Tinta Media: Keberkahan
Tampilkan postingan dengan label Keberkahan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keberkahan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 31 Mei 2023

Begini Cara Meraih Kebangkitan dan Mewujudkan Keberkahan

Tinta Media - Aktivis Muslimah Ustadzah Ira Yuliana, S.Pd., M.Pd. mengungkap cara untuk meraih kebangkitan dan mewujudkan keberkahan di muka bumi.

"Untuk meraih kebangkitan dan mewujudkan keberkahan di muka bumi adalah dengan mengubah pemikiran," tuturnya dalam acara Majelis Mutiara Umat, Ahad (28/5/2023) di Masjid Jabal Arofah Batam.

Menurutnya, tidak ada cara lain untuk meraih kebangkitan secara totalitas, kecuali dengan mengubah pemikiran yang mendasar dan menyeluruh. "Yaitu dengan akidah yang benar," tegasnya.

Ustadzah Ira mengatakan bahwa esensi kebangkitan itu, saat seseorang memahami siapa dirinya, dimulai dari kemampuannya menjawab pertanyaan, dari mana saya, untuk apa saya diciptakan, dan akan kemana setelah mati.

Selain itu, Ustadzah Ira yang kerap disapa Kak Ira pun melanjutkan, bahwa kebangkitan dapat diraih tatkala, motivasi dan tujuan kebangkitan terukur dengan benar, baik secara individu, kelompok, dan bangsa.

Menurutnya, tatkala pemikiran Islam itu yang menjadi solusi dalam segala problematika kehidupan, maka kebangkitan itu dapat mewujudkan keberkahan bagi seluruh alam.
"Dengan pemikiran islam jugalah memandang kehidupan, sehingga terwujudlah peradaban kegemilangan islam", pungkasnya. [] Sunaini.

Selasa, 25 April 2023

Raihlah Kemuliaan dan Keberkahan Hanya dengan Islam

Tinta Media - Sobat. Bersegera menuju ketaatan itu mulia karena merupakan perbuatan terbaik dalam ketaatan dan menunaikan perintah. Selain bahwa dalam bersegera itu terkandung jaminan keamanan dari tertinggalnya ketaatan. Bersegera pada amal paling utama berada pada peringkat tertinggi kesegeraan. Mencurahkan tenaga untuk melakukan ketaatan adalah kemuliaan.

Allah SWT Berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱتَّقُواْ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ  
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali Imran (3) : 10)

Sobat. Diserukan kepada kaum Muslimin terutama kaum Aus dan Khazraj agar mereka tetap di Medinah, beriman, bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dengan memenuhi segala kewajiban takwa. Dengan mengerahkan segala daya dan kemampuan untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, secara keseluruhan, dan jangan mati, melainkan dalam keadaan memeluk agama Islam.

Allah SWT berfirman dalam QS. Fathir ayat 10:
مَن كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًاۚ إِلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهُۚ وَالَّذِينَ يَمْكُرُونَ السَّيِّئَاتِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌۖ وَمَكْرُ أُولَٰئِكَ هُوَ يَبُورُ  
 “Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. Dan rencana jahat mereka akan hancur.”(QS. Fathir (35) : 10)

Sobat. Pada ayat ini, Allah menerangkan bahwa barang siapa ingin mendapatkan kemuliaan di dunia dan di akhirat, hendaklah ia senantiasa taat kepada Allah karena semua kemuliaan baik di dunia maupun di akhirat adalah kepunyaan-Nya. Dialah yang menerima perkataan-perkataan yang baik seperti kalimat tauhid, zikir, membaca Al-Qur'an, dan lainnya, begitu pula amal-amal yang baik yang disertai dengan keikhlasan akan diberi pahala oleh Allah. 

Sesuatu amal, baik berupa perkataan maupun perbuatan, yang dilakukan tanpa keikhlasan tidak akan berpahala, bahkan akan mendapat azab karena dianggap mendustakan agama. Ibadah sholat, zakat, dan amal-amal baik yang lain apabila dilakukan dengan ria, yakni dikerjakan bukan untuk mencari keridaan Allah, tetapi mencari pujian atau ketenaran di masyarakat, tidak akan diterima oleh Allah. 

Firman Allah:
Maka celakalah orang yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat ria, dan enggan (memberikan) bantuan. (al-Ma'un/107: 4-7) 

Orang-orang yang merencanakan kejahatan terhadap orang-orang Islam, seperti merencanakan suatu hal yang akan menyebabkan mundurnya Islam atau kurang mendapat perhatian dari masyarakat dan lain-lain, akan mendapat siksa yang pedih di hari Kiamat dan rencana buruknya akan hancur tidak mencapai sasarannya seperti yang dialami orang-orang kafir Quraisy. Mereka dulu merencanakan akan menangkap Rasulullah saw lalu membunuh atau mengasingkannya di suatu tempat yang jauh dari tumpah darahnya, agar Islam menjadi lemah bahkan akan hilang lenyap di 
permukaan bumi.

Sobat. Rasulullah SAW bersabda, “Surga itu dikelilingi dengan hal-hal yang tak disukai dan neraka dikelilingi hal-hal yang menyenangkan.” Meninggalkan hal-hal yang menyenangkan karena Allah dan menanggung hal-hal yang tidak disukai karena Allah akan mendatangkan pahala sejauh kesusahan dan kelelahan dalam menanggung (hal-hal tak disukai) dan meninggalkan (hal-hal yang menyenangkan) itu.

Sobat.  Lakukan amal yang paling baik dan istiqomah. Rasulullah SAW bersabda, “Amal yang paling dicintai Allah adalah dilakukan terus-menerus meskipun sedikit.”
وَاتَّبِعُوا أَحْسَنَ مَا أُنزِلَ إِلَيْكُم مِّن رَّبِّكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَكُمُ الْعَذَابُ بَغْتَةً وَأَنتُمْ لَا تَشْعُرُونَ 
“Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya,” ( QS. Az-Zumar (39) : 55 )

Sobat. Bagi orang-orang yang menerima seruan ini dengan bertobat kepada Allah dan percaya dengan sepenuh hatinya kepada keluasan rahmat dan ampunan-Nya, Allah memerintahkan agar dia benar-benar kembali kepada jalan yang lurus yang telah dibentangkan-Nya, berserah diri kepada-Nya, dan bernaung di bawah lindungan-Nya. Di sisi Allah tersedia berbagai macam karunia dan nikmat yang akan dilimpahkan kepadanya, apabila ia telah insaf dan kembali menjadi hamba yang dimuliakan-Nya. 

Setiap orang berdosa hendaklah mengambil kesempatan baik ini dengan segera sebelum datang hari Kiamat di mana tobat dan penyesalan tidak akan diterima lagi. Janganlah kesempatan yang baik ini dibiarkan berlalu begitu saja karena yang akan rugi ialah orang yang tidak mengindahkannya. Dalam ayat lain, Allah berfirman:
 
Belum tibakah waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk secara khusyuk mengingat Allah dan mematuhi kebenaran yang telah diwahyukan (kepada mereka), dan janganlah mereka (berlaku) seperti orang-orang yang telah menerima kitab sebelum itu, kemudian mereka melalui masa yang panjang sehingga hati mereka menjadi keras. Dan banyak di antara mereka menjadi orang-orang fasik. (al-hadid/57: 16)

Sobat. Peluang emas yang dikaruniakan Allah hendaklah dimanfaatkan sebaik-baiknya sebelum tiba saat yang menentukan di mana pintu tobat telah tertutup rapat, yaitu pada saat ajal telah tiba atau pada saat hari Kiamat telah datang. Pada saat itu, tidak seorang yang durhaka pun yang dapat melepaskan diri dari siksaan Allah dan tak ada suatu makhluk pun yang dapat membela dan menghindarkannya dari azab itu. 

Sobat. Hendaklah dia benar-benar mengikuti dan mematuhi semua ajaran yang telah dijelaskan Allah dalam Al-Qur'an al-Karim untuk kebaikan dan kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat. Janganlah seseorang menunggu sampai besok untuk bertobat karena dia tidak mengetahui apakah ia akan hidup sampai besok. Mungkin seseorang berjanji kepada dirinya bahwa dia akan bertobat esok sore harinya, tetapi siapa tahu, belum lagi waktu sore datang dia sudah meninggal dan hilanglah kesempatan yang sangat berharga itu. 

Sobat. Keberkahan hidup itu hanya bisa diraih dengan Iman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ  

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf (7) : 96 )

Sobat. Dalam ayat ini diterangkan bahwa seandainya penduduk kota Mekah dan negeri-negeri yang berada di sekitarnya serta umat manusia seluruhnya, beriman kepada agama yang dibawa oleh nabi dan rasul terakhir, yaitu Nabi Muhammad saw dan seandainya mereka bertakwa kepada Allah sehingga mereka menjauhkan diri dari segala yang dilarangnya, seperti kemusyrikan dan berbuat kerusakan di bumi, niscaya Allah akan melimpahkan kepada mereka kebaikan yang banyak, baik dari langit maupun dari bumi. Nikmat yang datang dari langit, misalnya hujan yang menyirami dan menyuburkan bumi, sehingga tumbuhlah tanam-tanaman dan berkembang-biaklah hewan ternak yang kesemuanya sangat diperlukan oleh manusia. 

Di samping itu, mereka akan memperoleh ilmu pengetahuan yang banyak, serta kemampuan untuk memahami Sunnatullah yang berlaku di alam ini, sehingga mereka mampu menghubungkan antara sebab dan akibat. Dengan demikian mereka akan dapat membina kehidupan yang baik, serta menghindarkan malapetaka yang biasa menimpa umat yang ingkar kepada Alllah dan tidak mensyukuri nikmat dan karunia-Nya.

Apabila penduduk Mekah dan sekitarnya tidak beriman, mendustakan Rasul dan menolak agama yang dibawanya, kemusyrikan dan kemaksiatan yang mereka lakukan, maka Allah menimpakan siksa kepada mereka, walaupun siksa itu tidak sama dengan siksa yang telah ditimpakan kepada umat yang dahulu yang bersifat memusnahkan. 

Kepastian azab tersebut adalah sesuai dengan Sunnatullah yang telah ditetapkannya dan tak dapat diubah oleh siapa pun juga, selain Allah.

Sobat. Janji Allah SWT pada orang-orang yang beriman, bertakwa dan bertawakkal kepada-Nya : 1. Allah akan beri jalan keluar atau solusi. 2. Allah akan beri rezeki yang datangnya tidak disangka-sangka.3. Allah akan mudahkan segala urusannya. 4. Allah akan cukupi keperluannya. 5. Allah akan ampuni dan hapus segala dosa-dosanya dilipat gandakan pahalanya dan memasukkannya ke dalam surga.

Adapun akibat dosa dan maksiat : 1. Diharamkan memperoleh ilmu yang manfaat. 2. Diharamkan rezeki yang berkah. 3. Dipersulit urusannya. 4. Kegelapan dalam hati. 5. Memendekkan umur manusia dan menambah benih dosa lainnya.

Sobat. Kemuliaan rasa senang sesuai dengan kemuliaan apa yang disenangi. Tentu senang dengan karunia dan rahmat Allah adalah kesenangan paling utama.

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ  

“Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".( QS. Yunus (10) : 58 )

Sobat. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar mengatakan kepada umat-Nya bahwa rahmat Allah adalah karunia yang paling utama, melebihi keutamaan-keutamaan lain yang diberikan kepada mereka di dunia. Oleh sebab itu, Allah memerintahkan agar mereka bergembira dan bersyukur atas nikmat yang mereka terima, yang melebihi kenikmatan-kenikmatan yang lainnya.

Kegembiraan orang-orang mukmin karena berpegang teguh kepada Al-Qur'an digambarkan dalam ayat lain sebagai berikut:

Allah berfirman:
Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman. (ar-Rum/30: 4)

Dan firman-Nya:
Dan orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka bergembira de-ngan apa (kitab) yang diturunkan kepadamu (Muhammad). (ar-Rad/13: 36)

Dikatakan bahwa karunia Allah dan Rahmat-Nya lebih baik dari yang lain, yang dapat mereka capai, karena karunia Allah dan rahmat-Nya yang terpancar dari Al-Qur'an adalah kekal untuk mereka, sedangkan kenikmatan yang lain bersifat fana dan sementara, yang hanya dapat mereka rasakan selama mereka mengarungi kehidupan di dunia saja, apabila mereka kembali ke alam baka, kenikmatan yang dapat mereka kumpulkan di dunia itu tidak berguna lagi bagi mereka.

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku The Power of Spirituality. Sekjen Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Minggu, 19 Maret 2023

Taati Allah dan Rasul-Nya maka Keberkahan Didapat!

Tinta Media - Sobat. Setiap ilmu yang tidak sejalan dengan Al-Qurán dan Sunnah, atau tidak diambil dari kandungan keduanya, atau tidak dapat dijadikan sarana untuk membantu dalam memahami keduanya, atau tidak bersandar kepada keduanya, apa pun bentuknya, ia adalah sebuah kekurangan, membahayakan, hina, dan bukan merupakan sebuah keutamaan. Bahkan dengan ilmu itu seorang manusia akan bertambah rendah dan hina di dunia dan di akherat.

Sobat. Takut terhadap kebesaran dan hisab Allah mengajak kita terus menerus beramal dan menuntut ilmu, demi mendapatkan derajat kedekatan kepada Allah. Takut adalah cemeti Allah untuk meluruskan orang-orang yang menjauh dari pintu-Nya. 

وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكَ ٱلۡكِتَٰبَ بِٱلۡحَقِّ مُصَدِّقٗا لِّمَا بَيۡنَ يَدَيۡهِ مِنَ ٱلۡكِتَٰبِ وَمُهَيۡمِنًا عَلَيۡهِۖ فَٱحۡكُم بَيۡنَهُم بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُۖ وَلَا تَتَّبِعۡ أَهۡوَآءَهُمۡ عَمَّا جَآءَكَ مِنَ ٱلۡحَقِّۚ لِكُلّٖ جَعَلۡنَا مِنكُمۡ شِرۡعَةٗ وَمِنۡهَاجٗاۚ وَلَوۡ شَآءَ ٱللَّهُ لَجَعَلَكُمۡ أُمَّةٗ وَٰحِدَةٗ وَلَٰكِن لِّيَبۡلُوَكُمۡ فِي مَآ ءَاتَىٰكُمۡۖ فَٱسۡتَبِقُواْ ٱلۡخَيۡرَٰتِۚ إِلَى ٱللَّهِ مَرۡجِعُكُمۡ جَمِيعٗا فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمۡ فِيهِ تَخۡتَلِفُونَ  

“Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu, (QS. Al-Maidah (5) : 48)

Sobat. Setelah menerangkan bahwa Taurat telah diturunkan kepada Nabi Musa, dan kitab Injil telah diturunkan pula kepada Nabi Isa dan agar kedua kitab tersebut ditaati dan diamalkan oleh para penganutnya masing-masing. Pada ayat ini diterangkan bahwa Allah menurunkan Al-Qur'an kepada Nabi dan Rasul terakhir Muhammad saw. Al-Qur'an adalah Kitab Samawi terakhir yang membawa kebenaran, mencakup isi dan membenarkan Kitab suci sebelumnya seperti Taurat dan Injil. Al-Qur'an adalah kitab yang terpelihara dengan baik, sehingga ia tidak akan mengalami perubahan dan pemalsuan. Firman Allah menegaskan:

(yang) tidak akan didatangi oleh kebatilan baik dari depan maupun dari belakang (pada masa lalu dan yang akan datang), yang diturunkan dari Tuhan Yang Mahabijaksana, Maha Terpuji. (Fussilat/41:42).

Al-Qur'an adalah kitab suci yang menjamin syariat yang murni sebelumnya, dan kitab suci yang berlaku sejak diturunkannya sampai hari kemudian. Oleh karena itu, wajib menghukumkan dan memutuskan perkara anak manusia sesuai dengan hukum yang telah diturunkan Allah, yang telah terdapat di dalam Al-Qur'an. Bukanlah pada tempatnya menuruti keinginan dan kemauan hawa nafsu mereka yang bertentangan dengan kebenaran yang dibawa oleh junjungan kita Nabi Muhammad saw.

Tiap-tiap umat diberi syariat (peraturan-peraturan khusus), dan diwajibkan kepada mereka melaksanakannya, dan juga mereka telah diberi jalan dan petunjuk yang harus dilaksanakan untuk membersihkan diri dan menyucikan batin mereka. Syariat setiap umat dan jalan yang harus ditempuh boleh saja berubah--ubah dan bermacam-macam, tetapi dasar dan landasan agama samawi hanyalah satu, yaitu tauhid.

Taurat, Injil, dan Al-Qur'an, masing-masing mempunyai syariat tersendiri, yang berisi ketentuan-ketentuan hukum halal dan haram, sesuai dengan kehendak-Nya untuk mengetahui siapa yang taat dan siapa yang tidak. Firman Allah:

Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Aku, maka sembahlah Aku. (al-Anbiya'/21:25).

"Dan sungguh, Kami telah mengutus rasul pada setiap umat (untuk menyerukan)," Sembahlah Allah, dan jauhilah thagut." (an-Nahl/16:36).

Sekiranya Allah menghendaki, tentulah Dia dapat menjadikan semua manusia hanya dengan satu syariat dan satu macam jalan yang akan ditempuh dan diamalkan mereka sehingga dari zaman ke zaman tidak ada peningkatan dan kemajuan, seperti halnya burung atau lebah, kehendak Allah tentu akan terlaksana dan tidak ada kesulitan sedikit pun, karena Allah kuasa atas segala sesuatu. Tetapi yang demikian itu tidak dikehendaki oleh-Nya. Allah menghendaki manusia itu sebagai makhluk yang dapat mempergunakan akal dan pikirannya, dapat maju dan berkembang dari zaman ke zaman. Dari masa kanak-kanak ke masa remaja meningkat jadi dewasa dan seterusnya.

Demikianlah Allah menghendaki dan memberikan kepada tiap-tiap umat syariat tersendiri, untuk menguji sampai di mana manusia itu dapat dan mampu melaksanakan perintah Allah atau menjauhi larangan-Nya, sebagaimana yang telah ditetapkan di dalam kitab samawi-Nya, untuk diberi pahala atau disiksa. Oleh karena itu seharusnyalah manusia berlomba-lomba berbuat kebaikan dan amal saleh, sesuai dengan syariat yang dibawa oleh nabi penutup rasul terakhir Muhammad saw. Syariat yang menggantikan syariat sebelumnya, untuk kepentingan dunia dan kebahagiaan di akhirat kelak.

Pada suatu waktu nanti, mau tak mau manusia akan kembali kepada Allah memenuhi panggilan-Nya ke alam baka. Di sanalah nanti Allah akan memberitahukan segala sesuatu tentang hakikat yang diperselisihkan mereka. Orang yang benar-benar beriman akan diberi pahala, sedang orang-orang yang ingkar dan menolak kebenaran, serta menyeleweng tanpa alasan dan bukti, akan diazab dan dimasukkan ke dalam neraka.

قَالَ ٱهۡبِطَا مِنۡهَا جَمِيعَۢاۖ بَعۡضُكُمۡ لِبَعۡضٍ عَدُوّٞۖ فَإِمَّا يَأۡتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدٗى فَمَنِ ٱتَّبَعَ هُدَايَ فَلَا يَضِلُّ وَلَا يَشۡقَىٰ 

Allah berfirman: "Turunlah kamu berdua dari surga bersama-sama, sebagian kamu menjadi musuh bagi sebagian yang lain. Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yang mengikut petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (QS. Thaha (20) : 123 )

Sobat. Bukan saja Adam yang harus turun ke bumi tetapi Iblis musuh yang memperdayakannya harus turun pula ke dunia. Kedua jenis makhluk ini akan menjadi musuh satu sama lain, permusuhan Iblis terhadap manusia adalah permusuhan yang abadi dan berkesinambungan sampai datangnya hari Kiamat. Iblis akan selalu berusaha menyesatkan manusia dari jalan yang benar dengan berbagai macam tipu dayanya. 

Oleh sebab itu Allah mengingatkan kepada anak cucu Adam agar ia selalu waspada terhadap musuh utamanya itu. Apabila telah datang petunjuk dari Tuhan dengan perantaraan nabi dan rasul-Nya maka hendaklah manusia mengikuti petunjuk seperti yang diajarkan rasul. Dengan demikian dia tidak akan tersesat dan tidak akan celaka. Ibnu Abbas berkata mengenai ayat ini bahwa Allah melindungi orang-orang yang mengikuti ajaran Al-Qur'an dari kesesatan di dunia dan dari kecelakaan dan malapetaka di akhirat. 

Dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah bersabda, "Siapa yang mengikuti kitabullah, Allah akan memberikan petunjuk kepadanya untuk menghindari kesesatan di dunia dan memeliharanya dari keburukan hisab pada hari Kiamat." (Riwayat Ibnu Abi Syaibah dan ath-Thabrani)

Allah SWT berfirman :

وَمَآ أُمِرُوٓاْ إِلَّا لِيَعۡبُدُواْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ حُنَفَآءَ وَيُقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُواْ ٱلزَّكَوٰةَۚ وَذَٰلِكَ دِينُ ٱلۡقَيِّمَةِ  

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” ( QS. Al-Bayyinah (98) : 5 )

Sobat. Karena adanya perpecahan di kalangan mereka, maka pada ayat ini dengan nada mencerca Allah menegaskan bahwa mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah-Nya. Perintah yang ditujukan kepada mereka adalah untuk kebaikan dunia dan agama mereka, dan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 

Mereka juga diperintahkan untuk mengikhlaskan diri lahir dan batin dalam beribadah kepada Allah dan membersihkan amal perbuatan dari syirik sebagaimana agama yang dibawa oleh Nabi Ibrahim yang menjauhkan dirinya dari kekufuran kaumnya kepada agama tauhid dengan mengikhlaskan ibadah kepada Allah. Ikhlas adalah salah satu dari dua syarat diterimanya amal, dan itu merupakan pekerjaan hati. Sedang yang kedua adalah mengikuti sunah 

Rasulullah. Allah berfirman:
 
Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), "Ikutilah agama Ibrahim yang lurus." (an-Nahl/16: 123)
Firman-Nya yang lain:
Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus dan muslim. (Ali 'Imran/3: 67)

Mendirikan salat dalam ayat ini maksudnya adalah mengerjakannya terus-menerus setiap waktu dengan memusatkan jiwa kepada kebesaran Allah, untuk membiasakan diri tunduk kepada-Nya. Sedangkan yang dimaksud dengan mengeluarkan zakat yaitu membagi-bagikannya kepada yang berhak menerimanya sebagaimana yang telah ditentukan oleh Al-Qur'anul Karim.

Keterangan ayat di atas tentang keikhlasan beribadah, menjauhkan diri dari syirik, mendirikan salat, dan mengeluarkan zakat, adalah maksud dari agama yang lurus yang tersebut dalam kitab-kitab suci lainnya. 

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana Universitas Islam Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Minggu, 11 Desember 2022

Kemaksiatan Menghapus Keberkahan

Tinta Media - Sobat. Sebuah atsar yang dikemukakan oleh Imam Ahmad dalam kitabnya Az-Zuhd bahwa Allah Berfirman : “Sesungguhnya jika Aku ditaati maka aku menjadi ridha. Jika Aku ridha maka aku akan memberi keberkahan, sedangkan keberkahan-Ku tidak ada penghabisannya. Sebaliknya jika Aku didurhakai maka Aku akan murka. Jika Aku murka maka Aku akan melaknat, sedangkan laknatku berlaku sampai tujuh turunan.”

Sobat. Keluasan rezeki dan umur bukanlah karena banyak dan panjangnya umur. Bukan pula karena banyaknya bulan atau tahun. Akan tetapi, semuanya adalah karena berkah yang diperoleh.

وَأَلَّوِ ٱسۡتَقَٰمُواْ عَلَى ٱلطَّرِيقَةِ لَأَسۡقَيۡنَٰهُم مَّآءً غَدَقٗا لِّنَفۡتِنَهُمۡ فِيهِۚ وَمَن يُعۡرِضۡ عَن ذِكۡرِ رَبِّهِۦ يَسۡلُكۡهُ عَذَابٗا صَعَدٗا 

"Dan bahwasanya: jikalau mereka tetap berjalan lurus di atas jalan itu (agama Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezeki yang banyak). Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya. Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan Tuhannya, niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat. (QS. Al-Jinn (72) : 16-17 )

Sobat. Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan bahwa siapa saja di antara manusia atau jin yang tetap berpegang dan menjalankan ketentuan-ketentuan Islam, Allah akan melapangkan rezekinya serta memudahkan semua urusan dunia mereka.
Dalam rangka melapangkan rezeki, Allah mengungkapkannya dengan kata "air yang segar", karena air itu adalah sumber kehidupan. Banyak air berarti kebahagiaan yang luas. Firman Allah:
 
Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi. (al-A'raf/7: 96)

Sobat. Allah menjelaskan dalam ayat ini bahwa mereka diberi kelapangan hidup untuk menguji dan mengamati siapa di antara mereka yang mensyukuri nikmat-Nya dan siapa pula yang mengingkarinya. Bagi yang mensyukurinya, Allah menyediakan balasan yang paling sempurna, dan bagi mereka yang mengingkari, Allah memberikan kesempatan dan mengundurkan siksa-Nya. Kemudian barulah Allah menjatuhkan azab-Nya. Dalam ayat yang lain, Allah berfirman:
 
Dan Aku memberi tenggang waktu kepada mereka. Sungguh, rencana-Ku sangat teguh. (al-Qalam/68: 45)

Selanjutnya Allah menjelaskan bahwa barang siapa yang berpaling dari Al-Qur'an dan petunjuk-Nya, tanpa mengikuti perintah-perintah-Nya serta tidak pula menjauhi larangan-larangan-Nya, Allah akan menyiksanya dengan azab yang paling dahsyat dan ia tidak dapat melepaskan diri daripada-Nya.

Sobat. Setiap kali seorang hamba berbuat maksiat, ia turun ke tingkatan yang lebih rendah, ia masih saja turun ke bawah sehingga ia menjadi bagian dari golongan yang terendah. Sebaliknya , jika ia melakukan ketaatan maka ia naik satu tingkatan. Dan, derajatnya masih terus meningkat sehingga termasuk ke dalam golongan illiyyin ( para hamba yang menempati derajat yang tinggi).

Sobat. Akibat buruk lainnya dari kemaksiatan adalah ia akan menghapuskan keberkahan umur, rezeki, ilmu dan keberkahan ketaatan. Secara umum, kemaksiatan itu akan menghapuskan keberkahan agama dan dunia. Maka engkau tidak akan mendapatkan keberkahan sedikit pun dari orang-orang yang berbuat maksiat, baik dari sisi agama maupun dunianya. Tidaklah keberkahan itu dihapuskan oleh Allah dari muka bumi melainkan karena adanya kemaksiatan-kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia.

Sobat. Umur seorang hamba itu adalah masa kehidupannya, sedangkan tidak ada kehidupan bagi orang yang berpaling dari Allah dan sibuk dengan selain-Nya. Bahkan kehidupan hewan saja bisa lebih baik daripada kehidupan manusia. Sesungguhnya kehidupan manusia tergantung kehidupan hati dan tuhnya. Tidak ada kehidupan bagi hatinya kecuali dengan mengenal Dzat yang telah menciptakannya, mencintai-Nya, beribadah hanya kepada-Nya semata, kembali ke jalan-Nya.

Barangsiapa yang kehilangan kehidupan ini maka ia kehilangan seluruh jenis kebaikan, sekalipun diganti dengan segala hal yang ada di dunia. Bahkan sebenarnya dunia ini seluruhnya tidak bisa dijadikan sebagai ganti dari jenis kehidupan ini. Dari segala sesuatu yang hilang dari seorang hamba, memang ada gantinya. Akan tetapi jika yang hilang darinya adalah Allah, tidak ada sesuatu pun yang bisa menjadi ganti.

Sobat. Segala sesuatu yang tidak untuk Allah maka keberkahannya tercabut. Karena sesungguhnya hanya Allahlah Dzat yang memberi keberkahan. Segala keberkahan itu berasal dari-Nya. Segala yang disandarkan kepada-Nya diberkahi, Firman-Nya diberkahi, Rasulu-Nya diberkahi, hamba-Nya yang beriman dan memberi manfaat kepada sesama juga diberkahi. Baitulharam diberkahi. Tempat anak panah-Nya di bumi, yaitu tanah Syam, adalah tanah yang penuh berkah.

۞إِنَّ ٱللَّهَ يُمۡسِكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ أَن تَزُولَاۚ وَلَئِن زَالَتَآ إِنۡ أَمۡسَكَهُمَا مِنۡ أَحَدٖ مِّنۢ بَعۡدِهِۦٓۚ إِنَّهُۥ كَانَ حَلِيمًا غَفُورٗا  

“Sesungguhnya Allah menahan langit dan bumi supaya jangan lenyap; dan sungguh jika keduanya akan lenyap tidak ada seorangpun yang dapat menahan keduanya selain Allah. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” ( QS. Fathir (35) : 41 )

Sobat. Allah melukiskan kebenaran dan keagungan kekuasaan-Nya. Dengan kekuasaan-Nya, langit tercipta tanpa tiang, dan gunung-gunung berdiri dengan kokoh. Allah menyebarkan makhluk melata (dabbah), manusia, dan hewan di atas bumi, seperti bunyi ayat:
 
Dia menciptakan langit tanpa tiang sebagaimana kamu melihatnya, dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi agar ia (bumi) tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembangbiakkan segala macam jenis makhluk bergerak yang bernyawa di bumi. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik. (Luqman/31: 10) 

Semuanya membuktikan kebesaran dan kekuasaan Allah Yang Mahaagung. Pengertian Allah menahan langit dan bumi ialah menahan langit itu dengan hukum gravitasi agar tidak guncang dan roboh, atau bergeser dari tempatnya. Allah memelihara dan mengawasi keduanya dengan pengawasan yang Dia sendirilah yang mengetahuinya. Semua benda-benda langit di jagat raya ini beredar menurut garis edarnya masing-masing. Para ahli ilmu astronomi dapat membuktikan bahwa tidak pernah terjadi benturan antara benda-benda angkasa itu satu dengan yang lain. Semuanya beredar menurut garis edarnya masing-masing. Keterangan lain yang menguatkan arti yang terkandung dalam ayat di atas yakni:
 
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah berdirinya langit dan bumi dengan kehendak-Nya. Kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari bumi, seketika itu kamu keluar (dari kubur). (ar-Rum/30: 25)

Kuatnya bangunan langit dan bumi itu sehingga tidak pernah mengalami kerusakan, keruntuhan, dan sebagainya adalah karena kekuasaan Allah juga. Jika Allah Yang Mahakuasa itu bermaksud menghancurkan bumi dan langit itu, tiada satu kekuatan pun dari makhluk yang sanggup mencegahnya. Demikianlah pula dijelaskan oleh ayat lain:
 
Tidakkah engkau memperhatikan bahwa Allah menundukkan bagimu (manusia) apa yang ada di bumi dan kapal yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. Dan Dia menahan (benda-benda) langit agar tidak jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sungguh, Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang kepada manusia. (al-hajj/22: 65)

Di samping sifat-Nya Yang Maha Perkasa itu, Allah juga mempunyai sifat rasa kasih sayang kepada hamba-Nya. Biarpun manusia di bumi ini kebanyakan kafir dan tidak mau tunduk pada pengajaran dan pedoman hidup menuju kesejahteraan dunia dan akhirat yang telah ditetapkan-Nya, namun azab dan murka Allah tiada segera diturunkan untuk menghukum kaum kafir dan pendurhaka. Kasih sayang Allah itu ialah selain menunda siksaan bagi orang kafir dan ingkar, juga sangat mudah memberi ampunan kepada siapa yang mau tobat dari segala kesalahannya, bagaimanapun besarnya perbuatan maksiat yang pernah dilakukannya. Allah Maha Perkasa, Maha Pengasih, dan Penyayang kepada seluruh hamba-Nya, baik terhadap orang mukmin maupun kafir.

Sobat. Dalam hadits yang diriwiyatkan oleh Tirmidzi disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ Dunia itu terlaknat, begitu juga apa saja yang ada di dalamnya; kecuali dzikir kepada Allah dan apa saja yang dicintai oleh Allah, serta orang yang berilmu atau yang sedang mempelajari ilmu.” ( HR Tirmidzi )

(Dr. Nasrul Syarif, M.Si. Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur)
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab