Islam Moderat Mengkompromikan Hak dan Batil
Tinta Media - Wiwing Noraeni dari Lingkar Studi Tsaqofah mengatakan Islam moderat mengkompromikan hak dan batil.
“Islam moderat ini mengkompromikan antara hak dan batil, tentu ini sesuatu yang haram, dilarang di dalam Islam,” ungkapnya di Kultum Khaira Ummah: Ketika Pemuda Menjadi Aktor Penyeru Kebatilan, Sabtu (10/12/2022) melalui kanal You Tube Musimah Media Center.
Perang antara hak dengan batil akan senantiasa terjadi. Bisa jadi kebatilan itu yang menang sebagaimana kondisi hari ini. “Tapi itu tidak akan lama karena hak atau kebenaran itulah yang akan menang sebagaimana janji Allah Swt. dalam surat Al-Anbiya ayat 18,” yakinnya.
Wiwing menegaskan bahwa syarat kebenaran itu akan menang jika ada yang menjelaskan di tengah umat. Ia mencontohkan Rasulullah Saw. ketia diutus dengan risalah Islam mendapatkan penolakan sehingga Islam hanya diyakini oleh beberapa gelintir orang.
“Tapi ketika Rasulullah berdakwah menyampaikan kebenaran, apa yang kemudian terjadi? Lambat laun masyarakat pun menerima kebenaran itu maka hancurlah kebatilan sehingga Islam diterima oleh khalayak,” ungkapnya.
Bahkan, lanjutnya, puncak dari kemenangan ini adalah ketika fathu Mekkah, berhala-berhala dihancurkan dan manusia berbondong-bondong masuk ke dalam agama Islam. Ini diabadikan dalam Al-Quran surat An-Nasr.
Islam Moderat
Menurut Wiwing, perang antara hak dan batil juga terjadi hari ini yaitu antara Islam moderat versus Islam kafah.
“Dakwah Islam kafah yang dilakukan secara terus menerus lambat laun diterima masyarakat. Masyarakat juga memahami bahwa sistem kapitalisme yang hari ini diterapkan adalah sistem yang rusak, tidak membawa kebaikan. Umat pun akhirnya berharap Islam kafah ini bisa diterapkan,” urainya.
Ketika umat banyak yang menyambut dakwah Islam kafah, ucapnya, rezim lalu mengaruskan Islam moderat yang diversuskan Islam kafah.
“Mereka memburuk-burukkan Islam kafah sebagai radikal yang tidak menghormati perbedaan. Islam kafah dikatakan sebagai ideologi berbahaya sebagaimana komunisme sehingga harus dijauhkan dari umat, dari masyarakat. Inilah perang antara hak dan batil,”tegasnya.
Menyasar Pemuda
Wiwing mengungkap bahwa perang antara hak dan batil ini juga menyasar pemuda. Pemuda dijadikan aktor untuk melakukan kontra narasi Islam kafah yang dibungkus dengan istilah radikal.
“Wakil Menteri Agama menyatakan para pemuda harus dilibatkan untuk mengimbangi narasi-narasi radikal di dunia maya. MUI juga berencana membuat pelatihan generasi Z untuk bisa melakukan kontra narasi radikal di media sosial,” ungkapnya.
Menyebut Islam kafah sebagai Islam radikal adalah tuduhan keji, tegas Wiwing. Ia memberikan alasan bahwa Islam kafah ini perintah Allah Swt. sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah 208.
“Khilafah juga dinarasikan sebagai pemikiran radikal, padahal sistem khilafah adalah ajaran Nabi Saw. Khilafah adalah negara warisan Rasulullah Saw. Ketika Nabi wafat Khilafah dilanjutkan oleh para sahabat yang menerapkan Islam kafah,”jelasnya.
Sementara, tegas Wiwing, Islam moderat adalah Islam batil karena berusaha mengkompromikan antara ajaran Islam dengan pemikiran-pemikiran kufur seperti demokrasi, hak asasi manusia dan kesetaraan gender.
“Kompromi antara hak dan batil dilarang dalam Islam sebagaimana tercantum dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 42, janganlah kalian mencampuradukkan antara yang hak dengan yang batil,” bebernya.
Wiwing lalu mengajak kaum muslimin untuk menyadarkan umat termasuk menyadarkan pemudanya agar mereka tidak menjadi agen untuk mengkampanyekan Islam moderat agar para pemuda berbalik menjadi agen untuk mengaruskan Islam kaffah.
“Saatnya kita mengokohkan ajaran Islam yang benar dan memperjuangkan agama ini hingga Allah memenangkan agama ini atau kita binasa karenanya,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun