Tinta Media: Joget
Tampilkan postingan dengan label Joget. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Joget. Tampilkan semua postingan

Selasa, 06 September 2022

SYUKUR ITU BUKAN DENGAN LOMBA, APALAGI BERJOGED

Tinta Media - Dikutip HU Republika.Co.Id, Jakarta, Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) menjelaskan kemerdekaan adalah anugerah besar dari Allah SWT yang wajib disyukuri dan berusaha mengisi kemerdekaan dengan kebajikan, rajin beribadah dan patuh kepada Nya. 

Kemerdekaan sejati dalam Islam adalah ketundukan total kepada kuasa Ilahi dan melepaskan diri dari jeratan nafsu dan mengembalikan seluruhnya kepada aturan Allah, dalam bentuk penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih, menegakkan keadilan,"ujar dia kepada Republika, Senin (15/8/2022). 

Pertanyaannya adalah, apa itu bersyukur dan bagaimana caranya ?. Pengertian syukur dan nikmat berasal dari bahasa Arab. Kata syukur berterima kasih, sedangkan kata nikmat artinya Pemberian, Anugrah, Enak, Lezat. Mensyukuri nikmat Allah SWT, maksudnya berterima kasih kepada-Nya dengan cara mengingat atau menyebut nikmat dan mengagungkanNya. 

Rasa syukur adalah gambaran kenikmatan dan menampakannya di permukaan, ada banyak cara mengucapkan rasa syukur dalam Islami, seperti berdoa, berdzikir, dan selalu berpikir positif pada Allah SWT. Allah SWT sangat menyukai hamba-Nya yang pandai bersyukur.

Syukur menurut istilah syara’ adalah pengakuan terhadap nikmat yang dikaruniakan oleh Allah yang disertakan dengan ketundukan kepada-Nya dan mempergunakan nikmat tersebut sesuai dengan tuntunan dan kehendak Allah. Nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia sangat banyak dan bentuknya bermacam-macam.

Istilah syukur sendiri menurut agama, sebagaimana yang telah diajabarkan oleh Ibnul Qayyim: “Syukur adalah menunjukkan adanya nikmat Allah pada dirinya. Dalam ajaran Islam adalah istilah sujud syukur, sebuah sikap merendah dan tunduk patuh sebagai fefleksi rasa terima kasih tertinggi kepada Allah Sang Pemberi Rejeki. 

Namun sungguh-sungguh ironis yang terjadi pada negeri ini, banyak yang belum paham arti mensyukuri kemerdekaan maka dampaknya cara bersyukurpun salah. Alih-alih bersyukur dengan memperbanyak ibadah dan ketuntukan, yang terjadi malah melakukan berbagai bentuk kemungkaran. 

Banyak acara perlombaan yang justru sangat jauh dari kata bersyukur. Banyak perlombaan 17-an yang justru melanggar aturan Allah, seperti berjoged mengumbar aurat dan erotisme, lomba panjat pinang yang merupakan warisan penjajah dimana antar peserta saling menginjak saudaranya lalu ditertawakan, lomba main bola dengan pemain laki-laki berpakaian perempuan. Padahal hal ini diharamkan oleh Allah. 

Rasulullah SAW bersabda, “Allah melaknat para perempuan yang menyerupai laki-laki, dan para lelaki yang menyerupai perempuan.” Dalam hadis lain disebutkan, “Allah melaknat perempuan yang mengenakan pakaian laki-laki dan laki-laki yang mengenakan pakaian perempuan.” Soal lelaki yang berpenampilan dan berperilaku menyerupai wanita dan sebaliknya, ulama sepakat jika hukumnya adalah haram. Imam adz-Dzahabi dalam kitabnya, Al-Kabaair, menggolongkan perkara ini sebagai salah satu dosa besar.

Karena itu, jika benar mereka mengakui negeri ini telah merdeka sebagai anugerah dari Allah dan hendak mensyukurinya, maka semestinya bukan begitu caranya bersyukur. Cara-cara bersyukur yang tidak diajarkan oleh Islam, malah yang yang diajarkan oleh penjajah, bukankah malah mengundang laknat dari Allah. Mengapa meski katanya sudah merdeka, tapi negeri ini tak kunjuk tambah baik dan penuh keberkahan. 

“Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'.” (QS. Ibrahim: 7). (UAS)

Dr. Ahmad Sastra 
Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB)
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab