Jokowi Ajak Warga Singapura Tinggal di IKN, IJM: Aneh!
Tinta Media - Ajakan dan tawaran Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap warga Singapura untuk tinggal di Ibu Kota Negara (IKN) dinilai aneh oleh Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana.
“Jelas aneh ketika Jokowi menawarkan IKN kepada masyarakat Singapura sebagai tempat tinggal baru dan ladang investasi yang menjanjikan,” tuturnya dalam kanal youtube Justice Monitor: Bikin Heran! Jokowi Ajak Warga Singapura Tinggal di IKN, Jumat (9/6/2023).
Selain aneh, menurut Agung ini sekaligus indikasi bahwa pemerintah mengalami sejumlah gejolak dalam mendapatkan pembiayaan untuk IKN. “Kalau skema pembiayaan Presiden Jokowi terkesan pragmatis, kami mempertanyakan, benarkah Hubungan diplomatik Indonesia dengan negara lain akan terwujud kesetaraan dan keadilan bagi Indonesia? Atau malah menjadikan Indonesia semakin terjerat dalam cengkraman negara-negara kapitalis?” ujarnya retorik.
Ia mengingatkan Indonesia harus waspada terhadap intervensi asing yang masuk melalui investasi IKN Nusantara. Ini, lanjutnya tak hanya soal investasi Singapura, China ataupun yang lain. Negara manapun yang ingin menjalin kerjasama dengan negeri muslim untuk menguasai baik ekonomi, budaya, politik, pertahanan, dan keamanan tidak boleh disepelekan.
“Haram hukumnya menguasakan negeri muslim kepada negara kapitalis. Negara harus memiliki politik luar negeri dan politik ekonomi yang kuat. Tidak boleh memberi peluang bagi negara lain untuk menguasai umat dalam bidang apapun,” bebernya.
Ia juga menandaskan jika negara wajib memiliki kedaulatan penuh tanpa disetir negara lain termasuk dalam hal kepemilikan lahan kemudian properti. “Jangan sampai asing menguasai negara kita. Kelanjutan proyek ibukota nusantara di Kalimantan Timur penting untuk dikawal publik,” imbuhnya.
Selain itu, ia mempertanyakan akankah strategi investasi asing model Jokowi menjadi harapan melanjutkan pembangunan Negeri atau yang terjadi justru sebaliknya? “Skenario penjajahan berkedok investasi tentu berbahaya. “Bisa jadi di mana ada kemungkinan negara asing akan berhasil mencengkram negeri ini dan memasivkan penjajahannya,” pungkasnya.[] Erlina