Tinta Media: Indonesia
Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesia. Tampilkan semua postingan

Selasa, 25 Oktober 2022

Indonesia Resesi, Apakah Mengerikan?

Tinta Media - Resesi ekonomi memberikan wajah kekhawatiran rakyat Indonesia, yang saat ini masih beradaptasi dengan kehidupan New Normal. Setelah kurang lebih 2 tahun dilanda pandemi yang berkepanjangan, banyak usaha yang mati karena berbagai kebijakan work from home (WFH). Masyarakat panik, belum mempersiapkan sejak dini mengenai management keuangan yang baik, jika suatu saat terjadi wabah yang tidak tau kapan itu akan terjadi, serta ada obat untuk penanganannya. 

Flow konsep uang selalu mengalir dan terus bergulir. Jika yang terjadi hambatan di dalamnya, maka siklus uang akan terganggu dan mengakibatkan terjadinya  penurunan pembelian ekonomi. Akibatnya, terjadi kemerosotan aktivitas ekonomi dan industri dalam jangka waktu relatif singkat. 

Resesi ini akan terus bergulir, sebagaimana telah diperkirakan oleh Presiden World Bank Group David Malpass bahwa bank sentral di seluruh dunia telah menaikkan suku bunganya dan tren tersebut diperkirakan akan berlanjut di tahun depan.  

Kendati demikian, dari kabar di atas, ada hal yang perlu diberi perhatian lebih cermat dan bijak dalam memahami suatu informasi yang booming dan menjadi pembicaraan hangat publik. Dimulai dari apa sih, itu Resesi? Apakah semengerikan itu sampai pejabat publik angkat bicara mengenai hal itu? 

Resesi ekonomi adalah suatu kondisi di saat produk domestic bruto (PDB) atau pertumbuhan ekonomi suatu negara negative selama 2 kuartal berturut-turut. Bisa dikatakan, selama 6 bulan terakhir dinegara tersebut, orang-orang menahan untuk membelanjakan uangnya, yang seharusnya seimbang antara uang yang dibelanjakan dengan barang yang ada dipasaran. (Sumber,detik.com)

Sebenarnya, ini sudah pernah dirasakan saat awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia. 
Barang-barang harganya naik, berkurangnya lapangan pekerjaan dan meningkatnya angka kemiskinan. 
Dari masalah di atas, sudah terlihat dampak dari resesi ekonomi. Secara data, di tahun 2020, ekonomi Indonesia resmi mengalami resesi -5,32% di Q2 2020, dan -3,49% di Q3 2020. Secara full year, ekonomi Indonesia turun -2,1% ditahun 2020 (Sumber.tradingeconomics.com). 

Tanpa disadari, kita sudah melewati resesi tersebut karena sudah merasakan. 

Di satu sisi, statusnya saat ini bisa dikatakan dalam zona cukup baik karena pembatasan kegiatan masyarakat dilonggarkan. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada April-Juni (Kuartal II) 2022 cukup impresif, yaitu posisi keuangan kita berada pada 5,4 persen.

Kebijakan fiskal Indonesia (APBN) akan terus dioptimalkan sebagai shock absorber. Namun, pada saat yang sama, APBN juga harus diperkuat dari sisi ketahanan fiskal untuk dapat menghadapi risiko ketidakpastian ekonomi global yang semakin meningkat. 

Indonesia baru dikatakan resesi jika sudah terjadi. Untuk saat ini, yang ada hanya indikasi global tentang resesi, bukan yang sebenarnya terjadi. Resesi itu baru diprediksi tahun depan, kita tidak tau apakah itu terjadi atau tidak. Alangkah baiknya, kita bisa lebih cermat dan mendalami dan mempelajari suatu masalah yang ada, jangan terbawa suasana, apalagi panic attack.

Oleh: Muhammad Nur Bintang Saputra Mahasiswa aktif STEI SEBI

Selasa, 18 Oktober 2022

Indonesia Tolak Bahas Uighur, UIY: Tidak Cocok dengan Prinsip Politik Luar Negeri

Tinta Media - Penolakan Indonesia membahas pelanggaran HAM terkait Uighur dinilai oleh Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY)  tidak sesuai dengan prinsip politik luar negeri.
 
“Penolakan Indonesia untuk pembahasan Uighur ini, menurut saya, tidak cocok. Yang pertama, dengan prinsip politik luar negeri kita yang disebut dengan istilah bebas dan aktif itu,” tuturnya  di acara Perspektif PKAD: Tolak HAM Berat Uighur,Di Bawah Cengkeraman RRC Komuniskah??!! Selasa (11/10/2022) melalui kanal Youtube PKAD.
 
UIY lalu menjelaskan bebas artinya politik luar negeri tidak boleh tergantung dan tidak boleh digantung dengan kepentingan-kepentingan luar. Artinya mesti berbasis kepentingan nasional.
 
“Aktif artinya dia mengambil inisiatif. Ketika ada inisiatif mestinya inisiatif itu diterima bukan ditolak . Bagaimana kita akan menyelesaikan masalah, jangan lagi menyelesaikan masalah, mengetahui masalah saja mungkin tidak akan bisa kita dapatkan jika pembahasan saja kita sudah tolak. Seharusnya pembahasan itu diterima sehingga tahu apa masalahnya,” sesal UIY.
 
Jadi, sambungnya, sudah tidak ada lagi yang namanya bebas dan aktif. “Ini menunjukkan kita ini sudah demikian takut. Ibarat kata  seperti Bapak ke anak. Bapak melotok ke anaknya agar tidak ngomong macam-macam. Bahkan mungkin sudah diinjak kakinya ,kalau kamu ngomong begini akan begini.  Ancaman itu ada di depan mata,” ucap UIY memberikan permisalan.
 
Yang kedua, lanjut UIY,  solidaritas keumatan. Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia mestinya mengambil peran signifikan terkait penderitaan, kezaliman, diskriminasi yang dialami umat Islam dimanapun berada.
 
“Mestinya ditunjukkan peran itu, tapi ini tidak dilakukan. Jangan lagi mengambil peran aktif, sekedar usulan pembahasan saja sudah menolak,” sesalnya.
 
Artinya, tegas  UIY, Indonesia berada pada level yang sangat rendah dalam ikut serta mengatasi persoalan yang dihadapi umat Islam.
 
“Tidak salah kalau publik menilai bahwa negara kita sudah demikian terkooptasi oleh berbagai kepentingan bilateral maupun multilateral,” cetusnya.
 
Kepentingan Indonesia terhadap Cina, lanjut UIY, ada kepentingan investasi baik kereta cepat maupun IKN. “Apalagi kalau dikaitkan dengan semacam rasa bahagia yang disampaikan Megawati saat ulang tahun 100 tahun Partai Komunis Cina. Ini bukan hanya dimensi politik tapi juga dimensi ideologi,” tandasnya.
 
Kekhawatiran publik bahwa Indonesia itu makin hari makin dekat ke poros Cina, kata UIY, sementara Cina ini hari itu Cina komunis sangat beralasan.
 
Menolong Diri Sendiri
 
Dengan realitas diatas UIY menyimpulkan bahwa umat  Islam harus bisa menolong dirinya sendiri. “Saya kira ini memberikan pelajaran kepada kita bahwa memang umat ini tidak mungkin berharap kepada pihak lain, umat  memang harus kuat, dia harus menjadi dirinya sendiri, dia harus bisa menolong dirinya sendiri,” ungkapnya.
 
Menurut UIY sudah terlalu banyak catatan baik di Rohingya, Afrika Timur, Bangladesh  yang menunjukkan bahwa umat  tidak mungkin berharap pada kekuatan lain.
 
“Kita harus menjadi muslim yang khoiru ummah yang memiliki kekuatan sendiri yang bisa menjaga harkat dan martabat umat Islam. Dan itu bisa diwujudkan ketika ada pemimpin dan institusi yang menyatukan,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
 

Minggu, 16 Oktober 2022

Ahmad Sastra: Indonesia Butuh Pemimpin yang Adil

Tinta Media - Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad Sastra menilai bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang mampu mewujudkan keadilan. 

“Indonesia butuh pemimpin yang mampu mewujudkan keadilan,” tuturnya kepada Tinta Media, Sabtu (15/10/2022).

Menurutnya, saat ini Indonesia dalam cengkeraman kapitalisme sekuler yang penuh kezaliman kepada rakyat. Sehingga tidak ada sedikit pun keadilan di negara yang menerapkan sistem kapitalisme. Sementara sekularisme adalah anti agama yang destruktif. 

 “Sistem kapitalisme sekuler ini dikendalikan oleh oligarki yang rakus dunia dengan menguasai sumber daya alam secara membabi buta,” ujarnya. 

Ahmad mengkritik posisi Indonesia sebagai negeri muslim terbesar dunia, menjadi rujukan bagi dunia muslim lainnya. Tetapi justru menjadi negeri yang penuh kezaliman dan selalu memiliki pemimpin yang anti Islam. 

“Karena Indonesia dengan sistem kapitalisme demokrasi sekuler merupakan sistem kufur yang sarat kezaliman, sementara pemimpin yang lahir dari sistem ini tidak lebih dari para jongos penjajah yang kerjanya hanya merusak kehidupan dan lingkungan,” kritiknya. 

Ia mengungkapkan bahwa pemimpin yang adil akan terbentuk jika diterapkan Islam di dalamnya. 

“Islam adalah agama dan ideologi yang menjunjung tinggi nilai keadilan. Nilai keadilan Islam bisa diterapkan dalam setiap aspek kehidupan,” ungkapnya. 
Baginya keadilan merupakan suatu ciri utama dalam ajaran Islam. 

“Seluruh masyarakat muslim dan non muslim yang hidup di bawah Daulah Islam akan memperoleh hak dan kewajibannya secara adil, seadil-adilnya,” tuturnya. 

Keadilan dalam pandangan Islam adalah di saat meletakkan segala sesuatu sesuai dengan apa yang telah diatur oleh Allah. Ia mengatakan bahwa mewujudkan keadilan dengan demikian bukan hanya soal pemahaman terhadap hukum, namun juga berkait erat dengan keahlian di bidangnya. 
“Dan termasuk menyia-nyiakan amanah di saat menyerahkan tugas bukan kepada ahlinya,” katanya. 

Ahmad menjelaskan bahwa Islam sebagai sistem hukum adalah representasi dari keadilan yang sempurna jika diterapkan secara kafah. Dan Rasulullah sebagai seorang pemimpin adalah teladan dalam keagungan akhlak. 

“Adalah kesempurnaan bagi sebuah bangsa jika menerapkan sistem sempurna yang adil dan memiliki pemimpin yang berakhlak agung,” jelasnya. 

Ia menguraikan bahwa ada tiga prinsip keadilan yang harus diwujudkan dalam sebuah negara, jika tidak terwujud maka akan muncul kezaliman. 

Pertama, adalah prinsip menuhankan Tuhan. “Maknanya negara tersebut akan dipandang adil oleh Allah jika rakyatnya mengakui Allah sebagai Tuhan, lantas menyembah dan menaati aturan-Nya,” ujarnya. 
Baginya menuhankan yang bukan Tuhan adalah sebuah kezaliman, apalagi menaati aturan bukan dari Tuhan. 

Kedua, memanusiakan manusia. Maknanya adalah bahwa pemerintah harus memahami hakikat rakyat sebagai manusia yang diciptakan Allah sehingga cara pandang rakyat harus sejalan dengan tujuan Allah menciptakan manusia. 

“Dari sinilah akan lahir perangkat hukum yang bertujuan meningkatkan martabat kemanusiaan yang adil dan beradab. Karena itu menjadi penguasa sangatlah berat jika tidak berbuat adil,” ucapnya. 

Ketiga, adalah mengalamkan alam di mana keadilan juga bisa diwujudkan dengan cara pandang yang benar terhadap sumber daya alam (laut, udara, dan darat), termasuk di dalamnya hewan-hewan. 

“Pemerintahan yang adil adalah yang mampu mengelola sumber daya alam sesuai dengan hukum dan aturan dari Allah Yang Maha Adil,” katanya. 

Ia mengkritisi bahwa alam semesta itu diciptakan Allah untuk dijaga dan dimanfaatkan bukan dirusak sesuai kepentingan hawa nafsu. 

“Apalagi diprivatisasi dan dikuasai oleh asing dan aseng. Jelas haram,” kritiknya. 

Ia menegaskan bahwa persoalan yang rumit ketika hukum-hukum produk manusia dijadikan sebagai sandaran untuk mewujudkan keadilan berbangsa dan bernegara. 

“Sebab kepentingan politik pragmatis yang mendominasi para pemimpin seringkali justru menyalahgunakan kekuasaan untuk menciptakan ketidakadilan,” tegasnya. 

Ahmad menyatakan jika Indonesia ingin menjadi lebih baik maka harus menerapkan Islam secara kafah dan memiliki pemimpin yang taat kepada hukum Allah. 

“Indonesia membutuhkan pemimpin yang muslim, berakal, adil, mampu, laki-laki, dan balig. Selain itu karakter pemimpin yang dibutuhkan Indonesia adalah yang shiddiq, amanah, tabligh, dan fathonah. Orang berakal pasti mau tawaran ini?” pungkasnya. [] Ageng Kartika

Jumat, 09 September 2022

FAKKTA: Indikator Luhut Sebut Indonesia Tidak Dalam Kendali Cina Terlalu Sederhana

Tinta Media - Menanggapi pernyataan Luhut Binsar Panjaitan (LBP) bahwa Indonesia tidak dalam kendali Cina, Forum Analisis dan Kajian Kebijakan untuk Transparansi Anggaran (FAKKTA) Muhammad Hatta, S.E., M.M. menilai pernyataan itu terlalu sederhana.

"Indikator yang dipakai Pak LBP mengatakan bahwa Indonesia tidak dalam kendali Cina terlalu sederhana," tuturnya kepada Tinta Media, Senin (5/9/2022).

Harusnya, kata Hatta, juga dilihat dari indikator tingkat utang dan investasi yang masuk ke Indonesia. Selain itu juga harus dengan penafsiran yang cermat dan tajam. Tidak hanya melihat permukaan saja. 

Selanjutnya, sebagai ekonom, ia menyajikan fakta utang Indonesia terhadap Cina berdasarkan data statistik.

"Dilihat dari Indikator tingkat utang luar negeri Indonesia ke Cina dalam rentang 10 tahun terakhir meningkat sangat tajam. Data statistik utang luar negeri Indonesia yang diterbitkan oleh Bank Indonesia menunjukkan, utang luar negeri Indonesia tahun 2012 masih tercatat di angka $US5 milyar. Saat ini (juni 2022), sudah di angka $US20,7 milyar. Itu artinya naik 310%. Dibandingkan dengan tahun 2007, maka kenaikannya lebih mengerikan lagi, mencapai 2.410%. Karena pada tahun 2007 masih berada di angka $US828 juta," bebernya.

Kenaikan Utang Indonesia dari Cina ini, imbuhnya, melampaui utang terhadap negara lainnya seperti Singapura, Hongkong, dan Amerika Serikat. Ketiga Negara ini secara nominal lebih tinggi dibandingkan dengan Cina. Namun dari sisi pertumbuhannya justru dikalahkan oleh Cina.

Menurutnya,  utang luar negeri itu membawa nilai manfaat, akan tetapi dampak negatif yang ditimbulkan lebih besar. "Meskipun dalam taraf tertentu utang luar negeri dapat membawa nilai manfaat, namun dampak negatifnya jauh lebih besar," jelasnya.

Utang luar negeri, lanjutnya, sesungguhnya tidak hanya membawa motif ekonomi, melainkan juga motif politik. Karena itu utang luar negeri dapat menjelma menjadi alat gebuk atau minimal alat untuk membungkam politik luar negeri sebuah negara yang terjerat utang.

Ia juga mengatakan bahwa manfaat atau tidaknya sesuatu dalam hal ini masalah utang luar negeri, tidak bisa hanya diukur dengan materi. "Manfaat dan tidaknya tidak bisa hanya diukur dari seberapa banyak nilai materi yang didapat atau menjadi beban," ujarnya.

Melainkan juga mencakup nilai dan manfaat non materi, tandasnya, seperti kebebasan menentukan sikap untuk membela kebenaran dan membela hak-hak masyarakat dunia yang terjajah.

Hatta juga menilai mengenai sikap gamang Indonesia terhadap dugaan pelanggaran China terhadap Muslim Xinjiang.

"Inilah tampaknya yang dianggap sebelah mata oleh pemerintah Indonesia. Lihat saja sikap gamang Indonesia atas dugaan kuat pelanggaran Cina terhadap hak-hak kemanusiaan umat Islam yang ada Xinjiang," ungkapnya.

Di lihat dari sisi ekspor impor, terang Hatta, meskipun defisit dagang Indonesia tahun 2021 terhadap Cina di angka -4%, lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya yang mencapai -20% (2020) bahkan -49% (2015). Namun dilihat dari sisi produk yang diekspor dan diimpor oleh Indonesia tampak menunjukkan kualitas yang lebih buruk. Sebagai contoh adalah batubara dan produk turunannya. Ekspor batubara Indonesia kepada Cina tahun 2021 mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah. Dengan nilai $US9,1 milyar. Sebelumnya tertinggi hanya berada di angka $US6 milyar pada tahun 2011.

Kemudian ia menjelaskan perbandingan produk yang diimpor dan diekspor oleh Indonesia ke China, yang mana nilainya lebih rendah.

"Dibandingkan dengan jenis produk yang diimpor oleh Indonesia dari Cina, produk yang diekspor memiliki nilai tambah yang jauh lebih rendah. Bukan produk yang terlebih dahulu diolah oleh industri-industri di Indonesia alias bahan mentah," paparnya.

Impor tertinggi Indonesia dari Cina, imbuhnya, adalah produk dengan kode 84. Produk yang termasuk dalam kode ini adalah seperti mesin, peralatan mekanik, serta bagian-bagiannya. Itu semua menunjukkan bahwa keuntungan terbesar dari ekspor impor diperoleh oleh Cina. Bukan Indonesia. (Trade Map - Bilateral trade between Indonesia and Cina). 

Ia kembali menegaskan bahwa dengan melihat data-data yang ada, sudah sangat jelas menunjukkan posisi Indonesia dalam dominasi Cina.

"Dilihat dari data-data yang disampaikan di atas sebenarnya sudah cukup gamblang bagaimana posisi Indonesia di bidang ekonomi dan politik terhadap Cina. Seperti halnya ekspor impor, di lihat lebih jauh dari sisi investasi juga menunjukkan bagaimana posisi Indonesia yang semakin berada dalam dominasi Cina," tandasnya.

Hal ini, ujar Hatta tidak lepas dari konsep politik dan ekonomi Kapitalistik, sebagaimana yang dipakai oleh Indonesia, hanya akan meniscayakan sebuah negara terjerat dan terjebak dalam kerangkeng penjajahan. Dengan seperti itu, sejujur apapun penguasa yang menjalankan pemerintahan maka tidak akan memberikan dampak yang signifikan. 

Kemudian, Hatta menjelaskan bagaimana Islam mengatur hubungan kerjasama dengan negara lain. "Dalam konteks Kerjasama ekonomi dengan negara lain, Islam mengatur agar negara tidak boleh menjadikan asas manfaat dalam interaksinya dengan negara lain sebagaimana yang terjadi saat ini," terangnya.

Islam, lanjutnya, menetapkan bahwa Khalifah harus memperhatikan status dari negara lain tersebut sesuai dengan parameter syariah Islam. Apakah termasuk dalam kafir harbi fi’lan atau kafir harbi hukman. Negara kafir harbi fi’lan adalah negara yang secara nyata memusuhi Islam dan umat Islam. Terhadap negara kafir harbi fi’lan tidak ada hubungan apapun dengan mereka kecuali perang.

Terakhir, ia menegaskan bahwa dalam Islam hanya boleh menjalin kerjasama dengan negara kafir harbi hukman, dengan batasan yang telah ditetapkan syariat.

"Adapun dengan negara kafir harbi hukman dapat dilakukan hubungan atau Kerjasama ekonomi dengan batasan-batasan yang ditetapkan oleh Syariah Islam seperti tidak boleh melakukan kerjasama secara permanen hingga larangan membuat negara Kafir tersebut menjadi lebih kuat dan berpotensi menjadi penghalang bagi jalannya dakwah Islam," pungkasnya.[] Nur Salamah

Kamis, 25 Agustus 2022

INDONESIA BUTUH SISTEM ADIL DAN PEMIMPIN BERADAB

Tinta Media - Kata adil berasal dari bahasa Arab al Adl. Kata ini tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia, kecuali serapan dari bahasa Arab. Kata adil dengan demikian adalah kata yang berasal dari terminologi Islam. Al Adl merupakan salah satu nama-nama baik Allah SWT. Allah memiliki 99 nama yang disebut sebagai Asmaul Husna. Al Adl artinya menjadi bagian dari Asmaul Husna yang wajib dipahami artinya. Sebagai nama-nama baik, Al Adl artinya menjadi wujud kebesaran Allah SWT. Al Adl artinya juga digunakan secara langsung dalam Al Qur'an. Al Adl artinya merupakan bukti bahwa Allah adalah dzat yang maha segalanya.

Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, membuatmu berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS Al Maidah : 8) 

Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan (QS An Nisaa’ : 135).

Jika Allah Maha Adil, maka Islam adalah agama yang adil. Begitupun Rasulullah adalah utusan yang merepresentasikan keadilan dalam bertindak. Jika dikaitkan dengan hukum, tentu saja hukum yang berasal dari Allah Yang Maha Adil adalah hukum yang adil. Melaksakan semua hukum Allah adalah manifestasi kesempurnaan keadilan, sebagaimana telah diterapkan oleh Rasulullah ketika memimpin Madinah. 

Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan Tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu (QS Ar Rahman : 7- 9) 

Awal kemunculan agama Islam di abad pertengahan membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perubahan tatanan kehidupan masyarakat. Islam adalah agama dan ideologi yang menjunjung tinggi nilai keadilan. Nilai keadilan Islam bisa diterapkan dalam setiap aspek kehidupan. Keadilan merupakan suatu ciri utama dalam ajaran Islam. Seluruh masyarakat muslim dan non muslim yang hidup dibawah daulah Islam akan memperoleh hak dan kewajibannya secara adil, seadil-adilnya. 

Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (QS An Nisaa’ : 58).

Islam sebagai sistem hukum adalah representasi dari keadilan yang sempurna, jika diterapkan secara kaffah. Sementara Rasulullah sebagai seorang pemimpin adalah teladan dalam keagungan akhlak. Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah." (QS. Al Ahzab: 21).

Secara etimologi, akhlak berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari khuluq. Kata tersebut artinya perilaku dan tabiat manusia sejak lahir. Syaikh Mahmud Al-Mishri dalam Ensiklopedi Akhlak Rasulullah Jilid 1 mengatakan, Ar-Raghib memaknai Al khuluq sebagai kekuatan dan karakter yang ditemukan dengan mata batin.

Allah berfirman tentang keagungan akhlak Rasulullah : Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur." (QS. Al-Qalam: 4). Diriwayatkan dari Mujahid tentang firman Allah "berbudi pekerti yang luhur", ia berkata, "Yaitu agama." Sementara itu, dari Aisyah ra. ketika ditanya akhlak Rasulullah SAW, ia menjawab, "Akhlak beliau Al Quran." (HR. Ahmad dan disahihkan oleh Al-Allamah Al-Albani dalam Shahih Al-Jami'). 

Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata (QS. Al-Jumuah : 2)

Adalah kesempurnaan bagi sebuah bangsa jika menerapkan sistem sempurna yang adil dan memiliki pemimpin yang berakhlak agung. Maka fungsi utama diutusnya Rasulullah SAW adalah untuk menjadi bukti hidup dan contoh nyata dari seluruh ajaran dan syariat Allah Swt yang diturunkan melalui wahyu-Nya. Rasulullah Saw telah menerapkan semua ajaran (kaffah) yang diterimanya dari Allah SWT, hal ini menjadi bukti bahwa Syariat Islam bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehingga tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak mengikuti Islam dengan dalih ajarannya dinilai berat dan di luar batas kemampuan manusia.

Rasulullah Saw adalah tokoh yang memiliki banyak peran. Ia adalah seorang pemimpin umat, komandan perang, referensi bagi umat dan hakim dalam menyelesaikan berbagai masalah. Tapi dari sekian banyak peran beliau, peran paling utama dan esensial adalah peran sebagai seorang pemimpin dan pendidik. Bahkan tak tanggung-tanggung, Allah yang langsung mendidik Rasulullah. 

Dalam perspektif hukum Islam keduanya bisa dipenuhi, yakni ketika Rasulullah sebagai manusia pilihan yang jujur dan amanah menjalankan hukum yang benar dan adil yakni yang bersumber dari Al Qur’an. Hukum-hukum dalam al Qur’an adalah mutlak keadilannya, karena berasal dari Allah Yang Maha Adil. Berbuat adil dalam pandangan Islam adalah refleksi dari ketakwaan. 

Adalah persoalan yang rumit di saat hukum-hukum produk manusia dijadikan sebagai sandaran untuk mewujudkan keadilan berbangsa dan bernegara. Sebab kepentingan politik pragmatis yang mendominasi para pemimpin seringkali justru menyalahgunakan kekausaan untuk menciptakan ketidakadilan. Al Qur’an sendiri telah menggambarkan betapa bodohnya manusia ketika mau menerima amanat yang berat. 

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh (QS Al Ahzab : 72). 

Keadilan dalam pandangan Islam adalah disaat meletakkan segala sesuatu sesuai dengan apa yang telah diatur oleh Allah. Mewujudukan keadilan dengan demikian bukan hanya soal pemahaman terhadap hukum, namun juga berkait erat dengan keahlian di bidangnya. Adalah termasuk menyia-nyiakan amanah di saat menyerahkan tugas bukan kepada ahlinya. 

Setidaknya ada tiga prinsip keadilan yang harus diwujudkan dalam sebuah negara, jika tidak terwujud, maka yang akan muncul adalah kezaliman. Sebab jika tak adil, maka zalim namanya. Pertama adalah prinsip menuhankan Tuhan. Maknanya negara tersebut akan dipandang adil oleh Allah jika rakyatnya mengakui Allah sebagai Tuhan, lantas menyembah dan mentaati aturannya. Menuhankan yang bukan tuhan adalah sebuah kezaliman, apalagi jika mentaati aturan bukan dari Tuhan. 

Kedua, memanusiakan manusia. Maknanya adalah bahwa pemerintah harus memahami hakikat rakyat sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah. Memanusiakan manusia memiliki pengertian mendalam bahwa cara pandang terhadap rakyat mesti secalan dengan tujuan Allah menciptakan manusia. Dari sinilah akan lahir perangkat hukum yang bertujuan meningkatkan martabat kemanusiaan yang adil dan beradab. Karena itu menjadi penguasa sangatlah berat jika tak berbuat adil. 

Dalam hadis yang lain Rasulullah Saw memperingatkan bahwa “Akan datang melanda umatku di mana pemimpin yang berkuasa berlaku bagai (sifat) singa, para pembantunya bagai (sifat) serigala, para ulamanya bagaikan (sifat) hewan, rakyatnya bagaikan (sifat) domba.” .

Bahkan Rasulullah SAW pernah menagaskan bahwa hakim itu ada tiga golongan, dua golongan di dalam neraka dan satu golongan di dalam surga. Dua golongan hakim yang akan terjerumus masuk neraka. Masuk neraka karena khianat dan bodoh, sementara hakim yang masuk surga karena mengadili secara adil sesuai dengan pemahaman hukum yang Allah tetapkan. 

Ketiga adalah mengalamkan alam. Keadilan juga bisa diwujudkan dengan cara pandang yang benar terhadap sumber daya alam, baik apa yang ada di laut, darat dan udara, termasuk di dalamnya hewan-hewan. Pemerintah yang adil adalah yang mampu mengelola sumber daya alam sesuai dengan hukum dan aturan dari Allah Yang Maha Adil. Sebab Allah menciptakan alam semesta untuk dijaga dan dimanfaatkan secara beradab, bukan dirusak sesuai kepentingan hawa nafsunya. 

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik (QS Al A’raf : 56).

Indonesia adalag negeri muslim terbesar dunia yang seringkali menjadi rujukan bagi dunia muslim lainnya. Namun sayangnya, Indonesia justru negeri yang penuh kezaliman dan selalu memiliki pemimpin yang anti Islam. Sistem kapitalisme demokrasi sekuler adalah sistem kufur yang sarat kezaliman, sementara pemimpin yang lahir dari sistem demokrasi tidak lebih dari para jongos penjajah. Oleh sebab itu, jika ingin lebih baik, maka Indonesia mesti menerapkan Islam secara kaffah dan memiliki pemimpin yang taat kepada hukum Allah, sebagaimana negara madinah yang dipimpin Rasulullah dan menerapkan Islam secara sempurna. Orang cerdas pasti mau tawaran ini ?

Dr. Ahmad Sastra
Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB)

Selasa, 09 Agustus 2022

Indonesia Pindah ke Lain Hati, Mungkinkah?

Tinta Media - Pemerintah Indonesia bertolak ke Beijing, China untuk menemui presiden Xi Jinping guna membahas kerja sama ekonomi  pada bidang perdagangan dan investasi. (katadata.com, 24/07)
 
Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi mengatakan bahwa China adalah mitra strategis Indonesia dan ASEAN. Pada 2021, nilai perdagangan antara keduanya mencapai Rp1.644 triliun. Sedangkan, investasi China di negeri ini menempati urutan ketiga dengan nilai 47,8 triliun. (katadata.com)
 
China adalah musuh nomor satu Amerika. Dengan demikian, China menjadi negara nomor dua di dunia setelah Amerika. Keduanya bersaing untuk menguasai dunia, terutama dalam bidang ekonomi dan politik.
 
Selama ini, Amerikalah yang menguasai dunia. Indonesia pun menjadi salah satu negara bawahan Amerika secara tidak langsung. Maka, satu persatu kebijakan yang ada selalu mengikuti keinginan Amerika sebagai tuan. Sebab, dunia hari ini tidak hanya berkiblat pada Amerika di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang sosial dan yang lainnya. 
 
Amerika merupakan negara adidaya dunia. Dia memegang kapitalisme sebagai pilar negaranya. Kapitalisme inilah yang disebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Dengan ideologi inilah, Amerika menjerat hampir seluruh negeri, bisa dengan dalih utang ataupun menggertak dengan militer dan power.
 
Beberapa waktu yang lalu, dunia maya heboh dengan munculnya sebuah SMS yang berisi rencana pembangunan kiblat baru di China. Beredar setelahnya, info bahwasanya SMS tersebut merupakan kabar burung.
 
Tidak ada yang bisa memastikan bahwa isi dari pesan tersebut akan benar-benar terealisasi di masa depan. Kiblat di pesan tersebut boleh jadi bukan bermakna kiblat secara harfiah, tetapi bermakna kiasan, yaitu
Kiblat yang bermakna bergantinya kecenderungan Indonesia, dari Amerika ke China. Kemungkinan ini diperkuat dengan kunjungan-kunjungan pemerintah Indonesia ke China, kerjasama keduanya dalam bidang ekonomi, pembentukan One Bolt One Road (OBOR), kerjasama milier, membludaknya tenaga kerja China yang masuk ke Indonesia, dan sebagainya.
 
Beberapa bulan yang lalu, saat rakyat Indonesia diminta untuk karantina mandiri di rumah karena naiknya angka positif Covid-19, warga Indonesia memanas dengan viralnya kedatangan ratusan pekerja China di beberapa bandara.
 
Pada 21 Desember 2021, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merilis, terdapat 5.355 orang tenaga kerja asing (TKA) di sektor pertambangan mineral dan batu bara, termasuk di smelter.
 
Jumlah ini adalah yang terdaftar di lembaga negara. Nyatanya, masih banyak di luar sana yang tidak terdaftar, terbukti dari banyaknya tenaga kerja China yang tiba-tiba muncul ketika Palu mengalami tsunami. Juga kedatangan TKA asal Tiongkok yang tidak hanya sekali selama pandemi.
 
Asumsi ini diperkuat lagi dengan kunjungan presiden China satu tahun yang lalu. Dalam kunjungan tersebut, pemerintah Indonesia menyambutnya dengan sangat baik, bahkan di saat dunia sedang gempar dengan berita penyiksaan muslim Uighur.
 
Kiranya pemerintah Indonesia telah berpindah hati. Awalnya mereka memihak pada Amerika. Namun, perlahan mereka mulai berpindah haluan kepada China. Akan tetapi, perlu kita pahami, dukungan Indonesia kepada China ini merupakan pengkhianatan terhadap muslim. Apalagi, Indonesia notabene negeri mayoritas muslim.
 
Politik luar negeri China memang menggunakan kapitalisme, sebagaimana Amerika. Akan tetapi, pengaturan dalam negeri berpijak pada komunisme.
 
Oleh sebab itu, mereka membenci umat beragama, terutama muslim. Uighur, etnis muslim terbesar di China dimasukkan ke dalam kamp-kamp penyiksaan. Anak-anak dipisahkan dari orang tua, dibawa ke tempat lain, dicuci otaknya, dan dihilangkan identitas muslimnya.
 
Kalaupun ada yang tidak masuk kamp-kamp ini, mereka dilarang salat, membaca Al-Qur'an, memakai kerudung, bahkan jika pakaian mereka panjang akan dipotong. Di bulan Ramadan, muslim Uighur dilarang untuk berpuasa. Apabila ada yang nekat berpuasa, akan dipaksa untuk berbuka. Bahkan berbuka dengan makanan-makanan yang haram.
 
Maka, kaum muslimin di seluruh dunia sudah sepantasnya waspada terhadap pemerintahan China ini. Tindakan seorang penguasa muslim yang mendukung pemerintahan China bisa termasuk sebagai tindakan pengkhianatan bagi kaum muslimin. Karena hal itu berarti kaum muslimin dan Islam di negeri itu sedang diremehkan.

Mereka muslim, tetapi tidak membenci orang yang menyiksa kaum muslimin, bahkan malah mendukungnya. Ini karena mereka mengimani Islam hanya sebatas di atas kertas. Mereka juga tidak menerapkan Islam di seluruh aspek kehidupan mereka. Padahal, mereka sendiri adalah muslim dan kepala negara mayoritas muslim.

Jika mereka berislam secara kaffah, maka mereka tidak akan mengkhianati kaum muslimin. Dalam Islam, haram hukumnya bersikap khianat bagi seorang penguasa karena termasuk dosa besar yang pelakunya sangat dibenci Allah Swt.
 
Dalam sebuah hadis disebutkan:

Ma'qil bin Yasār -raḍiyallāhu 'anhu- meriwayatkan secara marfū': "Tidaklah seorang hamba dibebani amanah oleh Allah untuk memimpin rakyat lalu mati dalam keadaan berkhianat kepada rakyatnya; melainkan Allah akan mengharamkan surga baginya."  (Muttafaq 'alaih)

Dalam surat Al-Anfal, Allah Swt. juga berfirman:
"Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat."
(QS. Al-Anfal: 58)

Dalam negara Islam pun, status kafir dibagi menjadi 3, yaitu kafir harbi, mu'ahad, dan dzimmi.
 
Pertama, kafir harbi. Kafir harbi adalah negara kafir yang menunjukkan secara terang-terangan bahwa mereka membenci Islam dan umatnya. Negara seperti ini wajib untuk diperangi. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda: 
 
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah dan Muhammad adalah Rasulullah, menegakkan salat dan menunaikan zakat. Apabila mereka telah melakukannya, berarti mereka telah menjaga jiwa dan harta mereka dariku (Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) kecuali dengan (alasan) hak Islam serta hisab mereka diserahkan kepada Allah.” [HR al-Bukhâri]
 

Kedua, kafir mu'ahad. Kafir mu'ahad adalah kafir yang terikat perjanjian dengan khilafah (negara Islam), atau penduduk negara kafir harbi yang meminta perlindungan kepada khilafah.
 
Atas orang-orang kafir ini, Allah Swt. berfirman yang artinya:
 
“Dan jika salah seorang kaum musyirikin itu meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah ia supaya ia sempat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah ia ke tempat yang aman baginya.” [at-Taubah/9:6]
 
Dan firman Allah Subhanahu wa ta’ala:
 
“Jika mereka merusak sumpah (janji)nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya” [at-Taubah/9:12] [6]
 
Tentang pemberian keamanan ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 
“Perlindungan kaum muslimin (terhadap orang kafir) adalah sama walaupun jaminan itu diberikan oleh kaum muslimin yang paling rendah."

Ketiga, kafir dzimmah (ahli dzimmah). Kafir jenis ini tinggal di dalam khilafah dan wajib dilindungi darah dan hartanya sebagaimana seorang muslim.
 
Seperti itulah seharusnya seorang kepala negara muslim memperlakukan orang-orang kafir, bukan malah berkhianat kepada umat Islam dengan mendukung negara kafir yang jelas-jelas membenci umat Islam dan menyiksanya.

Sayangnya hanya seorang khalifahlah yang mampu berbuat adil seperti itu. Maka, jika kita mengharapkan pemimpin yang benar-benar berpihak kepada kaum muslimin, caranya hanya satu, yaitu dengan menegakkan khilafah di muka bumi ini.

Wallahua'lam bishawab.

Oleh: Wafi Mu'tashimah
Sahabat Tinta Media 

98 Ribu Lebih Pasutri Jabar Cerai, Ustaz Iwan: Indonesia Krisis Keluarga

Tinta Media - Tingginya angka perceraian di Indonesia, khususnya di Jawa Barat (Jabar) yang mencapai 98.088 kasus pada 2021 dan tertinggi dalam tiga tahun terakhir, dinilai Pakar Parenting Islam Ustaz Iwan Januar menggambarkan negeri ini sedang mengalami krisis keluarga.

"Tingginya angka perceraian bukan saja di Jawa Barat, tapi secara nasional, memang tinggi. Ini gambaran kalau Indonesia sedang alami krisis keluarga. Rapuh betul ikatan pernikahan yang ada di masyarakat," tuturnya kepada Tinta Media, Kamis (4/8/2022).

Ustaz Iwan mengatakan, belum lagi kalau mau disandingkan dengan angka KDRT, penelantaran keluarga oleh suami atau istri. "Status mereka masih dalam pernikahan tapi alami disfungsi keluarga dan disharmonisasi," katanya. 

Menurutnya, perceraian ini berdampak serius terhadap anggota keluarga, terutama anak-anak. "Angka kemiskinan bertambah, anak-anak alami broken home dan tak sedikit yang terlantar," ujarnya.

Ia menilai ada dua penyebab utama dari perceraian. Pertama, banyak pasangan menikah tidak membekali diri dengan ilmu agama dan tidak mau belajar. "Ditambah lagi budaya hedonisme seperti shopaholic, perselingkuhan, dan tekanan ekonomi," ungkapnya. 

Kedua, negara abai mengurus masyarakat khususnya menjaga ketahanan keluarga. "Ini disebabkan negara kita berprinsip keluarga adalah urusan privat, jadi negara tidak perlu mengurus," tuturnya. 

Lebih lanjut, kata Ustaz Iwan, negara juga tidak membangun ketahanan ekonomi dan sosial masyarakat, khususnya keluarga. "Dalam ekonomi, rakyat dibiarkan berjuang nafkahi keluarga. Sementara negara malah senang mensubsidi konglomerat hitam," ungkapnya. 

Kehidupan sosial masyarakat, menurutnya, juga tidak dijaga dari budaya hedonisme. "Akhirnya ini menggerogoti kehidupan keluarga di tanah air," katanya. 

Ia melihat, angka perceraian ini akan terus naik bila kondisi tidak berubah. "Oleh sebab itu, nasyarakat butuh penerapan syariat Islam untuk melindungi dan menjaga kekuatan keluarga," pungkasnya.[] Achmad Mu'it

Jumat, 05 Agustus 2022

Amerika Resmi Resesi, Ini Dampaknya ke Ekonomi Indonesia


Tinta Media - Amerika Serikat (AS) telah masuk resesi. Bukan hanya itu, Indonesia juga harus menghadapi berbagai tantangan dari pertumbuhan ekonomi Cina yang negatif serta tensi geopolitik Rusia-Ukraina memperparah gejolak harga di seluruh dunia. 

Sebagaimana kalau kita menjadi pendukung buta sebuah rezim, maka jawabannya akan standar, "Indonesia" itu aman tak berdampak pada resesi ekonomi global. Dengan mengerahkan para buzzer dan influencer masyarakat bisa ditenangkan dengan menganggap bahwa Indonesia relatif tidak berdampak atas peristiwa tersebut.

Bisa melihat kebutuhan harian masyarakat bisa didapatkan dengan mudah. Bila harga daging mahal dipasaran maka bisa menggunakan sarana daun singkong dan ubi-ubian sebagai bahan pengganti. Karbo cukup bisa menggantikan peran protein hewani. Bagaimana teorinya? Itu urusan belakangan. 

Kalau harga minyak goreng masih mahal, maka mulailah rajin punya resep makanan rebus. Jauhkan dulu dari gorengan, sudah selaiknya makan jagung dan kacang rebus. 

Bila harga mie instan mulai naik, anak anak kost cukup makan pakai micin dan nasi saja sudah cukup untuk menutupi kelaparan di malam hari, tak perlu menggerutu. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan dampak tantangan tersebut ke Indonesia. "Perangnya di Eropa, tapi dampaknya ke seluruh dunia. Krisis pangan, energi terjadi. Karena Rusia produsen energi yang termasuk terbesar di dunia. Dan Ukraina-Rusia produsen pangan terbesar pangan di dunia, termasuk pupuk," jelas Sri Mulyani saat memberikan sambutan pada Dies Natalis Ke-7 PKN STAN.

"Maka dalam inflasi yang muncul karena pemulihan ekonomi tidak diikuti supply, ditambah disrupsi perang, dunia tidak baik-baik saja. Inflasi di berbagai negara melonjak tinggi". 

Meskipun menteri keuangan bicara begitu, tenang saja, kita masih mungkin menyimpan dana Rp 11.000 Triliun yang masih tersimpan dikantong milik presiden negeri tertentu. Kode etik jurnalistik tak bisa saya lontarkan. 

Kebijakan kenaikan dan pembatasan BBM itu semata mata dilakukan agar warga kita jauh lebih sehat. Bisa naik sepeda ke kantor, bisa jalan kaki ke sekolah, bisa bekerja dari rumah. Bila harga listrik naik, wajarlah karena ini demi perbaikan kualitas dan menurunkan tingkat emisi yang menambah parah suhu dunia. 

Menurut Menteri Keuangan lagi, Ekonomi Indonesia juga terdampak karena inflasi tinggi yang terjadi di AS, Eropa, dan Inggris saat ini. Hal tersebut membuat bank sentral negara-negara itu mengetatkan likuiditas dan meningkatkan suku bunga.

"Apa hubungannya dengan kita, kalau kenaikan suku bunga dan likuiditas cukup kencang, maka pelemahan ekonomi global terjadi," kata dia. Sri Mulyani mengatakan pelemahan ekonomi global mulai terlihat di AS dan China, yang menjadi mitra dagang Indonesia.

Secara definisi, AS sudah masuk ke dalam resesi dengan mencatatkan pertumbuhan negatif dua kali berturut-turut selama dua kuartal di tahun yang sama. Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal II-2022 kontraksi atau negatif 0,9% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pada kuartal I-2022 yoy, pertumbuhan pun tercatat negatif sebesar 1,6%.

Untuk China pada kuartal II-2022, pertumbuhan ekonominya mengalami penurunan 0,4% dari pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 2,5%. Pertumbuhan itu di bawah prediksi pasar 5,5%. Ekonomi yang melemah di dua negara tersebut membuat Sri Mulyani waspada.

"Hari ini Anda baca berita, AS negatif growth Kuartal II, technically masuk resesi. RRT (China) seminggu lalu keluar dengan growth Kuartal II yang nyaris 0," jelas Sri Mulyani. "Apa hubungannya dengan kita lagi? AS, RRT, Eropa adalah negara-negara tujuan ekspor Indonesia. Jadi, kalau mereka melemah, permintaan ekspor turun dan harga komoditas turun".

Meski capaian ekonomi Indonesia terbilang tangguh, Sri Mulyani tak mau jumawa. Tercatat APBN Surplus di bulan Juni sebesar Rp 73,6 triliun atau 0,39% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

"Kita tahu situasi masih cair dan dinamis. Berbagai kemungkinan bisa terjadi dengan kenaikan suku bunga, capital outflow terjadi di seluruh negara berkembang dan emerging, termasuk Indonesia, dan bisa mempengaruhi nilai tukar, suku bunga, dan inflasi di Indonesia," ungkapnya. 

Kita percaya bahwa Ekonomi Kapitalisme itu seakan lebih sempurna dari ekonomi Islam, bahkan kita mampu berdikari sendiri dengan ekonomi Pancasila yang menurut mereka masih lebih "toleran" ketimbang ekonomi Islam. 

Wajarlah, dengan selalu berlindung atas nama Pancasila dan UUD 1945, maka apa pun kebijakan ekonomi negara merujuk kepada kesejahteraan... Ntahlah kesejahteraan siapa...

Oleh: Rizqi Awal
Pengamat Kebijakan Publik

Senin, 01 Agustus 2022

Lonceng Krisis Sri Lanka, Akankah Juga Berdentang di Indonesia?

Tinta Media - Bangkrut. Begitulah potret negara Sri Lanka.  Krisis ekonomi di negara yang terletak di Asia Selatan tersebut cukup membuat negara-negara Asia lainnya ketar-ketir, tak terkecuali Indonesia.  Sri Lanka disebut mengalami kebangkrutan setelah gagal membayar utang luar negeri sehingga menyebabkan kemiskinan dan kemerosotan tingkat ekonomi rakyatnya. 

Menurut Associated Press, krisis ekonomi tersebut disebabkan karena mata uang Sri Lanka terjun bebas hingga 80 persen. Ini membuat impor lebih mahal dan memperburuk inflasi yang sudah tidak terkendali hingga naik mencapai 57 persen (Tribunnews.com, 13/07/2022). 

Sementara, presiden Sri Lanka hidup bergelimang kemewahan.  Tak heran jika rakyatnya menuntut Gotabaya Rajapaksa, Presiden Sri Lanka untuk mengundurkan diri dari jabatannya.

Sebagai sebuah lembaga besar, negara memiliki tanggung jawab yang besar karena di dalamnya hidup berjuta-juta penduduk yang bergantung padanya.  Oleh karena itu, negara amat membutuhkan sistem yang kuat agar lembaga ini tetap berdiri tegak di tengah gempuran berbagai masalah, baik dari dalam maupun luar negeri. 

Problem Sri Lanka merupakan pelajaran berharga bagi negara dunia ketiga lainnya agar tidak terjerumus pada jebakan utang yang merugikan negara dan menyengsarakan rakyat. 
 
Menanggapi krisis di Sri Lanka, Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani menyatakan bahwa Indonesia memiliki ketahan ekonomi yang lebih baik daripada Sri Lanka sehingga dapat terhindar dari kebangkrutan.  Hal tersebut disampaikan untuk meredam keresahan rakyat akan nasib negara yang juga memiliki utang luar negeri.  Namun, ini tidak lantas membuat masyarakat lega, mengingat ancaman krisis bisa saja melanda Indonesia jika mengalami kegagalan membayar utang.  Lalu bagaimana seharusnya agar terbebas dari debt trap?

Ekonomi Kapitalisme Akar Masalahnya, Islam Solusinya

Negara Indonesia yang masih menerapkan ekonomi yang berasaskan kapitalisme tentu saja akan mengalami konsekuensi yang sama sebagaimana Sri Lanka.  Tercatat bahwa utang luar negeri Indonesia telah mencapai 409,5 miliar dollar AS pada April 2022 (bi.go.id, 15/06/2022).  Meski dinilai Bank Indonesia bahwa utang LN Indonesia mengalami penurunan, tetapi kondisi demikian belum bisa dikatakan aman dari bahaya krisis, mengingat jumlah utang sangat tinggi dibarengi dengan kesenjangan ekonomi rakyat yang signifikan akibat harga kebutuhan pokok yang melambung tinggi.  Tentu saja hal ini tidak akan membuat kita tenang karena lonceng krisis ekonomi berpotensi untuk berdentang di Indonesia.

Apabila Indonesia masih mempraktikkan ekonomi kapitalis yang bertumpu pada standar IMF, maka utang Indonesia selamanya akan eksis dan bunga atau riba akan terus ditanggung oleh rakyat.  Sudahlah utang negara tak berujung, ditambah lagi dengan dosa besar yang harus dipikul negara menjadi kenyataan pahit bagi negeri mayoritas muslim ini.  Lalu bagaimana mungkin negeri yang kaya akan sumber daya alam ini mendapatkan keberkahan dari langit dan bumi?

Oleh karena itu, sudah saatnya negara-negara di Asia Pasifik, termasuk Indonesia memikirkan sistem ekonomi lain yang menggantikan hegemoni ekonomi kapitalis penyebab kesengsaraan warga dunia, yakni sistem ekonomi Islam di bawah naungan Khilafah Islamiyah. 

Dalam sejarah peradaban Islam, ekonomi yang menerapkan asas Syariat Islam terbukti memiliki ketahanan terhadap krisis akibat kekuatan baitul maal yang stabil dalam memenuhi kebutuhan rakyat, bahkan sampai pada level individu.  Dengan demikian, rakyat mampu membeli kebutuhan pokoknya baik sandang, pangan, papan, dan energi yang vital untuk kehidupan sehari-hari sehingga jauh dari ancaman krisis ekonomi.

Oleh: Risa Hanifah
 Sahabat Tinta Media

Senin, 25 Juli 2022

Hari Anak Nasional 2022, MMC: Sistem Kapitalisme Gagal Lindungi Anak Indonesia

Tinta Media - Momentum hari anak nasional tahun ini yang mengusung tema, "Anak Terlindungi Indonesia Maju" sebagaimana tahun kemarin, dinilai Muslimah Media Center (MMC) gagal akibat diterapkannya sistem kapitalisme. 

"Tentu banyak faktor yang menjadi penyebab anak Indonesia belum terlindungi, anak putus sekolah misalnya, terjadi diantaranya karena menikah, menunggak SPP, atau kerja. Hal ini dapat dipahami karena kehidupan kapitalisme yang diterapkan hari ini memberikan dampak meningkatnya angka kemiskinan," tuturnya dalam Serba Serbi MMC: Sistem Kapitalisme Gagal Wujudkan, "Anak Terlindungi, Indonesia Maju"," di kanal YouTube MMC, Sabtu (23/7/2022).

Menurutnya, kemiskinan memang menjadi sebab mendasar berbagai persoalan, termasuk kurangnya perlindungan terhadap anak. "Sistem ekonomi kapitalisme berpihak pada orang yang kaya dan memiskinkan rakyat yang lemah. Prinsip pasar bebas membuat rakyat yang lemah tidak berdaya dan memberikan berbagai dampak buruk pada anak," jelasnya.

Ia melanjutkan, putus sekolah, anak terpaksa bekerja, dinikahkan paksa, adalah kenyataan pahit yang terjadi hari ini. "Beban berat orang tua dan kerasnya persaingan hidup berakibat terjadinya kekerasan terhadap anak," ungkap narator.

Di sisi lain, lanjutnya, kebebasan perilaku membuat manusia bisa berbuat apa saja untuk memenuhi hawa nafsunya, termasuk kekerasan pada anak yang seharusnya dilindunginya.

Sementara, menurut narator, kasus pembulian pada anak tidak lepas dari pendidikan sekuler yang telah menjauhkan individu masyarakat dari rasa kemanusiaan, membentuk individu liberal, dan hedonis, serta tidak takut akan dosa apalagi Tuhan. 

"Semua ini menunjukkan bahwa sistem kapitalisme gagal memberikan perlindungan terhadap anak," tegasnya.

Tak heran, ungkapnya, dalam negara yang menerapkan kapitalisme, peringatan hari anak hanyalah seremoni perhatian. Sebab, kebijakan yang ada justru secara masif menghapus perlindungan total terhadap anak.

"Anak menjadi korban langsung maupun tidak langsung sistem sekuler kapitalis. Anak menjadi korban kemiskinan sistemik, korban bullying, korban kekerasan seksual, dan lain-lain," pungkasnya.[] Wafi

Sabtu, 23 Juli 2022

Luhut Klaim Kondisi Ekonomi Indonesia Masih Terbaik di Dunia, Ahmad Khozinudin: Rakyat Tak Akan Percaya

Tinta Media - Menanggapi upaya Menko Marives Luhut Binsar Panjaitan yang berusaha menentramkan psikologi publik melalui isu ekonomi dengan mengklaim kondisi ekonomi Indonesia masih terbaik di dunia, Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin menilai rakyat tidak akan percaya.

"Tentu rakyat yang merasakan langsung sulitnya hidup, tidak akan percaya ekonomi Indonesia dalam keadaan baik sebagaimana klaim Luhut Panjaitan," tuturnya kepada Tinta Media, Kamis (21/7/2022).

Menurutnya, rakyat saat ini merasakan sendiri ekonomi sulit, harga pokok melangit, harga BBM naik, gas naik, dan tekanan hidup makin tinggi.

Begitu juga, lanjutnya, bahwa informasi yang didapatkan oleh rakyat bukan hanya sepihak dari Luhut. Rakyat akan terus mencari informasi pembanding.  

"Misalnya, rakyat membaca survei yang menyebutkan Indonesia masuk daftar 15 negara yang berpotensi mengalami resesi berdasarkan survei Bloomberg. Dalam daftar tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-14 dengan probabilitas masuk krisis 3 persen," ujarnya.

"Atau upaya keras Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menekankan seluruh instrumen kebijakan digunakan, baik kebijakan fiskal, moneter, sektor keuangan, hingga regulasi lain, terutama regulasi dari korporasi, dioptimalisasi untuk antisipasi resesi ekonomi," imbuhnya.

Ia melihat bahwa pada akhirnya, krisis Sri Lanka bukan mustahil akan terjadi di Indonesia. "Untuk mengantisipasi itu, semestinya rakyat diajak sinergi bersama untuk membangun negeri," tegasnya.

"Bukan dituduh menyebar berita bohong saat mengabarkan kondisi di Sri Lanka bisa saja terjadi di Indonesia," tandasnya.[] Ajira

Kamis, 21 Juli 2022

REZIM JOKOWI KHAWATIR INDONESIA AKAN BERAKHIR SEPERTI SRI LANKA, SAMPAI LUHUT BERANG?


Tinta Media - Nampaknya masifnya pemberitaan seputar kondisi krisis di Sri Lanka menakutkan rezim Jokowi. Betapa tidak, Indonesia memiliki sejumlah kemiripan kondisinya dengan Sri Lanka. Soal utang China dan proyek infrastruktur unfaedah di Sri Lanka, juga terjadi di Indonesia.

Apalagi, selain faktor pengaruh kondisi Sri Lanka, Indonesia juga pernah mengalami krisis ekonomi, berdampak pada krisis sosial dan politik yang berakhir dengan kejatuhan Soeharto.

Mungkin karena itulah, Jokowi baru-baru ini segera memanggil Adian Napitupulu. Aktivis PENA 98 ini kemudian mengabarkan kondisi ekonomi Indonesia baik, berdasarkan data yang disampaikan Jokowi. Satu pola komunikasi yang meminjam legitimasi aktivis 98, untuk menentramkan psikologi rakyat.

Rupanya tak hanya itu, Menko Marives Luhut Panjaitan juga melakukan hal yang sama. Berusaha menentramkan psikologi publik, melalui isu ekonomi yang saat ini sangat sensitif.

Luhut mengklaim pihak-pihak tertentu jangan membohongi rakyat. Dia mengatakan :

"Jangan membohongi rakyat. Itu saya enggak suka melihat itu. Jadi, untuk dia populer, dibikin berita-berita bombastis yang membohongi rakyat. Itu saya pikir endak adil dan tidak benar,” Ulvcap Luhut dalam konferensi pers Rapat Koordinasi Nasional Pengembangan 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) di Jakarta, Jumat (15/7).

Luhut Binsar mengklaim saat ini kondisi ekonomi Indonesia masih yang terbaik di dunia, meski di tengah gejolak perang antara Ukraina dan Rusia. Indikasi ekonomi yang kuat itu, lanjut Luhut, bisa dilihat dari kinerja ekspor yang positif selama 26 bulan terakhir. Begitu pula tingkat inflasi yang terjaga dengan baik.

“Kita salah satu negara yang inflasinya terbaik di dunia. Ini perlu kita syukuri,” katanya.

Hanya saja, tentu saja rakyat tidak hanya mendapatkan informasi sepihak dari Luhut. Rakyat akan terus mencari infĺļormasi pembanding.

Misalnya, rakyat membaca survei yang menyebut Indonesia masuk daftar 15 negara yang berpotensi mengalami resesi berdasarkan survei Bloomberg. Dalam daftar tersebut, Indonesia berada di peringkat ke-14 dengan probabilitas masuk krisis 3 persen.

Survei tersebut menunjukkan pada peringkat 1-15 secara berurutan, yaitu Sri Lanka, New Zealand, Korea Selatan, Jepang, China, Hongkong, Australia, Taiwan, Pakistan, Malaysia, Vietnam, Thailand, Filipina, Indonesia, lalu India.

Atau upaya keras Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani yang menekankan seluruh instrumen kebijakan akan digunakan, baik kebijakan fiskal, moneter, sektor keuangan, hingga regulasi lain, terutama regulasi dari korporasi, dioptimalisasi untuk antisipasi resesi ekonomi.

Lagipula, rakyat saat ini merasakan sendiri ekonomi sulit, harga kebutuhan pokok melangit, harga BBM naik, gas naik, dan tekanan hidup makin tinggi. Tentu rakyat yang merasakan langsung sulitnya hidup, tidak akan percaya ekonomi Indonesia dalam keadaan baik sebagaimana klaim Luhur Panjaitan.

Dan pada akhirnya, krisis di Sri Lanka bukan mustahil akan terjadi di Indonesia. Untuk mengantisipasi itu, semestinya rakyat diajak sinergi bersama untuk membangun negeri. Bukan dituduh menyebar berita bohong saat mengabarkan kondisi di Sri Lanka bisa saja terjadi di Indonesia. [].

Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

https://heylink.me/AK_Channel/



Sabtu, 16 Juli 2022

Mental Ayam Sayur

Tinta Media - Profesor Ronnie Rusli Higuchi dari Universitas Indonesia mengatakan kejadian di Sri Lanka tak bakal terjadi di Tanah Air. Alasannya mental orang Indonesia adalah ayam sayur. "Nggak ada yang bisa memakzulkan Presiden wong ayam sayur semua kasih “cepek/nopek ceng bukan kelas tiao tapi ceng saja sudah gembira” sudah senang pulang ke rumah masing-masing nggak jadi demo besar," ucapnya dikutip dari Twitter pribadinya, Senin (11/7/2022).

Pernyataan Prof Ronnie ada benarnya. Saat ini mental rakyat dan pejabat Indonesia, termasuk para akademisi dan mahasiswanya memang benar-benar jatuh. Di banyak negara, saat krisis terjadi akibat kesembronoan para pemimpinnya, apalagi terindikasi korups dan nepotisme, kemarahan rakyat memuncak. Tapi di Indonesia hal seperti ini sulit terjadi.

Ada beberapa sebab; pertama, umumnya orang di sini mencari aman kedudukan mereka sendiri, alias egois. Tak mau ambil resiko bahayakan posisi mereka, meski itu untuk kepentingan besar. Bukan hanya rakyat, tapi para pejabat, politisi, akademisi, mahasiswa, aparat, tentara, termasuk para tokoh agama. Jangankan aksi turun ke jalan, mendiskusikan soal perubahan saja banyak di antara mereka yang mengkeret takut kehilangan jabatan.

Kedua, rakyat kita sudah merasa senang dengan dengan dapat jatah sedikit biarpun hak mereka dirampok para taipan dan hak politik mereka dibegal oligarki. Lihat saja, bansos dirampok menteri dari parpol yang berkuasa, rakyat tetap anteng. Harga-harga kebutuhan hidup naik, juga tidak bereaksi. Kondisi sosiologis macam begini membuat pemerintah tidak takut mencabut subsidi atau menaikkan harga kebutuhan hidup rakyat berapapun. Mereka tahu, rakyat takkan protes apalagi berani turun ke jalan melengserkan pejabat.

Ketiga, ada doktrin keagamaan yang salah dimana orang Islam disuruh sabar dan bersyukur namun pada persoalan yang keliru. Misalnya, hidup makin susah karena hak mereka ditahan penguasa, sementara para penguasanya tetap kaya, maka muncul doktrin dari tokoh agama kalau hidup ini harus bersyukur dan bersabar.

Begitu pula ada doktrin taat pada ulil amri yang bagaimanapun juga. Tak peduli, semena-mena, harus nurut. Padahal sebagian tokoh agama yang mengeluarkan fatwa demikian berada di balik punggung para rezim, dan mereka mencicipi kue kekuasaan. Inilah yang disebut politisasi agama.

Referensi: https://nw.wartaekonomi.co.id/read4814/guru-besar-ui-sebut-masyarakat-indonesia-tak-akan-bisa-makzulkan-presiden-jokowi-mutu-rakyatnya-ayam-sayur-beda-dengan-rakyat-sri-lanka

Iwan Januar 
Direktur Siyasah Institute 

Minggu, 10 Juli 2022

Pakar: Ekonomi Indonesia Makin Buruk


Tinta Media - Pakar Ekonomi Dr. Arim Nasim, S.E., M.Si., Ak., CA., menyatakan bahwa ekonomi Indonesia makin buruk.
“Menurut saya, ekonomi kita (Indonesia)  makin buruk,” tuturnya dalam Program Kabar Petang: Antara Sri Lanka dan Optimisme Sri Mulyani, Selasa (28/6/2022) di kanal Youtube Khilafah News.

Ia mengatakan ini kontradiktif dengan pernyataan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa Indonesia akan aman dan baik-baik saja. “Pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani bahwa Indonesia tidak akan mengalami krisis utang dan bernasib sama seperti Sri Lanka,” ucapnya.

Ia mengungkapkan untuk mengetahui Indonesia aman atau tidak dapat dilihat dari kebijakan fiskal yang terkait dengan pendapatan dan kebijakan belanja negara. "Apakah fiskal kita sedang sehat atau tidak? Kalau bicara fiskal itu terkait dengan pertama, pendapatan. Sumbernya dari mana? Kedua, kebijakan belanja negara. Belanja dialokasikan ke mana?” ungkapnya.

Faktanya, dari sisi fiskal antara Indonesia dengan Sri Lanka tidak jauh berbeda.
“Terbelit utang, kemudian mengandalkan pajak (PPN-nya), APBN yang sangat besar. Itu kan menunjukkan bahwa fiskal Indonesia tidak sehat-sehat saja,” tuturnya.

Ditambah pernyataan terbaru dari Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan bahwa pemerintah tidak mungkin menambah subsidi. “Tidak mungkin lagi pemerintah katanya menambah subsidi lagi karena pemerintah sudah menggelontorkan subsidi sampai 502 triliun,” imbuhnya.

Jika diperhatikan dari sisi utang pada bulan Mei 2022 sudah menyentuh di atas 7002 triliun.“Angka yang sangat fantastis,” ucapnya.

Ia mempertanyakan bagaimana pemerintah mengambil kesimpulan aman-aman saja. 
“APBN defisit, bunga sangat mencekik. Jika bunganya saja bebani APBN tahun 2022 ini menyentuh angka 407 triliun. Sementara defisit APBN diperkirakan 840 triliun, bagaimana bisa mengambil kesimpulan aman-aman saja?” tanyanya.

Ia membeberkan kondisi di Sri Lanka tidak bisa dipisahkan dengan krisis global secara umum. Selain fiskalnya buruk karena ketergantungan kepada utang dan impor, diperparah dengan kondisi ekonomi global saat ini, yaitu:

Pertama, yang sering menjadi kambing hitam itu perang Ukraina-Rusia. “Perang Ukraina-Rusia menyebabkan kenaikan harga energi dan pangan,” katanya.

Kedua, krisis ditambah dengan Covid-19 yang belum selesai secara tuntas. “Beberapa negara juga muncul terkait dengan dampak Covid-19 ini termasuk Sri Lanka. Devisa mereka menurun drastis karena kunjungan wisata yang sangat rendah,” ucapnya.

Ketiga, kebijakan dari ekonomi Cina. Cina dilanda dampak Covid-19 dan menargetkan angka Covid-19 zero sehingga berdampak pada ekonomi global.

Kebijakan Amerika Serikat dalam menaikkan suku bunga Fed (Bank Sentral) menurutnya berdampak bagi negara-negara berkembang disebut outflow dengan kata lain dana yang kembali ke kandangnya.

“Banyak dana dari Eropa dan Amerika dengan kebijakan menaikkan suku bunga Fed ini maka mengalir kembali karena investasi yang diberikan Amerika Serikat itu lebih besar dengan naiknya suku bunga,” ujarnya.

Akibatnya banyak investor terutama di pasar modal menarik dananya dari negara-negara berkembang. “Tujuannya Amerika Serikat menaikkan suku bunga Bank Sentralnya itu untuk menarik dolar ke mereka, istilahnya dolar pulang kampung,” ungkapnya.

Dampak Krisis Global 

Ia menjelaskan dampaknya bagi Indonesia sangat nyata sebagai negara berkembang meliputi beberapa poin berdasarkan data ekonomi Indonesia.

Pertama, dampak resesi global termasuk juga kebijakan Amerika Serikat menaikkan suku bunga Fed itu telah terjadi arus modal asing yang keluar (outflow). “Data yang saya dapatkan itu bulan Mei sudah ada 96,49 triliun dana yang dari Indonesia itu keluar, outflow,” jelasnya.

Kedua, faktanya rupiah semakin melemah karena hukum permintaan-penawaran ketika dolar banyak keluar, otomatis rupiah melemah dan dolar semakin menguat. “Kita melihat satu dolar terakhir, nilai rupiah terhadap dolar itu sangat naik di awal bulan Juni. Dolar berada di angka Rp 14.450, di 20 Juni kemarin sudah bertengger di angka 14.850, ada kenaikan Rp 400 per dolar,” tuturnya.

Maka dampaknya terhadap ekonomi lokal, ia mengungkapkan bahwa bahan baku yang diimpor naik karena adanya pasokan yang berkurang akibat krisis perang Ukraina-Rusia, ditambah nilai rupiah yang melemah.
“Akhirnya harga bahan baku impor dipastikan naik sehingga produk juga semakin mahal,” ungkapnya.

Ketiga, perdagangan ekspor turun. Berdasarkan data pusat statistik di bulan Mei 2022 menunjukkan ekspor Indonesia turun sebesar 21,29 persen. “Persentase ini sangat besar,” imbuhnya.

Ia menegaskan, ketiga faktor yang mempengaruhi ekonomi Indonesia meliputi:
Pertama, modal keluar. Kedua, dolar menguat dan rupiah yang melemah berdampak pada bahan baku yang mahal. "Ketiga, ekspor kita turun, pendapatan masyarakat menurun, devisa juga turun dan yang terakhir harga minyak itu semakin tinggi," ungkapnya. 

“Hampir 50 persen minyak kita sangat tergantung pada impor, maka ketika harga minyak makin tinggi maka beban APBN semakin tinggi sehingga sulit bagi kita menghindari untuk menaikkan bahan bakar minyak (BBM). Makanya dilematis antara menaikkan atau tidak,” tegasnya.

Baginya, pernyataan pemerintah bahwa Indonesia aman hanya sekedar psikologis yang ingin ditunjukkan penguasa saja.
“Melihat indikator-indikator makro tadi saya ragu bahwa ekonomi Indonesia aman-aman saja,” pungkasnya. [] Ageng Kartika

Minggu, 19 Juni 2022

AEPI: Masihkah PT. Telkom Milik Indonesia?


Tinta Media - Peneliti Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng mempertanyakan kepemilikan PT. Telkom, jika aksi perusahaan terus berlanjut.

“Jika aksi perusahaan terus berlanjut yakni aksi menumpuk utang, lalu akusisi perusahaan yang lemah dan rugi, lalu jual murah aset, lalu IPO, masihkah PT. Telkom milik Indonesia, setelah pemerintahan Jokowi bubar nanti?” tanya Salamuddin Daeng kepada Tinta Media, Jumat (17/6/2022).

Menurutnya, sekarang saja tidak tahu telkom dan telkomsel sebenarnya milik siapa? “Siapa dapat apa?” tanyanya.

“Cari uang dengan menjual aset dan IPO, itulah yang dilakukan PT Telkom untuk menghasilkan uang,” lanjutnya.

Ia mengungkap fakta pada Agustus 2021 Telkomsel menjual 4.000 menara lagi ke Mitratel. Selanjutnya Telkom berencana memonetisasi sebagian sahamnya di Mitratel melalui IPO. “Inilah modus utama telkom cari uang yakni jual aset, lalu privatisai melalui IPO,” ungkapnya.

Menurutnya, perusahaan PT. Telkom menghadapi takdir yang cukup berat. Utang jatuh tempo sebesar Rp27 triliun dan kewajiban sewa sebesar Rp6 triliun selama 12 bulan ke depan (oktober 2022).

“Untuk mengatasi masalah ini Telkom sudah pasti akan mengandalkan pinjaman dari bank lokal yang selama merupakan pemberi pinjaman kepada Telkom untuk mengatasi utang perusahaan dalam mata uang asing,” jelasnya.

Ia juga menilai bahwa perusahaan menumpuk utang dan melakukan langkah bisnis yang mengkuatirkan. “Salah satunya adalah melakukan akuisisi yang didanai utang besar yakni membeli Gojek  senilai USD450 juta pada  November 2020, di Gojek perusahaan ride-hailing dan local payment yang belum pernah untung dalam bisnisnya,” bebernya.

Ia mengutip berita media Singapura The Business Times  bahwa - Telkomsel telah menginvestasikan tambahan US$300 juta (S$398 juta) ke Gojek start-up ride-hailing, dengan rencana untuk memperkuat kolaborasi mereka yang sudah ada.
“Telkomsel yang disebut anak perusahaan. Telkom Indonesia dan Singtel Singaoura telah menginvestasikan US$150 juta pada November tahun lalu (tahun 2020) di Gojek,” tuturnya.

Ia juga menyampaikan bahwa telkom kembali heboh karena melalui anak usahanya Telkomsel  membeli saham GoTo senilai Rp. 6,3 triliun  perusahaan gabungan  Gojek dan Tokopedia yang ditenggarai masih ada masalah dengan UU anti monopoli Indonesia.

“Ini suntikan apa lagi? Kebijakan ini tampaknya akan berhadapan dengan Pansus di DPR,” tegasnya.

Daeng memperkirakan, saham Telkom di Gojek selanjutnya akan di IPO atau dijual untuk mendapatkan uang kembali. Cara dapat uang yang cepat dengan menjual aset yang baru saja dibeli. “Sama seperti aksi aksi perusahaan sebelumnya jual aset, aquisisi, lalu IPO. Keuntungannya lalu dibagi bagikan kepada pemegang saham,” bebernya.

Tidak sampai disitu, Telkom rencana melakukan merger dengan PT Indosat Tbk (BBB/AAA(idn)/Rating Watch Negative) dan PT Hutchison 3 Indonesia (Hutch). Konon katanya aksi perusahaan untuk memperkuat pangsa pasar. Telkom merger dengan perusahaan yang lebih lemah, yang rating negatif. Lalu kemudian IPO. “Apakah ini bukan cara menjual ke swasta dengan cara murah?” Daeng mempertanyakan.

Ia juga mengingatkan bahwa telkomsel anak perusahan Telkom, sekarang sahamnya sisa separuh milik telkom. Sebanyak 35% saham Telkomsel milik Singapore Telecommunications Limited (A/Stabil). “Lalu bagaimana dengan utang Telkom dan Telkomsel yang juga dimiliki oleh modal  asing. Berapa sudah modal asing yang andil dalam perusahaan telekomunikasi Indonesia?” ungkapnya.

Ia  mengingatkan bahwa sekarang ini era digitalisasi, negara telah berubah menjadi negara digital. “Masihkah Indonesia berdaulat?” pungkasnya. [] Raras

Rabu, 18 Mei 2022

INDONESIA MENJADI TEMPAT BERDIRINYA KHILAFAH, MENGAPA TIDAK?


Tinta Media  - Dalam perspektif apapun, menggunakan dalil naqli maupun aqli, Indonesia layak menjadi titik awal kembali berdirinya Khilafah. Negeri dengan Mayoritas penduduk muslim, kekayaan alam yang melimpah, karakter pejuang dan militer yang kuat, geo politik yang strategis, sangat berpotensi untuk menjadi titik tolak berdirinya Khilafah.

Secara Naqli, Khilafah pasti kembali namun tidak dijelaskan akan kembali tegak darimana. Memang ada hadits yang mengabarkan syam (Palestina) akan kembali menjadi pusat peradaban Islam, merupakan pusat negeri Islam pada akhir zaman seperti riwayat dari Imam an-Nasai. Namun hadist ini tidak mengabarkan Syam menjadi titik tolak kembalinya Khilafah.

Syam memang memiliki berbagai Keistimewaan lainnya, seperti Syam adalah benteng terakhir perang dahysat akhir zaman (HR Ahmad), dikaruniai pasukan terbaik, dan menjadi lokasi turunnya Nabi Isa AS (HR Muslim), dan di negeri inilah kelak Dajjal akan menemui ajalnya (HR Ahmad).

Namun sekali lagi, secara Naqli tidak ada hadits yang shorih menyebutkan Syam sebagai tempat kembalinya Khilafah. Itu artinya, hadits nubuwah tentang kembalinya Khilafah yang diriwayatkan imam Ahmad dapat terjadi di manapun di bumi Allah SWT.

Karena itu, bisa saja awalnya Khilafah tegak di Indonesia, kemudian karena terjadi berbagai fituhat dan untuk kepentingan dakwah, ibukota Khilafah berpindah ke Syam dan kemudian Syam menjadi pusat peradaban dunia. Menjadi pusat negara Islam di akhir zaman.

Karena itu, sikap kita sebagai kaum mukmin di negeri ini hendaklah khusnudz dzan Khilafah dapat tegak di Indonesia dan berlomba-lomba dengan kaum mukminin di berbagai belahan negeri lainnya untuk memperjuangkan Khilafah. Selanjutnya, biarlah Allah SWT yang menetapkan kaum dan negeri mana yang mendapatkan kemuliaan untuk menjadi titik tolak tegaknya Khilafah. Tentu saja, kemenangan hanya diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya yang layak.

Dahulu, orang-orang Arab dimuliakan dengan Khilafah. Mereka, menjadi pemimpin dan pengurus Khilafah, mengemban misi dakwah Islam ke seluruh penjuru alam.

Kemudian, Allah SWT pergilirkan bangsa Turki untuk mendapatkan kemuliaan, memimpin umat Islam dan melayani segala kepentingan dan kebutuhannya. Dan setelah Khilafah runtuh di Turki, belum ada satupun bangsa yang diberikan kemuliaan untuk mengemban amanah Khilafah.

Lagipula, negeri ini sudah terlalu lama rusak diatur dengan sekulerisme demokrasi. Sudah saatnya umat Islam di negeri ini bangkit, dan menjadikan Islam sebagai asas kebangkitan.

Sekali lagi, negeri ini, Indonesia, sangat layak untuk menjadi tempat titik tolak berdirinya Khilafah. Selanjutnya, dari negeri ini Khilafah akan melakukan berbagai futuhat, dan akhirnya Khilafah akan kembali menjadi mercusuar dunia. Soal nantinya, Ibukota Khilafah akan berpusat di Syam, itu semua terjadi atas kehendak Allah SWT semata.

Tugas kita, adalah berjuang semaksimal mungkin, di negeri ini, tempat kita berpijak, agar Khilafah segera tegak, berlomba-lomba (fastabiqul Khoirot) dengan saudara-saudara kaum mukminin lainnya dari berbagai penjuru negeri. Insyaallah, kemenangan akan diberikan kepada siapapun yang memang telah melayakan diri untuk diberi pertolongan. [].
.
Follow Us Ahmad Khozinudin Channel
https://heylink.me/AK_Channel/

Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab