Tinta Media: Kajian Mutiara Umat
Tampilkan postingan dengan label Kajian Mutiara Umat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kajian Mutiara Umat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 24 Oktober 2023

Jangan Berhenti Berbuat Kebaikan

Tinta Media - Pengasuh Kajian Mutiara Umat Batam, Ustazah L. Nur Salamah, S.Pd. mengingatkan sebuah nasihat dari ulama agar jangan berhenti berbuat kebaikan.

"Ada sebuah nasihat dari seorang ulama, bahwa kita jangan pernah berhenti untuk berbuat baik," ungkapnya saat membuka kajian rutin Kitab Adab Ta'limu Al-Muta'alim Thoriqotu Ta'lum, Selasa (3/10/2023) di Batam. 

Ia menerangkan ungkapan seorang Syekh Al-Imam Abu Nashr As-Shaffari Al-Anshariy yang berkata: Wahai jiwaku, wahai jiwaku, jangan kau berhenti beramal dalam kebaikan dan keadilan serta berbuat baik kepada orang lain, walaupun dilakukan secara pelan-pelan.

Menurutnya, berbuat baik bukan untuk mengharapkan balasan dari manusia. Sama halnya dengan beramal, biar perlahan asal tetap istikamah, karena sesungguhnya Allah mencintai amalan yang sedikit tapi dilakukan secara terus-menerus. 

Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “... Dan sungguh, amalan yang paling dicintai oleh Allah yaitu yang di kerjakan secara terus-menerus walaupun sedikit.” (HR Bukhari dan Muslim).

Selanjutnya ia memberikan penjelasan bahwa futur atau jenuh dalam beramal merupakan hal yang wajar atau manusiawi. "Futur adalah kondisi yang manusiawi. Namun, kita harus ingat bahwa berbuat baik bukan mengharapkan balasan dari manusia melainkan balasan dari Allah yang tiada batasnya. Jadi harus tetap dipaksakan untuk berbuat kebaikan," terangnya.

Setiap orang yang hendak beramal dalam kebaikan, ucapnya yang dikutip dari sebuah syair, pasti diireni (orang lain merasa iri terhadapnya, dan orang itu dalam musibah dan keburukan setiap orang yang punya kemalasan.

"Syair tersebut menjelaskan bahwa berbuat baik tentu ada halangan dan kendalanya. Misalnya ada orang yang tidak menyukai atau cemburu kepada kebaikan kita. Maka dalam hal berbuat kebaikan pun butuh ilmunya agar kita tetap melanjutkan berbuat kebaikan. Salah satu cara memperoleh ilmu yakni dengan mengkaji Islam," tukasnya.

Orang yang berbuat baik, sambungnya, akan disenangi banyak orang. Namun orang yang mengajak kepada kebaikan belum tentu disenangi orang lain. Tetaplah berbuat baik, jangan malas, karena malas akan berbuah malapetaka.

Sebagai pengasuh kajian rutin, Ustazah Nur juga menyampaikan apa yang dikatakan oleh penulis kitab yakni Imam Az-Zurnuji Rahimahullah. "Sungguh telah menepati makna dalam sebuah syair ini," ucapnya. 

Makna kalimat tersebut, terangnya, bahwa syair selanjutnya memiliki makna yang serupa dengan yang sebelumnya.

Kemudian ia membacakan sebuah syair tentang anjuran meninggalkan sikap malas. "Wahai jiwaku, tinggalkan sikap bermalas-malasan dan sikap menunda, karena kalau tidak demikian, maka tinggallah kamu dengan orang-orang yang hina," jelasnya.

Bunda, sapaan akrabnya memberikan semangat kepada peserta kajian bahwa syair ini adalah sebagai pengingat diri yang menohok. 

"Syair di atas mengingatkan kita untuk tidak bermalas-malasan dan menunda amal kebaikan. Karena sesungguhnya umur dan jatah hidup begitu singkat. Tidak ada kebaikan dari sikap bermalas-malasan selain penyesalan. Maka tugas kita adalah melawan rasa malas," ucapnya dengan penuh semangat.

Betapa banyak rasa malu, lanjutnya mengutip dari syair yang lain, betapa banyak kelemahan, dan penyesalan yang besar, semuanya lahir bagi manusia dari rasa malas.

Masih dalam bahasan yang sama, ia membacakan syair serupa. "Ketahuilah olehmu dari sikap malas dalam mencari hal-hal yang belum jelas dari apa yang kamu ketahui," ungkapnya. 

Terakhir ia memberikan penjelasan dan contoh maksud dari syair yang dibaca sebelumnya.

"Kalimat ini bermakna untuk menghindari sikap malas. Sebagai contoh, jika hadir ke kajian, maka usahakan untuk senantiasa membaca jangan tergesa-gesa bertanya untuk hal-hal yang belum jelas kepada guru. Carilah referensi terlebih dahulu, jangan biasakan malas membaca dan terburu-buru bertanya," pungkasnya. [] Nai

Kamis, 08 Juni 2023

Bergenggaman Tangan di Jalan Dakwah untuk Menggapai Ridha dari Allah Ta'ala


Tinta Media - Aktivis Muslimah Ustadzah Ira Yuliana, S.Pd., M.Pd. mengungkapkan cara menggapai ridha dari Allah Ta'ala adalah dengan bergenggaman tangan di jalan dakwah. 

"Bergenggaman tangan di jalan dakwah adalah cara paling tinggi untuk menggapai ridha dari Allah Ta'ala," tuturnya dalam acara Majlis Mutiara Umat, Ahad (4/6/2023) di Masjid Jabal Arofah, Batam.

Menurutnya, bergenggaman tangan di jalan dakwah adalah bentuk realisasi ukhuwah yang paling tinggi, disamping persaudaraan setali darah.

Support sistem inti diawali dari dalam keluarga, sedangkan akidah Islam adalah support sistem paling utama. "Keluarga memang support sistem inti, akan tetapi dengan adanya akidah Islam, semuanya akan menjadi saudara, sehingga meskipun kita tidak tahu asal keturunannya, namun karena ukhuwah Islam kedekatan menjadi sangatlah erat," tegasnya.

Dengan Ukhuwah Islamiyah akan menjadikan setiap individu menjadi lebih kuat dalam mengemban dakwah. "Jika sendiri berjuang dalam mengamban dakwah pasti sangatlah sulit, namun karena kebersamaan itu, maka pasti akan saling melengkapi segala kesulitan, sehingga dakwah akan lebih kuat," ujarnya.

Kebersamaan inilah akan menghantarkan meraih keridhaan dari Allah Ta'ala. "Saat bersama-sama, kita akan saling bahu-membahu, saat ada yang jatuh, akan ada yang membangkitkan, dengan demikian, kebersamaan pasti akan menghantarkan kepada perjuangan untuk meraih ridha dari Allah Ta'ala", bebernya.

"Bergenggaman tanganlah jangan lepaskan, di akhirat saudara seakidah ini dapat memberikan syafaat untuk temannya", tutupnya.[] Sunaini

Selasa, 07 Februari 2023

Kisah Khalifah Harun Ar-Rasyid yang Mengirim Putranya untuk Menuntut Ilmu dan Belajar Adab

Tinta Media - Pengasuh Kajian Mutiara Ummat sekaligus Aktivis Muslimah Kota Batam kembali menerangkan kisah teladan dari sosok Khalifah Harun Ar-Rasyid yang mengirimkan putranya untuk menuntut ilmu dan belajar adab.

"Dikisahkan Khalifah Harun Ar-Rasyid pernah mengutus atau mengirim putranya kepada seorang guru bernama Al-Ashma'i supaya diajari ilmu dan adab," terangnya para kajian rutin Kitab Adab Ta'limu Al Muta'alim Thoriqotu Ta'lum, Selasa (31/1/2023).

"Pada suatu hari Khalifah Harun Ar-Rasyid melihat Al-Ashma'i berwudhu dan membasuh kakinya, sementara putra Khalifah tadi menuangkan air ke kaki gurunya," tambahnya. 

"Melihat hal itu, sang Khalifah marah dan langsung menegur Al-Ashma'i. Kira-kira apa penyebab sang Khalifah marah?" tanyanya kepada para peserta kajian. 

Bunda sapaan akrabnya, menjelaskan kemarahan sang Khalifah bukan karena kesombongan karena beliau seorang Khalifah. Bukan pula marah karena tidak rela jika anaknya diperintahkan demikian. Justru kemarahan sang Khalifah adalah marah kebaikan, ia menginginkan putranya seharusnya bersikap lebih mulia lagi dalam memuliakan sang guru. 

Khalifah Harun Ar-Rasyid pun berkata, "Sesungguhnya aku mengirim putraku kepadamu agar engkau mengajarinya ilmu dan adab kepadanya. Tapi mengapa, engkau tidak menyuruhnya membasuhkan air tersebut dengan salah satu tangannya."

"Maksud dari perkataan sang Khalifah adalah alangkah baiknya jika sang guru menyuruh putranya membasuh kaki gurunya saat berwudhu dengan tangannya. Tangan yang satu menuangkan air dan tangan satunya lagi membasuh kaki gurunya," jelasnya dengan sangat gamblang. 

Begitulah kisah teladan dari sang Khalifah yang mengirim putranya untuk belajar ilmu dan adab. Tidak ada kesombongan di dirinya sekalipun ia seorang pemimpin umat di masanya. Sang Khalifah pun mengajarkan kepada putranya agar senantiasa mentakzimkan atau memuliakan guru meskipun harus membasuh kedua kaki sang guru. 

"Dari kisah tersebut bisa kita simpulkan, tidak ada sikap yang berlebihan dalam memuliakan para guru. Begitulah adanya Islam mengajarkan bagaimana memuliakan para guru sebab profesi guru adalah profesi yang sangat mulia. Sekalipun kita sebagai seorang ibu rumah tangga, kita adalah seorang guru. Yakni sekolah pertama dan guru utama bagi anak-anak kita," pungkasnya.[] Reni Adelina/Nai]
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab