Tinta Media: Israel
Tampilkan postingan dengan label Israel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Israel. Tampilkan semua postingan

Rabu, 13 Desember 2023

Sepuluh Mitos tentang Isr4hell, Buku yang Harus Dibaca di Seluruh Dunia




Tinta Media - Buku yang ditulis oleh sejarawan Israel Ilan Pappé dan diterbitkan pada tahun 2017 ini membahas beberapa mitos umum yang dijajakan oleh entitas Zionis di seluruh dunia sebagai kebenaran abadi yang tidak dapat ditandingi atau diperdebatkan. Penulisnya menghadapi pelecehan dan ancaman pembunuhan karena pandangannya, terutama karena ia mendukung konsep solusi satu negara, negara bi-nasional untuk orang Yahudi dan Arab.

Buku ini dianggap sebagai dokumen penting dalam membongkar narasi yang dipromosikan oleh entitas, terutama karena berasal dari perspektif orang dalam — seseorang yang lahir di Haifa, tinggal di dalam entitas, pernah bertugas di tentara Israel, dan bekerja di akademisi sebagai seorang dosen.

Mari kita bahas mitos-mitos ini, termasuk yang terkait dengan situasi saat ini di Gaza dan Hamas, yang merupakan poin kesembilan:

Bagian Satu: (Kebohongan tentang Masa Lalu)

1- Palestina, Tanah Kosong tanpa Rakyat:
Penulis menegaskan bahwa kebohongan ini, yang dijajakan secara global oleh entitas, sepenuhnya tidak benar dan merupakan distorsi sejarah yang jelas. Palestina telah ada sejak zaman Romawi, jika bukan sebelumnya, hidup berdampingan dengan lingkungan Islam dan Arab sepanjang sejarahnya, Bersama dengan orang-orang Yahudi yang menjadi minoritas.

2- Yahudi, Bangsa tanpa Tanah:
Penulis membahas mitos bahwa penduduk Israel saat ini adalah keturunan dari orang-orang yang diusir oleh Romawi pada tahun 70 Masehi. Dia berpendapat bahwa sebagian besar orang Yahudi di wilayah itu masuk Kristen dan kemudian Islam, membentuk minoritas, dan hubungan antara orang Yahudi dan Palestina sebelum Zionisme adalah murni spiritual dan religius.

3- Zionisme adalah Yudaisme:
Penulis menyanggah hubungan antara Zionisme dan Yudaisme, dengan menyoroti perbedaan pendapat internal Yahudi tentang Zionisme dan tujuan kolonialnya, bertentangan dengan narasi entitas.

4- Zionisme bukanlah Gerakan Kolonial:
Penulis membandingkan gerakan Zionisme dengan gerakan kolonial di Amerika, Australia, dan Afrika Selatan, yang menekankan perampasan hak-hak penduduk asli.

5- Orang-orang Palestina meninggalkan tanah mereka dengan sukarela pada tahun 1948:
Penulis membantah klaim bahwa orang-orang Palestina pergi secara sukarela pada tahun 1948, dengan mengungkapkan pembantaian, pembersihan etnis, dan kejahatan perang yang dilakukan oleh geng-geng Zionis.

6- Perang 1967 dipaksakan terjadi pada Israel:
Penulis berpendapat bahwa Israel mengambil kesempatan pada tahun 1967 untuk memperluas kontrolnya atas wilayah Palestina yang tersisa, dengan menggambarkannya sebagai perang defensif.

Bagian Kedua: (Kebohongan tentang Masa Kini)

7- Israel, satu-satunya negara demokrasi di Timur Tengah:
Penulis membahas status warga Palestina di Israel dan Tepi Barat, dengan membahas kondisi kehidupan mereka yang buruk, penolakan hak-hak sipil mereka, dan pembangunan tembok pemisah.

8- Mitos Kesepakatan Oslo:
Penulis menantang gagasan bahwa Kesepakatan Oslo adalah proses perdamaian sejati, dengan menegaskan bahwa Israel mengeksploitasi Palestina untuk memperdalam kegiatan pemukiman.

9- Tragedi Gaza adalah Kesalahan Hamas:
Bab ini menggali tiga mitos yang membenarkan kekerasan, blokade, dan kebijakan yang menindas terhadap Gaza, dengan menggambarkan Hamas sebagai organisasi teroris.

10- Solusi Dua Negara adalah Satu-satunya Jalan Menuju Perdamaian: Penulis menyamakan solusi dua negara dengan manipulasi Israel, yang digunakan secara berkala untuk mempertahankan kontrol atas Palestina tanpa mengintegrasikan penduduk aslinya ke dalam entitas.

Oleh: Mooad Shaqour

Minggu, 14 Mei 2023

Sudah Waktunya Memutus Hubungan dengan Rezim Kriminal Israel

“Sudah waktunya bagi semua umat untuk memutus semua hubungan dengan rezim kriminal penjajah Israel,” tutur Direktur Justice Monitor Agung Wisnuwardana dalam Program Aspirasi: Save Gaza! Rabu (3/5/2023) di kanal Youtube Justice Monitor.

Tinta Media - Menurutnya, sudah saatnya umat berlepas diri dari penguasa yang hanya bergerak untuk kepentingan Israel dengan mempromosikan dan menekan semua negara untuk menerima inisiatif solusi dua negara buatan Amerika. "Agar mereka mendapatkan prestise dan kebesaran yang tidak pantas mereka dapatkan,” ujarnya. 

Agung menyerukan, sudah waktunya bagi tentara dunia muslim yang kuat untuk mensucikan tempat Isra’nya Rasulullah dari kekejian Israel, serta menolak rezim antek yang mana keberadaannya hanya menjadi broker Amerika dan penjaga untuk melindungi Israel tanpa ada kepedulian terhadap Islam dan tempat-tempat Sucinya. "Bahkan kebijakannya yang otoriter dan memalukan diwarnai kehinaan dan keburukan, sehingga membuatnya menjadi bahan tertawaan dunia,” tegasnya.

Sungguh entitas perampas ini, katanya, melakukan unjuk kekuatan dengan mengebom beberapa lokasi di Gaza. "Bahkan sebelumnya telah melepaskan gerombolan warga pemukim untuk menodai Masjidil Aqsa dan mengelilingi pintu-pintunya sambil mengibarkan bendera entitas penjajah tersebut dalam rangka merayakan pendudukan mereka serta meneriakkan yel-yel yang di dalamnya menyerukan untuk pembunuhan bangsa Arab,” bebernya.

Ia menjelaskan, pesawat tempur Israel dengan sejumlah rudal, menembaki di sejumlah titik di Kota Gaza dan daerah pusat di sana. Menurut saksi mata dan wartawan kantor berita Anadoluk, baku tembak juga terjadi antara pasukan Israel dan gerilyawan Gaza. Kekerasan terbaru pecah akibat kematian seorang tahanan Palestina dalam penjara Israel.

“Bebaskan Palestina dan tegaknya Syariah di muka bumi ini, dengan tegaknya Khilafah Islamiyah yang akan mengenyahkan entitas Israel sehabis-habisnya,” pungkasnya. [] Abi Bahrain

Sabtu, 13 Mei 2023

Ustadz Farid: Umat Islam Butuh Khilafah untuk Hadapi Entitas Penjajah Yahudi

Tinta Media - Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Ustadz Farid Wadjdi menyatakan bahwa umat Islam membutuhkan kekuatan negara global, al khilafah 'ala minhaji nubuwwah, dalam menghadapi entitas penjajah Yahudi. 

"Umat Islam membutuhkan kekuatan negara global yaitu al khilafah 'ala minhaji nubuwwah," tuturnya dalam acara Kabar Petang: Simak, Ini "Upaya Terakhir" Untuk Selamatkan Gaza, Sabtu (6/5/2023) di kanal Youtube Khilafah News. 

Menurutnya, al khilafah 'ala minhaji nubuwwah akan menghilangkan dua pilar yang menjaga entitas penjajah Yahudi selama ini.

"Dua pilar yang dimaksud adalah kekuatan global internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan sekutunya dan penjajahan dari penguasa-penguasa Arab yang justru melakukan normalisasi dengan penjajah Yahudi ini," terangnya.

Menurutnya, untuk menghilangkan penjajahan di atas tanah Palestina tersebut maka harus dikaitkan dengan dua pilar di atas.

"Bagaimana kekuatan global ini bisa dikalahkan, bisa ditaklukkan, dan kedua, bagaimana penguasa-penguasa Arab ini bisa dilumpuhkan karena selama ini penguasa-penguasa Arab inilah yang melestarikan entitas penjajah Yahudi ini," tegasnya.

"Di situlah letak penting umat Islam membutuhkan kekuatan negara global yaitu al khilafah 'ala minhaji nubuwwah karena yang dihadapi umat Islam ini tidak sekedar entitas penjajah Yahudi tapi adalah kekuatan global yang kemudian juga dipelihara oleh penguasa-penguasa negeri Islam yang berkhianat," jelasnya.

Ustadz Farid menegaskan bahwa khilafah yang nanti akan memobilisasi tentara-tentara negeri Islam yang nanti juga pasti akan didukung oleh seluruh kaum muslimin untuk membebaskan tanah yang diberkahi, Palestina.

"Apa yang terjadi di Palestina itu bukan persoalan kemanusiaan belaka. Bukan pula persoalan perbatasan belaka. Tapi ini adalah persoalan agama, karena ada tanah kaum muslimin yang dirampas, yang wajib dibebaskan," pungkasnya.[] Hanafi


Minggu, 30 April 2023

Israel Kembali Menunjukkan Kekejamannya


Tinta Media - Banyak beredar video yang memperlihatkan kekejaman Israel yang membombardir kaum muslimin di Palestina. Padahal saat itu bulan Ramadan, bulan penuh berkah dan pahala bagi kaum muslimin di dunia. Pada tanggal 5 April 2023,  para tentara Israel tanpa belas kasihan menyerbu Mesjid al-Aqsha, yang di dalamnya ada sekitar 20 ribu jema'ah yang sedang melaksanakan salat Tarawih. Jema'ah tersebut dipaksa untuk keluar mesjid. Mereka dipukuli, ditembaki gas air mata, dilempar granat, dan ditembaki oleh peluru-peluru karet. Sekitar 350 warga muslim ditangkap.

Kejadian ini terus berulang dan tragisnya dilakukan di bulan suci Ramadan. Dari bulan Januari hingga bulan Maret 2023, sudah ada 83 warga palestina meninggal akibat kekejaman Israel. Dalam agresinya, Israel tanpa pandang bulu membunuh anak-anak, remaja, maupun lanjut usia, laki-laki ataupun perempuan. Bahkan, sejak 2008-2021, sekitar 21,8% korban jiwa di palestina adalah anak-anak yang usianya kurang dari 18 tahun.

Para pemimpin dunia Islam hanya memberi aksi retorika yang minus tindakan nyata. Misalnya, Presiden Turki Recep Erdogan berkata, "Turki tidak bisa diam melihat serangan itu.  Menginjak-injak Mesjid al-Aqsha adalah garis merah kita. Palestina tidak sendirian." 

Hal itu dilakukan tanpa memberikan bala bantuan untuk membombardir tentara Israel. Israel tidak takut untuk mengulangi agresinya karena mengetahui bahwa para prmimpin dunia Islam tidak akan pernah melakukan tindakan nyata untuk membebaskan Palestina, apalagi memberikan pasukan untuk melawan Yahudi. Para pemimpin Islam tersebut hanya mengecam, tetapi di balik semua itu mereka berpelukan erat, melakukan kerja sama negara. Bukan hanya turki yang menormalisasi hubungan dengan Israel, bahkan Uni Emirat Arab, Mesir, Maroko, Sudan, Bahrain, dan Yordania ikut menormalisasi juga.

Firman Allah Swt. yang artinya:

"Hai orang-orang yang beriman, Janganlah menghianati Allah dan Rasul dan (juga) menghianati amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS. al-Anfal:27)

Haram Berdamai dengan Israel karena Israel negara kafir. Mereka memerangi kaum muslimin secara terang-terangan, brutal dan bertubi-tubi. Israel membenci kaum muslimin. Karena itu pula, Islam mengharamkan segala hubungan, termasuk hubungan diplomatik. Yang harus dilakukan kaum muslimin adalah memerangi dan mengusir Israel. 

Allah Swt. berfirman yang artinya: 

"Perangilah di jalan Allah  orang-orang yang memerangi kamu, tetapi yang melampaui batas, sungguh, Allah tidak suka orang-orang yang melampaui batas". (QS. al-Baqarah:190)

Allah juga memerintahkan untuk mengusir  siapa pun yang telah mengusir kaum muslimin. 

"... jika mereka memerangi kamu, maka perangilah mereka. Demikian balasan bagi orang-orang kafir." (QS. al-Baqarah:191).

Sudah jelas jika sikap terhadap kaum yang memerangi dan mengusir kaum muslimin adalah dengan memberi tindakan yang setimpal.

Selain itu, para pemimpin Islam wajib memberikan pertolongan kepada saudara seiman. Allah Swt. yang artinya:

"Jika mereka meminta pertolongan kepada kamu dalam (urusan pembelaan) agama, maka kalian wajib memberikan pertolongan." (QS. al-Anfal:72).

Rasulullah saw. bersabda yang artinya:

"Muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak boleh menzalimi dan menelantarkan saudaranya." (HR Muslim).

Ada dua alasan mengapa Palestina menjadi urusan Agama

Pertama, Palestina merupakan tanah kaum muslimin, sehingga wajib untuk dibebaskan, bukan hanya Yerusalem dan Masjid al-Aqsa, tetapi seluruh wilayahnya juga wajib dibebaskan dari cengkeraman zionis Israel.

Kedua, kaum muslimin terikat perjanjian yang ditandatangani oleh Khalifah Umar bin khatab dengan Sofronius pada tahun 637 M. Salah satu poin perjanjiannya yaitu tidak mengizinkan kaum Nasrani dan Yahudi bermukim dan menginap. Karena perjanjian tersebut mengikat kaum muslimin, mau tidak mau kaum muslimin harus mengusir kaum Yahudi dan Nasrani dari tanah Palestina yamg ingin memiliki tanah palestina. 

Nabi saw. bersabda yang artinya:

"Diumpamakan kaum muslimin yang saling menyayangi, mengasihi, dan mencintai itu bagaikan tubuh, jika ada bagian tubuh yang sakit maka tubuh yang lain ikutan sakit, begitu pun dengan kaum muslimin, jika muslim yang satu sakit, maka muslim yang lain pun sakit." (HR Bukhari Muslim).

Sudah seharusnya negara kaum muslimin bersatu mengusir Israel dari Palestina. Jangan takut atau merasa terhalangi peraturan PBB, tetapi harus takut akan hukum Allah. Kaum muslimin harus menyatukan kekuatan militernya dan yakin jika bersatu, maka kekuatan Israel pun akan hancur. Namun, apalah daya, kaum muslimin sekarang seakan-akan menutup telinga dan mata.

Walahualam bi shawwab ...

Oleh: Risna SP
Sahabat Tinta Media

Senin, 10 April 2023

Biadab! Polisi Israel Serang (Lagi) Puluhan Jamaah Kompleks Masjid al Aqsha

Tinta Media - Serangan polisi Israel terhadap puluhan jamaah kompleks Masjid al Aqsha dinilai biadab karena mereka berulang kali melakukannya.

“Serangan polisi Israel itu serangan yang biadab apalagi mereka melakukannya berulang kali,” tutur Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana, S.IP., M.Si kepada Tintamedia.web.id, Jumat (7/4/2023).

Budi menyampaikan, jika masjid al Aqsha adalah tempat suci umat Islam, tempat mereka beribadah, terlebih di bulan Ramadhan yang mulia. “Semestinya mereka menghormati umat Islam yang beribadah di sana,” ucapnya. 

Diamnya penguasa negeri kaum Muslim, ataupun hanya melontarkan kutukan tak bermakna, menurutnya itu menunjukkan bahwa power mereka lemah. “Eksistensi mereka sebagai penguasa, bukan karena mereka benar-benar memiliki kekuatan. Namun karena mereka ‘diizinkan’ berkuasa, oleh negara-negara yang memiliki power. Itulah negara-negara adidaya,” tandasnya.

Agar serangan Israel tidak terjadi lagi, Budi menganggap penting umat Islam harus memiliki kekuatan yang sesungguhnya. “Kekuatan yang bisa menggentarkan lawan. Bahkan mengusir Israel penjajah dari negeri Palestina, negerinya umat Islam,” imbuhnya.

Ia menyayangkan para penguasa negeri Muslim yang alih-alih membela Palestina, justru malah banyak yang menormalisasi hubungan dengan Israel. Lebih lanjut, Budi membeberkan Israel kini dianggap sebagai realitas yang harus diterima dan eksistensinya dianggap ada. 

“Ini jelas-jelas pengkhianatan terhadap amanah Allah SWT untuk menjaga setiap jengkal negeri Muslim,” pungkasnya.[] Erlina

Minggu, 26 Maret 2023

Ketidakadilan FIFA: Rusia Ditolak, Israel Diterima

Tinta Media - Piala dunia menjadi bukti akan ketidakadilan organisasi dunia. Pasalnya, Rusia sebagai negara peserta dalam event empat tahunan tersebut ditolak masuk oleh FIFA dengan alasan agresinya terhadap Ukraina, bahkan dalam ajang olimpiade sekaligus Rusia ditolak dengan alasan yang sama.

Sebagai negara yang sama-sama melakukan agresi, Israel seharusnya juga ditolak dalam event piala dunia U-20 2023 di Indonesia. Karena selayaknya Rusia yang melakukan agresi ke Ukraina, Israel juga dapat ditolak dengan alasan agresinya terhadap Palestina bahkan lebih brutal daripada Rusia.

Akan tetapi kenyataan berkata lain, Israel yang seharusnya ditolak, justru diterima dan dilayani. Mereka masuk tanpa ada sedikit masalah ataupun rasa bersalah sedikitpun terhadap agresinya kepada rakyat Palestina. Tidak seperti Rusia yang ditolak karena agresinya terhadap Ukraina. Maka dari sini terlihat ketidakadilan organisasi dunia.

Dari sini bisa dilihat bahwa keadilan tidak berjalan dengan baik. Sebagai sesama negara agresor, Israel seharusnya mendapatkan perlakuan yang sama seperti Rusia yaitu ditolak dalam event-event dunia seperti itu.

Rusia yang menyerang Ukraina mendapatkan perlakuan berbeda, sedangkan Israel yang menyerang Palestina justru tidak diperlakukan selayaknya Rusia. Mereka dibiarkan, bahkan didukung oleh negara adidaya seperti Amerika dan organisasi dunia pun seperti PBB tidak mampu berbuat apa-apa tidak seperti tindakannya terhadap Rusia. Dan sungguh jelas ini menunjukkan islamophobia Barat terhadap Islam. 

Karena dari hal itu Israel dan Amerika berusaha menunjukkan kedigdayaan Israel dan ketidakberdayaan Islam. Mereka berusaha membombardir negara Islam supaya umat muslim merasa lemah dan tentunya untuk menghalangi umat Islam bangkit menerapkan sistem khilafah yang praktis.  

Dari sini pula membuktikan bahwa PBB dan antek-anteknya tidak pantas untuk dijadikan sebagai sumber hukum untuk membentuk peradaban baru pengganti khilafah. Karena mereka secara jelas mendukung Israel dan memusuhi Islam.

Butuh Khilafah

Hanya khilafah yang bisa melindungi umat Islam. Karena kehidupan sekularisme telah benar-benar menghancurkan umat Islam di seluruh dunia. Mereka semua dibunuh, dihancurkan, bahkan dirusak moral akidah dan akhlaknya tanpa ada pertolongan dari organisasi dunia. Dan ini menunjukkan akan kebutuhan umat terhadap khilafah benar-benar ada.

Ketika khilafah tegak maka negara-negara yang memerangi Islam akan diperangi. Bahkan khilafah juga akan mengusir penjajah yang menjajah negara muslim. Negara Islam pun bersikap tegas terhadap warga kafir yang ingin masuk ke negara Islam. Negara Islam melarang tegas masuknya warga negara kafir harbi fi'lan tanpa ada alasan apapun. Maka dari itu umat muslim di seluruh dunia akan aman di bawah naungan khilafah.

Negara khilafah akan tegak ketika umat memiliki pemikiran yang benar, karena dengan pemikiran yang benar mereka akan sadar dengan kebobrokan sekuler. Sedangkan kebobrokan sekuler akan terungkap dengan dakwah kaum muslimin dalam menyadarkan dan menyatukan umat.
Allahu a'lam bish showab.

Oleh: Azzaky Ali 
Santri IBS Al-Amri

Kamis, 23 Maret 2023

Ustadz Labib: Sebuah Kezaliman Menjamu Israel yang Memerangi Palestina

Tinta Media - Cendekiawan Muslim KH Rokhmat S. Labib menegaskan bahwa sebuah kezaliman menjamu atau menerima tamu Timnas U-20 Israel yang jelas memerangi, menumpahkan darah, dan mengusir kaum muslimin dari Palestina.

“Sebuah kezaliman menjamu tamu (orang-orang kafir) dan memperlakukan mereka sebagai layaknya kekasih, pemimpin, padahal jelas mereka memerangi kaum muslimin, menumpahkan darah, dan mengusir kaum muslimin dari negerinya,” tegasnya dalam Kajian Tafsir al wa'ie: Menerima U-20 Israel, Haram! (Tafsir QS. Al-Mumtahanah [60]: 8-9), Rabu (15/3/2023) di kanal Youtube Khilafah Channel Reborn.

Ustadz Labib, sapaan akrabnya, mengungkapkan sekarang ini banyak yang salah bagaimana Islam memandang dan menjelaskan tentang kedatangan sejumlah tim sepakbola dari Israel yang dikaitkan dengan Firman Allah dalam QS. Al-Mumtahanah ayat ke 8-9. Dalam penjelasan ayat ini disebutkan kedudukan kaum kafir dalam hubungan muamalah dengan kaum muslimin.

“Secara global kesimpulan dari ayat ini bahwa perlakuan kita kepada orang kafir bergantung kepada perlakuan mereka terhadap kaum muslimin. Perlakuan mereka, itulah yang menjadi penentu,” ungkapnya.

"Apabila orang-orang kafir tidak memerangi kaum muslimin, tidak mengusir kaum muslimin, dan tidak membantu mengusir kaum muslimin maka tidak dilarang oleh Allah SWT untuk berbuat baik dan berlaku adil kepada mereka," tambahnya. 

Sementara sebaliknya, kata Ustadz Labib, jika orang-orang kafir memerangi, mengusir dari tempat tinggal dan negeri kaum muslimin, dan ikut membantu pengusiran itu, maka tidak boleh kaum muslimin mengangkat sebagai wali. 

"Wali ini sebagai badal dari sikap sebelumnya, berarti tidak boleh kamu berbuat baik kepada mereka dan berbuat adil dlm pengertian memperlakukan mereka seperti layaknya terhadap orang-orang yang tidak memerangi kaum muslimin,” bebernya.

Ia menerangkan dalam ayat selanjutnya tentang larangan Allah kepada kaum muslimin untuk mengangkat orang-orang kafir sebagai wali. "Ketika mereka memerangi karena agama, mengusir dari negeri kaum muslimin tinggal, dan mereka itu membantu pengusiran kaum muslimin. Larangan ini sampai pada hukum haram. Disebutkan barang siapa mengangkat mereka sebagai wali, maka mereka termasuk orang-orang yang zalim," ungkapnya. 

“Dalam Al Qur’an, makna wali menunjukkan sifatnya kedekatan, penolong (punya kedekatan secara emosional), mencintai, atau makna sekutu. Artinya tidak boleh mengangkat mereka sebagai teman dekat, sekutu, sebagai orang yang kalian cintai, dan segala macamnya. Itu tidak boleh!” terangnya.

Sejak awal menurutnya, Yahudi atau bangsa Israel diaspora, tercerai berai di berbagai negara. Lalu mereka datang ke Palestina dan melakukan perampokan, orang yang sudah tinggal diteror, diusir dengan kekuatan bantuan dari Inggris, singkat cerita lebih dari separuh penduduk Palestina terusir dari tanah mereka. Dilihat dari sejarah masuknya Yahudi sangat jelas memenuhi kriteria dalam QS. Al-Mumtahanah ayat ke 8-9, yakni memerangi warga Palestina dan mengusir dari tempat tinggalnya.

“Jadi benar mereka (Israel) memerangi dan mengusir warga Palestina, awalnya wilayah atau daerah kekuasaannya sedikit, tapi lama kelamaan meluas. Mereka telah merampas tanah milik Palestina,” tuturnya.

Ia mengatakan jika menginginkan Al Qur’an sebagai pedoman maka menjamu orang-orang kafir yang menguasai wilayah negara Palestina dengan memerangi, menumpahkan darah, dan mengusirnya, itu merupakan kemungkaran. Dan kemungkaran itu harus dihilangkan semampunya. Kalau tidak bisa, tidak boleh merasa ridho dan senang dengan kemungkaran itu. Ridho kepada kemaksiatan adalah kemaksiatan dan ridho kepada kekufuran adalah kekufuran.

“Jika kita berada pada penguasa-penguasa yang tidak terikat dengan Qur’an, ya tidak akan bisa kaum Yahudi (Israel) itu bisa lenyap, yang terjadi justru semakin kokoh,” pungkasnya. [] Ageng Kartika

Rabu, 22 Maret 2023

Even Sepakbola Menghadang, Luka Palestina Kian Menganga

Tinta Media - Ajang kompetisi sepakbola U-20, yang akan diselenggarakan di Indonesia pada 20 Mei hingga 11 Juni 2023 menuai kontroversi. Hal ini berkaitan dengan pro kontra kedatangan tim Israel ke Indonesia yang juga akan ikut bertanding dalam perhelatan tersebut. 

Beragam pandangan menanggapi ajang tersebut. Ketua Majelis Ulama Indonesia, Sudarnoto Abdul Hakim, menegaskan bahwa semua ormas Islam di Indonesia menolak kehadiran timnas Israel U20 untuk berlaga di Indonesia (cnnindonesia.com, 18/3/2023). 

Sudarnoto menyebutkan setidaknya ada empat alasan penolakan kedatangan timnas Israel. 

Pertama, hal tersebut bertentangan dengan konstitusi yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Israel adalah zionis penjahat dan penjajah, tak layak dibukakan pintu di tanah Indonesia. Hal ini karena Indonesia sangat menentang penjajahan, apa pun itu bentuknya. 

Kedua, Indonesia tak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan tak akan pernah membuka pintu diplomatik selama Palestina masih dijajah. 

Ketiga, alasan solidaritas. Ormas Islam dan MUI akan semakin memperkuat solidaritas kepada rakyat dan bangsa Palestina yang selama ini menjadi korban agresi, aneksasi, genosida, dan politik kejam Israel. 

Keempat, persatuan dan kesatuan bangsa harus dirawat. Senantiasa harus diperkuat dan dilindungi dari ancaman distintegrasi yang diakibatkan oleh adanya kontroversi akibat masalah seputar timnas Israel. 

Cendekiawan Muslim, Ustadz Muhammad Ismail Yusanto mengungkapkan, semestinya Indonesia bisa lebih kuat memegang konstitusi dibandingkan hanya sekadar even.  Pernyataan tersebut diungkapkan dalam Kanal Youtube UIY Official, Focus to The Point, Wajib Bersikap Tegas terhadap Yahudi Israel (mediaumat.id, 11/3/2023). 

Sebetulnya pemerintah telah memberikan larangan terhadap pengibaran bendera Israel di Indonesia saat ajang tersebut digelar. Namun, semua itu belum cukup dianggap sebagai suatu penolakan dan tak benar saat dikatakan ajang ini sama sekali tak berhubungan dengan politik Indonesia. Semestinya Indonesia memiliki sikap tegas atas perhelatan tersebut. Seharusnya Indonesia dapat menentukan sikap sejak awal ditetapkan menjadi tuan rumah. 

Sikap Indonesia terhadap even tersebut dapat dikatakan sebagai sikap yang inkonsisten. Selama ini, Indonesia senantiasa mengobarkan semangat pembelaan pada tanah dan rakyat Palestina. Namun, kini keputusannya berbeda. Indonesia mulai membuka pintu sosial bagi Israel. Hal ini dianggap angin segar bagi negara zionist tersebut. 

Tentu saja semua ini akan menciptakan suasana politik Indonesia terhadap pembelaan Palestina semakin memburuk, baik di mata rakyat Indonesia yang notabene mayoritas muslim, ataupun masyarakat dunia secara umum. 

Betapa buruknya segala keputusan yang tak memiliki standar hukum jelas. Semua ditetapkan berdasarkan alasan kepentingan segelintir pihak, tanpa mempertimbangkan keselamatan nyawa saudara se-akidah. 

Segala keputusan yang dibuat negeri ini terkait keputusan perizinan timnas Israel menjadikan rakyat membuka mata, tersadar, di posisi manakah negeri ini berada. 

Miris, hanya demi even, tegakah kita menggadaikan darah saudara ukhuwah kita? Ironis, Indonesia, negeri dengan mayoritas kaum muslimin, seharusnya dapat berpijak pada sandaran yang benar dalam menentukan keputusan. Segala keputusan yang diambil Indonesia, tentu saja membuat luka rakyat Palestina makin menganga. 

Nation state (sekat nasionalisme) yang kini terbentuk dan terus diterapkan, semakin memperburuk keadaan dunia. Indonesia semakin lemah dan tak jelas dalam menyoroti masalah. Segala fakta yang terjadi sebagai akibat dari hilangnya junnah (perisai), yaitu Khilafah, perisai umat yang seharusnya dapat menjadi senjata untuk membela saudara seiman kita. Adanya nasionalisme menjadikan kekuatan kaum muslimin hanya bagai buih di lautan. Banyak jumlahnya, tetapi tak berdaya, memprihatinkan. 

Selayaknya, sebagai kaum muslimin, kita harus bersikap tegas terhadap musuh. Kita tak layak menjadi jiwa lemah yang tunduk dan bermanis muka, apalagi menjamunya dengan istimewa. 

Wallahu a'lam bisshawwab.

Oleh: Yuke Octavianty
Forum Literasi Muslimah Bogor

Sabtu, 18 Maret 2023

Pengamat Ingatkan Negeri Islam Agar Waspada Agenda Politik Global

Tinta Media - Menanggapi Timnas Israel yang akan berlaga di Piala Dunia U-22 di negeri ini, Pengamat Hubungan Internasional, Budi Mulyana, S.IP., M.Si. mengingatkan agar negeri-negeri Islam waspada terhadap agenda-agenda politik global yang dimanfaatkan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.

"Makanya, kita harus waspadai agenda-agenda yang dalam kacamata politik, ini kan soft politik. Olahraga itu dimanfaatkan untuk kemudian memuluskan langkah Israel dapat menormalisasi hubungan, terutama dengan negara-negara kunci yang bisa dijadikan sorotan di dunia Islam," tuturnya dalam Rubrik Dialogika: Israel Datang, Pemerintah Setuju Penjajahan? Sabtu (11/3/2023), di kanal Youtube Peradaban Islam.ID.

Menurutnya, beberapa negara sudah menormalisasi hubungan dengan Israel, Bahrain, Uni Emirat Arab, kemudian juga Sudan, Maroko. 

"Nah, apa jadinya kemudian kalau misalkan di Arab Saudi, walaupun ini belum terjadi, tapi terus dicoba diluluskan normalisasi itu, yang itu menjadi pusat dari peradaban umat Islam saat ini setidaknya umat beribadah di sana. Dan juga Indonesia yang memang negara terbesar muslim di dunia," ungkapnya.

Jadi, sambungnya, tidak bisa hanya dilihat dari ini hanya sekedar event kecil olahraga. Apalagi dengan manipulasi-manipulasi seolah-olah jangan dicampuradukkan. "Karena faktanya memang tidak bisa dipisahkan (kedatangan timnas Israel dengan politik)," ujarnya.

Pengamat Hubungan Internasional ini mengungkapkan standar ganda negara Barat dalam konteks Ukraina, dimana mereka bicara memisahkan antara olahraga dengan politik, faktanya itu tidak bisa.

"Itu yang kemudian harus kita lihat, ini tidak purely persoalan soft politik olahraga event kecil, tapi saya melihat memang ada agenda besar untuk kemudian memuluskan proses normalisasi," tandasnya.

Terkuak

Budi menilai, proses normalisasi hubungan dengan Israel ini bukan suatu hal yang jalan cepat. Ini ditempuh dengan berbagai cara, berbagai langkah.

"Makanya jangan heran relasi perdagangan Indonesia Israel itu bukan suatu hal yang baru. Itu sudah terjadi sejak bahkan zaman orde baru. Walaupun tentu ini kan masalah keterbukaan dan kemampuan kita untuk mengakses informasi," jelasnya.

Menurutnya, beberapa hal sudah terkuak. Bagaimana misalkan misi-misi rahasia yang dilakukan oleh pemerintah dan agen-agennya untuk bisa melakukan proses interaksi di antara Indonesia dengan Israel termasuk juga dalam konteks politik, tidak hanya perdagangan.

Ia mencontohkan beberapa kunjungan secara tidak resmi yang memang hidden (tersembunyi), juga sudah berulangkali  dilakukan antara Israel dengan Pemerintah Indonesia. "Walaupun memang itu pastinya tidak dipublish," ujarnya.

Kedutaan Israel di Singapura

Ia menjelaskan tentang keberadaan Kedutaan Israel di Singapura, yang dinilai sebagai mata dan telinga Israel untuk bisa berinteraksi dengan Indonesia khususnya.

"Artinya, kita tidak bisa melihat, tidak adanya hubungan diplomatik itu seolah-olah tidak terjadi interaksi sama sekali. Itu faktanya tidak begitu," tandasnya.

Artinya, Budi melanjutkan, tanpa hubungan diplomatik, selama ada interaksi atau kepentingan-kepentingan yang bisa dipertautkan pasti akan dijalin.

"Disinilah kemudian kepentingan-kepentingan agenda besar dari negara-negara Barat. Kemudian (terkait) Israel itu, kemudian bisa dilakukan melalui pola-pola semacam tadi," pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka

UIY: Kedatangan Timnas Israel ke Indonesia Bentuk Penerimaan Sosial Menuju Pengakuan Politik

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz  Ismail Yusanto (UIY) menilai kehadiran Timnas U-20 Israel ke Indonesia sebagai bentuk penerimaan sosial dan jalan menuju pengakuan politik.

"Kehadiran Timnas U-20 Israel ke Indonesia dalam turnamen itu. Itu menegaskan penerimaan sosial, itu artinya juga jalan menuju pengakuan politik," tuturnya dalam Fokus to The Point: Wajib Bersikap Tegas terhadap Y4hud1 Isr4el di kanal YouTube UIY Official, Sabtu (11/3/2023).

Menurutnya, Soekarno sebagai founding father Indonesia menolak keras Israel sebab berpegang pada satu prinsip sederhana bahwa Israel menjajah dan Indonesia pernah dijajah. Dan Indonesia pernah dijajah merasakan bagaimana penjajahan. Karena itu maka di-mansion-kan secara tegas di dalam konstitusi bahwa penjajahan itu tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. "Karena Indonesia merasakan sendiri. Karena itulah penjajahan harus dihapuskan dari bumi Indonesia," ujarnya.

 "Artinya kalau ini dilakukan, sebenarnya pemerintah Indonesia melanggar konstitusi. Kalau melanggar konstitusi, maka secara konstitusi juga bahwa pemerintah Indonesia sudah tidak layak berdiri sebagai penguasa di negeri ini," bebernya.

Ia menjelaskan bahaya paling utama dari normalisasi dengan penjajah Yahudi adalah berarti mengakui penjajahan itu. Kalau penjajahan itu sebagai sebuah kemungkaran berarti mengakui kemungkaran. Jika Indonesia mengakui penjajahan Israel atas Palestina, maka jangan salahkan juga kalau suatu hari nanti ada negara lain yang mengakui penjajahan atas rakyat Indonesia atau negara Indonesia. "Itu kedudukannya sama," ungkapnya.

"Karena itulah maka sebenarnya tindakan ini adalah tindakan yang sangat berbahaya secara substansial menjadi jalan pengakuan penjajahan Israel atas Palestina dan sebagai sebuah prinsip, ini juga melanggar prinsip yang sangat mendasar," tukasnya.

Ia mengungkapkan bahwa Israel ini menjajah dan juga melakukan kezaliman yang luar biasa. Ada pengusiran, penghancuran dan pembunuhan. Dan sampai hari ini tidak berhenti dan itu disaksikan oleh semua orang di atas muka bumi ini. 

"Karena itu, aneh jika pemerintah tutup mata atas hal ini," tandasnya.[] Ajira

Kamis, 16 Maret 2023

MALU KEPADA PALESTINA



Tinta Media - Beredar informasi dari website kantor berita yang memberitakan bahwa *Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir memberikan jaminan keamanan bagi Timnas Israel* yang akan datang ke Indonesia untuk Piala Dunia U-20. Ia menyebut negara menjamin kedatangan siapa pun yang bermain di Indonesia sesuai kontrak sebagai tuan rumah.

Berkaitan dengan hal tersebut diatas saya akan memberikan pendapat hukum (legal opini) sebagai berikut:

PERTAMA, Bahwa yang perlu diketahui setiap peserta yang berlaga pada piala dunia U-20 merupakan utusan negara atau representasi negara atau sering disebut Timnas (Tim Nasional). Menerima Israel sebagai peserta berarti secara tidak langsung mengakui keberadaan negara Israel;

KEDUA, Bahwa Palestina merupakan salah satu negara pertama yang mengakui Indonesia sebagai negara merdeka secara de facto. Pengakuan ini disebarluaskan ke seluruh dunia oleh seorang mufti besar Palestina, Syekh Muhammad Amin Al-Husaini. Pasca-mengakui Indonesia merdeka, mufti besar Palestina Syekh Muhammad Amin Al-Husaini dan Muhammad Ali Taher, saudagar kaya Palestina, menyiarkan dukungan rakyat Palestina terhadap kemerdekaan Indonesia. Dukungan tersebut disebarluaskan melalui radio berbahasa Arab di Berlin, Jerman.;

KETIGA, Bahwa Israel adalah Penjajah sekaligus perampok tanah rakyat Palestina, mereka mendirikan negara diatas tanah milik rakyat Palestina. Bayangkan bagaimana jika tanah rakyat Indonesia dirampok pihak lain lalu mendirikan negara diatas tanah tersebut. Begitulah yang terjadi di Palestina. Menerima Timnas Israel sama saja mengakui keberadaan perampok dan penjajah;

KEEMPAT, Bahwa saya teringat pepatah lama "air susu dibalas air tuba", pepatah tersebut tepat untuk menggambarkan kebaikan Palestina mengakui kemerdekaan Indonesia.

Demikian.

Oleh: Chandra Purna Irawan, S.H., M.H.
Ketua LBH PELITA UMAT dan Mahasiswa Doktoral Hukum

Rabu, 15 Maret 2023

Kedatangan Timnas Israel Murni Olahraga Hanya Manipulasi

Tinta Media - Menyoroti kedatangan timnas Israel ke Indonesia yang dianggap murni olahraga, menurut Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana, S.IP., M.Si. hanya manipulasi.

"Artinya, dengan menyatakan bahwa tidak ada atau jangan dikaitkan dengan unsur politik itu, menurut saya itu hanya manipulasi saja," tuturnya dalam Rubrik Dialogika: Israel Datang, Pemerintah Setuju Penjajahan? Sabtu (11/3/2023) di kanal Youtube Peradaban Islam.ID.

Menurutnya, pada faktanya unsur politik itu ada di dalam penyelenggaraan kegiatan event olahraga, bahkan di dalam event-event lain.

"Pendekatan hubungan antar negara itu bisa berbagai jalan. Olahraga, ekonomi, politik yang memang utamanya," jelasnya.

"Bahkan sekarang merambah ke kuliner dan macam-macam. Artinya, semua unsur itu, bisa dikaitkan dengan aspek-aspek hubungan antar negara. Hubungan antar negara itu adalah bagian dari cara mainstreamnya," terangnya.

Ia menilai interaksi antar negara dan aktivitasnya tentu terkait dengan konteks politik. "Mau tidak mau, walaupun bicaranya tadi olahraga, mungkin fashion, unsur-unsur politik itu selalu masuk di sana, karena ini kan masalah terkait dengan penyelenggaraan yang melewati lintas negara," ungkapnya.

Ia memandang, secara administrasi politik pun akan terkait. Misalkan kehadiran orang-orang seperti pemain sepak bola, pelatih dan supporter. Itu kan membutuhkan izin dari negara penyelenggara untuk masuk. "Adanya visa, adanya izin negara untuk memasukkan warga lain dengan alasan apapun, itu adalah motif politik," pungkasnya.
[]'Aziimatul Azka

Sabtu, 11 Maret 2023

Timnas Israel Dijamin PSSI Aman Berlaga di Indonesia, Begini Pendapat Hukum LBH Pelita Umat..

Tinta Media - Menanggapi beredarnya informasi dari website kantor berita yang memberitakan bahwa Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir memberikan jaminan keamanan bagi Timnas Israel yang akan datang ke Indonesia untuk Piala Dunia U-20, Ketua LBH PELITA UMAT, Chandra Purna Irawan, S.H, M.H, menyampaikan pendapat hukumnya.

"Berkaitan dengan hal tersebut diatas saya akan memberikan pendapat hukum (legal opini) sebagai berikut," tuturnya kepada Tinta Media, Rabu (8/3/2023).

Pertama, bahwa UUD 1945 telah tegas menyatakan menolak segala bentuk penjajahan termasuk penjajahan yang dilakukan Israel terhadap Palestina. "Hal tersebut sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan UUD 1945 berbunyi, 'Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan'," kutipnya.

Menurutnya, membela Palestina dari penjajahan Israel adalah komitmen dan pelaksanaan dari amanat pembukaan UUD NRI 1945, bukan hanya alinea 1, tapi juga alinea ke 4. "Mengutuk penjajahan, penindasan dan pengusiran paksa yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina selama puluhan tahun adalah salah satu bentuk komitmen kita menjunjung tinggi dan menegakkan konstitusi negara," tegasnya.

Kedua, bahwa merujuk Sila kedua Pancasila semestinya negara dan Pemerintah membela, mendukung, dan menyuarakan kemerdekaan rakyat Palestina pada era modern ini sama dengan membela prinsip keadilan dan kemanusiaan yang terdapat pada sila kedua Pancasila, yakni tentang kemanusiaan yang adil dan beradab. "Tidak ada tempat untuk penindasan terhadap kemanusiaan," tegasnya.

Ketiga, ia memandang, bahwa berdasarkan penjelasan diatas telah tegas posisi Negara Indonesia yaitu menentang segala bentuk penjajahan, "Saya khawatir publik menilai tindakan Erick Thohir dapat dianggap oleh publik, seseorang yang anti Pancasila dan UUD 1945. "Dikarenakan selama ini Pemerintah sangat getol membangun narasi dan menuduh seseorang dan kelompok masyarakat sebagai Anti Pancasila dan UUD 1945 yang berujung persekusi dan stigmatisasi," ungkapnya.

"Keempat, bahwa akhirnya masyarakat menjadi semakin cerdas bahwa tafsir anti Pancasila dan UUD 1945 tergantung siapa yang berkuasa dan memiliki kewenangan," pungkasnya.[]'Aziimatul Azka

Rabu, 07 Desember 2022

Amerika Memiliki Kepentingan Politik terhadap Israel

Tinta Media - Amerika yang selalu mendukung Israel dinilai Hasbi Aswar dari Geopolitical Institute bukan karena Amerika cinta dengan Israel, namun karena Amerika memiliki kepentingan politik dan ideologis terhadap Israel.

“Kenapa Amerika mendukung Israel, itu kan di balik itu ada kepentingan-kepentingan politik dan ideologis. Bukan karena Amerika sayang sama Israel, cinta sama Israel, bukan. Tapi anak kepentingan politik di sana gitu,” ungkapnya dalam Kajian Politik Islam: Hasil Pemilu AS, Bagaimana Dunia Islam? Sabtu (3/12/2022) di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn.

Ia juga mengatakan bahwa banyak pakar-pakar Barat yang juga menyimpulkan hubungan politik antara Amerika dan Israel. Beberapa diantaranya adalah Profesor Merchemer dan Steven World yang menulis buku berjudul ‘Israel Lobby’. Namun tidak lama selang penulisan buku ini, salah satu diantara dua profesor tersebut dipecat dari jabatannya, dan ada pihak yang menyebutkan ada campur tangan pihak Israel dalam kasus pemecatan ini.

Karena, ia mengungkapkan, dalam buku itu diungkap banyak peran-peran Israel terhadap kebijakan Amerika Serikat. Di dalam buku itu juga dijelaskan apa yang membuat Amerika akhirnya selalu mendukung Israel. Yang ternyata disebabkan adanya kepentingan-kepentingan politik Amerika di sana.

“Obama misalnya pernah mengatakan bahwa ya, hubungan Amerika dan Israel adalah hubungan yang akan terus terjadi selama-lamanya gitu. Dukungan Amerika terhadap Israel adalah dukungan yang tidak akan berhenti selama-lamanya, pungkasnya.[] Wafi

Selasa, 06 Desember 2022

Hasbi Aswar: Siapapun Presidennya, Strategi Politik Amerika Akan Tetap Sama

Tinta Media - Hasbi Aswar dari Geopolitical Institute mengatakan, siapa pun presiden yang menjabat di Amerika, baik dari kelompok Republik ataupun Demokrat, strategi politik dan kepentingannya akan tetap sama.
 
“Terlepas dari dua karakter yang berbeda ini, sebenarnya strategi politik Amerika Serikat dan kepentingan Amerika Serikat tetap saja sama,” ujarnya dalam Kajian Politik Islam: Hasil Pemilu AS, Bagaimana Dunia Islam?Sabtu (3/12/2022) di kanal YouTube Khilafah Channel Reborn.

Pada saat Joe Biden terpilih menjadi presiden, Hasbi mengatakan, ada yang mempertanyakan bagaimana kebijakan Amerika terhadap Cina. Apakah Amerika tetap akan komfrontatif terhadap Cina atau tidak? Karena di era Trump, perang dagang terjadi. Karena itu, Trump atau Amerika Serikat di masa itu terus menyerang Cina, misalnya dengan isu Uighur, pelanggaran HAM, pelanggaran dalam aspek perdagangan global, dan lain-lain.

“Ada pertanyaan, apakah dan ketika menjadi pemimpin karena dia tidak Demokrat kemudian dia akan lebih soft terhadap Cina? Ternyata tidak. Biden menjadi presiden tetap gaya konfrontatif Amerika terhadap Cina kurang lebih sama. Kenapa seperti itu? Ya, karena memang Cina dari sisi politik Amerika Serikat, dia sudah dianggap mengancam stabilitas atau mengancam status quo atau mengancam hegemoni politik Amerika Serikat,” bebernya.

Oleh karena itu, menurutnya, apapun yang mengancam hegemoni politik Amerika Serikat, siapapun presidennya pasti akan menganggap itu penting, terlepas ia berasal dari kubu Demokrat atau pun Republik. Maka, kebijakan Presiden Donald Trump untuk membendung Cina tetap dilanjutkan oleh Presiden Joe Biden, karena hal ini mengenai masa depan dominasi atau pun ancaman politik Amerika secara global.

 “Jadi, Amerika Serikat ketika melihat ada ancaman siapapun, mau Cina, dalam bahasa mereka radikalis, mau Rusia,  misalnya. Ketika ada ancaman, maka mereka pasti akan menghadapi ancaman itu dengan serius siapapun presidennya itu. Apakah dari Republik maupun Demokrat,” jelasnya.

 Jadi, ia pun menilai, ketika kelompok Demokrat ataupun Republik yang memimpin Amerika, perbedaannya sebatas gayanya atau cara ‘ngomongnya’ saja. Tapi, strategi politik Amerika Serikat tetap sama.
 
Amerika, tambahnya, tampak ingin menjaga supaya negara-negara kunci tidak lepas darinya. Strategi agar wilayah-wilayah kunci tidak lepas dari kontrol Amerika Serikat itu pasti akan terus dilakukan oleh siapapun pemimpin Amerika.

Ia melihat ada beberapa pangkalan latihan-latihan militer Amerika Serikat yang tersebar di seluruh dunia. Hal ini bisa menggambarkan betapa Amerika tidak ingin mengurangi sedikit pun dominasinya secara global. “Jadi ketika ada tantangan, ada ancaman, maka pasti akan dihadapi secara serius siapapun pemimpinnya,” terangnya

Tak Terkecuali Dunia Islam

Selain Cina, sambungnya, dunia Islam juga merupakan wilayah yang sangat strategis di Asia maupun di Timur Tengah. Oleh karena itu, dunia Islam tidak akan bisa terlepas dari hegemoni Amerika.

“Dunia Islam adalah wilayah yang sangat strategis. Timur Tengah misalnya, termasuk Asia Tenggara, termasuk wilayah Asia Tengah, Asia Selatan, Pakistan, Asia Tengah ada Afganistan misalnya, Turkmenistan, Uzbekistan, Tajikistan, ada di Asia Barat ya, negara-negara Teluk misalnya, itu semua adalah negara wilayah strategis semuanya,” paparnya.

 Wilayah-wilayah tersebut, ia menyampaikan merupakan jalur perdagangan strategis, memiliki sumber daya alam yang sangat luar biasa banyak, pasar yang sangat besar, dan mempunyai sumber daya manusia yang sangat banyak. “Sehingga dunia Islam itu secara ‘taken for granted’ atau secara natural, secara sunnatullah tidak akan mungkin bisa lepas dari pantauan Amerika Serikat”, tuturnya.

Menurutnya, Amerika akan selalu menjaga wilayah ini untuk tetap dibawa kontrolnya. Sehingga tidak akan mungkin Amerika membiarkan ada rezim atau pemimpin yang membelot dan mencoba-coba melepaskan diri dari amerika. Apalagi membiarkan mereka menjauh dari kepentingan Amerika Serikat.

“Amerika Serikat akan selalu menjaga, berupaya untuk menjaga supaya rezim-rezim yang berkuasa di wilayah strategis ini tetap memimpin dan tidak merugikan kepentingan-kepentingan, strategi-strategi politik global Amerika, terlebih dunia Islam,” pungkasnya.[] Wafi

Rabu, 04 Mei 2022

Presiden IMLC: Hakikat Kemerdekaan Palestina adalah Hengkangnya 1srael


Tinta Media - President of the International Muslim Lawyers Community (IMLC) yang juga ketua LBH Pelita Umat, Chandra Purna Irawan, SH MH menyampaikan pendapat hukumnya  bahwa kemerdekaan hakiki bagi Palestina adalah hengkangnya 1srael dari Palestina.

"Bahwa kemerdekaan hakiki Palestina adalah hengkangnya Israel dari wilayah Palestina," tulisnya dalam akun IG @chandrapurnairawan, Selasa (03/5/2022).

Menurutnya, kemerdekaan Palestina tidak dapat dimaknai berdirinya 2 (dua) negara yaitu Israel dan Palestina. "Apabila itu terjadi, sesungguhnya Palestina belum merdeka," tegasnya.

Chandra memandang, bahwa apa yang terjadi di Palestina adalah penjajahan. "Saya pernah melaporkan atau menggugat ke International Criminal Court (ICC) dan UN tentang keberadaan Israel di Palestina tetapi gugatan tersebut hingga kini tidak ada respon," terangnya.

Ia memaparkan, untuk menguatkan dalil Israel adalah penjajah, dapat dilihat dari peristiwa Perjanjian Sykes-Picot pada 1916 antara Inggris dan Prancis. Inggris dan Prancis membagi peninggalan Khilafah Utsmaniyah/Ottoman di wilayah Arab. Pada perjanjian tersebut ditegaskan bahwa Prancis mendapat wilayah jajahan Suriah dan Lebanon, sedangkan Inggris memperoleh wilayah jajahan Irak dan Yordania. Sementara itu, Palestina dijadikan status wilayahnya sebagai wilayah internasional. Dan peristiwa sejarah Deklarasi Balfour pada 1917. Perjanjian ini menjanjikan sebuah negara Yahudi di tanah Palestina.

Bahwa, lanjutnya, berdasarkan Putusan (Resolusi) 1514 (XV) dalam sidang Umum Perserikatan Bangsa Bangsa PBB, pada tanggal 14 Desember, 1960, dengan nama: “Pernyataan Mengenai Kewajiban Pemberian Kemerdekaan Kepada Negeri-Negeri dan Bangsa-Bangsa terjajah”(Decleration surl’octroi de l’indépenden aux pays et peuple coloniaux).

"Kedudukan hukum dari resolusi ini sudah ditetapkan oleh Mahkamah Internasional (International Court of Justice) dalam keputusannya tanggal 21 Juni 1971, yang mengatakan bahwa: “Dasar hak penentuan nasib diri-sendiri untuk segala bangsa yang terjajah dan cara-cara untuk mengakhiri dengan secepat-cepatnya segala macam bentuk penjajahan, sudah ditegaskan dalam Resolusi 1514 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB”.
(“Le principle d’autodétermination en tant que droit des peuples et son application en vue de mettre fin rapidement les situation coloniales sont enonceés dans la résolution 1514” Court Internartional de Justice. Recueil, 1975. P. 31)," kutipnya.

Ia juga menyampaikan, bahwa berdasarkan Pasal 5, dari Resolusi 1514 (XV) itu memerintahkan: “Untuk menyerahkan segala kekuasaan kepada bangsa penduduk asli dari wilayah-wilayah jajahan itu, dengan tidak bersyarat apa-apapun, menuruti kemauan dan kehendak mereka itu sendiri yang dinyatakan dengan bebas, dengan tiada memandang perbedaan bangsa, agama atau warna kulit mareka, supaya mareka dapat menikmati kemerdekaan dan kebebasan yang sempurna.”

(“Pour transférer tous pouvoirs aux peuples de ces territoires, sans aucune condition, ni réserve, conformément à leur voeux librement exprimés, sans aucune distinction de race, de croyance, ou de couleur afin de leur permettre de jouir d’une indépendence et d’une liberté  complètes.”)

"Bahwa mengacu pada sejarah sesungguhnya Palestina dan negeri-negeri muslim lainnya tidak dapat "dibebaskan" dari penjajahan sementara kaum muslimin masih "terkungkung" dalam negara kebangsaan," pungkasnya.
[] 'Aziimatul Azka
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab