Tinta Media: Ijtima
Tampilkan postingan dengan label Ijtima. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ijtima. Tampilkan semua postingan

Senin, 11 April 2022

Hapus ‘Madrasah’, Ustaz Ismail: RUU Sisdiknas 2022 Wajib Ditolak!

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1lCx32R-lf1s4vSKC1a1sfXQ6s6xKGA99

Tinta Media - Pengasuh Majlis Taklim Ma’anil Quran Usatz Ismail menilai, penghapusan ‘Madrasah’ dalam Rancangan Undang- Undang Sistem Pendidikan (RUU Sisdiknas) 2022 adanya upaya sekulerisasi pendidikan, islamophobia sehingga wajib ditolak.

“Tujuan dari ini semuanya untuk sekulerisasi pendidikan, serta islamofobia, wajib ditolak! Kita harus lawan, kaum muslimin tidak boleh diam, harus memberikan protes, kritik terhadap mereka semuanya,” ujarnya dalam acara Ijtima' Ramadhan Ulama Aswaja: Tolak Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok, Islamophobia, Penghapusan Madrasah, dan Tolak Anak PKI Menjadi TNI, Selasa (5/4/2022), di Kanal YouTube Bromo Bermartabat.

Karena menurutnya, dunia pendidikan tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai agama, cara musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam dengan menjauhkan generasi Islam dari tempat mendapatkan ilmu pendidikannya.

“Sehingga nantinya, generasi mendatang adalah generasi yang mereka sudah tidak punya orientasi hidup untuk membela Islam,” tuturnya.

Ia menjelaskan, sebelumnya juga ada upaya untuk menghapus materi Khilafah dan jihad yang merupakan bagian dari syari’ah Islam dari mata pelajaran fiqh oleh musuh Islam melalui kaki tangannya yang berada dalam kekuasaan.

“Ini bukan hal yang sederhana, tetapi dalam pandangan politik orang-orang kafir, termasuk di rezim yang berkuasa adalah sesuatu yang sangat penting, maka dari itu kita harus curigai,” jelasnya.

Ustaz Ismail menyerukan kepada para ulama sebagai pewaris para nabi untuk melakukan Amar ma’ruf nahi mungkar, merubah, mewaspadai semua agenda besar orang Kafir untuk merusak kaum muslimin.

“Jelas sekali dalam Alquran
قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ
Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi (QS; Ali Imran,118),” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu

Minggu, 10 April 2022

Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolinggo: Kebijakan Rezim Demokrasi Ugal-ugalan

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1vKwythBESc34LK48cvJJwfn_3cGGPVNa

Tinta Media - Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolinggo menyikapi kebijakan ugal-ugalan yang dibuat rezim Demokrasi tentang kenaikan harga kebutuhan pokok, Islamophobia, penghapusan madrasah, dan anak PKI menjadi TNI.

“Sungguh kebijakan yang sifatnya ugal-ugalan, yang semakin menambah jumlah kebijakan zalim yang dibuat oleh rezim demokrasi, kebijakan zalim yang semakin menyengsarakan rakyat,” ujar Kiai Ishaq Pengasuh Majelis Taklim Nurul Furqon dalam acara Ijtima' Ramadhan Ulama Aswaja: Tolak Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok, Islamofobia, Penghapusan Madrasah, dan Tolak Anak PKI Menjadi TNI, Selasa (5/4/2022), di kanal YouTube Bromo Bermartabat.

Pasalnya, ia menjelaskan, harga kebutuhan pokok masyarakat melambung tinggi seperti minyak goreng dengan dibuat langka terlebih dahulu lalu dimunculkan harga lebih tinggi naik hampir 100%, dan harga BBM juga dinyatakan naik oleh Menteri BUMN pasti akan diikuti oleh kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya.

“Padahal naiknya harga barang kebutuhan pokok tidak dibarengi dengan kenaikan penghasilan (gaji/upah) masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, Kiai muda ini juga menjelaskan, adanya Islamofobia yang semakin masif terhadap Islam dan para pengamban dakwah Islam yang terus menerus dinarasikan. Rezim terus berusaha mengangkat isu terorisme dengan teror densus 88, dan pernyataan kontroversial yang dikemukakan oleh Menteri Agama tentang adzan.

“Dan yang mutakhir, ada info juga bahwa RUU SISDIKNAS memuat pasal yang diduga isinya akan menghapus madrasah dan tentu di dalamnya termasuk pesantren,” jelasnya.

“Seperti biasanya, rezim tidak pernah merasa bersalah, siapa saja yang mengkritisi kebijakan zalimnya justru akan diperkarakan, akan dipidanakan,” imbuh Kiai Ishaq.

Program moderasi beragama pun terus dilakukan rezim untuk merusak Islam, katanya, dengan adanya pernikahan beda agama dari sisi istana.
“Memang benar pesan dari junjungan kita, Nabiyina, Al-Amin Sayyidina wa Syafi'ina wa Maulana Muhammad saw:
لَيُنْقَضَنَّ عُرَى الْإِسْلَامِ عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيهَا وَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلَاةُ
Tali ikatan Islam akan putus seutas demi seutas. Setiap kali terputus, manusia bergantung pada tali berikutnya, yang paling awal terputus adalah hukum (pemerintahan)nya, dan yang terakhir adalah sholat.” (HR Ahmad),” ungkapnya.

Tidak hanya itu, lanjutnya, rezim memberikan kesempatan terhadap anak keturunan PKI untuk menjadi anggota TNI, padahal dulu PKI membantai para Jendral TNI, Ulama, Kiai dan Santri, ini memberikan kesempatan membalas dendam kesumat. “Sungguh ‘perang’terhadap Islam dan umat Islam akan terus mereka kobarkan,” lanjutnya.

Oleh karena itu, Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolinggo menolak dengan tegas semua kebijakan yang telah dibuat oleh rezim zalim Kapitalistik tersebut, dan meyerukan untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt melalui perjuangan penerapan Islam secara Kaffah yang menjamin terwujudnya rahmat bagi semua dan menegakkan Khilafah Islamiyah, pemimpin tata dunia baru, institusi pelaksana penerapan syari'at islam secara kaffah.

“Tinggalkan demokrasi, sistem politik busuk kapitalisme, cukuplah Allah SWT sebagai Pelindung, Dialah sebaik-baik pelindung dan pemberi pertolongan,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu

KH. Abdullah Amroni: Ulama Aswaja Pantas Sandang Gelar Warasatul Anbiya

https://drive.google.com/uc?export=view&id=1fyuNjx5tGD7FfVcHTCD48bxfWQj1Mbpe
Tinta Media - Pengasuh Ponpes Kyai Sekar Al Amri Probolinggo KH. Abdullah Amroni menyampaikan, kepantasan menyandang gelar sebagai warasatul anbiya .

“Ini sangat membahagiakan, sehingga, ulama sebagai waratsatul Anbiya pantas disandang bagi ulama-ulama Aswaja, yang melakukan Amar ma'ruf nahi mungkar ini,” ujarnya dalam acara Ijtima' Ramadhan Ulama Aswaja Tapal Kuda Probolinggo Jawa Timur: Tolak Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok, Islamophobia, Penghapusan Madrasah, dan Tolak Anak PKI Menjadi TNI, Selasa (5/4/2022), di kanal YouTube Bromo Bermartabat.

Karena menurutnya, ulama Aswaja yang tidak tinggal diam, berusaha memperbaiki dengan menyampaikan pemikiran, memberikan nasehat kepada umat tentang apa yang terjadi di Negeri ini.

“Hakekatnya adalah, karena beliau ini mencintai negeri ini, tidak ingin negeri ini hancur, tidak ingin negeri ini sangsara, tidak negeri ini porak poranda, tapi ingin negeri ini yang lebih besar lagi, negeri yang patut dicontoh oleh negeri-negeri yang lain” pekiknya.

Shohibul Hajah juga meyampaikan kebanggaan atas berkumpulnya para ulama Aswaja khususnya di Problinggo wujud kepedulian terhadap urusan umat dalam rangka menyikapi perkembangan yang terjadi, untuk menjaga izzah agama Islam.

“Seperti kita ketahui bersama, perkembangan yang terjadi di sekitar kita, banyak yang berusaha untuk memojokkan, menyerang, dan menghancurkan Islam dan kaum muslimin,” tuturnya.

“Bahkan rezim yang ada di negeri ini pun, dengan berbagai kebijakannya, mau tidak mau kita nilai telah menyudutkan Islam dan kaum muslimin,” imbuhnya.

Kiai Amroni menjelaskan, adanya kelangkaan minyak goreng, kenaikan harga BBM menjadikan rakyat semakin sengsara, begitu juga pernyataan petinggi pemerintah bahwah anak PKI bisa manjadi TNI, padahal komunisme berkali-kali membuat makar dan dugaan penghapusan Madrasah dari RUU Sisdiknas 2022 yang bertolak belakang dan membahayakan umat Islam.

“Dan jauh sebelumnya, rezim berusaha untuk membumikan moderasi agama, ini mengaburkan eksistensi dari agama utamanya dari agama Islam,” jelasnya.

Oleh karena itu, ia menyerukan kepada para ulama yang lainnya agar bergerak bersama, barsatu dengan umat dengan menjelaskan, menyadarkan, menasehati rezim zalim untuk membentengi Negeri dan meninggihkan izah Islam dan kaum muslimin.

“Kita berharap pada Allah, semoga lebih banyak lagi Ulama yang berusaha untuk berjuang kembalinya Islam Kaffah, sebagaimana Islam yang telah berjaya dimasa lalu pada selama 1300 tahun dengan sistem Khilafah Islamiyah,” pungkasnya.[] Lukman Indra Bayu
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab