sistem buruk yang dari sekularisme liberalisme yang menjauhkan agama dari kehidupan. Fakta ini juga menunjukkan bahwa betapa buruknya penjagaan negara terhadap masa depan generasi. Kemudahan akses media sosial memberikan serta aturan yang tidak jelas dan tegas juga turut andil dalam menciptakan kerusakan ini.
Maka, keluarga, masyarakat, lembaga pendidikan, dan negara harus bersinergi, bahu-membahu untuk mengatasi masalah ini. Karena sudah jelas bahwa penyebab utamanya adalah sistem kehidupan yang sedang diterapkan saat ini, yaitu sekularisme kapitalisme, maka harus ada perubahan mendasar, yaitu dengan menerapkan Islam secara kaffah.
Dengan berbasis pada akidah, Islam mampu mewujudkan perlindungan hakiki bagi masyarakat, terutama anak-anak.
Dari sini, akan lahir generasi mulia pencetak peradaban gemilang sebagai khairu ummah (ummat terbaik).
Wallahu'alam bishshawab.
Oleh: Avin
Muslimah Jember