Tinta Media: Jahat
Tampilkan postingan dengan label Jahat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jahat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 05 Juli 2022

Sastrawan Politik: Luar Biasa, Betapa Jahatnya Rezim Ini kepada Rakyat?



Tinta Media - Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin mengingatkan, supaya masyarakat waspada pada modus rezim yang mau mencuri uang dari kantong rakyat dengan cara mempersulit belanja pertalite hingga pindah ke pertamax yang harganya sudah terlebih dahulu dinaikkan.

"Masyarakat harus waspada modus rezim mau mencuri uang dari kantong rakyat dengan cara mempersulit belanja pertalite, akhirnya pindah ke pertamax yang harganya sudah dahulu dinaikan. Luar biasa, betapa jahatnya rezim ini kepada rakyat?" tuturnya kepada Tinta Media, Senin (4/7/2022).

Telisiknya, setelah dikritik masyarakat atas kewajiban penggunaan aplikasi Mypertamina untuk membeli BBM jenis pertalite, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Alfian Nasution mengatakan Masyarakat yang merasa berhak menggunakan Pertalite dan Solar dapat mendaftarkan datanya melalui website, dan akan mendapatkan bar code. Bar code ini bisa di print untuk belanja pertalite, jadi tidak harus menggunakan aplikasi MyPertamina.

"Namun, modus untuk memaksa rakyat pindah dari pertalite ke pertamax ini sangat terlihat. Aplikasi pendaftaran ini tidak pernah menjamin semua masyarakat akan dapat bar code dan bisa belanja pertalite," ujarnya.

Menurutnya, modus-modus di bawah ini bisa menjadi sebab akhirnya masyarakat tak mendapatkan bar code atau akhirnya belanja pertamax, yaitu:

Pertama, sistem eror, baik karena banyaknya yang akses atau karena sengaja dibikin eror. Akhirnya pelanggan tak mendapatkan bar code, dan karena terdesak waktu akhirnya belanja pertamax yang dapat dibeli tanpa bar code.

Kedua, pelanggan tidak memenuhi kriteria, hingga akhirnya tidak mendapatkan bar code karena kriteria itu ditetapkan suka suka pertamina. Akhirnya pelanggan tak mendapatkan bar code, dan karena terdesak waktu akhirnya belanja pertamax yang dapat dibeli tanpa bar code.

Ketiga, antri di SPBU saat pemeriksaan bar code yang ribet, cek cok pelanggan dengan petugas SPBU. Akhirnya para pelanggan baik yang punya bar code atau tidak, karena terdesak waktu akhirnya belanja pertamax yang dapat dibeli tanpa bar code, tanpa ribet, tanpa antri.

Menurutnya, belum lagi sistem bar code ini diterapkan secara berkala, tidak serentak di seluruh Indonesia. Penerapan secara berkala ini adalah strategi pecah belah kekuatan rakyat, agar tidak dapat bersatu untuk melawan kebijakan zalim, modus mau memaksa rakyat agar konsumsi pertalite yang sudah dinaikan hingga Rp13.000 per liter.

"Dengan penerapan berkala dan dicicil dari kota-kota kecil dan di daerah, perlahan rakyat terpaksa ikut seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, terpaksa beli pertamax dan karena tidak ada pilihan (karena bar code hanya modus saja), akhirnya masyarakat terbiasa belanja pertamax. Sukseslah program konversi pertalite ke pertamax dengan modus bar code dan aplikasi, sehingga nasib pertalite pada akhirnya akan berakhir seperti premium: hilang dari peredaran," pungkasnya. [] Yanyan Supiyanti


Kamis, 19 Mei 2022

UAS Dianggap Singapura Ekstremis dan Pemecah Belah, Ahmad Khozinudin: Ini Fitnah Jahat


Tinta Media  - Dicekalnya Ustaz Abdul Shomad (UAS) karena Dianggap otoritas Singapura sebagai ekstremis dan pemecah belah dinilai Advokat Ahmad Khozinudin sebagai fitnah yang sangat jahat.

"Ekstrimis dan pemecah belah, maa syaa Allah. Ini adalah nomenklatur fitnah yang sangat jahat, disebut sebagai ekstrimis dan pemecah belah, maa syaa Allah," tuturnya dalam acara Live Ustaz Abdul Shomad, Ekstrimis, Pemecah belah? Rabu (18/5/2022) di kanal Youtube Ahmad Khozinudin.

Menurutnya, UAS sendiri di Indonesia adalah ulama yang mampu merekatkan berbagai komponen elemen umat, dan ceramah-ceramah beliau banyak disimak oleh masyarakat di Indonesia.

"Kalaulah beliau ini pemecah belah, tentu tak mungkin masyarakat mau berhimpun bersama beliau atau masyarakat Indonesia itu mengikuti kajian-kajian beliau," ujarnya.

Ahmad menuturkan, bahwa ia juga pernah mengikuti beberapa kali kajian UAS.

"Saya juga beberapa kali mengikuti kajian beliau, dan kajian-kajian beliau adalah kajian-kajian yang lazim disampaikan sebagai bagian dari amanah menyampaikan agama Allah, yakni dakwah. Dan tentu saja, karena beliau ini seorang yang 'aliim, berbagai wejangan atau berbagai tausiyah beliau terkait dakwah terhadap umat itu selalu dilandasi argumentasi atau dalil," terangnya.

Ia menyampaikan bahwa gaya penyampaian ceramah UAS renyah dan mudah dicerna, meski dilengkapi dengan dalil, sehingga tidak membebani bagi jamaah untuk berpikir terlalu mendalam terhadap pesan-pesan agama atau pesan-pesan dakwahnya.

"Nah, yang kemudian membuat kita kaget, membuat kita luar biasa, ini adalah fitnah yang sangat jahat tadi," tegasnya.

Otoritas Singapura, lanjutnya, menyampaikan bahwa sebabnya adalah UAS dianggap, "Nah, saya sebut gitu ya.., kita katakan dianggap, karena memang belum ada satupun vonis pengadilan yang berkekuatan hukum tetap terkait tudingan yang disampaikan Otoritas Singapura pada UAS, yakni UAS dianggap ekstrimis dan memecah belah karena content ceramah beliau, content khutbah beliau, berkaitan dengan isu pada Palestina Israel," jelasnya.

"Saya juga belum mendapatkan khutbah beliau itu, contentnya seperti apa? atau videonya seperti apa? Atau penyampaiannya secara rinci seperti apa?. Tetapi Otoritas Singapura menyampaikan bahwa content beliau terkait persoalan Palestina- Israel terkait  tentang bom bunuh diri, syahadah yang menyebut syahid, begitu. Itu, dianggap bertentangan dengan nilai-nilai multikultural dan multiagama yang diadopsi oleh Singapura dan dianggap itulah tindakan ekstrim dari seorang UAS, itulah tindakan yang dianggap memecah belah oleh Otoritas Singapura," paparnya.

Ia menilai, kalau isunya adalah konflik Palestina-Israel, dan kalau isunya adalah perlawanan Palestina terhadap penjajah Yahudi Israel laknatullah, maka, tudingan ekstrim dan pemecah belah itu keliru, kalau disampaikan pada Palestina dan pihak-pihak yang kemudian berdiri berada pada posisi membela Palestina.

"Kan, UAS itu terklarifikasi pihak-pihak yang berdiri ikut membela Palestina," tegasnya.

Menurutnya, lain soal kalau tuduhan ekstrimis dan pemecah belah itu disematkan kepada Israel dan pihak-pihak yang berdiri dan duduk membela kepentingan Israel, jelas itu bisa dikatakan, ekstrim dan memecah belah. "Kenapa demikian? Israel jelas tidak memiliki legalitas untuk menduduki Palestina, karena Palestina itu diokuvasi oleh Israel dengan penjajahan," ujarnya.

"Sementara, penjajahan itu sesuatu yang ilegal, jadi asasnya itu adalah, bukan perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel, tapi itu sebabnya yang harus kita bahas, yakni penjajahan Israel terhadap bumi Palestina," ungkapnya.

Ia mengatakan terkait konteks penjajah dan menjajah, tentu tindakan yang masuk atau terkatagori ekstrim dan menjajah itu adalah bangsa yang menjajah. "Dalam hal ini Israel yang menjajah Palestina dan memecah belah kondisi di Palestina," pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab