TIDAK ADA YANG SALAH DENGAN PENGAJIAN IBU-IBU
Tinta Media - Siapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, Allah pahamkan atasnya perihal agama. (HR. Imam Al-Bukhori dalam kitab Kutubul ‘Ilmy no. 71)
Adalah aneh dan bisa dikatakan sebagai sebuah kebodohan, jika ada orang mempertanyakan upaya umat Islam untuk mencari ilmu yang memang telah diwajibkan oleh Allah, baik kepada laki-laki maupun perempuan. Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah dengan menghadiri kajian-kajian keislaman yang kini marak dimana-mana. Sebab pemahaman atas agama ini adalah bagian dari kebaikan yang dikehendaki Allah atas hambaNya.
Menuntut ilmu dalam Islam adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Allah akan meninggikan derajat bagi para penuntut ilmu, hal ini sejalan firman Allah dalam surat al-Mujadalah ayat 11 yang artinya: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."
Kewajiban menuntut ilmu ini sangat penting dalam Islam, karena ilmu adalah kunci untuk memahami ajaran agama dan mengamalkannya dengan baik. Selain itu, menuntut ilmu juga dapat membantu umat Islam untuk mengembangkan diri, meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Bagi seorang ibu, pemahaman atas agama ini akan menjadi kekayaan yang luar biasa bagi masa depan anak-anaknya.
Masa depan generasi bangsa ini sebenarnya sangat dipengaruhi oleh ibunya yang melahirkan, menyusui, mendidik dan bahkan mendoakan. Posisi seorang ibu itu begitu strategis dan mulia dalam Islam. Karena itu masa depan suatu bangsa akan sangat dipengaruhi oleh seorang ibu. Karena itu, jika seorang ibu memiliki pemahaman agama yang baik, maka akan melahirkan generasi yang beriman dan bertaqwa.
Di dalam Islam, menuntut ilmu tidak hanya berhenti pada ilmu agama saja, tetapi juga mencakup ilmu pengetahuan umum dan teknologi. Menurut Imam Al Ghazali, ada ilmu yang hukumnya fardhu ‘ain dan ada ilmu yang hukumnya fardhu kifayah. Hal ini dapat dilihat dari sejarah Islam di masa lalu, di mana para ulama dan ahli agama Islam juga mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti matematika, astronomi, kedokteran, dan lain sebagainya. Sejarah ini telah tercatat dengan tinta emas kemajuan peradaban Islam.
Memahami agama sering disebut dengan istilah tafaqquh fiddin. Tafaqquh fiddin adalah sebuah istilah dalam bahasa Arab yang artinya adalah mempelajari dan memahami agama. Istilah ini sering digunakan oleh ulama dalam upaya untuk menekankan pentingnya pemahaman dan pemelajaran agama Islam.
Tafaqquh fiddin mengandung makna bahwa setiap muslim harus mempelajari dan memahami agama Islam secara mendalam, sehingga mampu mengambil keputusan dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari dengan penuh kesadaran dan pengertian. Hal ini diperlukan karena agama Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia, mulai dari ibadah, muamalah, hingga akhlak dan moral. Islam juga mengajarkan tentang aspek-aspek sosial seperti pendidikan, ekonomi, politik, budaya dan bahkan ketatanegaraan. Rasulullah mengajarkan kepada para sahabatnya dari mulai doa makan hingga bagaimana menegakkan daulah Islam.
Dalam praktiknya, tafaqquh fiddin meliputi berbagai bidang studi, seperti tafsir, hadis, fiqh, aqidah, sejarah Islam, dan lain sebagainya. Seorang muslim yang ingin menguasai tafaqquh fiddin perlu memiliki kemampuan membaca dan memahami kitab suci Al-Quran dan hadis, serta memiliki kemampuan berfikir kritis dan logis dalam memahami ajaran agama.
Dengan mempelajari dan memahami agama Islam dengan baik, seorang muslim dapat memperbaiki kehidupan pribadinya dan juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara, begitupun bagi seorang muslimah. Selain itu, pemahaman yang baik terhadap ajaran agama juga dapat membantu seseorang menghindari kesalahpahaman ajaran Islam atau pahamnya yang salah.
Mengaji atau membaca Al-Quran merupakan salah satu amalan penting dalam agama Islam. Selain sebagai bentuk ibadah, mengaji juga memiliki manfaat yang besar bagi kehidupan manusia, di antaranya : pertama, mendekatkan diri pada Allah. Mengaji merupakan ibadah yang paling utama dalam Islam, dimana seseorang dapat mendekatkan diri pada Allah dengan mempelajari firman-Nya.
Kedua, menambah pengetahuan agama. Dalam Al-Quran, terkandung berbagai ajaran agama, sejarah, dan kisah para nabi dan rasul yang dapat menambah pengetahuan agama seseorang. Ketiga, menenangkan jiwa dan memuaskan akal. Ketika seseorang membaca Al-Quran, hal tersebut dapat menenangkan dan menyejukkan jiwa. Ayat-ayat yang dipelajari dapat memberikan ketenangan dan kekuatan serta kepuasan pada hati dan akal pikiran. Pengajian dengan demikian menenangkan sekaligus mencerdaskan.
Ketiga, meningkatkan kualitas literasi. Mengaji secara rutin dan terstruktur dapat membantu seseorang meningkatkan kualitas literasi. Esensi literasi adalah pemahaman atas segala sesuatu, dalam hal ini adalah pemahaman atas Islam dari akar hingga batangnya.
Keempat, meningkatkan keimanan. Dalam Al-Quran, terkandung berbagai ayat yang dapat membantu seseorang meningkatkan keimanan dan memperkuat keyakinannya pada Allah dengan terus menggali ajaran Islam. Kelima, menambah pahala dan amal sholih. Mengaji termasuk dalam amalan yang pahalanya sangat besar. Setiap huruf Al Qur’an yang dibaca akan mendapatkan pahala, bahkan pahala tersebut akan dilipatgandakan oleh Allah. Kehadiran seorang ibu dalam majlis ta’lim adalah sebuah kebaikan yang membuahkan pahala dari Allah.
Dalam Islam, peran seorang ibu sangat penting dan dihormati karena ibu memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk kepribadian dan moralitas anak-anaknya.
Jadi tidak ada yang salah dengan pengajian ibu-ibu, namun sebaliknya, aktivitas pengajian adalah aktivitas kebaikan. Sebab sebagai seorang ibu, ia memiliki tanggung jawab untuk merawat, mendidik, dan membesarkan anak-anaknya dengan nilai-nilai agama yang benar. Ibu juga harus memberikan kasih sayang, perhatian, dan perlindungan kepada anak-anaknya. Tentu saja hal ini membutuhkan bekal ilmu yang tidak mencukupi.
Sebagai seorang muslimah, ibu juga harus memberikan teladan yang baik dalam perilaku dan ketaatan kepada Allah kepada anak keturunan. Ibu harus mengajarkan anak-anaknya tentang ajaran Islam, seperti membaca Al-Quran, berdoa, melakukan ibadah hingga mewujudkan anak-anaknya berkepribadian Islam . Ibu juga harus memastikan bahwa anak-anaknya tumbuh dengan pemahaman yang benar tentang nilai-nilai Islam, seperti jujur, sabar, ikhlas, adil dan kasih sayang.
Selain itu, peran seorang ibu dalam keluarga Islam juga meliputi membangun kerukunan dan keharmonisan di antara anggota keluarga. Ibu harus mengajarkan anak-anaknya untuk menghormati ayah, saudara-saudaranya, dan anggota keluarga lainnya. Ibu juga harus memastikan bahwa keluarganya hidup dalam lingkungan yang bersih, sehat, dan nyaman.
Secara keseluruhan, peran seorang ibu dalam Islam sangat penting untuk membentuk kepribadian Islam anak-anak dalam rangka mengantarkan anak-anak sebagai pembangun peradaban Islam dan mencapai keselamatan di akhirat kelak.
Oleh: Dr. Ahmad Sastra
Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa
(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 21/02/23 : 07.55 WIB)