Tinta Media: Jepang
Tampilkan postingan dengan label Jepang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jepang. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 September 2022

Ada Hubungan Erat antara Jepang dengan Kekhilafahan Utsmani


Tinta Media - Narator Muslimah Media Center menyebut ada berbagai catatan sejarah yang menceritakan hubungan erat antara Jepang dengan Kekhilafahan Utsmani.

"Berbagai catatan sejarah menceritakan adanya hubungan erat antara Jepang dengan kekhilafahan Utsmani, yang membuka pintu masuknya Islam di negeri matahari tersebut," tuturnya dalam History Insight: Kaisar Jepang Meminta Khalifah Mengirimkan Da'i ke Negerinya, Ahad (28/8/2022), di kanal Youtube Muslimah Media Center.

Menurutnya, salah satunya diungkapkan oleh penulis sejarah Islam Jepang, Prof. Salih Mahdi S al-Samarrai, Ketua Islamic Center Jepang, dalam penelitiannya yang berjudul 'History of Islam in Japan'.

"Salih mengungkapkan kapal perang Utsmaniyah Ertugrul, melaksanakan kunjungan diplomatik ke Jepang. Ekspedisi ini merupakan balasan kunjungan Kaisar Meiji, atau Mutsuhito di Istambul," ujarnya.

Kapal Khilafah Utsmaniyah pun berhasil tiba di Jepang dengan selamat. Sesampainya di sana, lanjutnya, penumpang kapal utusan Utsmaniyah disambut dengan keramahan yang luar biasa oleh para pimpinan dan rakyat negeri matahari tersebut.

"Namun nahas, dalam perjalanannya ke Istambul pada tahun 1890, topan besar menghantam kapal Ertugrul, saat kapal itu sedang berada di perairan selatan Jepang. Bencana tersebut menyebabkan meninggalnya 550 penumpang kapal tersebut dan hanya menyisakan 69 orang yang selamat," terangnya.

Hanya Khilafah Utsmaniyah dan kekaisaran Jepang yang saat itu merupakan negara merdeka di Kawasan Asia. Mereka memutuskan untuk menjalin hubungan antar negara. 

"Alhasil, Khalifah Abdul Hamid II, berhasil mengirim utusan, Muhammad Ali untuk berkunjung ke Jepang dan membangun sebuah masjid di Yokohama, Jepang," ujarnya.

Berikut terjemahan surat yang pernah dikirim oleh Kaisar Meiji untuk Sultan Abdul Hamid II, pada tanggal 10 Mei 1888, "Kita masing-masing adalah raja (pemimpin) dari Timur (Asia). Menjadi keinginan kami dan rakyat kami untuk mengenal, menjalin persahabatan dan mengembangkan kerjasama. Sebagaimana negara-negara di Eropa yang memandang semua (negara dan penduduk) Asia sama saja, aku melihat orang Barat telah mengirim misionaris mereka ke negeri kami. Mereka melakukan penginjilan di negeri kami, karena adanya kebebasan beragama. Aku tidak melihat engkau melakukan hal yang sama. Aku ingin engkau mengirim da'i untuk mendakwahkan agamamu (Islam)."

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh khalifah terhadap negeri Jepang ini adalah bagian dari politik luar negeri Khilafah.

Khilafah, ungkapnya, memosisikan Jepang sebagai kafir mu'ahid yang bisa diikat perjanjian antar negara. Politik luar negeri adalah mercusuar suatu negara. Peradaban emas khilafah terpancar dan menjadi buah bibir masyarakat dunia.

"Melalui politik luar negeri yang luar biasa, tentu saja politik luar negeri Khilafah tidaklah berdiri sendiri. Ia adalah bagian dari keseluruhan akidah dan syariah Islam dalam institusi khilafah," jelasnya.

Akidah Islam mengharuskan negara Khilafah untuk menyebarluaskan risalah Islam ke seluruh penjuru dunia. Dakwah Islam oleh Khilafah, menjadi asas negara dalam membangun hubungannya dengan negara-negara lain, dalam bidang politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya.

"Tidak heran, hubungan yang dibangun Khalifah Abdul Hamid II dengan Jepang, telah berhasil membuat kaisar Jepang meminta Khalifah mengirimkan da'i ke negerinya," pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab