Tinta Media: Keikhlasan
Tampilkan postingan dengan label Keikhlasan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keikhlasan. Tampilkan semua postingan

Selasa, 31 Januari 2023

Saat Keikhlasan Kita Diuji, Teruslah Berbuat Kebaikan

Tinta Media - Tidak selamanya berbuat baik mendapat respon positif, bahkan tidak jarang cibiran dan cacian kita dapatkan, meskipun niat kita baik. Haruskah kita berhenti berbuat kebaikan, atau menganggap kata yang menyakitkan sebagai ujian keikhlasan? 

Jika kita ikhlas, pengakuan manusia atas kebaikan yang kita lakukan tidaklah penting. Pujian tidak membuat kita melambung sehingga bisa membelokkan niat ikhlas. Sebaliknya, cibiran dan cacian tidak akan bisa menghentikan langkah kaki dan tangan untuk terus istikamah berbuat kebaikan. 

Teruslah berbuat kebaikan, meskipun banyak ujian yang mencoba untuk menghentikan. Tidak usah enggan untuk melanjutkan niat tulus dalam menghiasi hidup ini dengan jejak-jajak kebaikan agar kita tidak merugi. Semua itu menjadi bekal kita nanti saat harus kembali menghadap Allah Swt. 

Setiap orang bisa melakukan kebaikan selama ada kemauan dan ikhtiar karena Allah tidak membebani hamba-Nya di luar batas kemampuannya. Berbuat kebaikan tidak harus dengan materi atau uang yang mungkin kita tidak sanggup untuk melakukannya. 

Kalaupun ingin berinfak dengan harta, lakukan sebatas kemampuan. Walaupun mungkin bagi orang lain tidak berarti, tetapi sangat bernilai. Ketika kita rela menginfakkan harta terbaik yang kita miliki, insyaallah itu sangat bernilai di hadapan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Yakinlah, tidak ada kebaikan yang sia-sia, bahkan sebesar biji zahra, jika kita ikhlas melakukan.

Kebaikan tidak selalu harus dalam bentuk materi. Kita bisa berbuat kebaikan dengan tenaga dan pikiran. Saat ada tetangga yang butuh bantuan, kemudian kita ringan tangan untuk membantu karena Allah, semua akan dicatat sebagai kebaikan. Begitu pula saat ada teman yang datang dengan berbagai masalah, kita ikhlas untuk ikut memikirkan solusinya sesuai Islam, ini akan menjadi amalan kebaikan yang tidak akan sia-sia di hadapan Allah Swt., meskipun tidak semua orang suka dengan apa yang kita lakukan. Mari terus melakukan kebaikan sesuai dengan ajaran Islam yang lurus dan mulia. Insyaallah, semua itu akan membawa kebaikan pada pelakunya, baik di dunia maupun di akhirat.

Balasan kebaikan tidak selalu dalam bentuk materi atau cuan. Karena itu, jangan dihitung secara matematis setiap kebaikan yang kita lakukan. Bahkan, munculnya pemikiran yang mengharapkan kebaikan dari apa yang kita lakukan akan menghilangkan keikhlasan. Karena itu, tidak jarang kita enggan melakukannya saat hati sudah tersakiti, merasa tidak mendapat balasan dari apa yang dilakukan. 

Teruslah berbuat kabaikan, meskipun tidak ada yang melihat dan juga tidak ada pengakuan dari manusia. Yakinlah, Allah Maha Melihat dan akan membalas setiap kebaikan yang kita lakukan. Sebaliknya, berhati-hatilah dengan keburukan yang telah kita sebar karena semua keburukan juga akan berbuah keburukan.

Istikamah berbuat kebaikan dengan landasan iman dan takwa adalah langkah yang lurus dan benar agar kita tidak termasuk orang-orang yang merugi. Hal ini diingatkan dalam Al-Qur'an surat al-Asr. Jangan lupa untuk saling mengingatkan dengan kebenaran Islam dan kesabaran. Jadilah orang-orang yang beruntung dengan mengikuti jalan lurus, jalan orang-orang yang telah diberi nikmat, bukan jalan yang sesat.

Jadi, apa pun yang kita lakukan harus dilandasi iman yang benar untuk menggapai rida-Nya. Lakukan mulai dari yang kecil yang kita mampu untuk melakukan. Pada hakekatnya, kebaikan yang kita lakukan akan kembali pada diri kita sendiri. 

Saat kita berbuat baik pada orang lain, ada rasa tentram dan senang mengalir di dalam hati. Sungguh itu adalah balasan langsung yang bisa kita rasakan saat melihat mereka tersenyum dan merasa senang. Tidak perlu ucapan terima kasih atau pujian.

Cukuplah balasan dari Allah, bukan dari manusia. Semua kebaikan yang tercipta membuat hidup berwarna dan penuh kebahagiaan. Tidak usah ragu, teruslah melakukan kebaikan dan tidak perlu berpikir balasan yang akan kita dapat. Namun sebaliknya, jangan merasa senang dan bangga sudah melakukan banyak keburukan, sesuatu yang dilarang dalam syariat Islam, karena semua jejak-jajak kejahatan dan kemaksiatan pasti akan berakibat buruk pada diri pelakunya. 

Berlomba-lomba melakukan kebaikan dan mencegah diri dari perbuatan yang dilarang dalam ajaran Islam adalah langkah cerdas untuk meraih kesuksesan hakiki dalam hidup. Capaian kebaikan yang tercipta akan berbuah manis dengan kebaikan pula, bahkan berlipat kebaikan bagi mereka yang yakin. 

Sebaliknya, stop melakukan keburukan karena jejak-jejak keburukan yang tercipta juga akan menghasilkan keburukan berupa adzab yang pedih baik di dunia maupun di akhirat jika kita tidak segera bertaubat dengan sebenar-benar penyesalan atas keburukan yang kita lakukan, kemudian berubah dengan meninggalkan semua hal yang buruk. 

Ujian keikhlasan adalah menahan diri untuk tidak menceritakan kebaikan yang sudah kita kerjakan, tidak juga menggerutu dan menyesal atas kebaikan yang kita kerjakan, tidak merasa sudah paling hebat dan banyak melakukan kebaikan. Semua yang kita lakukan bisa terwujud atas izin Allah. 

Mari istikamah dalam kebaikan, meskipun ujian keikhlasan akan terus mencoba menghentikan dan membisikkan rasa takabur dan riya' yang akan mengotori keikhlasan dalam menebar kebaikan di muka bumi ini. Teruslah ikhlas dalam beramal kebaikan atau kita tidak akan kuat, karena setan tidak akan berhenti untuk menggoda dan selalu membisikkan ke dalam hati kita agar kita tidak lagi ikhlas dalam beramal kebaikan. Menjadikan riya' sebagai landasan dalam beramal akan menghilangkan nilai ibadah dalam amalan kita.

Oleh: Mochamad Efendi
Sahabat Tinta Media

Saat Keikhlasan Kita Diuji, Teruslah Berbuat Kebaikan

Tinta Media - Tidak selamanya berbuat baik mendapat respon positif, bahkan tidak jarang cibiran dan cacian kita dapatkan, meskipun niat kita baik. Haruskah kita berhenti berbuat kebaikan, atau menganggap kata yang menyakitkan sebagai ujian keikhlasan? 

Jika kita ikhlas, pengakuan manusia atas kebaikan yang kita lakukan tidaklah penting. Pujian tidak membuat kita melambung sehingga bisa membelokkan niat ikhlas. Sebaliknya, cibiran dan cacian tidak akan bisa menghentikan langkah kaki dan tangan untuk terus istikamah berbuat kebaikan. 

Teruslah berbuat kebaikan, meskipun banyak ujian yang mencoba untuk menghentikan. Tidak usah enggan untuk melanjutkan niat tulus dalam menghiasi hidup ini dengan jejak-jajak kebaikan agar kita tidak merugi. Semua itu menjadi bekal kita nanti saat harus kembali menghadap Allah Swt. 

Setiap orang bisa melakukan kebaikan selama ada kemauan dan ikhtiar karena Allah tidak membebani hamba-Nya di luar batas kemampuannya. Berbuat kebaikan tidak harus dengan materi atau uang yang mungkin kita tidak sanggup untuk melakukannya. 

Kalaupun ingin berinfak dengan harta, lakukan sebatas kemampuan. Walaupun mungkin bagi orang lain tidak berarti, tetapi sangat bernilai. Ketika kita rela menginfakkan harta terbaik yang kita miliki, insyaallah itu sangat bernilai di hadapan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Yakinlah, tidak ada kebaikan yang sia-sia, bahkan sebesar biji zahra, jika kita ikhlas melakukan.

Kebaikan tidak selalu harus dalam bentuk materi. Kita bisa berbuat kebaikan dengan tenaga dan pikiran. Saat ada tetangga yang butuh bantuan, kemudian kita ringan tangan untuk membantu karena Allah, semua akan dicatat sebagai kebaikan. Begitu pula saat ada teman yang datang dengan berbagai masalah, kita ikhlas untuk ikut memikirkan solusinya sesuai Islam, ini akan menjadi amalan kebaikan yang tidak akan sia-sia di hadapan Allah Swt., meskipun tidak semua orang suka dengan apa yang kita lakukan. Mari terus melakukan kebaikan sesuai dengan ajaran Islam yang lurus dan mulia. Insyaallah, semua itu akan membawa kebaikan pada pelakunya, baik di dunia maupun di akhirat.

Balasan kebaikan tidak selalu dalam bentuk materi atau cuan. Karena itu, jangan dihitung secara matematis setiap kebaikan yang kita lakukan. Bahkan, munculnya pemikiran yang mengharapkan kebaikan dari apa yang kita lakukan akan menghilangkan keikhlasan. Karena itu, tidak jarang kita enggan melakukannya saat hati sudah tersakiti, merasa tidak mendapat balasan dari apa yang dilakukan. 

Teruslah berbuat kabaikan, meskipun tidak ada yang melihat dan juga tidak ada pengakuan dari manusia. Yakinlah, Allah Maha Melihat dan akan membalas setiap kebaikan yang kita lakukan. Sebaliknya, berhati-hatilah dengan keburukan yang telah kita sebar karena semua keburukan juga akan berbuah keburukan.

Istikamah berbuat kebaikan dengan landasan iman dan takwa adalah langkah yang lurus dan benar agar kita tidak termasuk orang-orang yang merugi. Hal ini diingatkan dalam Al-Qur'an surat al-Asr. Jangan lupa untuk saling mengingatkan dengan kebenaran Islam dan kesabaran. Jadilah orang-orang yang beruntung dengan mengikuti jalan lurus, jalan orang-orang yang telah diberi nikmat, bukan jalan yang sesat.

Jadi, apa pun yang kita lakukan harus dilandasi iman yang benar untuk menggapai rida-Nya. Lakukan mulai dari yang kecil yang kita mampu untuk melakukan. Pada hakekatnya, kebaikan yang kita lakukan akan kembali pada diri kita sendiri. 

Saat kita berbuat baik pada orang lain, ada rasa tentram dan senang mengalir di dalam hati. Sungguh itu adalah balasan langsung yang bisa kita rasakan saat melihat mereka tersenyum dan merasa senang. Tidak perlu ucapan terima kasih atau pujian.

Cukuplah balasan dari Allah, bukan dari manusia. Semua kebaikan yang tercipta membuat hidup berwarna dan penuh kebahagiaan. Tidak usah ragu, teruslah melakukan kebaikan dan tidak perlu berpikir balasan yang akan kita dapat. Namun sebaliknya, jangan merasa senang dan bangga sudah melakukan banyak keburukan, sesuatu yang dilarang dalam syariat Islam, karena semua jejak-jajak kejahatan dan kemaksiatan pasti akan berakibat buruk pada diri pelakunya. 

Berlomba-lomba melakukan kebaikan dan mencegah diri dari perbuatan yang dilarang dalam ajaran Islam adalah langkah cerdas untuk meraih kesuksesan hakiki dalam hidup. Capaian kebaikan yang tercipta akan berbuah manis dengan kebaikan pula, bahkan berlipat kebaikan bagi mereka yang yakin. 

Sebaliknya, stop melakukan keburukan karena jejak-jejak keburukan yang tercipta juga akan menghasilkan keburukan berupa adzab yang pedih baik di dunia maupun di akhirat jika kita tidak segera bertaubat dengan sebenar-benar penyesalan atas keburukan yang kita lakukan, kemudian berubah dengan meninggalkan semua hal yang buruk. 

Ujian keikhlasan adalah menahan diri untuk tidak menceritakan kebaikan yang sudah kita kerjakan, tidak juga menggerutu dan menyesal atas kebaikan yang kita kerjakan, tidak merasa sudah paling hebat dan banyak melakukan kebaikan. Semua yang kita lakukan bisa terwujud atas izin Allah. 

Mari istikamah dalam kebaikan, meskipun ujian keikhlasan akan terus mencoba menghentikan dan membisikkan rasa takabur dan riya' yang akan mengotori keikhlasan dalam menebar kebaikan di muka bumi ini. Teruslah ikhlas dalam beramal kebaikan atau kita tidak akan kuat, karena setan tidak akan berhenti untuk menggoda dan selalu membisikkan ke dalam hati kita agar kita tidak lagi ikhlas dalam beramal kebaikan. Menjadikan riya' sebagai landasan dalam beramal akan menghilangkan nilai ibadah dalam amalan kita.

Oleh: Mochamad Efendi
Sahabat Tinta Media
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab