UIY: Kebenaran Ibrah Sejarah tergantung Sumbernya
Tinta Media - Setiap kisah sejarah pasti memiliki pelajaran yang bisa diambil, namun menurut Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY), benar tidaknya sebuah pelajaran yang bisa diambil (ibrah) dari sebuah cerita sejarah, tergantung dari sumber sejarah tersebut.
"Seberapa besar atau seberapa benar ibrah atau pelajaran yang bisa diambil dari sejarah, tergantung kepada seberapa benar sejarah itu," ujarnya dalam tayangan live di channel YouTube UIY Official dengan tema 'Hari Pahlawan: Menguak Pengaburan dan Penguburan Sejarah', Ahad (6/11/2022)
Jika sejarah itu ditulis dengan benar, lanjutnya, maka pelajaran yang akan didapat juga benar. Sebaliknya, apabila sejarah itu ditulis dengan salah, maka pelajaran yang didapat juga akan salah. "Nah, dititik itu, Allah SWT menegaskan bahwa kisah di dalam Al-Qur'an itu benar," ucapnya.
Artinya, menurut Ustaz Ismail, saat umat Islam membaca kisah-kisah di dalam Alqur'an berupa kisah orang-orang yang taat, seperti Nabi Ibrahim dan Ismail, atau kisah orang-orang yang bermaksiat, semisal kisah Kaum Tsamud dan Fir'aun. Maka, seluruhnya adalah kisah-kisah yang benar terjadi dan benar seperti itu kejadiannya. "Ada dua, benar terjadi dan benar begitulah terjadi," tegasnya.
Maka, tambahnya, pelajaran-pelajaran yang bisa diambil pada kisah-kisah tersebut juga pasti benar. "Di situlah persoalan kita hadapi. Bahwa sejarah itu, tangan kedua yang sangat bergantung kepada siapa yang merumuskan, yang menuliskan sejarah," bebernya.
Sejarah, sambungnya, adalah peristiwa yang sudah terjadi di masa lampau, bahkan sebagian besarnya itu terjadi jauh sebelum manusia saat ini lahir.
"Karena itu, sejarah yang kita baca sekarang adalah rumusan/tulisan tentang sejarah yang sangat tergantung kepada penulisnya atau perumusnya. Itulah yang sering kita sebut sebagai second hand reality," pungkasnya.[] Wafi