Tinta Media: Gerakan
Tampilkan postingan dengan label Gerakan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gerakan. Tampilkan semua postingan

Senin, 25 Desember 2023

Inilah Alasan Gerakan Mahasiswa Mulai Meredup



Tinta Media - Direktur Pusat Analisis Kebijakan Strategis (PAKTA) Dr. Erwin Permana mengungkapkan alasan gerakan mahasiswa mulai meredup lagi. 

"Kenapa? Ya karena melihat track record dari mantan aktivis sebelumnya kan, yang akhirnya menjadi bagian dari pemerintah," ujarnya dalam acara Kabar Petang dengan tema Redam Suara Kritis, Jokowi Gunakan Strategi Pukul dan Rangkul? Di kanal Youtube Khilafah News Sabtu (23/12/2023). 

Bung Erwin, sapaannya, mencontohkan seperti halnya Faldono Maldini (mantan ketua BEM UI) dan juga mantan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) sebelumnya yang mengatakan DPR itu Dewan Pengkhianat Rakyat. 

"Dia katakan DPR itu Dewan Pengkhianat Rakyat, lah dia malah sekarang nyaleg berarti dia sedang mencalonkan diri untuk menjadi pengkhianat rakyat, kan begitu," bebernya. 

Akhirnya, lanjutnya, dari kasus ini banyak yang dikomplain oleh mahasiswa yang ditonton oleh adik-adiknya. "Kalau gitu ngapain menjadi aktivis, toh ujung-ujungnya begitu," lanjutnya. 

Jadi memang, ujarnya, justru kasus seperti inilah yang mencederai aktivis-aktivis opportunis yang ujungnya adalah masuk kekuasaan atau pemerintahan. 

"Gimana nih banyak duitnya, jadilah mereka (mahasiswa)  menjadi aktivis yang jinak, maka ini akan menimbulkan sinisme di kalangan aktivis-aktivis yang saat ini aktif di kampus," tuturnya. 

Akhirnya keluhnya, mereka (mahasiswa) tidak bergerak. "Ngapain jadi aktivis, ngekor juga kan ujung-ujungnya," katanya. 

Jadi bebernya, hal semacam itu bisa mengubah mindset aktivis yang sekarang ini tidak melahirkan satu gebrakan sosial. "Kan sudah tak sanggup lagi menjadi bagian agent of change ditengah-tengah masyarakat, toh kebawa arus juga kan," bebenya. 

Bung Erwin mengungkapkan beberapa mahasiswa memang masih ada yang memperhatikan hal-hal yang kritis, namun jika tidak dibangun dengan mindstroming ideologi yang jelas seperti ideologi Islam mereka senantiasa beropini pragmatis. 

"Opini-opini perubahan yang menggugah gerakan -gerakan yang lain, itu justru kemudian menjadi temporal," pungkasnya. [] Setiyawan Dwi.

Selasa, 20 Desember 2022

Gerakan Pangan Murah Hanya Solusi Pragmatis

Tinta Media - Menjelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023 Pemerintah Provinsi Jawa Barat menjamin bahwa ketersediaan ketahanan pangan di 27 kabupaten/kota cukup dan dinilai aman.

Keterangan ini berdasarkan data dan neraca pangan strategis dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan ( DKPP) Jabar kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Setelah pemantauan dilakukan dan ketersediaan pangan dinyatakan akan tercukupi, selanjutnya akan digelar program GPM (Gelar Pangan Murah) di sejumlah kabupaten/kota. Program ini dilakukan  sebagai bentuk kontribusi pemerintah terhadap inflasi. Rencananya, awal bulan Desember ini akan digelar di Kabupaten Bandung Barat dan Tasikmalaya. 

Program ini akan dimulai dengan penyediaan Bawang, gula, minyak goreng, dan perdagingan. Begitulah, rencana ini terselenggara atas hasil kolaborasi dari DKPP (Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan) dengan berbagai pihak dan juga dinas menaungi bidang ketahanan pangan
(POJOKBANDUNG.com)

Sebenarnya, apa sih akar masalah dari krisis pangan yang terjadi hari ini, sehingga masalah ketahanan pangan menjadi topik hangat yang diperbincangkan hampir di seluruh dunia? 

Bukan hanya di indonesa saja,
ancaman krisis pangan memang sedang dialami oleh berbagai negara, termasuk Indonesia. Adapun  usaha yang dilakukan pemerintah daerah sekarang ini dengan adanya berbagai macam program yang salah satunya adalah gerakan pangan murah dalam rangka membantu masyarakat agar kebutuhan pokoknya terpenuhi
adalah bukan solusi hakiki. 

Menjaga ketahanan pangan belum cukup menjadi solusi yang mendasar dari permasalahan di atas. Namun, semua masalah yang terjadi adalah imbas dari penerapan sistem di negeri ini, yaitu kapitalisme liberal. 

Betul sekali bahwa bahan makanan pokok seperti beras, minyak goreng, bawang, gula, dan lain-lain adalah kebutuhan pokok setiap individu masyarakat yang mau tidak mau harus dipenuhi untuk menunjang kehidupannya. Apalagi, masyarakat  hari  ini sedang mengalami keterpurukan ekonomi akibat dampak dari pandemi dan berbagai musibah yang menimpa, seperti banjir dan gempa bumi. Dalam kondisi seperti ini, masyarakat memang sangat membutuhkan sebuah solusi, tetapi bukan solusi  pragmatis seperti yang ditawarkan saat ini oleh pemerintah . 

Masalahnya, bukan saat menjelang hari Natal dan tahun baru saja masyarakat membutuhkan bahan pangan yang murah dan terjangkau. Gerakan pangan murah ini memang akan sedikit memberi rasa senang kepada sebagian masyarakat, tetapi bukan untuk jangka waktu yang panjang. Jadi, gerakan ini bukanlah sebuah solusi yang tepat. Begitulah sifat dan karakter dari penerapan kapitalisme dalam menyelesaikan masalah. Padahal, solusi yang dibutuhkan adalah sebuah solusi yang mendasar, yaitu perubahan sistem.

Islam merupakan sebuah ideologi yang sempurna untuk manusia. Allah menjadikan Islam sebagai aturan kehidupan yang komprehensif. Jika semua aturan Islam diterapkan, maka akan  menyejahterakan semua makhluk Allah. Sistem Islam sangat kokoh dan sudah terbukti catatan sejarahnya selama berabad-abad lamanya. 

Dalam Islam, ketahanan pangan menjadi prioritas utama untuk menopang kehidupan rakyat dengan mengembangkan lahan pertanian secara maksimal. Dalam Islam, masalah pangan adalah kebutuhan pokok setiap individu yang harus dipenuhi oleh negara.

Islam mempunyai konsep yang jelas dalam menangani masalah pangan, yaitu kemandirian pasokan pangan dan visi yang jelas dalam rangka pemenuhan kebutuhan pokok rakyatnya. Islam tidak membolehkan ada tanah yang mati (ditelantarkan) sehingga tanah akan selalu di kelola tanpa henti oleh rakyat yang mau mengolahnya .  

Selain itu, negara juga mengelola sumber daya alam yang terbagi menjadi tiga kepemilikan, yaitu kepemilikan individu, kepemilikan umum, dan kepemilikan negara. Besarnya sumber daya alam dan ditopang dengan tata-kelola sistem yang benar adalah kunci keberhasilan dalam Islam.
Itulah cita cita dan dambaan setiap manusia yaitu kesejahteraan yang akan terwujud ketika Islam terapkan di negeri ini dan meninggalkan sistem kufur buatan manusia .

Tidakkah kita ingin menjadi bagian yang memperjuangkannya? Mari kita bersatu padu, bangkit dari kemerosotan berpikir dengan mengkaji Islam secara menyeluruh kemudian mendakwahkannya ke tengah umat agar mereka semakin sadar dan tercerahkan, lalu tumbuh rasa cinta kepada Islam dan mau berjuang bersama. Hanya Islamlah satu-satunya solusi hakiki yang diturunkan Allah Swt. untuk  kesejahteraan makhluk seluruh alam. 

Wallahu'alam.

Oleh: Dartem
Sahabat Tinta Media
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab