Tinta Media: Jihad
Tampilkan postingan dengan label Jihad. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jihad. Tampilkan semua postingan

Minggu, 05 November 2023

Ini Soal Rasa, Merasakan Sakit

Tinta Media - Dalam tiga minggu ini saya banyak berdiskusi dengan berbagai kalangan dari Kairo. Atsar Islam di masyarakat di sini sangat kuat. Mereka dekat dengan al-Quran. Kita akan sangat mudah mendapati penghafal al-Quran sejak usia sekolah menengah. Mereka paham sejarah masa lalunya. Mereka juga punya potensi bahasa Arab. 

Dalam masalah P4lestin4 seakan saya tidak mendapatkan suara berbeda. Kalaupun ada tentu sangat kecil. Kita semua sakit. Kita semua mengutuk Isr4el. Hanya itu yang bisa dilakukan masyarkat, selain tentu saja menyeru penguasa agar kirimkan tentaranya. 

Saya berinteraksi dengan seorang ulama hadits, seorang profesor bahasa Arab, guru bahasa Arab, khatib dan imam, hingga tukang jagung bakar, tukang tuktuk, penjaga warung, dan tukang makaroni basyamel. Kita bicara qadhiyah P4lestin4. Bendera Palestina dipasang di banyak tempat, termasuk di sarana transportasi umum dan logo lembaga pendidikan resmi. 

Bahkan para guru sekolah memobilisasi anak didiknya mulai sekolah menengah hingga anak-anak TK untuk melakukan aksi. Mulai doa bersama, wawasan sejarah dan penjajahan Isr4el, menggambar dan mewarnai bendera P4lestin4, mencoret wajah dengan warna hijau, hitam dan merah, memakai sorban khas mujahidin, dll. 

Semua sepakat, selain bantuan kemanusiaan, kaum muslim P4lestin4 juga membutuhkan bantuan militer. Harus ada komando jihad dan persatuan umat Islam. Juga kritik atas sikap diam para penguasa negeri-negeri Arab. 

Bahkan sampai para pedagang di pasar selalu update info dari Al Jazeera dan menunggu pidato kemenangan dari Abu Ubaidah. Abu Ubaidah adalah idola baru. Mereka juga lakukan kampanye boikot produk Israel. 

Ini soal rasa. Ini potensi umat. Pada titik ini saya selalu bersyukur bahwa umat ini belum mati rasanya. Saya juga yakin bahwa darah jihad masih mengalir deras pada diri tentara Muslim. Tapi semua terhalang kebijakan politik penguasa dan sekat negara bangsa yang melemahkan kekuatan tersebut. 

Bahwa umat belum sampai pada solusi tuntas yang bisa menghilangkan penjajahan, memusnahkan Israel, membangun kekuatan politik global yang akan berhadapan dengan AS dan Eropa, dll., ini adalah pekerjaan dakwah yang harus ditekuni dengan sabar. 

Tapi jangan sampai potensi yang masih tersisa ini (yakni perasaan) dimatikan. Ya harusnya diarahkan menjadi sebuah kesadaran. Sekarang umat larut dalam rasa itu. Rasa sakit yang sama. Dakwah pemikiran harus berjalan. 

*Oleh: Ajengan Yuana Ryan Tresna*
_Mudir Ma'had Khadimus Sunnah_

Jumat, 03 November 2023

Solusi Tuntas Palestina: Jihad dan Khilafah



Tinta Media - Hari ini tidak ada seorang muslim pun yang masih waras tak marah kepada zionis Israel Penjajah bumi palestina. Betapa tidak, korban tewas dari genosida di palestina sudah sekitar 10.000 jiwa. Hampir separuhnya adalah anak anak. Tentu saja mayoritasnya adalah umat Islam. Umat Baginda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, Nabi dan Rasul paling mulia dan penutup para nabi.

Gelombang protes pun merebak di seluruh dunia. Namun entitas penjajah itu menutup mata dan telinga. Tak mau tau. Tetap pada rencana mereka membumihanguskan dan melenyapkan umat Islam palestina. Sebab entitas penjajah itu didukung penuh penguasa penjajah gembong teroris AS dan negara negara penjajah Eropa seperti Inggris, Perancis, dll. 

Sementara para penguasa antek di negeri negeri muslim khususnya Arab hanya menonton pembantaian itu dari singgasana penuh darah sesuai perintah tuan penjajah. Sambil menutup perbatasan mereka dengan palestina. Maka yang paling besar menanggung dosa ini adalah para penguasa antek paling dekat yakni Yordania, Saudi Arabia, Syuriah, Mesir, Turki, Irak, Iran dan sekitarnya. Mereka punya tentara dan senjata namun diam dan merestui pembantaian itu sambil menyaksikan dari demi satu nyawa anak anak dan perempuan itu direnggut. Ya Allah hitunglah mereka dan binasakanlah. 

Penjajahan palestina sudah berlangsung sejak penjajah Inggris membidani kelahiran entitas penjajah yahudi itu di sana pada tahun 1948 yakni sudah 75 tahun. Sejak saat itulah kisah penjajahan dengan pengusiran, pemboikotan dan pembantaian terjadi tiap hari hingga kini. Palestina yang sejak jaman Kholifah Umar bin Khothob Ra selalu dijaga oleh khilafah akhirnya dijajah hingga kini. 

Palestina telah dibebaskan dua kali oleh khilafah. Yakni dibebaskan dari penjajah Romawi oleh Kolifah Umar Ra pertama kali. Kemudian dibebaskan kedua kali dari penjajahan pasukan salib oleh Panglima perang Sholahuddin Al Ayubi pada masa khilafah Abbasiyah. 

Maka diperlukan solusi Tuntas terhadap kondisi palestina hari ini. Mengingat ini kondisi darurat terkait nyawa jutaan manusia  maka yang paling penting adalah langkah langkah sebagai berikut:

1. Wanita, anak anak, orang lanjut usia, orang sakit dan terluka harus segera dipindahkan ke tempat aman untuk diberikan perlindungan dan pengobatan. Oleh karenanya perbatasan Yordania, Saudi, Mesir, Libanon dan Syuriah  segera dibuka oleh para penguasa setempat untuk menerima, melindungi dan merawat mereka.

2. Laki laki dewasa yang sehat dan mampu tidak boleh keluar dari palestina tapi wajib bergabung dengan pasukan muslim untuk berjihad melawan penjajah zionis itu.

3. Makanan, obat obatan, sarana air bersih, dan lain lain wajib disiapkan di daerah penampungan para pengungsi oleh penguasa setempat baik itu di Mesir, Yordania, Saudi dll.

4. Senjata berat dan ringan wajib disediakan segera untuk Mujahidin yang sedang berjihad melawan entitas penjajah itu.

5. Kebutuhan komunikasi dan informasi lewat internet dll harus disediakan oleh para penguasa sekitar palestina. Agar opini umum bahwa entitas penjajah itu harus dihapuskan segera bisa  disebarkan ke seluruh dunia.

6. Para penguasa antek disekitar Palestina wajib saat ini juga melepaskan diri dari melayani dan menghamba kepada penjajah Amerika dan eropa. Dan menjadi para penguasa muslim yang komitmen menjaga dan melindungi wilayah dan umat Islam. Dan segera mengirim pasukan tempur untuk segera mungkin menghancurkan dan menghapus entitas penjajah itu dari bumi yang diberkahi dengan jihad.

7. Para penguasa muslim dan kaum muslimin  khususnya saudi Arabia, Mesir, turki, Irak, Indonesia dan umat Islam wajib segera menyatukan wilayah mereka dengan mengangkat seorang Kholifah yang memimpin umat Islam sedunia untuk membebaskan Palestina secara tuntas. Juga membebaskan wilayah Islam lain seperti Kashmir, Rohingya, Turkistan Timur, India, dll dengan jihad.

8. Kholifah wajib segera melaksanakan syariat Islam secara kaffah dan menyatukan seluruh wilayah Islam di seluruh dunia baik dibarat, timur, selatan maupun Utara
Baik di asia, Afrika masukin eropa. Yang dahulu merupakan wilayah khilafah. Dan membebaskan semua manusia dari penjajahan dan menciptakan kesejahteraan dan keamanan bagi semua orang tanpa diskriminasi. 

9. Kholifah wajib segera menyatukan militer muslim sedunia dan menyatakan perang kepada siapapun baik Amerika, cina, Rusia maupun Eropa yang berniat buruk dan menyerang  umat Islam.

10. Kholifah segera membangun kembali palestina khususnya membersihkan Al Quds dari najis yang ditinggalkan oleh entitas penjajah zionis itu. Dan segera membangun kampung dan kota dengan segala fasilitasnya.
agar penduduk yang mengungsi bisa segera kembali. 

11. Semua solusi ini hanya bisa dijalankan jika  tidak melibatkan para penjajah Amerika, Eropa dan PBB serta semua lembaga internasional bentukan PBB sebagai alat penjajah sejak  dibentuk 1945. 

12. Wajib umat Islam sedunia berdoa dan membantu apa saja yang bisa dilakukan agar solusi diatas bisa direalisasikan segera.

Inilah poin poin paling penting untuk menuntaskan penjajahan di palestina. Semua solusi ini tidak akan terlaksana tanpa jihad dan khilafah. Tak mungkin melenyapkan entitas penjajah kecuali dengan jihad. Sementara jihad tidak mungkin dilakukan secara sempurna tanpa khilafah.

Surat Muhammad Ayat 7

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَنصُرُوا۟ ٱللَّهَ يَنصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ

"Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu."

Wallaahu a'lam.[]

Oleh: Ustadz Abu Zaid
Tabayyun Center

Kamis, 02 November 2023

Ini Alasan Jihad Selalu Dikriminalisasi


 
Tinta Media - Aktivis Muslimah Iffah Ainur Rochmah mengungkapkan alasan kenapa  jihad selalu dikriminalisasi.
 
“Di era kita hari ini mengapa ajaran jihad yang mulia didegradasi bahkan dikriminalisasi begitu rupa? Karena ada pihak yang merasa dirugikan jika jihad fisabilillah ini dilaksanakan atau dipraktikkan oleh kaum muslimin,” tuturnya di acara Muslimah Talk: Seruan Jihad, Solusi Atau Ancaman Bagi Dunia? Di kanal Youtube Muslimah Media Center, Sabtu (28/10/2023).
 
Iffah menambahkan, ketakutan itu  muncul jika seruan jihad ini dilakukan oleh kaum muslimin dalam merespon isu Palestina.
 
“Ketika seruan jihad ini disampaikan dan  mendapatkan sambutan dari pemimpin-pemimpin kaum muslimin, maka kalimat jihad itu bisa memobilisasi kekuatan yang dimiliki oleh kaum muslimin di berbagai wilayah untuk menolong kaum muslimin di Palestina dan mengusir pendudukan Yahudi  Zionis dari tanah milik kaum muslimin tersebut,” ulasnya.
 
Sungguh. Ia menegaskan,  ini adalah sesuatu yang sangat menakutkan musuh-musuh Islam dan bahkan mungkin orang-orang yang hari ini takut dengan seruan jihad.
 
“Mereka [Barat] masih trauma dengan kemenangan gilang-gemilang yang terjadi pada pasukan Salahuddin Al-Ayyubi pada saat membebaskan Baitul Maqdis membebaskan tanah Palestina dari tentara salib di abad ke-12 di tahun 1187 miladiyah,” tandasnya. [] Setiyawan Dwi

Aktivis: Jihad Tidak Identik dengan Terorisme


 
Tinta Media - Aktivis Muslimah, Iffah Ainur Rochmah menegaskan bahwa jihad tidak identik dengan terorisme.
“Jangan pernah membayangkan jihad yang akan dilakukan di Palestina ataupun di wilayah-wilayah lain adalah tindakan yang bisa diidentikkan dengan terorisme,” tuturnya di acara Muslimah Talk: Seruan Jihad, Solusi atau Ancaman Bagi Dunia? Di kanal Youtube Muslimah Media Center, Sabtu (28/10/2023).
 
Ia berargumen, jihad di dalam Islam itu dilekatkan dengan sambungannya yaitu fisabilillah yakni berperang di jalan Allah sehingga dalam pandangan Islam jihad terlepas dari kepentingan-kepentingan pribadi manusia.
 
“Tuntunan jihad berasal dari Allah. Bagaimana Allah menuntun mereka yang berjihad itu mulai dari niatnya, tata caranya, fakta-fakta yang akan dihadapi harus direspon bagaimana,  apa saja larangan-larangan yang harus dijauhi, dan seterusnya,” bebernya.
 
Mengutip pendapat  Syekh Taqiyuddin An-Nabhani  dalam kitab Asy-Syaksiyatul Islamiyah Jilid II, Iffah mengungkapkan bahwa yang dimaksud jihad adalah mencurahkan semua energi, kemampuan dan sumber daya, untuk berperang dijalan Allah.
 
“Baik perang secara langsung yakni mereka yang menjadi tentara, ataupun dengan bantuan harta, dengan bantuan pemikiran, perbekalan, strategi, dan seterusnya. Termasuk dengan lisan maupun tulisan yang itu langsung menggerakkan mereka untuk melakukan perang melawan musuh-musuh Allah,” imbuhnya.
 
Oleh karena itu, Iffah tegas mengatakan, jihad yang diidentikkan dengan terorisme  sebagaimana digaungkan oleh dunia internasional adalah kebohongan yang nyata.
 
“Kaum muslimin ketika melaksanakan jihad mereka tetap harus terikat kepada hukum-hukum syariat,” tegasnya.
 
Iffah menambahkan,  kalau hari ini warga Palestina menyeru jihad, maka yang diluar Palestina yang memahami nash-nash syariat harus menyuarakan hal yang sama sebagai solusi atas Palestina.
 
“Jangan kita membiarkan opini internasional membawa kaum muslimin menerima meja-meja perundingan sebagai solusi untuk pendudukan Yahudi  Zionis di Palestina,” pungkasnya. [] Setiyawan Dwi

HARI SANTRI, RESOLUSI JIHAD DAN MASA DEPAN PALESTINA



Tinta Media - Sikap yang benar didasarkan dari pemahaman dan persepsi yang benar atas fakta. Karena itu sikap umat Islam atas konflik palestina bisa salah jika persepsinya salah. Persepsi yang benar atas konflik Palestina Israel adalah bahwa bumi Palestina adalah milik kaum Muslimin, bukan milik entitas yahudi. Di sanalah Masjidil Aqsa, masjid Mulia Qiblat pertama Umat Islam berada.

Namun, Sejak Perisai Umat hilang dihancur leburkan dimana umat Islam sejatinya adalah satu tubuh menjadi terpecah belah, lantas  Yahudi berusaha menguasainya dengan cara nista,  78 persen tanah Palestina dicaplok Otoritas Zionisme Yahudi pada 1948 dan disusul pendudukan Yerusalem dan wilayah Palestina lain pada 1967. Umat Islam Palestina pun kian menderita dengan Penjajahan yang tiada henti mereka alami hingga kini.

Dengan demikian, Klaim kaum Yahudi dibantu Barat yang selalu menyatakan bahwa apa yang mereka lakukan selama ini terhadap bangsa Arab, khususnya penduduk Palestina, sebagai ’self defense’ (membela diri) adalah kebohongan. Nyatanya setiap hari mereka melakukan penggusuran, pengusiran dan pembunuhan terhadap rakyat Palestina. Termasuk membunuhi wanita, lansia dan anak-anak.

Klaim mereka sebagai penduduk asli tanah Palestina dan pemilik tanah yang dijanjikan Tuhan juga dusta besar. Pernyataan itu sesungguhnya adalah kedustaan yang dikarang oleh pendiri negara Yahudi, Theodor Herzl. Hakikatnya mereka adalah agresor keji. Tak ada satu pun ayat dalam kitab suci terdahulu, apalagi dalam al-Quran, yang menyatakan Palestina sebagai tanah yang dijanjikan Tuhan untuk mereka.

Kaum Zionis Yahudi mendapatkan tanah Palestina lewat bantuan Inggris dan Prancis melalui Perjanjian Sykes-Picot. Kedua negara tersebut mendukung pembentukan negara Yahudi di tanah Palestina. Kedua negara ini bersekongkol untuk menyembelih Khilafah Utsmaniyah. Mereka lalu menjadikan tanah air kaum Muslim, termasuk tanah Palestina, sebagai harta rampasan mereka.

Karena itu usaha paling penting bagi umat Islam di seluruh dunia adalah membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Sebab Islam adalah agama anti penjajahan. Islam adalah agama yang membebaskan manusia dari keterjajahan dalam berbagai bentuknya.

Khusus Indonesia, secara normatif dalam undang-undang menegaskan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Itulah mengapa sejak dahulu para pejuang muslim berjuang dan berjihad mengusir penjajah Portugis, Belanda, Jepang dan lainnya. Pejuang Islam yang memerdekakan negara ini dari penjajah adalah para ulama dan santri.

Bahkan lahirnya hari santri yang diperingati setiap tanggal 22 oktober dilatarbelakangi oleh resolusi jihad KH Hasyim Asy’ari. Peringatan Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober merujuk pada munculnya seruan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 oleh para santri dan ulama pondok pesantren yang mewajibkan setiap muslim untuk membela Tanah Air dan mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari tangan penjajah.

Resolusi jihad sebagai latar historis hari santri harus dimaknai secara benar dalam perspektif jihad kekinian dalam sudut pandang Islam. Sebab jika salah sudut pandang, santri justru akan mengalami disorientasi. Santri dalam hal ini harus mampu mengidentifikasi siapa sebenarnya penjajah negeri ini pada saat ini? Jika saat resolusi jihad, penjajahnya adalah Belanda, lantas siapa penjajah negeri ini pada saat ini? Bagaimana pula dengan negeri Palestina  yang sedang dijajah Israel. Mestinya santri kembali menyuarakan resolusi jihad jilid dua untuk mengusir penjajah Israel dari bumi Palestina.

Salah satu pertimbangan Resolusi Jihad adalah : mempertahankan dan menegakkan Negara Republik Indonesia menurut hukum Agama Islam, termasuk sebagai satu kewadjiban bagi tiap-tiap orang Islam. Mengutip nu.or.id, Resolusi Jihad ini menegaskan, “memohon dengan sangat kepada Pemerintah Republik Indonesia supaja menentukan suatu sikap dan tindakan yang nyata serta sebadan terhadap usaha-usaha jang akan membahayakan Kemerdekaan dan Agama dan Negara Indonesia, terutama terhadap pihak Belanda dan kaki-tangannya.”

Fatwa resolusi jihad yang diumumkan pada 22 Oktober 1945 mengandung tiga poin utama, di antaranya: Hukum memerangi orang kafir yang merintangi kepada kemerdekaan kita sekarang ini adalah fardhu 'ain bagi tiap-tiap orang Islam yang mungkin meskipun bagi orang fakir. Kedua, Hukum orang yang meninggal dalam peperangan melawan musuh (NICA) serta komplotan-komplotannya adalah mati syahid, dan ketiga, hukum untuk orang yang memecah persatuan kita sekarang ini, wajib dibunuh.

Allah berfirman : Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS Al Ankabut : 69).

Nah, oleh karena itu momentum hari santri mestinya menjadikan  santri yang benar-benar santri yakni yang memiliki visi jihad membela agama Allah, sesuai dengan kemampuan maksimalnya. Solusi jihad bagi Palestina memang akan menemukan kesulitannya karena umat Islam di negeri-negeri muslim justru dalam jebakan ikatan nasionalisme, sekulerisme dan demokrasi. Bahkan negeri-negeri muslim kini tengah dalam penjajahan sistem kapitalisme.

Mengapa solusi Palestina adalah jihad. Pertama, siapapun yang masih waras akan melihat kemustahilan mengakhiri penjajahan Zionis Yahudi lewat jalur politik. Berbagai perundingan yang dilakukan oleh negara-negara Barat, termasuk PBB, dengan otoritas Palestina dan kaum Yahudi penjajah tidak memberikan keuntungan apa-apa bagi warga Palestina. Malah wilayah Palestina makin terus dicaplok oleh kaum Zionis, sementara dunia mendiamkan hal itu. Berbagai kutukan dan resolusi PBB, termasuk kecaman dari para pemimpin Dunia Islam, juga tidak berpengaruh apapun terhadap kaum Yahudi. Badan Hak Asasi Manusia PBB (UNHCR) sejak tahun 2006 sudah mengeluarkan 45 resolusi menentang kaum Yahudi. Namun, tak ada satu pun yang digubris.

Kedua: Islam telah mengharamkan berdamai dan bersahabat dengan entitas yang memerangi kaum Muslim. Karena itu apapun bentuk perdamaiannya, apalagi solusi dua negara yang ditawarkan Barat, adalah haram. Allah SWT berfirman: Sungguh Allah telah melarang kalian menjadikan sebagai kawan kalian orang-orang yang memerangi kalian karena agama, mengusir kalian dari negeri kalian, dan membantu (orang lain) untuk mengusir kalian. Siapa saja yang menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah kaum yang zalim (TQS al-Mumtahanah [60]: 9).

Ketiga: Syariah Islam telah mewajibkan jihad fi sabilillah atas kaum Muslim ketika mereka diperangi musuh. Allah SWT berfirman: Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah dia seimbang dengan serangannya terhadap kalian (TQS al-Baqarah [2]: 194). Allah SWT juga memerintahkan untuk mengusir siapapun yang telah mengusir kaum Muslim: Perangilah mereka di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian (TQS al-Baqarah [2]: 191).

Karena itu jihad adalah solusi bagi agresi Zionis Yahudi atas tanah Palestina. Hal itu sesungguhnya sangat mudah. Pasalnya, kekuatan militer negeri-negeri Muslim seperti Mesir, Suriah dan Yordania secara perhitungan jauh di atas kekuatan militer kaum Yahudi. Sebagai perbandingan, Pasukan Pertahanan Yahudi (IDF) hanya berjumlah 169.500 orang, 1.300 tank. Adapun kekuatan militer Mesir adalah 450.000 personel militer aktif, dengan tank perang 2,16 ribu dan 5,7 ribu kendaraan perang. Apalagi jika negeri-negeri Muslim lainnya bersatu. Dengan izin Allah, kekuatan entitas Yahudi akan hancur-lebur.

Masa depan Palestina sangat bergantung kepada umat Islam diseluruh dunia. Tidak mungkin masa depan palestina diserahkan kepada dunia barat yang justru ikut terlibat dalam pendirian negara Israel. Melihat realitas politik hari ini, tidak mungkin kaum Muslim mengharapkan pihak lain, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), untuk menolong mereka. Justru PBB juga terlibat dalam kelahiran dan pengakuan negara Yahudi tersebut. Mustahil pula meminta bantuan kepada negara-negara Barat karena mereka, baik AS maupun Uni Eropa, mendukung kaum Yahudi penjajah.

Amerika Serikat akan mengerahkan bantuan militer saat ini. Secara rutin mereka pun setiap tahun menggelontorkan USD3,8 miliar (lebih dari Rp 54 triliun) untuk keperluan militer kaum Yahudi. Tampak bahwa entitas Yahudi ini menjadi kuat karena disokong oleh kekuatan besar. Karena itu sudah seharusnya Palestina pun didukung oleh kekuatan besar kaum Muslim.

Pada masa Rasulullah saw., kaum Yahudi di Madinah juga terusir dari Madinah setelah mereka melakukan pengkhianatan terhadap Negara Islam dan kaum Muslim. Kaum Yahudi Bani Qainuqa diperangi dan diusir oleh Rasulullah saw. setelah mereka melecehkan kehormatan seorang Muslimah dan membunuh seorang laki-laki pedagang Muslim yang membela muslimah tersebut. Yahudi Bani Quraizhah diperangi oleh kaum Muslim setelah mereka bersekongkol dengan kaum musyrik Quraisy untuk membunuh Nabi saw. pada Perang Ahzab.

Mungkinkan hari santri tahun ini akan diserukan resolusi jihad kedua oleh seluruh ulama dan santri untuk mengusir penjajah Israel dari bumi Palestina, bumi para nabi dan tanah kaum muslimin ?. Resolusi jihad untuk menyeru kepada negeri-negeri muslim untuk mengerahkan tentaranya membela muslim Palestina ?

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 20/10/23 : 22.45 WIB)

Oleh : Dr. Ahmad Sastra
Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa

Rabu, 01 November 2023

Ratusan Peserta Aksi Damai Serukan Bebaskan P4lestina dengan Jihad dan Khilafah



Tinta Media - Sebagai wujud kepedulian dan pembelaan terhadap saudara muslim di Palestina, ratusan peserta aksi damai yang tergabung dalam Aliansi Muslim Surabaya Bela Palestina mendatangi Gedung Grahadi Gubernur Jawa Timur menyerukan pembebasan Palestina hanya bisa dengan jihad dan Khilafah.

“Mengusir Isr43l dari bumi Palestina, tentu solusi mengusirnya dengan jihad dan Khilafah,” seru Ustaz Khoiruddin Koordinator Lapangan Jumat (27/10/2023) di Depan Gedung Grahadi Surabaya.

Seruan senada, dari Orator Ustaz Ibnu Ali, Allah SWT menegaskan dalam Surat Al Imran ayat 118, kebencian Zionis Yahudi terhadap Umat Islam jauh lebih besar dari yang tampak keluar mulut nya. Permasalahan  di Palestina yang begitu komplek hanya sebagian kecil dari kebencian Zionis Yahudi, mereka meginginkan Umat Islam agar musnah dan keluar dari agamanya. 

“Semua permasalahan itu tidak akan pernah selesai,  jika umat Islam tidak bersatu padu dalam naungan Khilafah Islamiyah,” pekiknya.

Begitu juga orasi yang disampaikan Ustaz Faqih Syarif. Ia menyerukan kepada pemimpin kaum Muslimin khususnya Indonesia dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia untuk mengirimkan pasukannya demi membebaskan Palestina, bukan mengirimkan kain kafan, obat-obatan, makanan dan lain sebagainya.

Ustaz Azizi Fathoni sebagai orator juga menyampaikan bahwa bangsa Yahudi adalah bangsa pengecut. Terbukti dengan peperangan di Palestina hanya menggunakan roket-roket untuk menyerang warga sipil, tidak melakukan peperangan secara langsung di darat. Begitu juga dari hadits yang mashur disebutkan bahwa bangsa Yahudi melakukan peperangan di akhir zaman nanti dengan kaum Muslim sampai mereka bersembunyi di balik batu.

“Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: لا تقوم الساعة حتى تقاتلوا اليهود حتى يقول الحجر وراءه اليهودي تعال يا مسلم هذا يهوديّ ورائي فاقتله
Dari Abi Hurairah, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Tidak akan terjadi Hari Kiamat hingga kalian (umat Muslim) memerangi Yahudi, kemudian batu berkata di belakang Yahudi," Wahai Muslim, inilah Yahudi di belakangku, bunuhlah! "(HR Bukhari dan Muslim). Hadist ini juga menunjukkan tanda-tanda terjadinya hari kiamat,” jelasnya.

Massa aksi yang datang dari Surabaya dan sekitarnya meninggalkan tempat aksi dengan tertib dan rapi setelah hampir 2 jam acara berlangsung.[] Lukman Indra Bayu

Sabtu, 28 Oktober 2023

Mengembalikan Kejayaan Islam yang Telah Hilang

Tinta Media - Perang Palestina dan Israel terus bergulir. Korban jiwa terus bertambah dari sisi Palestina. Dari data terbaru Kementerian Kesehatan, sejak 7 Oktober, 6.500 warga Palestina tewas karena serangan udara dan bombardir yang dilakukan Israel. Al-Jazeera menyebut sebagian besar korban adalah anak-anak dan wanita di 

Di sisi Israel, korban tewas mencapai 1.400 orang. Dengan begitu, jika digabungkan, total korban tewas dari kedua belah pihak kini hampir mencapai 7.200 korban jiwa (BBC News Indonesia, 26/10/2023).

Dari konflik tersebut, Amerika bersama Perancis dan Italia mencoba membuat aliansi baru untuk membela Israel. Mereka menganggap bahwa Hamas dan pasukan Palestina adalah kelompok teroris yang banyak membunuh warga sipil tak bersalah.

Padahal, jika kita telisik dari sisi sejarah, Israel telah lebih banyak membunuh warga sipil yang tak bersalah. Israel sendiri merupakan negara penjajah di Palestina. Asalnya, ia bukanlah apa-apa sebelum kemenangan Inggris dan sekutu pada perang dunia pertama melawan Daulah Utsmani yang terpaksa ikut perang.

Maka dari itu, tidak pantas bagi negara penjaga perdamaian dunia justru membela negara penjajah dan tidak memberikan hak keamanan bagi kaum terjajah. Hal ini justru menunjukkan akan runtuhnya ideologi mereka. 

Lebih dari itu, sebenarnya mereka juga takut akan kebangkitan Islam. Mereka tahu jika Palestina dibiarkan menyerang, maka ia akan bangkit dan mengambil kembali negara mereka, bahkan bisa jadi mereka mendirikan Daulah Islam yang baru dan menghapuskan ideologi kapitalisme yang telah lama diterapkan.

Ironisnya, umat Islam hari ini justru diam dan terpaku oleh pemikiran nasionalisme yang dibawa oleh Barat melalui propaganda seperti 'hubbul Wathan minal iman' (cinta tanah air sebagian dari iman). Padahal, semboyan tersebut merupakan propaganda dari Barat untuk merusak kesatuan umat Islam berdasarkan akidah Islam yang satu. Semboyan tersebut lebih mengedepankan nasionalisme yang mementingkan kemaslahatan berdasarkan wilayah mereka masing-masing.

Sungguh miris ketika melihat saudara-saudara Palestina berjuang, sedangkan kaum muslimin yang lain hanya berdiam. Padahal, Rosulullah saw. telah bersabda bahwa umat Islam dengan umat Islam yang lain bagaikan satu tubuh. Jika satu bagian merasakan sakit, maka bagian lain akan merasakan sakit juga. Akan tetapi, kenyataannya umat Islam hari ini justru bagaikan buih di lautan. Mereka begitu banyak, akan tetapi terombang-ambing oleh arus air laut.

Inilah kondisi umat Islam saat ini, begitu terpuruk dan terhinakan. Mereka kehilangan jati diri sebagai umat terbaik, yang telah menguasai 3/4 dunia dalam waktu empat abad. Mereka kehilangan taringnya untuk melawan orang-orang kafir yang menghinakan agamanya.

Maka dari sinilah, bagaimana peran kita dalam mengembalikan kejayaan kaum muslimin hari ini karena kebangkitan Islam itu pasti dan Islam akan menang. Tentunya, kepastian itu harus ada yang merealisasikan, yaitu dengan dakwah dan menjadi Hizbullah (pejuang Allah Swt) sebagaimana mana firman Allah Swt,

"Sesungguhnya penolongmu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan salat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah). Dan barang siapa menjadikan Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman sebagai penolongnya, maka sungguh, pengikut (agama) Allah itulah yang menang.(QS. Al-Maidah Ayat 55-56).

Oleh: Azzaky Ali (Sahabat Tinta Media)

P4lestina Butuh Solusi Hakiki Bukan Sekedar Dukungan Basa-basi


Tinta Media - Akibat pertempuran yang terus terjadi lebih dari sepekan, banyak warga Palestina tak terkecuali anak-anak yang tinggal di Jalur Gaza menjadi korban dari serangan membabi buta penjajah Yahudi laknatullah. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, Israel telah membunuh 2.215 warga Palestina di Gaza, termasuk 724 anak-anak, dan melukai 8.714 orang, termasuk 2.450 anak-anak, sementara Menurut PBB, hampir satu juta orang telah mengungsi. 

Kondisi memprihatinkan ini membuat banyak manusia dari berbagai belahan dunia serta para penguasa muslim menyerukan penghentian perang dan mengecam Israel. Presiden RI Jokowi Widodo juga menyerukan agar mencari akar masalah dan meminta menyelesaikan konflik tersebut melalui PBB.

Pada Rabu sore (11/10) di kedutaan besar Amerika di Jakarta, demonstrasi pun terjadi, terdiri dari gabungan Forum Persaudaraan Islam(FPI), Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama (GNPF-U) dan Alumni 212. Mereka menyebutnya “Aksi Bela Palestina" Selain untuk memprotes dukungan Amerika pada Israel pasca serangan Hamas. Mereka juga menyerahkan surat tuntutan yang isinya antara lain permintaan agar Amerika menghentikan dukungannya kepada Israel, serta harapan mereka agar Amerika berupaya keras untuk mengakhiri pertempuran diantara Israel dan Hamas serta mengambil peran lebih besar dalam mewujudkan perdamaian diantara Israel dan Palestina.
(voaindonesia.com 11/10/2023)

Pada dasarnya akar masalah dari Palestina Israel adalah ketiadaannya hukum Allah.
Sehingga melahirkan masalah penjajahan di Palestina, serta menjaganya tetap eksis.
Dan selama eksistensi penjajah israel masih ada maka penjajahan pada palestina akan masih terus ada.

Derasnya dukungan terhadap palestina dari berbagai belahan dunia saat ini, sejatinya telah menunjukan betapa besar, kekuatan umat sesungguhnya. Namun sangat disayangkan, masih ada banyak orang yang tidak memahami akar masalah tersebut dan hanya memandang masalah Palestina tidak lebih sekedar masalah kemanusiaan dan konflik, padahal masalah utama dari itu semua adalah eksistensi negara israel itu sendiri.


Zionisme Yahudi  

Zionisme adalah gerakan politik yang dibuat oleh orang yahudi, guna mempersatukan kaum yahudi di seluruh dunia dengan mendirikan negara Yahudi di Palestina, ide ini dicetuskan oleh Theodore Hertzl (Bapak pendiri Zionisme) dalam buku yang berjudul “Der Judenstaat” atau “The Jewish State” tahun 1896. kemudian di dukung oleh Lord Walter Rothschild, seorang ahli zoologi dan politisi Inggris. Sekaligus yang mendanai gerakan zionis.

Seusai PD I, inggris dan Perancis melalui Perjanjian Sykes-Picot 1916 membagi wilayah Turki Utsmani. Dan melalui sepucuk surat di tahun 1917 Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour, menyatakan dukungan Inggris untuk pembentukan “tanah air nasional Yahudi” di Palestina kepada Lord Rothschild, yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour. Dan untuk menguatkannya inggris melalui Liga bangsa-bangsa menerbitkan minded for Palestine di tahun 1922, yang menjadi legitimasi bagi orang-orang Yahudi pindah ke palestina. 

Tahun 1947 usai PD II. Kepemimpinan dunia beralih dari Inggris menjadi Amerika. Amerika mengubah liga bangsa-bangsa menjadi PBB. Melalui usul PBB yang di namakan UN Partition Plan (Resolution 181). Amerika membagi wilayah Mandat Britania atas Palestina. Dengan pembagian 55 % untuk zionis yahudi dan 45% untuk bangsa arab. 

Tahun 1948, sehari pasca Zionis Yahudi memproklamirkan negara yang bernama Israel. Israel di serbu oleh negara-negara Arab seperti Lebanon, Suriah, dan lainnya. Berakhir dengan kemenangan Israel hingga memperluas teritorialnya lebih 70% dari luas total wilayah daerah mandat PBB Britania Raya, Palestina. Tentu saja, kemenangan tersebut tidak murni ketangguhan Israel sebagai negara yang baru sehari berdiri, tapi karena Amerika dan Inggris ikut bermain di belakangnya. 

Jadi, serangan Hamas pada Israel bukanlah awal mula dari perang, namun merupakan rantai yang telah dimulai sejak beberapa dekade yang lalu, yang membuat rakyat palestina mengalami banyak penderitaan, akibat dibantai,ditangkap dan dibunuh oleh israel. Dan sebagai negara yang di jajah sudah sewajarnya Hamas dan umat di palestina melawan. Tidak mungkin berdamai dengan penjajah, kecuali jika penjajah tersebut hengkang dari tanah mereka. 

Anak Emas Amerika 

Inggris dan Amerika bagai ibu dan bapak bagi Israel, sementara PBB adalah bidan yang membantu dalam proses melahirkan Israel. Dan kehadiran buah hati seperti Israel bagi Amerika, sangatlah bermanfaat dalam menyeimbangkan hegemoni serta pengaruhnya di timur tengah.

Sehingga apapun yang terjadi, Amerika akan selalu menjaga anak emasnya, baik itu melalui hubungan dagang, pemberian bantuan bilateral hingga bantuan militer. Amerika menunjuk Israel sebagai negara pertama yang diberikan status sekutu utama non-NATO selain Mesir. Amerika juga memberikan dukungan politik besar-besaran kepada Israel, misalnya di Dewan Keamanan PBB dari 24 veto yang diajukan Amerika 15 di antaranya, digunakan untuk melindungi Israel. Dan masih banyak lagi bukti kedermawanan Amerika terhadap Israel 

Maka, jika menyerahkan masalah konflik palestina - Israel pada PBB dan mengharapkan Amerika mau menghentikan dukungannya kepada Israel adalah suatu hal yang mustahil, sebab Inggris dan Amerika adalah otak sekaligus dalang yang menciptakan Israel.

Palestina Butuh Pembebasan

Sementara pemimpin-pemimpin negara muslim saat ini, konon katanya tegas membela palestina, mereka tidak lebih dari para pengkhianat bermuka dua, di depan melontarkan kecaman, namun di belakang, mereka bergandengan tangan dengan para penjajah. Akibat mereka sendiri tersandera oleh kepentingan politik dan ekonomi yang terus bergantung pada Amerika. Solusi pengiriman bantuan sandang, pangan, obat-obatan maupun relawan untuk mengobati para korban, itu tidak salah, hanya saja mereka sengaja mengabaikan kebutuhan yang lebih mendesak daripada itu semua, yaitu pembebasan palestina.

Maka alangkah baiknya jika semangat membara dalam mendukung dan membela palestina, harus di imbangi dengan memahami akar masalahnya, dari perspektif yang lebih komprehensif, sehingga menemukan solusi yang tepat untuk mengakhiri penderitaan palestina, jangan sebatas mengikuti arus tren atau memanfaatkan situasi dengan sekedar ikut-ikutan, ini sangat memalukan. 

Daulah Khilafah 

Mengingat besarnya dukungan serta negara-negara yang ada di di belakang Israel, maka dalam melawannya di butuhkan kekuatan besar yang mampu menyatukan negri-negri muslim di bawah negara besar yaitu Daulah Khilafah yang sesuai dengan Metode kenabian.

Sebab hanya Khilafah yang akan menyatukan umat, mempertahankan setiap jengkal wilayah negeri Islam.

Sejarah telah menjadi saksi, sekaligus bukti, kemampuan khilafah dalam memimpin dunia, berabad-abad lamanya dan negara- negara di bawah naungannya, hidup damai dan sejahtera. Namun setelah 102 tahun dunia tanpa Khilafah, dunia menjadi porak poranda, penjajahan dimana-mana baik itu secara fisik maupun pemikiran.

Oleh karena itu baik Palestina, Suriah, Yaman atau dimanapun umat muslim yang saat ini tertindas sesungguhnya tidak memerlukan dukungan basa-basi, tapi sangat membutuhkan solusi yang hakiki dengan di tegakkannya kembali khilafah 'ala minhaj nubuwah, sehingga Israel bersama induk semangnya dapat segera di musnahkan. 

Wallahu'alam bissawab.

Oleh: Indri Wulan Pertiwi 
Aktivis Muslimah Semarang 

Jumat, 27 Oktober 2023

Pengamat: Solusi Konflik Palestina Harus Melihat Dua Sisi

Tinta Media - Pengamat politik dari Geopolitical Institute Adi Victoria menegaskan untuk menyelesaikan konflik Palestina harus melihat dua sisi.
 
“Untuk memberikan solusi terhadap masalah Palestina, ada dua sisi terkait fakta Palestina sebagai tanah kharajiyah --tanah yang ditaklukkan oleh kaum muslimin melalui peperangan--,” tuturnya di Kabar petang: Boikot Produk Israel Bikin Jerusalem Bangkrut? Melalui kanal Khilafah News, Senin (23/10/2023).
 
Ia melanjutkan, sisi pertama adanya pelaku yaitu zionis Yahudi yang kedua adanya korban yaitu Palestina. “Untuk korban kita sudah memberikan solusi dengan mengirimkan bantuan dana, obat-obatan, pakaian, membangun rumah sakit.Tapi ini hanya solusi untuk korban!” jelasnya.
 
Sedangkan solusi untuk pelaku, ujarnya, tidak pernah ada. Oleh karena itu kalau hanya memberikan  solusi untuk korban, menurutnya, tidak akan efektif menghentikan agresi zionis Yahudi laknatullah ini.
 
“Nah solusi untuk mereka itu (zionis Yahudi) tidak lain dan tidak bukan hanya dengan cara jihad, mengeluarkan entitas Yahudi dari tanah kharajiyah, tanah milik umat Islam sedunia itu. Solusi satu-satunya untuk menyelesaikan masalah Palestina hanya dengan cara jihad,” tandasnya.
 
Ia menilai, two state solution (solusi dua negara) yaitu Palestina hidup berdampingan dengan Yahudi ini solusi yang tidak benar. Menyetujui solusi itu, ucapnya, merupakan bagian dari pengkhianatan terhadap umat Islam.
 
“Para penguasa negeri Islam berdosa ketika membiarkan umat Islam yang ada di Palestina sendirian berperang  untuk mengambil kembali tanah yang itu merupakan tanah milik umat Islam. Bukan hanya tanah milik umat Islam Palestina tapi milik umat Islam sedunia,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun

Rabu, 25 Oktober 2023

KMIK: Penting Memahami Persoalan Palestina dengan Benar

Tinta Media - Ketua Komunitas Mengenal Islam Kafah (KMIK) Dra. Irianti Aminatun menegaskan pentingnya memahami  persoalan Palestina dengan benar.
 
“Sebagai Muslim sebelum memberikan bantuan lain, penting membantu pikiran kita sendiri dalam memahami dan mendudukkan masalah Palestina dengan benar. Ini penting agar niat baik untuk memberikan solusi Palestina  tidak salah,” ujarnya di acara Bincang Islam: Badai Gaza; Ungkapan Rakyat Palestina untuk mengambil Haknya, di Bandung, Ahad (22/10/2023).
 
Ia lalu menjelaskan beberapa poin bagaimana seharusnya membantu pikiran dalam memahami dan mendudukkan masalah Palestina dengan benar.
 
“Pertama, dalam pandangan Islam tanah Palestina adalah tanah milik kaum muslimin, karena tanah tersebut sudah ditaklukkan di masa Khalifah Umar bin Khaththab. Di tanah itu, berdiri Al-Quds yang merupakan lambang kebesaran umat ini, ” jelasnya.
 
Kedua, sebutnya, entitas Yahudi adalah perampas tanah Palestina. Yahudi tidak memiliki hak sejengkal tanah pun di Palestina. Perampasan ini menurutnya adalah kemungkaran yang wajib dilawan.
 
“Jadi problem pokok Palestina adalah penjajahan wilayah itu oleh zionis Yahudi,” simpulnya.
 
Oleh karena itu, ia menerangkan,  kaum muslimin wajib  menolak solusi dua negara (Palestina dan Israel) karena hal itu sama saja dengan mengakui keberadaan  penjajah Yahudi  yang merampas 85 % wilayah Palestina. 
 
“Tuntasnya solusi atas persoalan Palestina adalah bebasnya wilayah itu dari penjajahan Yahudi melalui jihad fi sabilillah, karena hanya dengan itu penjajahan bisa dienyahkan,” tegasnya.
 
Untuk itu, ucapnya, kaum muslimin harus mendesak agar negeri-negeri Muslim seperti Mesir, Turki, Irak, Indonesia dan negeri-negeri Arab untuk mengirimkan tentara membantu Palestina.
 
“Selain itu, harus terus berdakwah dengan istiqamah bagi tegaknya kehidupan Islam yang di dalamnya diterapkan  syariah Islam kafah di bawah naungan khilafah, yang akan menyatukan umat se dunia. Dengan persatuan itu, umat menjadi kuat, sehingga bisa melindungi negeri-negeri muslim dan membebaskan seluruh negeri Muslim termasuk Palestina dari para penjajah,” pungkasnya. [] Sri Wahyuni
 

Selasa, 24 Oktober 2023

Zionis Yahudi Harus Dijadikan Musuh Bersama

Tinta Media - Siapa saja yang tega mengorbankan rakyat yang tidak berdosa, layak disebut teroris, seperti apa yang dilakukan oleh Israel terhadap penduduk sipil Palestina. Menjatuhkan satu bom saja pada pemukiman penduduk harus diperangi apalagi sampai ratusan bom yang telah melukai anak-anak yang tidak berdosa baik secara fisik maupun psikis. Semua kejadian mengerikan akan terekam dalam memori mereka dan dibawa terus sepanjang masa. Sungguh zionis Israel layak dijadikan musuh bersama, karena merekalah teroris yang sebenarnya.

 

Tapi sayang pemikiran sekuler dan ikatan nasionalisme telah membuat umat Islam sulit untuk bersatu. Umat tidak lagi satu tubuh yang ikut merasakan penderitaan saudaranya dibelah bumi lainnya karena tidak dalam satu ikatan nation-state. Umat sudah terkotak-kotak dalam satu ikatan yang lebih membanggakan negerinya sendiri. Dan terlebih pemikiran sekuler, membuat mereka tidak perduli dengan saudara satu akidah, Islam. Bahkan mereka yang terjangkiti virus sekularisme alergi dan enggan membawa nama agama untuk membela palestina saudara yang butuh pertolongan.

 

Umat harusnya bersatu untuk menghapuskan segala bentuk penjajahan di muka bumi ini. Penguasa negeri muslim harusnya melakukan tindakan secara nyata untuk membela palestina, bukan hanya mengutuk dan mengecam, tapi mengirimkan pasukan untuk menghentikan aksi aksi brutal dan biadab Israel yang membunuh dan melukai kaum muslimin di jalur Gaza. Palestina butuh khilafah untuk menyelesaikan permasalah mereka. Kapitalisme dengan akhidah sekuler telah membuat negara muslim tidak berdaya melihat saudara mereka dibantai secara sadis dan tidak manusiawi.

 

Keputusan penguasa yang dzolim sungguh akan menciptakan kerusakan karena hanya mengikuti ambisi dan egonya tanpa mempertimbangkan kerugian dan kerusakan yang diakibatkannya. Ambisi penguasa Israel telah mengorbankan rakyatnya sendiri dan penduduk Palestina yang tidak berdosa. Anak-anak jadi korban sebuah keputusan politik yang salah yang hanya untuk mengikuti penguasa yang dzolim dan tidak punya hati.

 

Biadab, bahkan tempat paling aman, rumah sakit, tidak luput dari aksi militer Israel. Sengaja menjatuhkan bom di satu tempat yang dianggap aman bagi pengungsi untuk mendapatkan perlindungan dan pengobatan. Bagi siapa saja yang masih punya hati nurani, pasti tidak mungkin mendukung aksi militer Israel dengan alasan apapun. Tapi sayang media resmi banyak yang menutup-nutupi aksi brutal mereka. Pencitraan terus dilakukan untuk menyudutkan pejuang Hamas Palestina dan melakukan pembelaan, menganggap lumrah aksi brutal Israel sebagai konflik dua negara.

 

Kita harus suarakan untuk kemerdekaan Palestina dari aksi brutal penguasa zionis Israel yang telah melukai umat Islam dan nilai-nilai kemanusiaan. Sekecil apapun peran kita, lakukan untuk membela agama Allah tanpa harus berfikir hasil. Kesugguhan kita dalam membela Palestina karena Allah SWT. akan dicatat sebagai amal kebaikan dan segera mendatangkan pertolongan Nya. Semoga hidup kita di dunia tidak sia-sia, tapi bernilai karena kesungguhan kita untuk membela saudara kita yang berteriak untuk meminta pertolongan. 

 

Menyelamatkan saudara kita yang membutuhkan bisa dilakukan dengan berbagai cara. Bersyukurlah mereka yang bisa membantu secara nyata, hadir bersama mereka untuk ikut menyelamatkan Palestina dari kebuasan dan kebrutalan serangan Zionis Israel. Tidak ada yang sia-sia untuk mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina, meskipun hanya dengan terus menyerukan suara kecil untuk meluruskan propaganda yang mencoba membangun kebencian terhadap Islam.  Pemberitaan yang tidak benar atas konflik yang terjadi antara Hamas dan Israel telah membangun Islamophobia dengan memonsterisasi Muslim sejati.

 

Anak yang berusia 6 tahun tewas usai ditikam pria bernama Joseph Czuba (71) di Illinois, Amerika Serikat (AS). Sosok Czuba diketahui nekat membunuh korban gegara konflik antara Hamas dan Israel. Dilansir dari detikNews yang mengutip BBC dan Reuters, peristiwa penikaman tersebut terjadi di wilayah Plainfield, negara bagian Illinois, AS pada (16/10/2023). Berdasarkan laporan Al Jazeera menyebutkan bocah yang tewas dalam pembunuhan ini merupakan keturunan Palestina-Amerika. Padahal kita tahu seorang Muslim sejati tidak mungkin melakukan tindakan kekerasan tanpa ada alasan yang dibenarkan. Karena kebencian yang mendalam dipicu oleh pemberitaan dan gambaran yang salah terhadap Muslim yang memperjuangkan dan membela agama mereka, kasus pembunuhan pada muslim yang tidak berdosa terjadi. Kejadian ini harus dihentikan dengan suara kita yang menyampaikan kebenaran, mengungkap fakta yang sebenarnya kekejian dan kekejaman zionis Israel dan sekutunya.

 

Kita harus terus suarakan untuk membebaskan umat dari ini pemahaman sekularisme dan nasionalisme yang menjadi penyebab utama umat Islam sulit untuk bersatu. Terus Serukan untuk perjuangan tegaknya khilafah yang akan menjadi solusi umat agar mau bersatu untuk membela agama Allah. Penerapan Islam secara kaffah akan membawa kebaikan dan Islam akan menjadi Rahmat bagi seluruh alam. Khilafah akan menjadi solusi tuntas untuk seluruh masalah termasuk apa yang terjadi di Palestina.

Oleh: Mochamad Efendi (Sahabat Tinta Media)

 

 

 

 

Analis PKAD: Akar Masalah Palestina adalah Aneksasi Kaum Yahudi

Tinta Media - Analis Senior Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) Fajar Kurniawan berpendapat bahwa akar masalah konflik Palestina dan penjajah Yahudi yang kembali memanas adalah adanya aneksasi kaum Yahudi.

“Kalau bicara tadi, akar masalah itu adalah adanya aneksasi kaum Yahudi ke tanah Palestina,” tuturnya kepada Tinta Media, Kamis (19/10/2023).

Menurutnya, hal ini tak bisa dilepaskan dari Inggris dan Perancis yang waktu itu sebagai salah satu bagian dari pemenang perang dunia ke-2, kemudian mereka bersepakat, bersekongkol dengan  zionis Yahudi untuk menganeksasi wilayah Palestina. 

“Adanya intensitas Yahudi di Palestina itu adalah suatu tindakan yang ilegal, dan memang Inggris pada waktu itu memfasilitasi orang-orang Yahudi untuk bermukim di Palestina, yaitu setelah sebelumnya, 50 tahun sebelumnya, Herzl Sebagai  Bapak Zionis itu melobi Sultan Abdul Hamid II waktu itu untuk membeli sejengkal tanah Palestina,” ungkapnya.
 
Tetapi, lanjut Fajar, lobi itu ditolak mentah-mentah oleh Sultan Hamid II, karena Sultan sebagai Khalifah Turki Utsmani waktu itu, berpandangan bahwa tanah Palestina adalah tanahnya kaum muslimin dan Sultan Hamid II tidak punya hak apapun untuk melepas tanah itu sejengkal saja. 

“Karena tanah itu tanahnya kaum muslimin, karena itu Sultan merasa tidak berhak untuk kemudian melepaskan tanah itu sejengkal saja,” lanjutnya menjelaskan.

Namun, dipaparkannya bahwa hal itu bukan lantas membuat gerakan zionis itu kemudian berhenti. Mereka terus melakukan makar-makar, termasuk bersekutu dengan salah satu pendukungnya, Inggris. 

“Maka, ketika Inggris keluar sebagai pemenang dari perang dunia ke-2, mereka membagi-bagi tanah-tanah bekas wilayahnya kehilafahan Utsmaniyah, yang ada di deklarasi Balfour, kalau gak salah,” paparnya.

“Termasuk adalah tanah Palestina, Yordan, Libanon, Mesir, dan seterunya itu semua seolah-olah itu adalah rampasan perang yang kemudian di bagi antara Inggris, ada yang Perancis, dan sekutu-sekutunya. Nah itu kemudian kesempatan yang dimanfaatkan oleh Yahudi untuk akhirnya masuk ke Palestina dan memproklamasikan berdirinya Negara Israel,” sambungnya.

Fajar melihat publik ada yang tidak mau tahu, sehingga dianggap Hamaslah biang kerok dari konflik hari ini, sementara Israel itu dalam posisi untuk membela diri mempertahankan wilayah. “Padahal bukan begitu duduk persoalannya,” ujarnya.

“Duduk persoalannya adalah karena tindakan entitas Yahudi laknatullah itu yang kemudian mendeklarasikan berdirinya Israel di tanah orang lain. Itu yang jadi akar masalahnya,” lanjutnya menegaskan.

Ia mengibaratkan adanya seseorang yang membangun rumah di pekarangan orang lain. 

“Bagaimana mungkin kemudian ada orang yang datang ke rumah atau ke pekarangan kita, yang itu menjadi hak milik kita, kemudian tiba-tiba bangun rumah di situ, dan bahkan kemudian mengusir kita. Itu kan kurang ajar!” ucapnya geram.
 
“Nah Tindakan seperti itu yang sebenarnya, potret sesungguhnya Israel itu,” tambahnya.

Jadi menurutnya, sebagai pemilik sah tanah Palestina maka, tindakan yang dilakukan oleh Hamas itu dalam rangka mengambil kembali haknya. Hak yang sudah puluhan tahun, lebih dari 70 tahun dirampas oleh Yahudi.

“Mengembalikan kembali hak mereka untuk hidup merdeka, untuk hidup dalam kedamaian, untuk hidup dalam ketenangan yang itu sudah puluhan tahun tidak mereka nikmati,” tuturnya.

Ia mengajak umat membuka pikiran, membuka hati, agar tahu sebenarnya siapa yang betul-betul melakukan tindakan biadab, yang kemudian menyebabkan konflik yang berkepanjangan ini. 

“Nah, sementara tadi Palestina itu sebenarnya ingin mengembalikan atau mengambil kembali hak-hak mereka yang selama ini telah dirampas oleh Yahudi,” jelasnya. 

Ia menilai justru yang harusnya disikapi itu adalah melenyapkan entitas Yahudi dari Palestina. “Mengusir mereka atau mengenyahkan mereka dari situ, karena bukan wilayahnya, itu bukan hak mereka,” nilainya.

Standar Ganda

Fajar mengungkapkan, seluruh atau sebagian besar persenjataan Israel itu disupport Amerika. “Termasuk kemudian ketika ada serangan dari Hamas itu kan Beberapa hari kemudian tiba-tiba menteri luar negeri Amerika melawat ke Israel yang menunjukkan dukungan mereka kepada Israel,” ungkapnya.

“Jadi ini adalah sikap-sikap Barat yang ditunjukkan dengan telanjang kepada kita semua termasuk pada kaum muslimin yang selama ini mungkin mengagung-agungkan HAM, yang mengaku-ngakuan demokrasi, tapi apa yang kita lihat? Adakah HAM bagi rakyat Palestina hari ini, atau dari 70 sekian tahun yang lalu itu sampai hari ini? Adakah hak asasi untuk mereka? Pernahkah dunia berteriak-teriak terkait hak asasi rakyat Palestina?” tanyanya bertubi.

Ia menyebut yang ada di kacamata mereka hak asasi untuk Israel, untuk Yahudi. “Ini kan hipokrit, ketika bicara tentang orang lain di luar mereka, tidak ada itu hak asasi manusia. Tapi ketika itu menyangkut sekutu-sekutunya, mereka bicara tentang hak asasi manusia,” tuturnya.

Ini yang menurutnya harus membuka mata semua bahwa apa yang selama ini dikemukakan oleh orang-orang kafir negara-negara kafir Barat itu terkait dengan hak asasi manusia, terkait dengan perdamaian dunia, terkait dengan PBB yang diharapkan bisa menjaga perdamaian dunia, dan sebenarnya itu memang kosong semua ya. “Omong kosong semua, termasuk lembaga-lembaga internasional itu, termasuk PBB dalam hal ini ya diciptakan oleh negara-negara Barat, tapi untuk kepentingan mereka,” ucapnya.

Menurutnya, itu hanya untuk melegitimasi kepentingan mereka. dicontohkannya Dewan Keamanan PBB, di situ ada Amerika yang punya hak veto, ada negara-negara lain juga punya hak veto. 

“Jadi mana mungkin pernah lolos kalau itu terkait dengan tindakan-tindakan yang mengecam Israel yang kemudian meminta Israel Untuk menghentikan serangan dan seterusnya, nggak akan pernah bisa dilakukan karena apa? Karena selalu dibela oleh Amerika yang merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB,” tegasnya.

Fajar berharap standar ganda ini yang seharuskan membuka mata semua bahwa tidak ada itu sebenarnya spirit kesetaraan hak asasi manusia, kesetaraan berdamaian. “Yang ada adalah kepentingan-kepentingan negara Bbarat sepanjang itu terkait kepentingan, mereka pakai standar itu,” paparnya.

“Jadi, saya kira ini yang harus dipahami bahwa lembaga-lembaga internasional itu pun bagian dari instrumen penjajahan modern yang dibuat oleh Barat untuk melegimitasi kepentingan mereka,” tandasnya. [] Raras
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab