Miris, Jenazah Terlantar karena Terbentur Biaya Pemakaman
Tinta Media - Pengurus Rumah Singgah Baraya Ojol Bandung Selatan (BOBS) Hari Kurniawan Hamidjaja ( 29/9/2023 ) mengatakan, ada dua jenazah yang tertahan belum dikebumikan karena belum ada biaya pemakaman. Usaha beliau menshare dan mengumpulkan dana ke berbagai group WhatsApp dan sosial media lainnya tentang kedua jenazah tersebut sudah dilakukan, tetapi belum mendapatkan hasil yang memadai. Sebab, semasa hidupnya kedua jenazah tidak memiliki sanak saudara.
Biaya yang harus dikeluarkan untuk pemulasaraan jenazah biasanya Rp500 ribu plus kain kafan. Sedang biaya penguburannya sekitar Rp1,5 juta. Maka, total biaya yang dibutuhkan kedua jenazah tersebut sekitar Rp3 juta, sedangkan uang yang baru terkumpul baru Rp800 ribu.
Kedua jenazah tersebut telah tinggal di Rumah Singgah BOBS Peduli selama dua bulan. Saat ini, yayasan juga mengurus 22 orang terlantar dan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) secara sukarela. Hari Kurniawan Hamidjaja berharap, semoga ada donatur yang bisa menolong karena bantuan dari pemerintah saat ini tidak ada.
Sungguh sangat disayangkan hal ini terjadi di tengah umat yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Namun, hal ini sudah diprediksi oleh Rasulullah ﷺ bahwa nanti di akhir zaman, umat Islam banyak, tetapi bagai buih di lautan (tidak berdaya, tanpa kekuatan dan kemampuan).
Hal ini juga terpicu oleh sistem yang diterapkan di Indonesia, yakni sistem sekuler-kapitalisme yang melahirkan pemikiran individualisme serta pemisahan agama dari kehidupan.
Peran negara yang abai akan pengurusan terhadap kepentingan rakyat merupakan ciri khas dari sistem sekuler-kapitalis. Negara hanya berperan sebagai regulator dan lebih mementingkan pembangunan infrastruktur negeri daripada mengentaskan kemiskinan rakyatnya. Pemerintah lebih memilih berkumpul bersama para pengusaha asing dan aseng daripada memeriksa kesejahteraan rakyat.
Berapa banyak biaya yang digelontorkan untuk pembangunan IKN, kereta cepat atau patung Soekarno? Sementara rakyat, untuk biaya makam saja harus mengemis dari sosmed. Sungguh tidak ada rasa takut di hati mereka yang telah menelantarkan rakyat.
Lain sekali dengan sistem Islam. Islam memandang bahwa pemenuhan kebutuhan umat menjadi prioritas yang harus diutamakan oleh penguasa/khalifah karena umat adalah amanah dari Allah Swt. sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw.
"Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka." (HR Ibnu Asaki, Abu Numain).
Hal ini menjadi rujukan untuk setiap pemimpin agar mengoptimalkan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat. Pertanggungjawabannya kepada Allah azza wazalla bukan pada manusia. Sistem Islam juga menjaga akidah dan akhlak setiap individu agar senantiasa peduli kepada sesama, karena antar sesama muslim ibarat satu tubuh. Bila bagian satu sakit, maka bagian tubuh yang lain merasakan sakit juga.
Karena itu, sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk saling menolong, saling menjaga, dan saling berempati. Tidak boleh ada individialistis dalam masyarakat muslim sehingga yang tercipta adalah Islam rahmatan lilalamiin. Wallahua'alambissawab.
Oleh: Nunung Juariah, Sahabat Tinta Media