Tinta Media: Hadang
Tampilkan postingan dengan label Hadang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hadang. Tampilkan semua postingan

Kamis, 25 Agustus 2022

Tujuan Proyek Radikalisme untuk Hadang Kebangkitan Islam

Tinta Media - Narator Muslimah Media Center mengungkap tujuan di balik proyek radikalisme yang terus dihembuskan oleh rezim.

“Tujuannya (radikalisme) adalah dalam rangka menghadang kebangkitan islam sebab hanya khilafah yang bisa menghentikan hegemoni barat atas dunia islam,” tutur narator dalam Serba-Serbi MMC; Ada Apa di Balik Upaya Melindungi Dunia Pendidikan dari R4dik4l1sme? Sabtu (20/8/2022), di kanal youtube Muslimah Media Centre. 

Ia mengingatkan, agar umat Islam menyadari, bahwa dunia hari ini termasuk Indonesia berada dalam cengkeraman kapitalisme global. "Radikalisme adalah proyek barat untuk menjaga kepentingan mereka agar tetap menguasai dunia dengan ideologi kapitalisme. Proyek ini memunculkan islamofobia terhadap mesyarakat bahkan umat islam sendiri, terutama ide islam kaffah dan khilafah yang merupakan bagian dari ajaran islam,"

Menurut narator, narasi radikalisme ini juga diduga kuat sebagai bentuk pengalihan masalah kegagalan rezim, misalnya kegagalan rezim di bidang pendidikan, rezim menjanjikan adanya IR. 04 akan meningkatkan kualitas pendidikan namun kenyataannya konsekuensi logis dari penerapan kapitalisme berdampak pada mahalnya biaya pendidikan dan pengalihan fungsi pendidikan tinggi dan arah riset. 
 
“Demikian pula dalam bidang kesehatan, BPJS dinilai gagal melayani kesehatan rakyat. Fakta yang terjadi BPJS justru hanya merupakan iuran yang dipaksakan. Jika tidak ada BPS rakyat tidak dapat beberapa layanan, dan masih banyak lagi bukti kegagalan rezim,” terangnya. 
  
Menurutnya, semua ini menunjukkan kegagalan rezim dalam menjalankan fungsi kepemimpinan, yang disebabkan karena 2 faktor, yaitu rezim tidak memiliki konsep bernegara yang kuat dan tangguh, selanjutnya rezim dibangun atas asas yang keliru yaitu asas sekularisme. 
 
“Jadi yang gagal adalah rezim tetapi yang dijadikan sasaran adalah masyarakat dan mahasiswa yang mengkritik penguasa yang gagal menguasai rakyat dengan tuduhan intoleransi, radikalisme, ekstremisme dan terorisme,” tambahnya lagi. 
 
Jika ditelusuri lebih mendalam, lanjutnya, radikalisme ingin menjadikan islamofobia melenyapkan pemikiran ideologi islam. Bagaimana mungkin mereka memisahkan ideologi yang melekat dengan akidah islam? Karena itu umat tidak butuh proyek melawan radikalisme karena bukan radikalisme problem mendasar negeri ini, umat juga tidak butuh moderasi, yang digadang-gadang menjadi solusi tuntas atas berbagai problem negeri ini. 
 
“Problem mendasar negeri ini, karena tidak mau taat pada aturan Allah, maka solusi tuntasnya adalah dengan taat kepada Allah yaitu dengan menerapkan syariat islam kaffah dalam bingkai negara khilafah,” pungkasnya.[] Khaeriyah Nasruddin


######

Izin setor SN, Ustad.
Afwan jiddan, telat. 

“Radikalisme mengarahpada ajaran Islam kaffah. Ajaran yang menghendaki agar syariat Islam diterapkan secara keseluruhan (kaffah) dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara,” tutur narrator dalam Serba-Serbi MMC; Ada Apa di Balik Upaya Melindungi Dunia Pendidikan dari R4dik4l1sme?, Sabtu (20/8/2022), di kanal youtube Muslimah Media Centre.  
 
Apakah yang memiliki paham ini yang mereka maksud ingin menggulingkan kekuasaan? lanjut narator, seharusnya tidak, sebab Islam kaffah adalah solusi atas semua persoalan bangsa. Kaum muslimin mencapai kejayaan di berbagai bidang saat khilafah tegak, pada saat itu tidak ada kemiskinan dan keterpurukan hidup, yang ada adalah keadilan, kesejahteraan hingga keamanan yang terwujud di tengah masyarakat.  
 
“Karena itu harusnya mereka yang menginginkan bangsa ini maju dan berkah dengan aturan Allah tidak diberi stigma negatif,” sambung narator. 
 
Menurut narator, adanya isu kampus terpapar radikalisme adalah upaya mengkerdilkan fungsi kritis mahasiswa maupun dosen terhadap kebijakan pemerintah. Dengan framing kampus terpapar radikalisme dan daya tekan rezim yang kuat akan membuat dosen dan mahasiswa bungkam terhadap kebenaran.  
 
“Padahal wujud pengabdian intelektual adalah menyuarakan kebenaran dan berbicara untuk kepentingan umat,” tambahnya. 
 

“Tujuannya adalah dalam rangka menghadang kebangkitan islam sebab hanya khilafah yang bisa menghentikan hegemoni barat atas dunia islam,” lanjutnya.  
 
Ini juga diduga kuat sebagai bentuk pengalihan masalah kegagalan rezim, naraotr menambahkan, misalnya kegagalan rezim di bidang pendidikan, rezim menjanjikan adanya IR. 04 akan meningkatkan kualitas pendidikan namun kenyataannya konsekuensi logis dari penerapan kapitalisme berdampak pada mahalnya biaya pendidikan dan pengalihan fungsi pendidikan tinggi dan arah riset.  
 
“Demikian pula dalam bidang kesehatan, BPJS dinilai gagal melayani kesehatan rakyat. Fakta yang terjadi BPJS justru hanya merupakan iuran yang dipaksakan. Jika tidak ada BPS rakyat tidak dapat beberapa layanan, dan masih banyak lagi bukti kegagalan rezim,” terangnya. 
  
Menurutnya, semua ini menunjukkan kegagalan rezim dalam menjalankan fungsi kepemimpinan, yang disebabkan karena 2 faktor; yaitu, rezim tidak memiliki konsep bernegara yang kuat dan tangguh, selanjutnya rezim dibangun atas asas yang keliru yaitu asas sekularisme. 
 
“Jadi yang gagal adalah rezim tetapi yang dijadikan sasaran adalah masyarakat dan mahasiswa yang mengkritik penguasa yang gagal menguasai rakyat dengan tuduhan intoleransi, radikalisme, ekstremisme dan terorisme,” tambahnya lagi. 
 
Jika ditelusuri lebih mendalam, lanjutnya, radikalisme ingin menjadikan islmofobia melenyapkan pemikiran ideologi islam. Bagaimana mungkin mereka memisahkan ideologi yang melekat dengan akidah islam? Karena itu umat tidak butuh proyek melawan radikalisme karena bukan radikalisme problem mendasar negeri ini, umat juga tidak butuh moderasi, yang digadang-gadang menjadi solusi tuntas atas berbagai problem negeri ini. 
 
“Problem mendasar negeri ini, karena tidak mau taat pada aturan Allah, maka solusi tuntasnya adalah dengan taat kepada Allah yaitu dengan menerapkan syariat islam kaffah dalam bingkai negara khilafah,” pangkasnya. (Khaeriyah Nasruddin)
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab