Inpres dan Kepres Beri Peluang Komunis Untuk Eksis, Pamong Institute: Seperti Mengungkit Luka Lama
Tinta Media - Menanggapi Inpres 2/2023 dan Kepres 4/2023 yang menurut banyak pihak memberi peluang komunis untuk eksis, Direktur Pamong Institute Wahyudi Al-Maroky menilai seperti mengungkit luka lama.
"Kepres maupun Inpres ini justru menurut saya mengungkit luka lama dan membuat luka baru di atas luka lama," tuturnya dalam Kabar Petang: Inpres 2/2023 dan Kepres 4/2023, Selangkah Lagi Komunisme Legal? Di Kanal YouTube Khilafah News, Rabu (19/7/2023).
Menurutnya, ketika presiden mengeluarkan Inpres dan Kepres ini justru menimbulkan ketidakadilan. Menimbulkan konflik baru seolah-olah rezim saat ini sedang memutarbalikkan fakta dimana menjadikan PKI sebagai korban pelanggaran HAM dan tentunya ini juga mengarah kepada TNI dan umat Islam.
"Umat Islam dan TNI diposisikan sebagai pelaku dan keluarga partai, keluarga pelaku G30 dianggap sebagai korban maka yang jahat adalah umat Islam dan TNI, itu konsekuensi atas terbitnya Inpres dan Kepres tadi," ujarnya.
Ia mencermati terkait kemunculan dari Inpres dan Kepres ini menunjukkan bahwa keturunan dari anak cucu para pelaku yakni PKI secara tidak langsung melakukan gerakan secara terstruktur, sistematis dan masif selama puluhan tahun yang kemudian tanpa disadari banyak pihak yang seolah-olah ingin menghidupkan PKI kembali. "Mereka berupaya untuk eksis kembali," tukasnya.
"Dan nampaknya ada upaya untuk membawa isu itu kepada Komnas HAM. Itu juga sudah berkali-kali dibatalkan, digagalkan karena tidak cukup bukti bahwa terjadi pelanggaran HAM berat," terangnya.
Ia mengingatkan umat Islam akan adanya ancaman dua ideologi besar yaitu komunisme dan kapitalisme, agar menyikapi dengan menanamkan ideologi Islam, terus berdakwah menawarkan Islam sebagai solusi dan menjalankan amalnya dengan ideologi Islam. Menolak ideologi kapitalisme dengan ajaran Islam. "Maka dengan itu solusi terbaik terjadi dan terselesaikan," bebernya.
"Dan ideologi kapitalisme tidak akan efektif melakukan aktivitasnya di negeri ini," pungkasnya.[]Ajira