Tinta Media: Hamas
Tampilkan postingan dengan label Hamas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hamas. Tampilkan semua postingan

Senin, 29 April 2024

UIY: H4mas Satu-satunya Pihak yang Serius Lawan Entitas Penjajah

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY) menilai bahwa H4mas, satu-satunya pihak yang serius melawan entitas penjajah Yahudi.

"Jika kita membaca atau berusaha menjawab tadi, sebenarnya siapa atau pihak mana yang sungguh serius sebutlah melawan Isr4el itu, ya..maka kita bisa menjawab satu-satunya adalah ya H4mas itu," tuturnya dalam acara Fokus Reguler: Serangan ke Isr4el, Nyata atau Drama? Ahad (21/4/2024) di kanal YouTube UIY Official Channel.

Menurutnya, hal itu bisa dilihat pertama dari track record, bahwa Hamas itu di dalam sejarah didirikannya itu sebagai bentuk perlawanan langsung pada entitas Yahudi.
"Terlebih setelah PLO itu mengubah visi dan misi perjuangannya, termasuk mengubah Anggaran Dasar di dalamnya itu ada bentuk perlawanan jihad, itu kan dicoret oleh PLO," ulasnya.

Jadi, semenjak itu, sudah tidak ada lagi sebenarnya perlawanan dari PLO, karena dia sudah mengubah dari bentuk perlawanan langsung itu, menjadi bentuk perlawanan diplomasi politik atau perundingan.

"Lalu lahirlah Hamas, dan kita bisa melihat itu, bahwa serangan Hamas kepada Israel itu merupakan respon langsung terhadap apa yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina, baik itu di jalur Gaza itu sendiri maupun di Tepi Barat," tandasnya.

UIY menilai yang lainnya (kelompok-kelompok selain Hamas) itu sebenarnya lebih merupakan proxi. "Di sekelilingnya itu kan ada Houthi di Yaman, kemudian ada Hizbullah di Utara Libanon Selatan, kemudian ada lagi PLO tentu saja. Nah, itu semua itu merupakan proxi. Baik itu proxi Iran maupun yang lainnya," jelasnya.

Adapun Iran dan Israel sendiri, lanjutnya, sebenarnya mereka keduanya itu sangat memahami akibat-akibat yang mungkin ditimbulkan jika mereka melakukan konfrontasi terbuka.

"Satu dengan yang lain, mereka sangat memahami itu," imbuhnya.

Pilihan Naif

Dalam konteks hubungan yang memiliki sisi-sisi ketergantungan satu dengan yang lain, opsi perang secara terbuka itu menjadi pilihan na'if buat mereka, karena jika itu dilakukan sangat kecil kemungkinan akan menghantarkan pada tujuan.

UIY mengatakan, tujuan Israel itu sebenarnya ingin lebih ke dalam. "Maksudnya, bagaimana mengamankan posisinya (entitas Yahudi) itu dari gangguan-gangguan kecil," ungkapnya.

Tetapi, sambung UIY, ternyata tidak bisa dianggap remeh serangan Hamas kemarin itu (Taufan al-Aqsa 7 Oktober 2024).

"Nah, karena itulah maka Israel itu akan merespons Iran itu secara terbatas, karena dia sangat memahami bahwa konfrontasi terbuka itu justru akan menghantarkan mereka pada kehancuran bersama, baik Israel maupun Iran," terangnya.

UIY menilai, apalagi sekarang entitas Yahudi itu menyadari betul posisinya tidak mudah, akibat tekanan internasional yang luar biasa atas apa yang dilakukan di Gaza.

"Karena itulah, kita bisa melihat bahwa kedua belah pihak sekarang ini mengambil pilihan rasional dengan tetap menjaga kepentingan strategis masing-masing, tetapi sekaligus juga menjaga...kalau bahasanya ini itu izzahnya atau muru'ahnya," pungkasnya.
[] 'Aziimatul Azka

Selasa, 05 Maret 2024

Analis: Z1onis Y4hudi Frustrasi Menghadapi H4mas



Tinta Media - Analis dari Geopolitical Institute Dr. Hasbi Aswar menilai, Z1onis Y4hudi frustrasi menghadapi H4mas.

“Z1onis Y4hudi melakukan berbagai macam strategi untuk kemenangan melawan H*mas yang saya sebut membabi buta dan frustrasi karena tidak mampu mengalahkan H4mas, termasuk para mujahidin di sana,” tuturnya di Kabar Petang: Keji! Selain Rudal, Zionis Gunakan Kelaparan sebagai Senjata, melalui kanal  Youtube Khilafah News, Rabu (28/2/2024).

Disebut membabi buta, jelas Hasbi, karena  peperangan itu aktivitas politik yang seharusnya hanya melibatkan kelompok militer, tetapi Z1onis menggunakan sipil.

“Dalam hukum perang internasional, ada klausul yang menjelaskan bahwa dilarang untuk menggunakan sipil, fasilitas-fasilitas sipil, memblokade, termasuk strategi melaparkan masyarakat untuk memenangkan perang. Yang dilakukan Z1onis dengan melaparkan masyarakat G4za sebenarnya strategi yang licik karena yang menjadi korban warga sipil,” sesalnya. 

Ia menambahkan, seharusnya sipil mendapatkan kekebalan penuh di dalam peperangan, tapi itu ternyata tidak terjadi di G4za. 

“Sejak perang tujuh Oktober lalu Z1onis Y4hudi melakukan berbagai macam strategi untuk mencari kemenangan melawan H*mas, melawan para mujahidin yang ada di P4lestina namun sampai sekarang belum juga terwujud,” jelasnya. 

Untuk melemahkan mental para Mujahidin , lanjutnya, Z1onis menyerang sipil dan menyerang keluarga para mujahidin. 

“Tujuannya untuk melemahkan mental, moral, perjuangan kaum Mujahidin sehingga mereka berhenti untuk berperang melawan Z1onis. Tapi saya yakin Z1onis tidak akan bisa memenangkan peperangan karena para mujahidin didukung penuh warga P4lestina yang sudah mewakafkan diri untuk melawan penjajah Y4hudi,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun

Senin, 05 Februari 2024

Barat Tuding Pembela H4m45 dan Tolak Z10ni5 sebagai Teroris dan Antisemit, UIY: Bagian dari Politik Labeling dan Framing



Tinta Media - Cendekiawan Muslim, Ustaz Ismail Yusanto (UIY) menganggap bahwa politik labeling dan framing yang dilakukan oleh Barat terhadap individu atau kelompok Islam yang membela H4m45 dan menolak Z10ni5 Yahudi sebagai bentuk hipokrisi besar. 

“Tudingan yang sangat tendensius, lebih merupakan sebagai usaha tak terpisahkan dari politik labeling dan framing yang dilakukan oleh Barat terhadap individu atau kelompok Islam sebagai bentuk hipokrisi besar,” ujarnya dalam program Focus to The Point: Gegara Bela H4m45 dan Tolak Z10ni5, Gerakan Lurus ini Disebut Teroris! Selasa (30/1/2024) melalui kanal Youtube UIY Official. 

UIY mengungkapkan setidaknya ada dua hal yang patut dicermati terkait tudingan sebagai teroris dan antisemit, yang dialamatkan Barat terhadap individu atau kelompok Islam, sebagai politik labeling dan framing. 

Pertama, melalui politik labeling dan framing, Barat merasa akan mendapatkan legitimasi dari publik, “Bahwa yang mereka lakukan adalah memerangi teroris, karena itu dia harus disematkan dulu sebagai kelompok teroris, jika kemudian mereka menangkap atau menyerang kelompok ini atau membubarkan, dalam rangka untuk mengambil tindakan terhadap kelompok teroris,” jelasnya. 

Kedua, untuk mendapat dukungan publik. “Bukan hanya publik domestik di mana negara itu mengambil tindakan, tapi juga publik internasional atau publik dunia, biasanya publik dunia itu, dia sudah tidak lagi ingat apakah betul dia teroris atau tidak, yang dia ingat adalah bahwa ini negara sedang memerangi kelompok teroris. Nah, di situlah bahayanya labeling dan framing,” bebernya. 

Ia menjelaskan, jika kembali kepada definisi bahwa teroris itu diartikan sebagai orang atau kelompok bahkan negara yang dalam meraih tujuannya menggunakan kekerasan, mestinya Amerika dan sekutu-sekutunya dianggap sebagai teroris. 

“Orang-orang yang kembali kepada definisi bahwa teroris itu diartikan sebagai orang atau kelompok bahkan negara yang dalam meraih tujuannya menggunakan kekerasan.  Mestinya Amerika dan sekutu-sekutunya dianggap sebagai teroris, karena faktanya banyak sekali melakukan kekerasan dan komisi HAM internasional, menyebut Amerika sebagai negara yang paling banyak menggunakan kekerasan dalam meraih tujuannya.  Seperti invasi Amerika ke Irak, Afghanistan, Vietnam dan sebagainya,” tuturnya. 

Ia mengatakan bahwa Hamas dan Syekh Ahmad Yasin Rahimahullah bukan teroris. “Hamas dan Syekh Ahmad Yasin Rahimahullah itu dianggap sebagai teroris, wong dia itu sedang berjuang untuk meraih kembali haknya membebaskan tanah Palestina dari penjajahan. Bagaimana, orang yang berjuang untuk merebut haknya membebaskan tanah Palestina, tanah yang diberkati, tanah khorojiah dari penjajahan disebut sebagai teroris. Sementara yang menjajah tidak disebut teroris,” ulasnya.

Menurutnya, kelompok-kelompok dakwah Islam itu bukan antisemit, “Sebab Islam memperlakukan Yahudi dengan sangat baik, sejarah panjang membuktikan bahwa Spanyol 700 tahun hidup damai di bawah Islam. Orang Yahudi dan Nasrani menyebut ‘Espanyol in three religion’, Spanyol dalam tiga agama, Karen Armstrong sampai mengatakan the Jewish enjoy their golden age under Islam in Andalusia,” pungkasnya.[] Evi

Senin, 13 November 2023

Rakyat Palestina Banyak Jadi Korban, Pengamat: Bukan Salah Hamas, Ini Salah Dunia



Tinta media - Terkait rakyat Palestina yang menjadi korban karena imbas serangan balasan dari Zionis, Pengamat Internasional Hasbi Aswar menilai ini bukan kesalahan Hamas, namun kesalahan dunia.

“Kita kadang-kadang sangat tidak fair. Ini adalah kesalahan dunia bukan kesalahannya Hamas. Hamas itu membela diri terhadap penjajahan,” ujarnya dalam Acara Live Focus dengan tema Menjawab Penyesatan di Seputar Palestina di kanal Youtube UIY Official, Ahad (9/11/2023).

Sebab lanjutnya, Hamas sedang membela diri terhadap penjajahan. “Suara atau rintihan hati dari masyarakat Gaza, masyarakat Palestina yang terjajah, yang di mana masyarakat dunia tidak memiliki kemampuan apa-apa untuk menolong mereka,” lanjutnya.

Menurut bung Hasbi, Hamas tidak perlu ada atau pejuang mujahidin tidak perlu ada, jika dunia itu satu tidak menyetujui berdirinya negara Israel. “Yang kedua menghentikan segala macam penjajahan atau genosida Israel gitu,” tambahnya.

Seharusnya bebernya, tidak layak Hamas disalahkan karena mereka membela diri terhadap serangan-serangan yang mereka (Hamas) rasakan. 

“Seharusnya disalahkan itu seharusnya ketika ada ulama yang berfatwa, fatwanya itu bukan nyalahin Hamas, nyalahin pemimpin-pemimpin umat Islam gitu fatwanya itu adalah yang apa namanya mengecam pemimpin-pemimpin umat Islam, karena kenapa diam saja melihat saudara-saudara muslim itu di hakimi,” ungkapnya.

Menurutnya, yang Hamas lakukan sekarang adalah untuk mengirim pesan kepada dunia, bahwa dunia seolah-olah melihat Hamas hanya saat baru menyerang saja. 

“Sangat tragis sekali gitu kita kita baru menengok Palestina, ketika Palestina itu melakukan serangan kemudian dibombardir sama Israel kemudian kita baru nengok gitu itu pun kita nengoknya cuman cuma ngirim-ngirim bantuan makanan,” bebernya.

Jadi menurutnya yang patut disalahkan bukan Hamas melainkan dunia dan juga Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). “Malah yang harusnya disalahkan itu adalah dunia gitu, kita semua umat Islam, pemimpin umat Islam, PBB, dan seluruh dunia yang tidak mampu mencegah Israel,” pungkasnya. [] Setiyawan Dwi

Hamas Ciptaan Zionis, Pengamat: Bertujuan Politis



Tinta Media - Pengamat Internasional Hasbi Aswar menilai terkait Hamas ciptaan Israel itu tujuannya adalah politis, untuk melemahkan atau menjadikan umat pesimis.

“Hamas ini ciptaan Israel ini menurut saya, ini memang tujuannya bukan, tujuannya ini ya politis ya, untuk melemahkan atau untuk  membuat kita itu menjadi pesimis terhadap Hamas,” ujarnya dalam Acara Live Focus dengan tema Menjawab Penyesatan di Seputar Palestina di kanal Youtube UIY Official, Ahad (9/11/2023).

Karena menurutnya, hal itu akan berdampak kepada umat yang akhirnya tidak peduli terhadap saudara-saudara di Palestina yang sedang dibantai.

Mengutip dari pihak keamanan Israel, bung Hasbi mengatakan bahwasanya Hamas bentukan Israel mendapatkan banyak pertentangan.

“Karena memang tidak ada kontribusi langsung, ya dalam arti tidak ada kontak fisik, tidak ada proses langsung negosiasi pertemuan kemudian menjadikkan Hamas ramai-ramai, kemudian dibuat apa peresmian begitu bersama Israel tidak begitu,” tandasnya. [] Setiyawan Dwi

Sabtu, 11 November 2023

Pengamat: Konflik Palestina Harus Dilihat Secara Komprehensif



Tinta media - Pengamat Politik Internasional Budi Mulyana menilai bahwa konflik Palestina harus dilihat secara komprehensif.

"Konflik Palestina dan penjajah Yahudi yang memanas dipicu oleh serangan bertubi dari Hamas. Namun ini harus dilihat secara komprehensif, bukan dilihat sekedar dari satu peristiwa belaka sehingga kita bisa menilainya secara adil dan jernih," tuturnya kepada Tinta Media, Jum'at (10/11/2023).

Menurutnya, yang menjadi akar masalah dari konflik Palestina dan Penjajah Yahudi adalah penjajahan Yahudi terhadap bumi Palestina dan ini tidak sekedar penjajahan, sebagaimana pada masa kolonialisme barat. Namun penjajahan yang disetting sedemikian rupa yang melibatkan proses perubahan konstelasi internasional. Sehingga bisa memahami mengapa konflik ini tidak kunjung selesai.

"Karena memang ada perubahan dari setting global yang mendukung penjajahan Yahudi terhadap bumi Palestina," ujarnya.

"Yahudi bisa menjajah Palestina setelah mereka ‘dipersilakan’, disiapkan oleh Inggris untuk mendiami Palestina," tambahnya.

Ia melanjutkan bahwa setelah Inggris dan Perancis memenangkan Perang Dunia I, mengalahkan Jerman dan Khilafah Turki Utsmani. Dan menjadikan wilayah Palestina yang awalnya berada dalam wilayahnya Khilafah Turki Utsmani menjadi wilayah yang mereka duduki.

Dan proses ini dilanjutkan dengan migrasi besar-besaran Yahudi ke Palestina. mendudukinya. Disiapkan negaranya. Dan dikokohkan pasca Perang Dunia II, dengan hadirnya rezim internasional, PBB dan instrumennya.
"Maka tidak heran bila penjajahan Yahudi ini seolah mendapatkan support dari dunia internasional. Dengan solusi tetap menjaga eksistensi Yahudi Penjajah," terangnya.

Ia memandang bahwa harus ada perubahan konstelasi internasional. Harus ada negeri muslim yang berpengaruh dalam konstelasi global dan mengubah tatanan ke arah tatanan global yang mengembalikan situasi Palestina kembali kepada pemiliknya. "Tanpa itu, maka masalah Palestina akan terus dalam situasi seperti ini," pungkasnya.[] Ajira

Selasa, 17 Oktober 2023

Inilah Alasan di Balik Serangan Pejuang Hamas atas Penjajah Yahudi

Tinta Media - Direktur Siyasah Institute Iwan Januar mengungkap alasan di balik serangan yang dilakukan Pejuang Hamas atas Penjajah Yahudi.

"Itu akibat akumulasi represif militer entitas Yahudi yang tiap hari melakukan serangan dan penganiayaan terhadap warga Palestina, terutama kaum muslimin. Ini menimbulkan kemarahan besar dari warga Palestina," ungkapnya kepada Tinta Media, Senin (16/10/2023).

Selain itu, kata Iwan, serangan Hamas juga membungkam mitos pertahanan militer entitas Yahudi yang kabarnya solid, kuat tak mudah ditembus. "Ternyata kecerdasan serangan Hamas mampu menembus pertahanan mereka, khususnya bisa mengecoh iron dome," ujarnya. 

Ia mengatakan, akar permasalahan konflik entitas Yahudi dengan warga Palestina, khususnya kaum muslimin di sana adalah agresi dan pendudukan entitas Yahudi yang didukung negara-negara Barat, serta diamnya para pemimpin dunia Islam terutama para pemimpin Arab terhadap derita muslim Palestina.

"Negara-negara Barat juga memainkan opini bahwa Hamas adalah kelompok teroris, sehingga Israel berhak melakukan self defense. Kenyataannya apa yang dilakukan Hamas dan sejumlah perlawanan lain terhadap entitas Yahudi adalah hak mereka untuk mempertahankan diri dan membebaskan tanah air kaum muslimin dari penjajahan," bebernya. 

Menurutnya, solusi tepat dalam persoalan ini adalah membebaskan setiap jengkal tanah Palestina dari cengkraman entitas Yahudi. "Bukan solusi jebakan PBB dan negara-negara Barat seperti 'solusi dua negara' atau internasionalisasi Yerusalem, itu sama artinya pengakuan terhadap negara penjajah," katanya. 

Hanya saja, kata Iwan, tidak mungkin itu bisa tercapai bila mengharapkan PBB ataupun negara-negara Arab atau OKI. "Semuanya menjadi bagian dari eksistensi entitas Yahudi. Pembebasan Palestina hanya bisa dilakukan dengan jihad dan khilafah," pungkasnya.[] Muhammad Nur

Minggu, 15 Oktober 2023

Operasi Badai Al-Aqsa, LBH Pelita Umat: Upaya Hamas Merebut Kembali Kekuasaan Palestina

Tinta Media - Terkait operasi Badai Al-Aqsa yang  dilancarkan Hamas kepada entitas penjajah Yahudi, Yurinaldo, S.H dari LBH Pelita Umat Korwil Riau mengatakan, ini merupakan upaya untuk merebut kembali kekuasaan  Palestina yang diduduki oleh kaum entitas Yahudi.  

"Ini merupakan upaya untuk merebut kembali kekuasaan  Palestina yang diduduki oleh entitas Yahudi yang bukan haknya," tuturnya dalam pernyataan sikap: Aksi Damai Bela Palestina di Riau, Kamis(12/10/2023).

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Hamas itu adalah bagian perjuangan untuk mengembalikan hak-hak mereka. "Yang harus kita perhatikan, apa yang dilakukan Yahudi adalah menjajah Palestina," tegasnya.

Menurutnya, penjajahan ini dilakukan dengan sangat brutal dan didukung oleh hampir seluruh negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.

Aksi damai yang dilakukan tersebut, kata Yurinaldo, untuk menyadarkan kaum Muslimin bahwa saudara-saudara di Palestina itu sangat membutuhkan dukungan. 

"Terutama kita menyeru pemimpin-pemimpin kaum Muslim untuk mengirimkan pasukannya membela saudara-saudara di Palestina dari bombardir kaum entitas Yahudi," ajaknya.
 
Ia berharap semoga aksi kecil yang dilaksanakan bisa menjadi hujah di hadapan Allah Swt. dan menyadarkan kaum Muslimin bahwa saudara-saudara di Palestina itu sedang memperjuangkan tanah milik kaum muslimin, tanah yang dijanjikan Allah dan bisyarah Rasulullah.
 
“Mari kita bersama-sama memberikan dukungan kepada saudara-saudara Muslim di Palestina.Dan yang utama menyadarkan kaum Muslim agar paham bahwa saudara saudara Muslim di Palestina dan Hamas bukan teroris," pungkasnya.[] Muhammad Nur
 

Hamas Dicap Teroris oleh Media Barat, UIY: Ini Framing dan Black Campaign

Tinta Media - Penyebutan teroris kepada Pejuang Hamas yang melakukan serangan kepada penjajah Yahudi oleh media barat, dinilai Cendekiawan Muslim Ustadz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) sebagai framing dan black campaign.

"Ini adalah framing sekaligus black campaign," tuturnya dalam acara Focus To The Point dengan tema Bebaskan Palestina dengan jihad dan Khilafah, Selasa (10/10/2023) di kanal Youtube UIY Official.

Menurut UIY, dunia ini semakin tidak adil. "Bagaimana bisa kelompok atau organisasi yang tengah berjuang untuk merebut haknya kembali. Tanah Palestina yang direbut paksa, dikuasai paksa oleh entitas penjajah Yahudi, itu dikatakan sebagai teroris?” ujarnya.

UIY menyoroti list dari FTO (Foreign Terorist Organization) yang menjadi nomor satu itu adalah Hamas, termasuk Syekh Ahmad Yasin. Dan secara keseluruhan itu lebih dari 95% itu adalah orang atau kelompok muslim.

“Coba kita pikirkan dengan hati yang jernih, dengan pikiran yang jernih, dengan pikiran yang objektif, bagaimana bisa Hamas yang berjuang untuk, sekali lagi merebut haknya, wilayah Palestina atau tanah Palestina dari penjajahan itu disebut sebagai teroris? Sementara yang merebut wilayah itu yang melakukan serangan tak pernah berhenti itu tidak disebut apa-apa?” tanyanya.

Menurutnya, label ini (teroris) sangat penting untuk dipersoalkan. “Kenapa? Karena begitu sebuah organisasi itu disebut atau dilabeli sebagai teroris maka segala apa yang dia lakukan itu, itu menjadi salah walaupun sebenar apapun tindakan itu,” ujarnya.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Hamas, menurut UIY Hamas ini adaah garda terdepan yang mewujudkan dan merealisasikan hati, pikiran dan aspirasi umat Islam dunia dalam menyangkut Palestina.

“Jadi Sebesar apapun yang mereka (Hamas) lakukan itu akan dianggap sebagai satu kesalahan itu, karena itulah maka penting bagi kita untuk mendukung Hamas,” tandasnya. [] Setiyawan Dwi

Sabtu, 14 Oktober 2023

Pengamat: Perlawanan Hamas Membuka Mata Dunia

Tinta Media - Pengamat Politik Internasional Umar Syarifudin melihat perlawanan Hamas melalui serangan Taufan al Aqsha (badai al Aqsha) membuka mata dunia. 

"Perlawanan Hamas membuka mata dunia," tuturnya kepada Tinta Media, Jumat (13/10/2023).

Menurutnya, serangan Hamas bukan mengagetkan rezim zionis Israel, namun juga dunia ikut tersentak dibuat ngeri. "Khususnya dunia barat sekutu setia Israel seperti AS, Inggris dan Prancis," ujarnya. 

Umar mengungkap, tragedi Palestina hanyalah pengulangan belaka dari ratusan bahkan ribuan tragedi yang menimpa umat Islam di seluruh dunia. 

"Jelas, Palestina bukan tragedi pertama yang menimpa umat Islam. Sebelum ini, bahkan hingga kini, masih sedang berlangsung tragedi pembantaian umat Islam di Myanmar (Burma); di Xinjiang, Cina; di Kashmir, India; dll," ungkapnya 

Di bawah pendudukan dan kekejaman Zionis Yahudi sang penjajah, kata Umar, penderitaan adalah hal yang sudah sangat ‘akrab’ dengan bangsa Palestina. 

"Sejak pendudukan Israel tahun 1948, sudah ratusan ribu orang Palestina tewas dibantai. Puluhan ribu luka-luka dan cedera bahkan cacat. Ratusan ribu kehilangan rumah, tempat tinggal dan pekerjaan. Ribuan wanita dilecehkan kehormatannya bahkan diperkosa. Ribuan anak-anak menjadi yatim-piatu," tandasnya. [] Muhammad Nur

Om Joy: Hamas dan Mujahid Palestina Bukan Teroris

Tinta Media - Jurnalis Joko Prasetyo (Om Joy) menegaskan, Hamas dan para mujahid Palestina bukanlah teroris.

"Hamas dan para mujahid Palestina bukanlah teroris," tuturnya kepada Tinta Media, Selasa (10/10/2023).

Menurutnya, mereka hanyalah sesama Muslim yang tengah berjuang mempertahankan tanah suci ketiga kaum Muslim dari pendudukan entitas penjajah Yahudi. 

"Yang mereka lakukan itu sebagaimana para pahlawan Indonesia berjihad mengusir penjajah Belanda. Jadi, mencela para mujahid sebagai teroris, itu sama saja dengan membela entitas penjajah Yahudi. Sebagaimana mencela para pahlawan Indonesia, itu sama saja dengan membela penjajah Belanda," terangnya.

Om Joy meminta kaum Muslim janganlah ikut latah turut memfitnah mereka sebagai teroris. "Kecuali memang memposisikan diri sebagai anteknya kafir penjajah dan siap menemani kafir penjajah di neraka kelak," ujarnya. 

Lebih dari itu, sambungnya, mengusir entitas penjajah Yahudi dari tempat suci kaum Muslim ketiga itu bukan hanya kewajiban Hamas dan kaum Muslim Palestina saja. "Tetapi kewajiban seluruh kaum Muslim dunia terutama para penguasa negeri Islam dan bala tentaranya," tegasnya.

Om Joy mengingatkan, bagi yang tidak memungkinkan jihad secara langsung ke Palestina, agar terus mengopinikan duduk perkara yang sebenarnya tentang Palestina, seraya mengajak kaum Muslim lainnya berjuang menegakkan khilafah yang dipimpin seorang khalifah.

Menurutnya, di bawah komando khalifah, secara massif dan laksana bangunan yang kokoh, kaum Muslim berjihad. 

"Bukan hanya membebaskan Palestina dari pendudukan entitas penjajah Yahudi; tetapi juga membebaskan Turkistan Timur (Muslim Uighur) dari penjajahan komunis Cina; membebaskan Arakan (Muslim Rohingya) dari penjajahan Budha Myanmar, dan membebaskan negeri-negeri Islam lainnya yang tengah dijajah kafir harbi fi'lan lainnya. Allahu Akbar!" pungkasnya.[] Muhammad Nur
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab