Proyek Kampung Moderasi Beragama Melemahkan Akidah Umat
Tinta Media - Merespon launching seribu Kampung Moderasi Beragama (KMB) yang diluncurkan Kementerian Agama beberapa waktu lalu, Ketua Komunitas Mengenal Islam Kafah, Dra. Irianti menyebut proyek KMB ini akan melemahkan akidah umat Islam.
“Proyek Kampung Moderasi Beragama ini akan melemahkan akidah umat Islam,” tuturnya di acara Bincang Islam Bersama Komunitas Mengenal Islam Kafah: Kampung Moderasi Beragama, Proyek Barat untuk Merusak Islam? di Bandung, Ahad (24/9/2023).
Ia melanjutkan, salah satu konsep moderasi beragama adalah pengakuan terhadap pluralisme yang menganggap semua agama benar, sehingga tidak ada klaim kebenaran, tidak ada kebenaran tunggal.
“Pluralisme ini mengikis keyakinan bahwa Islam satu-satunya agama yang diakui Allah Swt. sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 19 dan 83,” jelasnya.
Selain itu, ucapnya, pluralisme juga akan menghilangkan superioritas Islam atas agama yang lain, serta mengikis keinginan menjadi umat terbaik.
“Padahal Al-Qur’an jelas menyebut bahwa umat Islam adalah umat terbaik, saat risalah Islam yang dibawa Rasulullah saw. diterapkan dalam kehidupan serta didakwahkan ke seluruh penjuru dunia agar dunia dinaungi Islam sehingga Islam menjadi rahmat bagi dunia,” bebernya.
Dampak berikutnya, terang Irianti, melemahkan pemahaman umat Islam terhadap syariah Islam. Syariat Islam yang seharusnya menjadi solusi dari setiap persoalan kehidupan, sering diklaim sebagai pemecah belah umat, intoleran.
“Akibatnya, umat islam lebih memilih menyelesaikan masalahnya dengan standar hak asasi manusia ketimbang menyelesaikan dengan syariat Islam,” sesalnya.
Saat pemahaman umat islam terhadap syariat Islam lemah, lanjutnya, umat Islam lalu terjebak dalam toleransi yang kebablasan seperti ikut dalam perayaan agama lain, doa bersama, pengakuan terhadap adat istiadat yang bertentangan dengan Islam dan lain-lain.
“Proyek KMB ini akan menjauhkan umat Islam dari syariah Islam kafah, karena moderat sebagaimana definisi Angel Rabasa dari rand corporation artinya orang-orang yang mau menerima pluralisme, feminisme, kesetaraan gender, demokrasi, humanisme,” paparnya.
Terakhir ia berpesan kepada umat Islam agar berhati-hati terhadap istilah yang bukan berasal dari pemahaman Islam. Jangan sampai mengadopsi istilah tanpa diberikan definisi yang benar.
“Apalagi menjadi corong untuk mempopulerkan istilah yang maknanya sudah dikendalikan dan diatur sesuai agenda barat untuk memecah belah umat Islam,” pungkasnya. [] Umi Arief