Tinta Media: Islamiyah
Tampilkan postingan dengan label Islamiyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Islamiyah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 14 Agustus 2022

MMC: Ide Sekularisme Halangi Kebangkitan Islam dan Tegaknya Kembali Daulah Khilafah Islamiyah

“Untuk mempertahankan hegemoninya terhadap dunia Islam, Barat dan Yahudi sampai sekarang tetap menjaga sekularisme dan ide-ide turunannya yang lain, termasuk nasionalisme. Ide inilah yang menjaga perpecahan yang telah diciptakan pada umat Islam serta menghalangi bangkitnya kekuatan Islam dan tegaknya Daulah Khilafah Islamiyah kembali,” tutur Narator Serba-serbi MMC: Kembali Dibombardir, Palestina Merana Tanpa Perisai, Selasa (9/8/2022) di kanal YouTube Muslimah Media Center(MMC). 

Tinta Media - Ia mengungkapkan bahwa sejak runtuhnya khilafah pada tahun 1924, persatuan umat Islam terpecah belah menjadi lebih dari 51 negara. “Saat itulah Turki tetap mengembang nasionalisme dengan republik Turkinya yang dijaga ketat oleh militer yang sangat kuat,” ungkapnya.

Menurut Narator, harus dipahami bahwa menjadikan perjuangan pembebasan Palestina hanya sebagai gerakan nasionalisme rakyat Palestina adalah menyalahi fakta sejarah. 
“Sejak Khalifah Umar Bin Khattab ra. menaklukkan Palestina dan menggabungkannya dalam bagian negara Khilafah Islamiyah, sejak saat itu Palestina menjadi milik kaum muslimin seluruhnya dengan Khilafah sebagai penjaganya,” jelasnya.

Narator mengungkapkan dalam sejarah diceritakan bahwa Kaum Salibis dapat menguasai Yerusalem pada 1099 Masehi dan mendirikan kerajaan di atasnya dengan Godefroy dari Bouillon sebagai Pangeran. 
“Maka, kaum Muslimin berusaha mengambilnya kembali dengan jihad. Hingga Pada 1187 masehi Bouillon itu direbut kembali oleh pasukan Islam yang dipimpin oleh Salahuddin Al-Ayyubi,” ungkapnya.

Menurutnya, para khalifah di sepanjang masa kekhilafah Islam menjaga dengan sekuat tenaga agar tidak ada sejengkalpun tanah Palestina yang jatuh ke tangan musuh-musuh Islam.

“Khalifah Sultan Abdul Hamid 2 pernah menolak tawaran Theodore Herzl yang berusaha membujuk dan menyuap khalifah dengan uang sebesar 150 juta Poundsterling atau sekitar dengan 3 triliun rupiah untuk mendapatkan tanah Palestina,” paparnya.
 
“Sultan Abdul Hamid 2 menolak ia berkata ‘Aku tidak dapat memberikan walaupun sejengkal dari tanah ini, Palestina karena ia bukan milikku ini adalah hak umat Islam. Umat Islam telah berjihad demi bumi ini. Mereka telah membasahi tanahnya dengan darah-darah mereka’,” lanjutnya.

Maka Narator menilai bahwa jelaslah perjuangan pembebasan Palestina dari dulu hingga sekarang bahkan hingga seterusnya bukanlah bagian dari perjuangan rakyat Palestina semata dengan gerakan nasionalisme. 

“Tetapi perjuangan umat Islam di seluruh dunia dengan spirit Persatuan Islam,” nilainya.

Narator MMC juga memaparkan, dulu umat Islam bersatu menjadi sebuah negara besar kuat serta tangguh tidak terkalahkan, yaitu negara Islamiyah. “Kaum Muslimin yang berada di berbagai wilayah bergabung menjadi satu semua dalam penjagaan dan perlindungan negara khilafah,” paparnya.

Dijelaskannya, demikian juga Palestina berada dalam keadaan aman dan terjaga dari tangan-tangan musuh Islam Khilafah telah menyatukan umat manusia dari berbagai suku ras bangsa dan negara dengan ikatan akidah. 

“Mereka memegang erat tali agama Allah dengan sekuat-kuatnya. Karena itu, persoalan Palestina hanya akan diselesaikan dengan kembalinya Khilafah Islamiyah yang akan menyatukan seluruh umat Islam di dunia, di bawah satu kepemimpinan dan akan melaksanakan perintah jihad dalam upaya pembebasan tanah Palestina dari pencaplokan yang dilakukan Israel,” Pungkasnya. [] Raras
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab