Geng Motor Bikin Ulah Lagi!
Tinta Media - Sungguh malang nasib seorang pemuda di Jambi. Kini pemuda itu terbaring di rumah sakit dengan kondisi yang cukup serius. Hal itu, karena adanya kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok geng motor yang amoral.
Lagi-lagi geng motor bikin ulah. Itulah kata yang tepat untuk peristiwa ini.
Mengutip dari laman Sindo news.com, 4 Juli 2024 seorang remaja warga Tanjung Nangka Desa Kasang Pudak kecamatan Kumpeh Ulu, kabupaten Muaro Jambi menjadi korban kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok geng motor. Kekerasan tersebut mengakibatkan korban (Arwani 17 tahun) mengalami luka yang cukup serius. Sekujur tubuhnya dipenuhi oleh tebasan senjata, dan tangan kiri korban nyaris putus. Saat korban hendak membantu orang tuanya berjualan di pasar korban bertemu dengan geng motor tersebut di lorong lelang MTS Jambi, alhasil korban dianiaya oleh pelaku, dan saat kejadian handphone korban dirampas oleh pelaku.
Kejadian ini begitu memilukan, tak jarang pula kita jumpai saat ini. Kejadian demikian ini tak asing lagi sering terdengar melalui televisi, dunia Maya, atau dunia nyata. Bahkan makin marak dan makin merajalela.
Tak heran lagi jika kini kekerasan dan kasus kriminal makin parah adanya. Bisa saja kekerasan-kekerasan yang dilakukan oleh pelaku baik itu geng motor atau individu menjadi ajang konten untuk menjadi viral. Karena apa pun konten yang viral kini dapat menciptakan pundi-pundi uang. Sudah terbukti di media sosial banyak beredar konten-konten kekerasan yang sengaja di unggah untuk mendapatkan rating tinggi. Ada pula kekerasan yang dilakukan demi menguasai harta korban, bahkan pelaku tak peduli harus melakukan kekerasan bahkan pembunuhan demi mencapai apa yang ia inginkan.
Pemikiran generasi saat ini makin rusak, sehingga menjadikan kehidupan di dunia hanya sebagai kesenangan semata.
Standar hidup diukur hanya pada kepuasan jasmani dan diukur dari banyaknya materi, itulah sistem kapitalisme yang di emban negeri kita tercinta ini.
Kapitalisme melahirkan ajaran sekularisme, yaitu memisahkan agama dari kehidupan. Agama tak lagi menjadi pengatur kehidupan. Agama dikesampingkan, hawa nafsu didahulukan,
Itulah kapitalisme.
Sudah seharusnya negara andil dalam melindungi rakyat. menjaga rakyatnya dari kerusakan dan aneka ragam bahaya serta gempuran pemikiran yang rusak. Pemimpin hendaknya memberikan sanksi yang tegas terhadap para pelaku tindakan kriminal, dan sanksi itu hendaknya dilakukan dengan tegas sehingga menimbulkan efek jera pada para pelaku.
Jikalah pemerintah serius dalam menangani kasus ini, maka kasus ini akan terselesaikan. Namun sangsi yang diterapkan di negeri ini dinilai belum memberikan efek jera pada pelaku, faktanya hingga saat ini banyak dijumpai kasus serupa. Hal ini menunjukkan ketidakberhasilan negara dalam menyelesaikan kasus tersebut.
Dalam Islam, pemimpin adalah perisai. Dalam hadis Rasulullah Saw berkata" sesungguhnya imam/khilafah adalah perisai, orang-orang berperang di belakangnya dan menjadikannya pelindung. Jika ia memerintahkan ketakwaan kepada Allah Azza wajalla dan berlaku adil, baginya terdapat pahala dan jika ia memerintahkan yang selainnya, ia harus bertanggung jawab atasnya" (HR. Muslim).
Dari hadis di atas menunjukkan bahwasanya pemimpin adalah pelindung bagi rakyatnya. Maka pemimpin seharusnya memerintahkan dan menyeru kepada perbuatan yang baik dan taat kepada Allah serta menjadi contoh bagi rakyatnya.
Memberikan sanksi yang tegas pada pelaku pelanggaran hukum, sehingga pelanggaran hukum tidak terulang. Serta memperbaiki masyarakat dari pemikiran yang rusak dan mengembalikan pada aturan yang benar yaitu syariat Islam. hingga syariat Islam kembali ditegakkan di bumi ini.
Allahu a'lam bishawwab.
Oleh: Sarinah, Komunitas Literasi Islam Bungo