Selasa, 02 April 2024
Sabtu, 07 Oktober 2023
Penjajahan: Dari Militer Ke Ideologi, dari Parsial ke Komprehensif
Jumat, 06 Oktober 2023
IJM: Kaum Muslim Harus Mewaspadai Penyebaran Ideologi Komunisme
Tinta Media - Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana mengingatkan kaum Muslim agar selalu mewaspadai penyebaran ideologi komunisme.
"Kaum
Muslim harus selalu mewaspadai penyebaran ideologi komunisme yang sesat
ini," tuturnya dalam video: Memerangi Komunisme, Ahad
(1/10/2023) di kanal Youtube Justice Monitor.
Apalagi,
imbuhnya, belakangan muncul keinginan segelintir orang yang ingin menghidupkan
kembali paham tersebut.
“Sebuah
ideologi tidak akan punah dari muka bumi, selama masih ada pengembannya. Begitu
pula dengan komunisme, PKI memang telah dibubarkan dan dinyatakan sebagai
partai terlarang. Komunisme sebagai ideologinya juga sudah dilarang. Namun
simbol-simbolnya sering dijumpai di masyarakat. Berbagai pertemuan dan kajian
seputar komunisme juga terus berlangsung sampai saat ini," terangnya.
Ia
melihat, menguatnya komunisme di tanah air disebabkan oleh dua hal. Pertama,
adanya pembiaran terhadap ideologi komunisme hingga terus
berkembang, termasuk membiarkan berbagai sikap anti ulama
yang lurus, anti syariah, anti Tuhan, dan juga adu domba antar kelompok
masyarakat.
"Kedua,
komunisme berkembang karena kelemahan pemahaman Islam di tengah umat dan
kurangnya kesadaran politik Islam," tambahnya.
Ia
mengungkapkan, bahwa tidak sedikit umat Islam yang menganut ideologi komunisme
dan memperjuangkannya tanpa tahu kebatilan dan juga kesesatan dari komunisme.
"Kita
perlu catat bahwa komunisme itu adalah ideologi batil, sesat dan tentu yang
pasti bertentangan dengan ajaran Islam, baik dari sisi akidah maupun sisi
syariahnya," ungkapnya.
Begitu
pula, imbuhnya, haram hukumnya bergabung dengan kelompok yang menganut dan
memperjuangkan komunisme.
“Dasar
dari paham komunisme adalah materialisme yakni meyakini materi sebagai asal
muasal kehidupan dan menolak Allah sebagai al-Khaliq. Bahkan komunisme
mengajarkan kebencian kepada agama dan kepada umat beragama. Ideologi ini
menghalalkan kekerasan untuk perubahan masyarakat yang mereka inginkan.
Terutama menyerang dan membunuh para ulama," ujarnya.
Kapitalisme
Agung
mengingatkan, selain komunisme, umat juga sedang terancam secara nyata oleh
ideologi kapitalisme yang mencengkeram negeri ini.
“Kapitalisme
liberal, melalui para pengusungnya menyebabkan berbagai kekayaan alam yang
terkandung di negeri ini dikuasai oleh asing. Negeri ini juga rentan didominasi
oleh asing, lewat utang luar negeri. Pada saat yang sama, kehidupan sosial umat
dihancurkan dengan budaya liberalisme, semisal perzinaan, termasuk di dalamnya
free sex, L68T dan lain sebagainya," bebernya.
Karenanya,
ucap Agung, bila umat ingin selamat dari ancaman komunisme juga
kapitalisme liberal, hendaknya kembali kepada Islam, satu-satunya
sistem kehidupan yang mulia dan diterima oleh Allah Swt.
“Allah
Swt. berfirman yang artinya, "Dan sungguh inilah jalan-Ku yang lurus, maka
ikutilah. Jangan kamu ikuti jalan-jalan yang lain, yang akan menceraiberaikan
kamu dari jalannya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertakwa.
(TQS. Al An'am: 153," tandasnya.
Terakhir
ia mengajak kaum muslim agar menyadari bahwa komunisme bahaya laten dan
kapitalisme bahaya nyata.[] Ajira
Minggu, 07 Mei 2023
Kepemilikan Umum Dikuasai Asing, MMC: Freeport merupakan Penjajahan Ideologi Kapitalisme
Minggu, 02 April 2023
Analis: Persaingan Ideologi Akan Terus Terjadi Selama Manusia Masih Ada
Minggu, 26 Maret 2023
Menguatkan Ideologi Partai
Kamis, 06 Oktober 2022
Kiai Budiman: Ideologi Selain Islam Wajib Diingkari
Kamis, 23 Juni 2022
Direktur Inqiyad: Hanya Tiga Ideologi yang Universal
“Kalau kita baca bukunya Samuel Huntington dalam clash of civilizations, ideologi Islam, kapitalisme, sosialisme adalah tiga ideologi yang universal sifatnya,” tuturnya dalam FGD #32 Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa: Islam is Beyond Ideology, Sabtu (18/2/2022) di kanal Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa.
Fahmy memberikan alasan, hanya tiga ideologi itu yang memiliki pemikiran menyeluruh dan mendasar, memiliki solusi atas problematika manusia dan kehidupan dunia, serta memiliki metode penyebaran masing-masing.
Radiks
Fahmy menjelaskan, pembahasan ideologi terkait dengan pemikiran mendasar yang tidak didasari oleh pemikiran lainnya. “Jadi ini memang pemikiran yang sangat radiks,” tukasnya.
Menurutnya, ideologi mengandung pemikiran mendasar, adanya seperangkat aturan sebagai solusi terhadap persoalan yang dihadapi manusia, dan memiliki metode spesifik untuk menjaga pemikiran mendasar itu. “Jadi, ideologi itu memiliki dua kategori. Ada konsep, ada metode untuk menerapkan konsep,” jelasnya.
Berdasarkan kerangka tersebut, Fahmy lalu menyimpulkan bahwa ideologi di dunia ini ada tiga, kapitalisme, sosialisme dan Islam.
Kapitalisme
Menurutnya, akidah kapitalisme adalah sekuler yaitu pemisahan agama dari kehidupan. “Dalam kapitalisme agama ditempatkan pada wilayah private seperti persoalan tirual, persoalan ibadah,” ungkapnya.
“Sekularisme lahir dari latar belakang penolakan agama, dan meremehkan agama. Ini lahir di kalangan masyarakat Eropa pada masa-masa Abad Pertengahan yang lalu, di mana Eropa mengalami masa the dark ages (abad-abad kegelapan),” bebernya.
Mantan Atase Pendidikan KBRI di Cairo Mesir ini menegaskan bahwa sekulerisme sebagai sebuah keyakinan menyatakan bahwa dunia harus diatur oleh hukum manusia bukan hukum agama.
“Aturannya menggunakan aturan yang dibuat manusia. Jadi manusia menjadi sumber dari segala sumber hukum, serta menolak aturan agama,” tegasnya.
Sementara sistem pemerintahannya, kata Fahmy, kapitalisme menggunakan sistem pemerintahan demokrasi, dan sistem politiknya menggunakan sistem yang digagas Johnlock dan Montesque.
“Dari sisi tolok ukur perbuatan, asasnya manfaat. Oleh karena itu baik-buruk diukur berdasar manfaat, dan menolak batasan halal haram,” imbuhnya.
Dalam kapitalisme, lanjutnya, masyarakat terdiri dari individu. Kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat akan terwujud jika setiap individu diberi kebebasan sebebas-bebasnya. “Inilah yang melahirkan sistem ekonomi kapitalis,” jelasnya.
Sosialisme
Fahmy mengatakan bahwa akidah sosialisme adalah materialisme. “Kalau kita lihat filsafat materialisme , esensinya adalah pengingkaran terhadap eksistensi Tuhan,” terangnya.
Menurut Fahmy, sosialisme lahir dari dialektika materialisme yang dipengaruhi oleh pandangan Feuerbach yang menyatakan bahwa tuhan adalah imajinasi manusia. “Jadi manusialah yang menciptakan tuhan, bukan sebaliknya,” ungkapnya.
“Agama seringkali disebut sebagai opium yang membius masyarakat, meninabobokkan masyarakat. Oleh karena itu agama harus dihapuskan,” tambahnya.
Aturan hidupnya, lanjut Fahmy, aturan yang dibuat oleh manusia, serta menolak aturan agama. Tolok ukur perbuatannya lahir dari evolusi materi. “Baik buruk berdasar evolusi materi, sehingga tidak ada standar nilai yang bersifat tetap, terus berubah sejalan dengan evolusi materi,” kritiknya.
Islam
Fahmy mengatakan Islam memiliki akidah dan sistematuran. Akidahnya keimanan kepada eksistensi Allah SWT. Pencipta dan Pengatur alam semesta. Sistem aturannya berasal dari Allah SWT.
“Aturan Islam berasal dari Allah SWT., manusia tinggal melaksanakannya. Dengan demikian maka seluruh aturan yang mengatur manusia harus lahir dan bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah serta yang ditunjukkan oleh keduanya,” paparnya.
Menurut Fahmy, tolok ukur perbuatan dalam Islam adalah halal haram. Halal haram, baik-buruk perbuatan ditetapkan berdasarkan kesesuaiannya dengan hukum Allah SWT. “Terminologi halal-haram itu hanya ada dalam Islam, tidak ada dalam terminologi dua ideologi sebelumnya,” tandasnya.
Sedang terkait masyarakat, lanjutnya, ada empat aspek, yaitu sekumpulan manusia yang punya pemikiran, perasaan dan sistem aturan. “Empat unsur ini menjadi satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,” tandasnya.
Fahmy juga menjelaskan bahwa Islam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang ada di tengah masyarakat dan tidak mentolerir masuknya nilai-nilai yang bisa merusak kemuliaan dan keluhuran masyarakat. “Hal yang bisa mendowngrade(menurunkan nilai luhur) seperti L68T, perzinahan, Islam mengharamkan keduanya dengan alasan apa pun,” tegasnya.
Lebih dari Ideologi
Menurut Fahmy, Islam bukan sekedar ideologi. “Saya ingin mengatakan bahwa Islam lebih dari persoalan ideologi. Kehidupan dalam konteks pemahaman Islam adalah ibadah. Ini yang tidak terdapat di dalam kapitalisme atau pun sosialisme,” tegasnya.
Tiga ideologi ini, menurut Fahmy, tidak pernah akur karena memang dasar pemikiran radiksnya berbeda.
“Oleh karena itu tiga ideologi ini akan selalu berbenturan, tidak pernah mencapai titik temu karena dasar pemikiran ideologinya saling menegasikan,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
Kamis, 09 Juni 2022
Khilafah Sebagai Ideologi, Adakah Literaturnya?
Ia mencontohkan, buku karya Prof. Ebenstein yang berjudul Todays Isms. “Di dalamnya tidak ada ideologi khilafah. Padahal dia wawasannya global,” jelasnya.
“Demikian juga dalam buku Political Ideology Today, tulisan Prof., Ian Adams, itu juga tidak ada yang namanya ideologi Khilafah,” imbuhnya.
Kewajiban Syariah
Kyai Shiddiq menjelaskan bahwa khilafah adalah sistem pemerintahan Islam yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW., lalu dilanjutkan oleh para khalifah setelah beliau yang menerapkan syariat Islam.
Khilafah bukan ideologi tapi kewajiban dalam syariah Islam. “Kalau mau disebut ideologi dalam arti way of life yang komprehensif mengatur seluruh aspek kehidupan, ya Islam bukan khilafah,” tegasnya.
Ia menilai terminologi ideologi khilafah itu sengaja di frame supaya ideologi khilafah bisa dipertentangkan dengan ideologi Pancasila. “Sebenarnya pemilihan diksi ideologi khilafah itu sudah didesain supaya nanti di dalam konstruksi hukum bertentangan dengan ideologi Pancasila. Tujuannya itu ke sana,” jelasnya memberikan analisa.
Tak Ada Bukti
Terkait dengan pernyataan bahwa khilafah itu berbahaya, Kyai Shidiq mengatakan, “Kalau misalnya orang mengatakan bahwa khilafah itu berbahaya, mestinya dia bisa menunjukkan bukti, karena yang namanya analisis mengenai suatu ancaman atau bahaya itu harus ada analisisnya,” katanya.
Jadi kalau misalnya bahaya, lanjutnya, katakanlah bahaya dari segi harta benda, sudah berapa milyar uang yang dikorupsi oleh aktivis-aktivis yang memperjuangkan Khilafah. “Mestinya ada data sekian miliar uang negara yang sudah dicuri oleh aktivis-aktivis khilafah,” tegasnya.
Kebencian Barat
Kyai Shidiq tegaskan bahwa sebenarnya kebencian terhadap khilafah itu tidak muncul dari dunia islam, tapi muncul dari para intelektual muslim yang terpengaruh oleh kebencian Barat terhadap khilafah.
Ia menggambarkan kebencian barat tersebut. Dalam kitab mafahim siyasiyyah karya Syekh Taqiyuddin an-Nabhani diterangkan bahwa sikap permusuhan dari negara-negara barat khususnya kepada khilafah dan jihad bermula pada abad 16. Pada waktu itu pasukan jihad dari khilafah Utsmaniyah melakukan futuhat-futuhat di negara-negara Eropa.
Karena futuhat itu, lanjutnya, terbentuklah perasaan kebencian kepada khilafah dan jihad. “Negara-negara Eropa khususnya Eropa Barat lalu berhimpun dalam suatu komunitas negara-negara Kristen yang tujuannya menolak futuhat dari Usmaniyah pada waktu itu,” bebernya.
Komunitas negara-negara Kristen awalnya hanya negara Kristen Eropa Barat lalu menyebar ke negara-negara Eropa Timur. Kemudian bergabung ke dalamnya berbagai negara non Kristen. “Nah itulah yang kemudian di abad 20 menjadi cikal bakal LBB (Liga Bangsa-Bangsa). Kemudian tahun 1945 menjadi cikal bakal PBB,” jelasnya.
Terakhir Kyai Shidiq menegaskan bahwa kebencian terhadap khilafah itu menyebar karena propaganda khususnya propaganda yang dilahirkan dari tiga pihak, media, negara, sistem pendidikan.
“Tiga faktor ini yang menimbulkan apa yang disebut dengan Islamofobia di barat,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
Rabu, 01 Juni 2022
Aktualisasi Ideologi Islam Menyongsong Fajar Kebangkitan Hakiki
Senin, 09 Mei 2022
REZIM GAGAP IDEOLOGI!
Dan wajar pula pengusaha minyak goreng ini kemudian memonopoli bisnis dimaksud.
Bila sebuah komoditas meskipun awalnya bersifat kepemilikan publik ( "Public good"), tetapi karena pejabatnya juga pengusaha (Peng Peng) maka dia akan berkonspirasi dengan Taipan 9 Naga merubah "Public good" menjadi "Commercial good" ( komoditas komersial ).
KESIMPULAN :
Kalau sebuah komoditas sudah berubah menjadi komersial maka mekanismenya akan mengikuti pasar bebas, dan selanjutnya secara alami tidak bisa di komando oleh Negara ! Dan justru aneh kalau "Commercial good" diatur secara politik oleh Presiden ! Baik satuan harga maupun terkait expor nya !
Makanya jangan heran kalau kebijakan Pemerintah akhirnya seperti "Srimulat" ! Malam hari Presiden berpidato melarang expor komoditas tersebut, paginya para pembantunya merevisi aturan sang "boss" !
INILAH SEBUAH PARODI REZIM GAGAP IDEOLOGI !!
MAGELANG, 4 MEI 2022
Oleh: Ahmad Daryoko
Koordinator INVEST.