Tinta Media: Jahiliyah
Tampilkan postingan dengan label Jahiliyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jahiliyah. Tampilkan semua postingan

Selasa, 21 Maret 2023

Dengan al-Qur'an, Rasulullah Bangkitkan Manusia dari Jahiliyah Menuju Cahaya Islam

Tinta Media - Ketua Komunitas Mengenal Islam Kafah Dra. Irianti Aminatun mengatakan bahwa dengan al-Qur'an Rasulullah Saw. membangkitkan manusia dari jahiliyah menuju cahaya Islam.
 
“Ramadhan merupakan bulan turunnya al-Qur’an. Dulu dengan al-Qur’an itu Rasulullah Saw. membangkitkan manusia dari kejahiliyahan menjadi umat yang diterangi cahaya Islam,” ungkapnya di acara Bincang Islam bersama Tokoh: Marhaban Ya Ramadhan, Siapkan Diri Menjemput kemuliaan, di masjid al-Qudwah, Solokan Jeruk, Kabupaten Bandung, Ahad (19/3/2023).
 
Dengan al-Qur'an itu, lanjutnya Rasulullah Saw. beserta para sahabatnya menyelesaikan persoalan, menerapkan keadilan, menunjuki manusia.
 
“Al-Qur’an menjadi sumber hukum dalam memecahkan persoalan hidup baik tataran individu, masyarakat maupun negara sehingga ketakwaan terwujud baik secara individu, maupun kolektif,” imbuhnya.
 
Tidak hanya itu, jelas Irianti, shaum tidak menghalangi Rasulullah untuk berjihad. Rasulullah Saw. memimpin perang Badar pada 17 Ramadhan tahun kedua hijrah. Tentara Islam yang hanya berjumlah 313 orang mampu mengalahkan kekuatan kaum kafir yang berjumlah 1.000 orang.
 
“Pada 20 Ramadhan tahun kedelapan hijrah,  Nabi bersama 10.000 Sahabat melakukan penaklukan kota Mekah yang merupakan imperium Arab Quraisy. Ketika ibukota itu jatuh ke tangan kaum muslimin, seluruh Jazirah Arab berbondong-bondong menyatakan ketundukannya kepada Negara Islam di Madinah yang dipimpin oleh Nabi Saw. Seluruh berhala dihancurkan, digantikan oleh gema tauhid yang memenuhi langit Mekah al-Mukarramah,” kisahnya.
 
Adapun terkait ibadah, sambungnya, Rasulullah mendorong kaum Muslimin untuk meningkatkan ibadah dan memperbanyak amal kebajikan, karena bulan Ramadhan adalah bulan melipatgandakan pahala serta bulan ampunan.
 
“Dalam pelaksanaan ibadah  shaum Rasulullah mencontohkan agar menyegerakan berbuka, serta mengakhirkan sahur. Berbuka dan sahur dengan sederhana. Dikisahkan, untuk berbuka, Rasulullah hanya mengonsumsi beberapa biji kurma kering atau kurma basah. Jika keduanya tidak ada, cukup meneguk sejumlah tegukan air putih. Menu yang sama juga sering disantap kala sahur,” tutur irianti mengisahkan kesederhanaan Rasulullah dalam berbuka dan sahur.
 
Dalam hal ibadah, Irianti mengutip penuturan Bunda Aisyah yang menuturkan bahwa ia  tidak pernah melihat Nabi Saw membaca Al-Quran seluruhnya dalam semalam dan tidak shalat hingga shubuh, serta tidak puasa sebulan penuh, kecuali di bulan  Ramadhan.
 
“Dengan aktivitas Rasulullah mengisi Ramadhan seperti diatas,  umat Islam bersatu dibawah satu kepemimpinan Rasulullah, masyarakat Islam menjadi masyarakat yang penuh berkah serta Islam menjadi rahmat bagi wilayah yang sudah tersentuh dakwah Rasulullah,” jelasnya.
 
Kehidupan Islam seperti inilah yang dilanjutkan oleh para Sahabat pasca Rasulullah wafat. “Dalam bentangan 13 Abad umat Islam  pada saat Ramadhan senantiasa berada dalam keadaan menerapkan syariat Islam di bawah naungan Khilafah,” ungkapnya.
 
Namun Irianti menyayangkan  sejak Khilafah diruntuhkan pada 3 Maret 1924 lalu, hingga hari ini sudah lebih dari satu abad umat Islam memasuki Ramadhan tidak lagi ada dalam satu kepemimpinan. Hukum Islam dicampakkan, kaum muslimin tercerai berai dan terjajah.
 
Oleh karena itu ia mengajak kepada para tokoh yang hadir agar  dalam mengisi  Ramadhan meneladani  Rasulullah dengan meningkatkan ibadah dan berjuang agar hukum al-Quran diterapkan dalam kehidupan dalam naungan Islam. [] Sri Wahyuni

Minggu, 16 Oktober 2022

Sistem Jahiliyah, Jika Tak Ikutan Jahil Ga Kebagian Dunia

Tinta Media - Manusia itu memang jahil alias bodoh. Mudah tertipu dunia. Mudah terlupa akhirat. Padahal sudah tahu bahwa dunia ini sementara. Paling paling hidup sampai umur 100 tahun itupun jarang kan?

Allah telah menggambarkan kondisi manusia dalam firmanNya

Surat Al-Ahzab Ayat 72 

إِنَّا عَرَضْنَا ٱلْأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱلْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا ٱلْإِنسَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا 

"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh"

Prof Muhammad Sulaiman Al Asyqor, dalam Zubtatut Tafsir menyatakan وَحَمَلَهَا الْإِنسٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا (dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh) Yakni menyanggupi untuk menjalankannya. Dan ini merupakan kezaliman bagi dirinya sendiri dan kebodohannya terhadap apa yang dipikulnya.

Maka Allah SWT memberikan petunjuk kepada manusia bagaimana menjalankan amanah mengurus dunia ini. Para Nabi dan Rasul diutus silih berganti hingga yang terakhir Rasulullah Saw dengan membawa Islam sebagai agama sempurna dan penutup risalah.

Mestinya manusia dengan senang hati menerima dan melaksanakan Islam secara kaffah. Karena tidak hanya dijanjikan kesejahteraan dunia tapi juga kebahagian di akhirat.

Namun manusia manusia yang tetap tak mau beranjak dari kebodohannya malah memilih menerapkan sistem hukum Jahiliyah. Yakni hukum kufur sehingga tidak hanya berdosa tapi juga merusak bahkan menghancurkan dunia ini.

Surat Al-Ma’idah Ayat 50

 أَفَحُكْمَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ ٱللَّهِ حُكْمًا لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ 

"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?"

Nampak lah fenomena jaman sekarang. Manusia manusia yang demi dunia demi harta tahta dan wanita rela menggadaikan aqidah nya. Rela menjual agamanya. Karena jika tidak demikian meraka takut tak kebagian.

Padahal Allah sidah tetapkan rejeki untuk mereka namun kebanyakan mereka tidak mau tahu. Bahkan banyak orang alim telah melupakan ilmu nya. Rela menjadi stempel bagi kekufuran dan kemaksiatan. Na'udzubillah min dzalik.

Belumkah juga tiba waktunya bagi kita untuk menyadari kebodohan ini? Wallahu a'lam.[]

Ustaz Abu Zaid 
Tabayyun Center 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab