Tinta Media: Kebangkitan
Tampilkan postingan dengan label Kebangkitan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kebangkitan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 16 Februari 2024

Dalam Jejak Pustaka Ada Rumus Kebangkitan Umat


Tinta Media - Keberadaan suatu peradaban di masa lalu bisa diketahui melalui jejak sejarah yang ditinggalkannya. Setidaknya ada tiga jejak bukti keberadaan suatu peradaban di masa lalu, yakni pusara (makam, kuburan), pusaka (benda-benda peninggalan), dan pustaka (buku, tulisan). Dari ketiga jejak ini, pustaka memiliki nilai ganda bagi peradaban di masa depan, yakni sebagai kenangan sekaligus pelajaran berharga untuk mengulang kebangkitannya kembali. Sedangkan pusara dan pusaka, keduanya adalah kenangan dan selamanya hanya akan menjadi kenangan.

Keberadaan pusara (makam, kuburan), cukup hanya untuk membuktikan adanya para pelaku sejarah sebuah peradaban. Keberadaan benda-benda pusaka juga hanya cukup sebagai bukti karya-karya fisik dan kepemilikan para pelaku sejarah. Sementara itu, keberadaan pustaka bisa memberikan gambaran pemikiran, pola sikap, serta bentuk interaksi sosial dan politik para pelaku sejarah. 

Di titik inilah, pustaka mengandung nilai rumus kebangkitan peradaban. Sebab, fakta kebangkitan, termasuk juga kemundurannya, sangat bergantung pada pemikiran, kemudian memengaruhi pola sikap individu, serta pada akhirnya membentuk tatanan aturan interaksi sosial dan politik. 

Syekh Taqiyuddin An-Nabhani menyebut dan mengurai fakta kebangkitan ini dalam kitab an-Nizham al-Islam.
Dalam konteks peradaban Islam, banyak jejak kenangan pusara orang-orang hebat; makam para pemimpin, para ulama, para kesatria dan pahlawan jihad. Banyak pula jejak pusaka yang menggambarkan keadaan mereka secara sains dan teknologi; ada Masjid, istana, benteng, gedung-gedung, mesin teknologi, dan lain sebagainya. Masih banyak lagi jejak pustaka yang ditinggalkan melalui tangan-tangan pena para ulama.

Para ulama telah mengabadikan produk pemikiran yang dimiliki oleh umat di masa kejayaannya. Para ulama juga telah mengabadikan tentang bagaimana sikap dan sistem yang melingkupi kehidupan umat di masa kejayaannya. Semua itu tersimpan rapi dalam lembaran-lembaran tulisan kitab para ulama sebagai jejak pustaka yang sangat berharga bagi umat di masa depan.

Kenyataan sejarah memastikan bahwa umat Islam pernah memimpin peradaban dunia. Di masa itu, berbagai kebangkitan dan kemajuan terjadi di segala bidang kehidupan. Umat Islam benar-benar menjadi umat terbaik, umat nomor satu. Keadaannya persis dengan predikat yang diberikan Allah, yakni khairu ummah (umat terbaik) (QS Ali Imran [3]: 110). 

Sementara, kenyataan umat hari ini sangat jauh berbeda. Sebab, kini umat justru tertinggal dan terbelakang, bukan lagi umat terbaik. Dari sini bisa dipahami bahwa pasti ada suatu sebab perbedaan yang mengakibatkan perbedaan keadaan terjadi. Artinya, pasti ada sesuatu yang dimiliki oleh umat di masa lalu yang tidak dimiliki oleh umat sekarang sehingga kondisinya berbeda. Juga, pasti ada sesuatu yang dilakukan oleh umat di masa lalu yang itu tidak dilakukan oleh umat sekarang sehingga nasibnya berbeda. 

Lalu apa? Apa yang mereka miliki dan lakukan yang tidak ada pada umat sekarang?
Jawaban atas pertanyaan di atas terekam jelas dalam jejak pustaka umat. Bahwa umat Islam memiliki pemikiran yang satu, yakni pemikiran Islam yang murni tanpa noda dari pemikiran lain, mulai dari akidah hingga berbagai pemikiran cabang yang lahir darinya. 

Umat juga diatur dengan peraturan yang satu, yakni peraturan Islam tanpa bercampur dengan peraturan lain di luar Islam. Ringkasnya, umat Islam dahulu mereka memiliki pemikiran dan peraturan yang satu, yakni pemikiran dan peraturan Islam. Mereka akan bangkit dan meraih puncak kejayaannya selama dua hal ini masih melekat dalam diri dan interaksi umat.

Dua hal di atas (pemikiran dan peraturan) itulah yang hari ini tidak ada pada umat. Umat tidak lagi memiliki pemikiran Islam yang satu, setelah bercampur dengan pemikiran-pemikiran lain yang lahir dari akidah kufur, seperti sekularisme dan materialisme. 

Umat juga tidak lagi terikat oleh peraturan Islam yang satu, setelah mengambil dan menerapkan peraturan buatan manusia yang beragam mengikuti kepentingan hawa nafsunya. sehingga, sangat rasional bila umat hari ini tidak bangkit. Sebab, mereka membuang sebab-sebab kebangkitan dari diri mereka. Mereka meninggalkan pemikiran Islam yang satu sekaligus membuang sistem peraturan Islam yang satu.

Karena itu, bila ingin kembali bangkit, mengulang kejayaan sebagai umat terbaik, tiada jalan lain kecuali harus menghadirkan kembali sebab-sebab kebangkitan itu. Umat harus menghadirkan pemikiran Islam yang satu, lalu menerapkan sistem aturan Islam yang satu. Keduanya sempurna terwujud dalam sistem politik Islam, melalui tegaknya al-Khilafah. Maka, inilah saatnya untuk bangkit dengan mengambil pelajaran dari jejak pustaka umat masa lalu. It is time to be one ummah! []


Oleh: Meto Elfath 
(Dir. Pelita Tani Center)

Selasa, 13 Juni 2023

Kebangkitan Hakiki Tidak Lepas dari Peran Pemuda Islam

Tinta Media - Pemerhati Generasi Muda Ustaz Fery Anggriawan mengatakan sebagai Muslim tentunya tidak akan melepaskan kebangkitan itu dari peran para pemuda Islam. 

"Terkait kebangkitan, sebagai Muslim tentunya tidak akan melepaskan kebangkitan itu dari peran para pemuda Islam dalam meraih kebangkitan Islam yang hakiki," ujarnya, dalam Parenting School: Peran Pemuda Dalam Kebangkitan Hakiki, Sabtu (10/06/2023) di kanal Youtube Hidup Berkah. 

Ustaz Fery mengungkapkan seharusnya para pemuda punya peran penting dalam kebangkitan. Pemuda menjadi agen perubahan dalam perubahan umat Islam khususnya di negeri ini, dan juga kaum muslimin secara keseluruhan. 

Ia mengungkapkan beberapa cara pemuda untuk menjadi bagian dari mewujudkan kebangkitan yang Hakiki dalam Islam. Pertama,  menguatkan  atau mengokohkan keimanan Islam dan senantiasa istiqomah di dalam menjalankan syariat Islam. 

Kedua, sangat penting adalah mengkaji Islam sebagai ideologi. "Bukan hanya mengkaji Islam sebagai pengetahuan saja. Ketika Islam sudah menjadi ideologi maka segala aktivitas dikaitkan dengan Islam sebagai solusi," jelasnya. 

Ketiga, perlunya menjadi bagian dari pejuang syariat dan Islam kaffah itu sendiri dan jangan jadi penentangnya. 

"Tiga hal inilah yang dilakukan pada masa sekarang ini agar terwujud kebangkitan Islam," pungkasnya.[] Muhammad Nur

Rabu, 31 Mei 2023

Begini Cara Meraih Kebangkitan dan Mewujudkan Keberkahan

Tinta Media - Aktivis Muslimah Ustadzah Ira Yuliana, S.Pd., M.Pd. mengungkap cara untuk meraih kebangkitan dan mewujudkan keberkahan di muka bumi.

"Untuk meraih kebangkitan dan mewujudkan keberkahan di muka bumi adalah dengan mengubah pemikiran," tuturnya dalam acara Majelis Mutiara Umat, Ahad (28/5/2023) di Masjid Jabal Arofah Batam.

Menurutnya, tidak ada cara lain untuk meraih kebangkitan secara totalitas, kecuali dengan mengubah pemikiran yang mendasar dan menyeluruh. "Yaitu dengan akidah yang benar," tegasnya.

Ustadzah Ira mengatakan bahwa esensi kebangkitan itu, saat seseorang memahami siapa dirinya, dimulai dari kemampuannya menjawab pertanyaan, dari mana saya, untuk apa saya diciptakan, dan akan kemana setelah mati.

Selain itu, Ustadzah Ira yang kerap disapa Kak Ira pun melanjutkan, bahwa kebangkitan dapat diraih tatkala, motivasi dan tujuan kebangkitan terukur dengan benar, baik secara individu, kelompok, dan bangsa.

Menurutnya, tatkala pemikiran Islam itu yang menjadi solusi dalam segala problematika kehidupan, maka kebangkitan itu dapat mewujudkan keberkahan bagi seluruh alam.
"Dengan pemikiran islam jugalah memandang kehidupan, sehingga terwujudlah peradaban kegemilangan islam", pungkasnya. [] Sunaini.

Selasa, 10 Januari 2023

Menyongsong 2023 dengan Kebangkitan Generasi Islam

Tinta Media - "Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk menyongsong harapan dan peluang yang baru di 2023 untuk menuju Indonesia yang maju."

Panggalan kalimat ini ditulis Jokowi sebagai ucapan selamat tahun baru di akun Twitter resminya @jokowi. Dalam cuitan itu, Presiden Jokowi menanyakan masyarakat Indonesia terkait kejadian dan masalah yang dihadapi bangsa ini selama tahun 2022. (MediaIndonesia.Com)

Sepanjang tahun 2022, banyak kasus yang belum terselesaikan oleh pemerintah, apalagi masalah generasi muda yang banyak melakukan maksiat jumlahnya semakin meningkat. Ini seharusnya menjadi catatan tersendiri untuk problem generasi muda dan perlu lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah. 

Problem remaja seperti seks bebas, hamil di luar nikah, aborsi, narkoba, LGBT, bunuh diri, pembunuhan, bullying, krisis adab dan akhlak, dan masih banyak lagi. Ini menunjukkan potret generasi yang jauh dari harapan bangsa untuk menjadi negara dengan masa depan cerah. 

Apakah mungkin generasi muda yang seperti itu bisa membangkitkan sebuah negara? Jawabannya, sangat tidak mungkin. Pemuda yang lemah, baik fisik, mental, dan pemikiran akan membuat suatu negeri akan hancur. 

Kondisi generasi muda yang seperti itu merupakan akibat dari penerapan aturan kapitalis liberal yang menjadikan generasi rusak, yaitu dengan asas menjauhkan agama dari kehidupan, sehingga mereka bebas melakukan perbuatan atas kemauannya sendiri. Mereka tidak mau diatur dengan aturan Sang Pencipta. Inilah penyebab kehancuran yang sejati. 

Generasi jauh dari pemahaman yang benar tentang hakikat kehidupan. Tujuan yang dicapai hanya keuntungan dan kesenangan dunia, sehingga lupa akan tugas seorang pemuda sebagai agen peradaban. Mereka juga abai terhadap kondisi sekitar, apalagi memikirkan kondisi umat. 

Ini sangat berbeda dengan sistem Islam. Dalam sistem Islam, generasi dididik untuk membentuk kepribadian Islam yaitu membentuk pola pikir dan pola sikap sesuai dengan ideologi Islam. Mereka kuat dalam segala hal, baik mental, fisik, ataupun pemikiran. Mereka tidak mudah kalah dengan musuh-musuh Allah dan Rasul-Nya. 

Seperti Ali bin Abi Thalib, usia 9 tahun berani menggantikan posisi tidur Rasulullah yang akan dibunuh musuh. Mushab bin Umair menjadi duta dakwah yang diutus Rasulullah ke Madinah yang akhirnya berhasil menaklukan para pembesar di sana. Ini adalah capaian yang luar biasa, yaitu menjadi generasi yang taat kepada Allah dan juga berjuang menjadi bagian pengubah peradaban. 

Generasi yang seperti inilah yang diharapkan oleh negeri ini supaya menjadi negeri yang makmur dan maju, bebas dari penjajahan neoliberalisme Barat. Maka, selamatkan generasi kita di negeri ini dengan Islam. Hanya dengan aturan syariat Islam dalam bingkai khilafah, akan tercipta pemuda-pemuda yang tangguh dan cerdas. 

Wallahu a'lam bishowab.

Oleh: Shinta Putri
Muslimah Peduli Generasi

Rabu, 23 November 2022

Analis: Bangkitnya Taraf Berpikir, Itulah Kebangkitan Sejati

Tinta Media - Terkait meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Timur tahun 2022 yang berdasarkan itu lantas dijadikan penguat optimisme Jatim Bangkit, Analis Politik-Media dari Pusat Kajian dan Analisa Data (PKAD) Hanif Kristianto paparkan kebangkitan sebenarnya.

"Kebangkitan, sejatinya bagi manusia ialah bangkitnya taraf berpikir dari rendah ke tinggi," ujarnya kepada Tintamedia.web.id, Sabtu (19/11/2022).

Pasalnya, sambung Hanif, manusia memiliki kebutuhan dasar di antaranya sandang, pangan dan papan yang sejatinya harus ditanggung negara. "Termasuk pendidikan, keamanan, dan kesehatan yang bisa diakses gratis," tambahnya.

Tersiar kabar IPM di Provinsi Jatim tahun 2022 mengalami kenaikan hingga 0,61 poin (0,85 persen) menjadi sebesar 72,75 dari tahun sebelumnya.

Berbagai indikator pembentuk IPM dimaksud, baik indeks kesehatan, pendidikan, pengeluaran per kapita per tahun yang disesuaikan, umur harapkan hidup (UHH) bisa terbaca dari angka-angka yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik Jawa Timur.

Lantaran itu, merespons data dimaksud, Gubernur Khofifah pun optimis Jatim bisa bangkit lebih kuat ke depan. 

"Alhamdulillah, meskipun pandemi covid-19 masih melanda, tapi meningkatnya IPM Jatim ini menjadi penguat Optimisme Jatim Bangkit. Optimisme ini menjadi kekuatan dan semangat kita semua insya Allah kita bisa bangkit lebih kuat lagi ke depan," katanya di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Jumat (18/11/2022).

Namun terlepas itu, Hanif menekankan kembali bahwa kebangkitan hakiki bisa tercapai tatkala manusianya dididik dengan tsaqafah Islam yang notabene solusi untuk seluruh aspek kehidupan. "Di Jawa Timur akan muncul kebangkitan hakiki jika manusianya dididik dengan tsaqafah Islam yang menjadi solusi bagi kehidupan," tandasnya.

Lebih jauh, dengan bermodal tsaqafah dimaksud, manusia bisa mengetahui siapa _Rabbnya_ serta aturan mana yang semestinya diterapkan dalam kehidupan, mulai individu, keluarga, masyarakat hingga bernegara.

Makanya ia mendorong, bahwa dengan kebangkitan hakiki tersebut umat termasuk para penguasa menjadi lebih taat kepada syariat Allah SWT. "Untuk penguasa yang di pundak ada amanah, tunaikan kewajibanmu dan layani rakyatmu," pungkasnya mengimbau. [] Zainul Krian

Minggu, 20 November 2022

Urgensitas Kebangkitan Kesadaran Umat

Tinta Media - Sobat. Yang paling ditakutkan terjadi atas suatu umat, ialah bila umat tersebut kehilangan kesadaran. Hal ini sangat berbahaya karena umat bisa menjadi mangsa kaum munafik dan permainan kaum petualang. Tanpa kesadaran, umat gampang dipermainkan ke arah mana pun, patuh kepada siapa saja yang sedang berkuasa, dan diam seribu bahasa sekalipun ditindas dengan kejam.

Sobat. Kehilangan kesadaran mengakibatkan umat tidak dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya, tidak mampu membedakan antara kawan dan lawan, antara pemberi nasehat dan pengecoh. Tanpa kesadaran, mereka akan mudah tersandung batu secara berulang-ulang , tidak dapat mengambil pelajaran dari pengalaman, tidak cepat tanggap terhadap segala macam bencana yang menimpa, bahkan tetap percaya dan simpatik terhadap pembohong, penipu, dan otoriter yang egois.

Sobat. Tanpa kesadaran umat akan tetap meletakkan kepercayaan kepada penguasa dholim meskipun sudah nyata merugikan dan menimbulkan kerusakan.

Sobat. Sekali lagi saya ingatkan pada kita semua ketiadaan kesadaran umat itulah yang menyebabkan politikus menyeleweng dan pemimpin yang berkhianat berhasil melarikan diri. Para pemimpin dan kaum politisi yang demikian menjadi leluasa untuk melakukan penipuan, pengkhianatan, serta petualangan. Mereka inilah memanfaatkan kebodohan rakyat dan hilangnya kesadaran bangsa.

Sobat. Alam kemanusiaan yang luas kembali mengharapkan kebangkitan kalian wahai kaum muslimin, sebab Andalah yang dipilih Allah untuk memimpinnya , dan Andalah yang telah dipilih Allah untuk menurunkan Hidayat-Nya. Terutusnya Rasulullah Muhammad SAW adalah pembuka pintu masa baru dalam sejarah bangsa Anda dalam sejarah dunia seluruhnya. Juga sudah membuka zaman baru bagi hari depan anda sekalian dan juga hari depan dunia ini seluruhnya.

Sobat. Oleh karena itu, embanlah kembali tugas dakwah Islam yang sudah pernah kalian emban dahulu itu. Dan hendaklah kalian senantiasa siap mengorbankan segala-galanya untuk kepentingan dakwah, dan berjuanglah di jalan tempat berpijaknya para Nabi dan Rasul itu. Ingatlah selalu bahwa Allah telah berfirman melalui seorang Nabi dan Rasul yang mulia yang dilahirkan di tengah-tengah kamu:

وَجَٰهِدُواْ فِي ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦۚ هُوَ ٱجۡتَبَىٰكُمۡ وَمَا جَعَلَ عَلَيۡكُمۡ فِي ٱلدِّينِ مِنۡ حَرَجٖۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمۡ إِبۡرَٰهِيمَۚ هُوَ سَمَّىٰكُمُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ مِن قَبۡلُ وَفِي هَٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيۡكُمۡ وَتَكُونُواْ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِۚ فَأَقِيمُواْ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتُواْ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعۡتَصِمُواْ بِٱللَّهِ هُوَ مَوۡلَىٰكُمۡۖ فَنِعۡمَ ٱلۡمَوۡلَىٰ وَنِعۡمَ ٱلنَّصِيرُ 

“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.” (QS. Al-Hajj (22) : 78 )

Sobat. Dalam ayat ini Allah juga memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar berjihad di jalan Allah dengan sungguh-sungguh, semata-mata dilaksanakan karena Allah dan janganlah kaum Muslimin merasa khawatir dan takut kepada siapa pun dalam berjihad selain kepada Allah.

Ada empat macam jihad di jalan Allah yaitu:

1. Jihad dalam arti mempertahankan diri dari serangan musuh, sebagaimana firman Allah:
Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas. (al-Baqarah/2: 190)

2. Jihad dalam arti menegakkan agama Allah dan untuk meninggikannya, sebagaimana firman Allah:

Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (al- Anfal/8: 39)

3. Jihad dengan arti berusaha melepaskan diri dari godaan setan, yang mengarah kepada masalah kemanusiaan seperti menolong orang, bertugas untuk kebaikan dan lain sebagainya, sebagaimana firman Allah:
Orang-orang yang beriman, mereka berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan Tagut, maka perangilah kawan-kawan setan itu, (karena) sesungguhnya tipu daya setan itu lemah. (an-Nisa`/4:76)

4. Jihad dengan arti memerangi hawa nafsu, sebagaimana diterangkan dalam hadis Nabi: Dari Jabir ia berkata, "Telah datang kepada Rasulullah saw suatu kaum yang baru dari peperangan. Maka beliau bersabda, "Kamu datang dengan kedatangan yang baik, kamu telah datang dari jihad yang kecil dan akan memasuki jihad yang besar." Seseorang berkata, "Apakah jihad yang besar itu?" Rasulullah menjawab, "Perjuangan hamba melawan hawa nafsu." (Riwayat al-Khatib al-Baghdadi)

Pada mulanya peperangan itu dibenci oleh kaum Muslimin, sebagaimana firman Allah:
Diwajibkan atas kamu berperang, padahal itu tidak menyenangkan bagimu. (al-Baqarah/2: 216)

Sekalipun perang itu dibenci oleh kaum Muslimin, tetapi karena tujuannya untuk mempertahankan diri dan menegakkan agama Allah, maka peperangan itu dibolehkan dan kaum Muslimin harus melakukannya. Dalam pada itu Allah melarang kaum Muslimin melakukan perbuatan-perbuatan yang melampaui batas dalam peperangan.

Sobat. Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah telah memilih umat Muhammad untuk melakukan jihad. Perintah itu datang karena agama yang dibawa Muhammad adalah agama yang telah disempurnakan Allah, yang di dalamnya terdapat ketentuan-ketentuan tentang Jihad. Hal ini merupakan pertolongan Allah kepada Nabi Muhammad beserta umatnya.

Sobat. Allah menerangkan bahwa agama yang telah diturunkan-Nya kepada Muhammad itu bukanlah agama yang sempit dan sulit, tetapi adalah agama yang lapang dan tidak menimbulkan kesulitan kepada hamba yang melakukannya. Semua perintah dan larangan yang terdapat dalam agama Islam bertujuan untuk melapangkan dan memudahkan hidup manusia, agar mereka hidup berbahagia di dunia dan di akhirat. Hanya saja hawa nafsu manusialah yang mempengaruhi dan menimbulkan dalam pikiran mereka bahwa perintah-perintah dan larangan-larangan Allah itu terasa berat dikerjakan.

Rasulullah saw mengatakan bahwa agama Islam itu mudah, orang-orang yang memberat-beratkan beban dalam agama akan dikalahkan oleh agama sendiri, sebagaimana tersebut dalam hadis:

Dari Abi Hurairah ra, dari Nabi saw, beliau bersabda, "Sesungguhnya agama itu mudah dan sekali-kali tidak akan ada seorang pun yang memberatkan agama, kecuali agama itu akan mengalahkannya. Karena itu kerjakanlah dengan benar, dekatkanlah dirimu, gembiralah, dan mohonlah pertolongan di pagi dan petang hari serta waktu berpergian awal malam." (Riwayat al-Bukhari)

Rasulullah saw pernah memberikan suatu peringatan yang keras kepada suatu golongan yang memberatkan beban dalam agama, sebagaimana tersebut dalam hadis.
Dari `Aisyah ra, ia berkata, "Rasulullah saw pernah membuat sesuatu, lalu beliau meringankannya, lalu sampailah hal yang demikian kepada beberapa orang sahabat beliau. Seolah-olah mereka tidak menyukainya dan meninggalkannya. Maka sampailah persoalan itu pada beliau. Beliau lalu berdiri berpidato dan berkata: Apakah gerangan keadaan orang-orang yang telah sampai kepada mereka tentang sesuatu perbuatan yang aku meringankannya, lalu mereka tidak menyukainya dan meninggalkannya? Demi Allah (kata Rasululah): Sesungguhnya aku adalah orang yang paling tahu di antara mereka tentang Allah dan orang yang paling takut di antara mereka kepada-Nya." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan bahwa beberapa orang sahabat Rasul ingin menandingi beliau, sehingga ada yang berkata, "Aku akan puasa setiap hari." Yang lain lagi berkata, "Aku tidak akan mengawini perempuan." Maka sampailah hal itu kepada Rasulullah, lalu beliau bersabda:

Apakah gerangan keadaan orang yang telah mengharamkan perempuan, makan dan tidur? Ketahuilah, sesungguhnya aku salat dan tidur, berpuasa dan berbuka puasa serta menikahi perempuan-perempuan. Barangsiapa yang benci kepada sunnahku, maka ia bukanlah termasuk umatku. (Riwayat an-Nasa`i)

Dengan keterangan hadis-hadis di atas nyatalah bahwa agama Islam adalah agama yang lapang, meringankan beban, tidak picik dan tidak mempersulit. Seandainya ada praktek dan amalan agama Islam yang memberatkan, picik dan sempit, maka hal itu bukanlah berasal dari agama Islam, tetapi berasal dari orang yang tidak mengetahui hakikat Islam itu.

Dalam kehidupan sehari-hari terlihat masih banyak kaum Muslimin yang belum memahami dengan baik tujuan Allah menurunkan syariat-Nya kepada Nabi saw. Seperti Allah mensyariatkan shalat dengan tujuan agar manusia terhindar dari perbuatan keji dan mungkar, tetapi sebagian kaum Muslimin merasa berat mengerjakan salat yang lima waktu itu, bahkan ada di antara mereka yang mengatakan bahwa salat itu menganggu waktu berharga bagi mereka. Demikian pula pendapat mereka tentang ibadah-ibadah lainnya.

Kemudian Allah menerangkan bahwa agama yang dibawa Muhammad itu adalah sesuai dengan agama Ibrahim, nenek moyang bangsa Arab dan kedua agama itu sama-sama bersendikan ketauhidan. Seakan-akan Allah memperingatkan kepada bangsa Arab waktu itu, "Hai bangsa Arab, kamu mengaku memeluk agama yang dibawa nenek moyangmu Ibrahim, karena itu ikutilah agama yang dibawa Muhammad, agama yang berazaskan tauhid, tidak ada kesempitan dan kepicikan di dalamnya. Dan Allah menamakan orang-orang yang memeluk agama tauhid dengan "muslim"."

Dalam ayat ini disebutkan bahwa Rasulullah saw menjadi saksi di hari Kiamat atas umatnya. Maksudnya ialah dia bersaksi bahwa ia telah menyampaikan risalah Allah kepada mereka, menyeru mereka agar beriman kepada Allah dan agar mereka tetap berpegang teguh kepada agama Allah, serta beribadah kepada Allah dan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhkan larangan-larangan-Nya. Sedangkan kaum Muslimin menjadi saksi atas manusia di hari Kiamat kelak, maksudnya ialah mereka telah melakukan seperti yang telah dilakukan Rasul atas mereka, yaitu mereka telah menyeru manusia agar beriman, menyampaikan agama Allah, melakukan tugas yang dibebankan Allah dan Rasul kepada mereka dengan sebaik-baiknya. Setelah itu mereka menyerahkan urusan mereka kepada Allah, apakah ajakan mereka diterima atau ditolak.

Sebagian Ahli tafsir dalam menafsirkan ayat ini menyatakan bahwa kaum Muslimin menjadi saksi atas manusia termasuk di dalam persaksian mereka atas umat-umat terdahulu, yang telah diutus kepada mereka Rasul-rasul. Mereka mengetahui hal itu dari Allah melalui Al-Qur'an yang menerangkan bahwa Rasul dahulu telah menyampaikan agama yang bedasar tauhid kepada mereka.
Semua perintah Allah yang disebutkan itu dapat dilaksanakan dengan baik, agar umat Muhammad yang ditugaskan menjadi saksi terhadap manusia pada hari Kiamat dapat melakukan persaksian itu dengan sebaik-baiknya, maka Allah memerintahkan kepada mereka:

1. Selalu melaksanakan salat yang lima waktu, karena salat menjauhkan manusia dari perbuatan keji dan mungkar dan merupakan penghubung yang kuat antara Tuhan yang disembah dengan hamba-Nya.

2. Menunaikan zakat, agar dapat membersihkan jiwa dan harta, agar mempersempit jurang antara si kaya dan si miskin.

3. Berpegang teguh dengan tali Allah dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhkan segala larangan-Nya.

Sobat. Alangkah agungnya perkembangan sejarah bangsa Arab karena terutusnya Rasulullah Muhammad SAW, yaitu sejak beliau mengumandangkan surat al-Isra’ dengan perjalanan mikraj dengan bahasa yang amat gamblang, indah dan bermutu.

Surat Al-Isra’ mengandung kisah mikraj dan pernyataan bahwa Rasulullah Muhammad SAW adalah Nabi dari dua kiblat, Imam bagi seluruh dunia timur dan dunia barat yang meneruskan ajaran para Nabi dan Rasul sebelumnya dan sebagai Imam atau pemimpin dari generasi-generasi umat manusia berikutnya.

Sobat. Harapan dunia agar tidak mengalami kerusakan dan kehancuran hanya kepada Islam dan Kaum Muslimin. Dengan keteguhan Iman, kekuatan risalah Islam dan pertolongan Allah SWT dunia Islam pasti akan sanggup memalingkan dunia dari kejahatan kepada kebaikan, dari gejolak api peperangan dan penghancuran kepada ketenangan dan perdamaian. 

Pimpinan dunia Islam tetap berhak dipandang sebagai pimpinan yang paling besar pengaruhnya dan paling kuat dalam sejarah peradaban dunia. Berkat keikhlasan kaum muslimin saat itu dalam mengemban dakwah Islam ke seluruh dunia. Maka sadarlah dan bangkitlah untuk membangun kesadaran politik kaum muslimin untuk mengambil kembali kepemimpinan dunia dengan Islam yang membawa Rahmatan Liláalamin.

(DR. Nasrul Syarif, M.Si. Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur)

Kamis, 25 Agustus 2022

Tujuan Proyek Radikalisme untuk Hadang Kebangkitan Islam

Tinta Media - Narator Muslimah Media Center mengungkap tujuan di balik proyek radikalisme yang terus dihembuskan oleh rezim.

“Tujuannya (radikalisme) adalah dalam rangka menghadang kebangkitan islam sebab hanya khilafah yang bisa menghentikan hegemoni barat atas dunia islam,” tutur narator dalam Serba-Serbi MMC; Ada Apa di Balik Upaya Melindungi Dunia Pendidikan dari R4dik4l1sme? Sabtu (20/8/2022), di kanal youtube Muslimah Media Centre. 

Ia mengingatkan, agar umat Islam menyadari, bahwa dunia hari ini termasuk Indonesia berada dalam cengkeraman kapitalisme global. "Radikalisme adalah proyek barat untuk menjaga kepentingan mereka agar tetap menguasai dunia dengan ideologi kapitalisme. Proyek ini memunculkan islamofobia terhadap mesyarakat bahkan umat islam sendiri, terutama ide islam kaffah dan khilafah yang merupakan bagian dari ajaran islam,"

Menurut narator, narasi radikalisme ini juga diduga kuat sebagai bentuk pengalihan masalah kegagalan rezim, misalnya kegagalan rezim di bidang pendidikan, rezim menjanjikan adanya IR. 04 akan meningkatkan kualitas pendidikan namun kenyataannya konsekuensi logis dari penerapan kapitalisme berdampak pada mahalnya biaya pendidikan dan pengalihan fungsi pendidikan tinggi dan arah riset. 
 
“Demikian pula dalam bidang kesehatan, BPJS dinilai gagal melayani kesehatan rakyat. Fakta yang terjadi BPJS justru hanya merupakan iuran yang dipaksakan. Jika tidak ada BPS rakyat tidak dapat beberapa layanan, dan masih banyak lagi bukti kegagalan rezim,” terangnya. 
  
Menurutnya, semua ini menunjukkan kegagalan rezim dalam menjalankan fungsi kepemimpinan, yang disebabkan karena 2 faktor, yaitu rezim tidak memiliki konsep bernegara yang kuat dan tangguh, selanjutnya rezim dibangun atas asas yang keliru yaitu asas sekularisme. 
 
“Jadi yang gagal adalah rezim tetapi yang dijadikan sasaran adalah masyarakat dan mahasiswa yang mengkritik penguasa yang gagal menguasai rakyat dengan tuduhan intoleransi, radikalisme, ekstremisme dan terorisme,” tambahnya lagi. 
 
Jika ditelusuri lebih mendalam, lanjutnya, radikalisme ingin menjadikan islamofobia melenyapkan pemikiran ideologi islam. Bagaimana mungkin mereka memisahkan ideologi yang melekat dengan akidah islam? Karena itu umat tidak butuh proyek melawan radikalisme karena bukan radikalisme problem mendasar negeri ini, umat juga tidak butuh moderasi, yang digadang-gadang menjadi solusi tuntas atas berbagai problem negeri ini. 
 
“Problem mendasar negeri ini, karena tidak mau taat pada aturan Allah, maka solusi tuntasnya adalah dengan taat kepada Allah yaitu dengan menerapkan syariat islam kaffah dalam bingkai negara khilafah,” pungkasnya.[] Khaeriyah Nasruddin


######

Izin setor SN, Ustad.
Afwan jiddan, telat. 

“Radikalisme mengarahpada ajaran Islam kaffah. Ajaran yang menghendaki agar syariat Islam diterapkan secara keseluruhan (kaffah) dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara,” tutur narrator dalam Serba-Serbi MMC; Ada Apa di Balik Upaya Melindungi Dunia Pendidikan dari R4dik4l1sme?, Sabtu (20/8/2022), di kanal youtube Muslimah Media Centre.  
 
Apakah yang memiliki paham ini yang mereka maksud ingin menggulingkan kekuasaan? lanjut narator, seharusnya tidak, sebab Islam kaffah adalah solusi atas semua persoalan bangsa. Kaum muslimin mencapai kejayaan di berbagai bidang saat khilafah tegak, pada saat itu tidak ada kemiskinan dan keterpurukan hidup, yang ada adalah keadilan, kesejahteraan hingga keamanan yang terwujud di tengah masyarakat.  
 
“Karena itu harusnya mereka yang menginginkan bangsa ini maju dan berkah dengan aturan Allah tidak diberi stigma negatif,” sambung narator. 
 
Menurut narator, adanya isu kampus terpapar radikalisme adalah upaya mengkerdilkan fungsi kritis mahasiswa maupun dosen terhadap kebijakan pemerintah. Dengan framing kampus terpapar radikalisme dan daya tekan rezim yang kuat akan membuat dosen dan mahasiswa bungkam terhadap kebenaran.  
 
“Padahal wujud pengabdian intelektual adalah menyuarakan kebenaran dan berbicara untuk kepentingan umat,” tambahnya. 
 

“Tujuannya adalah dalam rangka menghadang kebangkitan islam sebab hanya khilafah yang bisa menghentikan hegemoni barat atas dunia islam,” lanjutnya.  
 
Ini juga diduga kuat sebagai bentuk pengalihan masalah kegagalan rezim, naraotr menambahkan, misalnya kegagalan rezim di bidang pendidikan, rezim menjanjikan adanya IR. 04 akan meningkatkan kualitas pendidikan namun kenyataannya konsekuensi logis dari penerapan kapitalisme berdampak pada mahalnya biaya pendidikan dan pengalihan fungsi pendidikan tinggi dan arah riset.  
 
“Demikian pula dalam bidang kesehatan, BPJS dinilai gagal melayani kesehatan rakyat. Fakta yang terjadi BPJS justru hanya merupakan iuran yang dipaksakan. Jika tidak ada BPS rakyat tidak dapat beberapa layanan, dan masih banyak lagi bukti kegagalan rezim,” terangnya. 
  
Menurutnya, semua ini menunjukkan kegagalan rezim dalam menjalankan fungsi kepemimpinan, yang disebabkan karena 2 faktor; yaitu, rezim tidak memiliki konsep bernegara yang kuat dan tangguh, selanjutnya rezim dibangun atas asas yang keliru yaitu asas sekularisme. 
 
“Jadi yang gagal adalah rezim tetapi yang dijadikan sasaran adalah masyarakat dan mahasiswa yang mengkritik penguasa yang gagal menguasai rakyat dengan tuduhan intoleransi, radikalisme, ekstremisme dan terorisme,” tambahnya lagi. 
 
Jika ditelusuri lebih mendalam, lanjutnya, radikalisme ingin menjadikan islmofobia melenyapkan pemikiran ideologi islam. Bagaimana mungkin mereka memisahkan ideologi yang melekat dengan akidah islam? Karena itu umat tidak butuh proyek melawan radikalisme karena bukan radikalisme problem mendasar negeri ini, umat juga tidak butuh moderasi, yang digadang-gadang menjadi solusi tuntas atas berbagai problem negeri ini. 
 
“Problem mendasar negeri ini, karena tidak mau taat pada aturan Allah, maka solusi tuntasnya adalah dengan taat kepada Allah yaitu dengan menerapkan syariat islam kaffah dalam bingkai negara khilafah,” pangkasnya. (Khaeriyah Nasruddin)
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab